Anda di halaman 1dari 25

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

KELOMPOK 4
1.Nadya Windi Hapsari (1750705001111038)
2.Nonik Nuriyah Herman (175070501111002)
3.Maula Michelia Champaka .P (175070501111006)
4.Era Wiloka (1750705001111008)
5.Weliyatul Auli Sasmitha (1750705001111010)
6.Hafida Fiyan Insani (1750705001111012)

Free PowerPoint Templates


TUJUAN

Mahasiswa mampu menetapkan kadar logam


dengan metode titrasi kompleksometri

Free PowerPoint Templates


DASAR TEORI

Penetapan kualitatif yang berdasarkan reaksi kompleks disebut


kompleksometri. Kompleksometri disebut juga dengan kelatometri.
(Christian dkk,2014)
Titrasi kompleksometri ialah merupakan suatu titrasi berdasarkan
reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat
pembentuk kompleks. (Day & Underwood, 1986)
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengompleks, membentuk hasil berupa kompleks. (Khopkar,2002)

Free PowerPoint Templates


DASAR TEORI

Titran yang digunakan yaitu EDTA (asam etilen diamin tetra asetat).

(Harvey,2000)

Free PowerPoint Templates


DASAR TEORI

Indikator yang digunakan dalam proses ini adalah indikator yang berwarna
saat terdapat ion logam dalam larutan. (Christian dkk,2014)
Indikator untuk menetukan titik akhir titrasi dalam praktikum ini adalah EBT
(Erichrom Black T).
Dalam prinsip kerjanya dengan titran EDTA, menggunakan indikator EBT
(Erichromeblack T) dengan titik akhir titrasi dicapai pada saat larutan
berubah warna menjadi biru tua.

Free PowerPoint Templates


ALAT DAN BAHAN
6

ALAT: BAHAN:
5
5 1.Buret 50 ml 1.ZnCl₂ 0,372 gram 4.5
4.4
2.Statif
4.3
dan penjepit buret 2.Sampel MgSO₄
4
3.Botol timbang 3.Larutan
3.5 buffer salmiak
3
4.Beaker glass 100 ml 4.Indikator EBT
3
2.8
5.Erlenmeyer
2.4 250 ml
2.5
5.Cuplikan air kran
2 6.Batang2 pengaduk gelas 2 1.8

7.Sendok kayu
1 8.Pipet tetes
9.Botol semprot
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Free PowerPoint Templates


PROSEDUR

PEMBAKUAN EDTA
1. Menimbang EDTA 0,372 gram.
2. Dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml hingga tanda
batas.
3. Menimbang ZnCl₂ sebesar 0,0703 gram.
4. Dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml hingga tanda batas.
5. Larutan ZnCl₂ dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 ml.
6. Ditambahkan buffer salmiak sebanyak 1 ml.
7. Ditambahkan sedikit indikator EBT sampai berwarna ungu.
PROSEDUR

8. Larutan ZnCl₂ dititrasi dengan larutan EDTA sampai larutan berubah


menjadi warna biru
9. Erlenmeyer digoyang agar larutan EDTA dengan larutan ZnCl₂
tercampur
10. Perubahan tersebut merupakan titik end point dari proses titrasi
11. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
PROSEDUR
PENETAPAN KESADAHAN
1. 25 ml air kran dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan buffer salmiak sebanyak 1 ml.
3. Ditambahkan sedikit indikator EBT sampai berwarna ungu.
4. Larutan Air Kran dititrasi dengan larutan EDTA sampai larutan berubah
menjadi warna biru
5. Erlenmeyer digoyang agar larutan EDTA dengan larutan Air Kran
tercampur
6. Perubahan tersebut merupakan titik end point dari proses titrasi
7. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
PROSEDUR
PENETAPAN KADAR MGSO₄
1. Larutan MgSO₄ yang sudah disediakan dipipet sebanyak 10 ml dan di
masukkan kedalam Erlenmeyer.
2. Ditambahkan buffer salmiak sebanyak 1 ml.
3. Ditambahkan sedikit indikator EBT sampai berwarna merah.
4. Larutan MgSO₄ dititrasi dengan larutan EDTA sampai larutan berubah
menjadi warna biru
5. Erlenmeyer digoyang agar larutan EDTA dengan larutan MgSO₄
tercampur
6. Perubahan tersebut merupakan titik end point dari proses titrasi
7. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali
Hasil pengamatan
1. Larutan ZnCl2 0,01 N 50 ml 2. Larutan EDTA 0,01 N, 100 ml
M = N = 0.01 M = N = 0,01
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= x M= x
𝑀𝑟 𝑚𝑙 𝑀𝑟 𝑚𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
0,01 = x 0,01 = x
136,38 50 372,4 100
Massa = 0,068 gram Massa = 0,372 gram
•Penimbangan

