“KOMPLEKSOMETRI”
KELOMPOK II
Husna Azizah 1911012320005
Nafia Fitrawati 1911012120003
Noor Nashar 1911012310008
Nugi Maulana 1911012210020
Siti Fatimah 1911012320002
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini berdasarkan titrasi kompleksometri yaitu
pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk
kompleks. Salah satu zat pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam
titrasi kompleksometri adalah Dinatrium EDTA. Persamaan umum pada titrasi
kompleksometri adalah :
Mn+ + H2Y2- MY(n-4) + 2H+
dilarutkan
dimasukan ke dalam labu takar 250 ml
diencerkan sampai tanda batas
Larutan ZnCl2
dipipet sebanyak 25 ml
dimasukan ke dalam erlenmeyer 250 ml
2 ml buffer pH 10
dipipet sebanyak 50 ml
1 ml buffer pH 10 + 50 mg EBT NaCl
ditambahkan ke dalam erlenmeyer
Larutan baku EDTA
4.2. Perhitungan
1. Penentuan Kesadahan Total
Diketahui :
Vcuplikan = 25,0 mL = 0,025 L
Massa indikator EBT-NaCl = 50 mg
VEDTA = 0,35 mL
MEDTA = 0,01 M
BM CaO = 56 g/mol
Ditanya :
Konsentrasi dari kesadahan total?
Jawab:
Massa CaO = MEDTA.VEDTA.BM CaO
= 0,01 M . 0,35 mL . 56 g/mol
= 0,196 mg
mg CaO
ppm CaO =
Vcuplikan
0,196 g
=
0,025 L
= 7,84 ppm
2. Penetapan Kesadahan Tetap
Diketahui:
Vcuplikan = 125 mL = 0,125 L
Massa indikator EBT-NaCl = 50 mg
VEDTA = 0,3 mL
MEDTA = 0,01 M
Ditanya :
Konsentrasi dari kesadahan tetap?
Jawab:
Massa CaO = MEDTA.VEDTA.BM CaO
= 0,01 M . 0,3 mL . 56 g/mol
= 0,168 mg
mg CaO
ppm CaO =
Vcuplikan
0,168 mg
=
0,125 L
= 1,344 ppm
Jawab:
konsentrasi kesadahan sementara = ppm kesadahan total-ppm kesadahan tetap
= 7,84 ppm - 1,344 ppm
= 6,496 ppm
4.3. Pembahasan
1. Pembahasan Kesadahan Total
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk
hasil berupa kompleks. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang
meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya
kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa
seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi
kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Eriochrom Black T
(EBT) sebagai indikator akan terjadi blocking indikator oleh ion besi, sehingga
perlu ditambahkan buffer pH 10 dalam titrasi ini untuk menyingkirkan besi
sebagai endapan. Kesadahan total yang dilakukan, sampel dititrasi menggunakan
larutan baku sekunder EDTA, dimana larutan tersebut belum diketahui dengan
tepat molaritasnya, untuk mengetahui konsentrasi dari larutan sekunder EDTA
diperlukan standarisasi primer CaCO3 yang kemudian dihitung molaritas EDTA
(Khopkar, 2002).
Menurut Dwantari & Wiyantoko (2019), penentuan kesadahan total pada air
sumur menggunakan metode titrasi kompleksometri. Kesadahan total
menggunakan titrasi kompleksometri karena ion logam Ca 2+ dan Mg2+ dapat
membentuk kompleks dengan ligan atau senyawa pengompleks seperti EDTA.