- Massa Arloji Kosong = 22,3144 gram


- Massa Arloji + ZnCl2 = 22,3847 gram
- Massa ZnCl2 = 0,0703 gram
- Massa perkamen kosong = 0,3435 gram
- Massa perkamen + EDTA = 0,716 gram
- Massa EDTA = 0,3725 gram
Titrasi ZnCl2 (10 ml)
Awal (ml) Akhir (ml) Volume EDTA (ml) Normalitas EDTA (N)
1. 0 9,8 9,8 0,0105
2. 9,8 19,5 9,7 0,0106
3. 19,5 29,1 9,6 0,0107

Titrasi Air Kran (25 ml)


Awal (ml) Akhir (ml) Volume EDTA (ml) Normalitas Air Kran (N)

1. 9,7 15 5,3 2,25 x 10¯³


2. 15 20,2 5,2 2,2 x 10 ¯³
3. 20,2 25,1 4,9 2,08 x 10¯³
Titrasi MgSo4
Awal (ml) Akhir (ml) Volume EDTA (ml) Normalitas EDTA (N)
1. 29,1 40 10,9 0,012
2. 25,1 36 10,9 0,012
3. 36 46,9 10,9 0,012
Perhitungan
1. Normalitas ZnCl2 N=Mx1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 = 0,0103 x 1
M= 𝑥
𝑀𝑟 𝑚𝑙
0,0703 1000 = 0,0103 M
M= 𝑥
136,38 50
M = 0,0103 M
2. Normalitas EDTA
- (N x V)ZnCl2 = (N x V) EDTA
0,0103 x 10 = N EDTA x 9,8 Normalitas Rata - rata=
0,0105+0,0106+0,0107
N EDTA = 0,0105 N = 0,0106 N
3
-(N x V)ZnCl2 = (N x V) EDTA
0,0103 x 10 = N EDTA x 9,7
N EDTA = 0,0106 N
- (N x V)ZnCl2 = (N x V) EDTA
0,0103 x 10 = N EDTA x 9,6
N EDTA = 0,0106 N
3. Kadar CaCO3 dalam Air Kran
- (N x V)EDTA = (N x V) Air Kran
0,0106 x 5,3 = N.air x 25 - Normalitas rata – rata air kran=
(2,25 + 2,2 + 2,08)
N. Air = 2,25 x 10¯³ N 3
X 2,18 x 10¯³ N

- (N x V)EDTA = (N x V) Air Kran - Volume rata – rata EDTA =


5,3 +5,2+4,9
0,0106 x 5,2 = N.air x 25 = 5.13 ml
3
- Volume sampel = 25 ml
N. Air = 2,2 x 10¯³ N
- Massa CaCO3 = M.EDTA x V. EDTA x Mr. CaCO3
- (N x V)EDTA = (N x V) Air Kran
=0,0106 x 5,13 . 10¯³ x 100
0,0106 x 4,9 = N.air x 25 = 5,44 x 10¯³ gram
N. Air = 2,08 x 10¯³ N - PPM CaCO3 =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑎𝐶𝑂3 (𝑚𝑔)
1000 𝑚𝑙
5,44 𝑚𝑔 217,6 𝑚𝑔
= 25 𝑚𝑙
= 1000 𝑚𝑙
= 217,6 PPM
• Kadar MgSO4 dalamlarutan
- (N x V)EDTA = (N x V)MgSO4 Massa MgSO4 = M. EDTA x V. EDTA x Mr. MgSO4
0,0106 x 10,9 = N.MgSO4 x 10 = 0,0106 x 10,9 . 10¯³ x 120
N MgSO4= 0,012 N = 13,86 x 10¯³ gram = 13,86 mg
( Volume EDTA sama,jadi N MgSO4 sama) 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑀𝑔 (𝑚𝑔)
-PPM MgSO4 = 1000 𝑚𝑙
Normalitas MgSO4 rata – rata = 0,012 N 13,86 𝑚𝑔 1386
= 10 𝑚𝑙
= 1000
= 1386 𝑃𝑃𝑀
Volume rata – rata EDTA = 10,9 ml
M. EDTA = 0,0106 M
13,86 𝑥10¯³ mg 13,86 𝑥10¯2 𝑚𝑔
Volume sampel = 10 ml % b/b = =
10 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙
= 0,14 %
Perhitungan RSD (Presisi)
Normalitas EDTA (N) Normalitas MgSO4 (N) Normalitas Air Kran (N)
1. 0,0105 0,012 2,25 x 10¯³
2. 0,0106 0,012 2,2 x 10 ¯³
3. 0,0107 0,012 2,08 x 10¯³
x 0.0106 0,012 2,18 x 10¯³
SD 1 x 10¯⁴ 0 8,74 x 10¯⁵
RSD 0,94 % 0% 4,01 %
Perhitungan Akurasi
0,6159 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,246 𝑔𝑟𝑎𝑚
- Hasilsebenarnya= = = 0,246%
250 𝑚𝑙 100 𝑚𝑙

ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡


- % Akurasi = 𝑥 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
0,14
= 𝑥 100%
0,246
= 56,91 % = 57 %
PEMBAHASAN

Dalam praktikum titrasi komplesometri ini penambahan


buffer salmiak berfungsi untuk mempertahankan Ph, sedangkan
penambahan indikator EBT berfungsi untuk menunjukkan titik
akhir titrasi.Cuplikan air kran pada pembakauan EDTA dengan
titrasi didapat perubahan warna pada larutan ZnCl2 dari warna
ungu ke biru hal ini disebabkan karena pH berubah saat titik
akhir titrasi. Data hasil volume titran yang dibutuhkan hingga
titik akhir titrasi sudah cukup presisi, saling mendekati.
Normalitas rata-rata EDTA yang didapat yaitu 0,0106 N,
sedangkan larutan ZnCl2 normalitasnya 0,0103 N.
Free PowerPoint Templates
PEMBAHASAN

Kesadahan air kran, berdasarkan PERMENKES Nomor 416/


MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air yaitu kadar maksimal kesadahan air yang
diperbolehkan yaitu kadar CaCO3 nya tidak melebihi dari 500
mg/L. Berdasarkan praktikum, perhitungan kadar CaCO3 yang
didapat yaitu, 217,6 mg/L. Jadi hasil praktikum kesadahan air
kran yaitu air kran ini layak untuk dikonsumsi karena tidak
melebihi standart dari PERMENKES.

Free PowerPoint Templates


PEMBAHASAN

Penetapan kadar MgSO4, kadar yang didapatkan sebesar


1388 ppm dengan % b/v 0,14 %, sedangkan nilai sebenarnya dari
kadar MgSO4 yaitu 0,24%. Sehingga nilai akurasinya yaitu
sebesar 56,9 % sedangkan presisinya 0 % sehingga dapat
disimpulkan hasil praktikum penetapan kadar kali ini sudah
presisi namun tidak akurasi.

Free PowerPoint Templates


KESIMPULAN

Menurut praktikum yang telah dilakukan, penentuan kadar logam pada suatu
larutan dapat diketahui dengan metode titrasi kompleksometri. Titrasi
kompleksometri yaitu penentuan kadar logam berdasarkan pembentukan kompleks.
Dalam praktikum pembakuan EDTA didapatkan normalitas sebesar 0,0106 N,
sehingga dalam praktikum penentuan kadar CaCO₃ didapatkan kadar sebesar 217,6
ppm , dan kadar MgSO₄ dalam larutan sebesar 0,14%.

Free PowerPoint Templates


 Christian, G. D.,Dasgupta, P. ., Schung, K. A., 2014. Analytical Chemistry 7th Ed. New York: John
Wiley & Sons., Inc
 Harvey, David. 2000 . Modern Analytical Chemistry . New York: Mc. Graw-Hill Companies , Inc
 Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analiik.Jakarta: UI Press
 Underwood L. A & Day, R. A. 2002. Analisi Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:erlangga

Free PowerPoint Templates


Free PowerPoint Templates

Anda mungkin juga menyukai