Prinsip titrasi kompleksometri didasarkan pada pembentukan ion-ion kompleks
dalam larutan. Garam dinatriumetilen diamin (EDTA) sebagai pengompleks akan
membentuk senyawa kompleks kelat yang larut saat bereaksi dengan kation logam
tertentu. Titrasi dilakukan setelah penambahan larutan buffer pH 10±0,1. Larutan
buffer pH 10±0,1 digunakan untuk memastikan hanya ada satu bentuk EDTA
dalam air yaitu Y+ dan reaksi antara indikator EBT dengan EDTA berlangsung
sempurna pada pH 8-10 dalam keadaan stabil. Titik akhir titrasi ditandai oleh
larutan yang berubah warna menjadi biru saat EDTA mengikat seluruh ion Ca 2+
dan Mg2+. Hal ini sesuai dengan reaksi:
Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan adanya perubahan warna dari ungu
menjadi biru yang menunjukan titik akhir titrasi. Hal ini sesuai dengan literatur
yaitu untuk penetapan kesadahan total ini menggunakan metode kompleksometri,
yaitu pembentukan kompleks berwarna oleh logam. Dengan menggunakan larutan
baku Na2EDTA dan indikator EBT. Bila penambahan indikator EBT pada larutan
yang mengandung ion Ca dan Mg pada pH 10 ± 0,1 larutan akan menjadi merah
anggur. Bila kemudian dititrasi dengan Na2EDTA, ion Ca dan Mg sudah terikat,
larutan yang berwarna merah anggur berubah menjadi biru sebagai titik akhir
titrasi (Astuti dkk, 2015). Berdasarkan data yang didapat, maka hasil hitungan
kesadahan yang diperoleh ialah sebesar 7,84 ppm. Fungsi penambahan Indikator
EBT ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung suatu ion Ca dan Mg
akan membentuk warna merah anggur, dimana EBT ini berfungsi sebagai
mempermudah untuh mengetahui titik akhir titrasi. Tambahkan buffer pH 10
dimana buffer pH 10 ini berfungsi untuk menjaga pH agar tetap dalam suasana
basa. Titrasi dengan EDTA karena EDTA berfungsi sebagai pengompleks ion Ca
dan Mg akan terikat sebagai kompleks (Khopkar, 2002).
Prosedur penetapan kesadahan air total dan kesadahan air tetap tidak
berbeda jauh. Prosedur penetapan kesadahan air total antara lain sampel
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 25,0 ml, ditambahkan larutan
buffer pH 10 sebanyak 1 ml. Penambahan larutan pada pH 10 berfungsi supaya
suasana dalam keadaan basa ketika melakukan proses titrasi dan untuk
mempertahankan nilai pH, ditambahkan indikator EBT sebanyak 50 mg.
Penambahan indikator EBT berfungsi sebagai indikator pH, kemudian dititrasi
dengan EDTA 0,01 M. Proses titrasi dilakukan mirip dengan titrasi pembakuan
larutan EDTA yaitu menggunakan indikator EBT dan larutan dapar pH 10. Hanya
saja sampel yang digunakan adalah air. Setelah dilakukan titrasi dan didapatkan
titik ekuivalennya, dapat ditentukan kesadahan total dari air yaitu sebesar 7,84
ppm. Selain menghitung kesadahan total, juga dilakukan praktikum untuk
menentukan kesadahan tetap air . Dalam percobaan ini sampel air dipanaskan
terlebih dahulu dan disaring untuk menghilangkan bakteri atau pengotor air
lainnya dalam air. Setelah dilakukuan titrasi dan didapatkan titik
ekuivalennya,didapatkan kesadahan tetap dari sampel air yaitu 1,344 ppm, dan
yang terakhir juga ada kesadahan sementara yang diperoleh dari kesadahan total
dikurangi dengan kesadahan tetap dari sampel air, yaitu sebesar 6,496 ppm.
Percobaan ini didapatkan larutan sampel dititrasi dan mengalami perubahan warna
dari ungu menjadi biru muda. Hal itulah yang membuktikan bahwa terdapat
kesadahan didalam sampel air yang digunakan.
5.1. Kesimpulan
Kesimpuln pada percobaan ini ialah Titrasi kompleksometri yaitu titrasi
berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam
yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan
titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Data yang
didapatkan dari Konsentrasi kesadahan total diperoleh sebesar 7,84 ppm,
Konsentrasi dari kesadahan tetap 1,344 ppm, dan konsentrasi kesadahan
sementara 6,496ppm.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. W., Rahayu, M., & Rahayu, D. S. 2015. Penetapan Kesadahan Total
(CaCO3) Air Sumur di Dusun Cekelan Kemusu Boyolali dengan Metode
Kompleksometri. Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Daulan. 9(2): 119-124.