NPM : 21420026
Grup : 3K2
2. Data Titrasi
Kelompok Pengencaran Titrasi 1 Titrasi 2
100x 8,6 8,4
10.000x 10,9 11
1
Blanko 11,3
100x 7,9 8
10.000x 11 11,1
2
Blanko 11,1
100x 8,4 6,9
10.000x 11,6 11,3
3
Blanko 11,7
1.6 Perhitungan
Standarisasi FAS
V1 x N1 = V2 x N2
5 x 0,1 = 13,1 x N2
0,5 = 0,0381 N
N2 = 13,1
Perhitungan COD
1.7 Kesimpulan
Rata-rata nilai COD 100x kel 3 = 49.377,6 mgO2/l
Rata-rata nilai COD 10.000x kel 3 = 304.800 mgO2/l
BAB II
ANALISA ZAT PADAT PADA LIMBAH TEKSTIL
Maksud
Menganalisa zat padat di dalam air limbah.
Tujuan
Mengetahui cara melakukan analisa padatan total di dalam air limbah,termasuk
padatan total yang menguap dan padatan total yang terikat.
1.2 Teori Dasar
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali
tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya
dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya
sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu
tertentu. Adanya batasan kadar dan jumiah bahan beracun dan berbahaya pada suatu
ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam
jumiah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan
lingkungan ataupun pemakai. Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya
telah ditetapkan nilai ambang batasnya. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
a. Zat Padat
Analisa zat padat dalam air sangat penting untuk perencanaan pengolahanair
buangan industri. Dalam metode analisa zat padat, yang dimaksud dengan zat
padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu, jika suatu zat
dikeringkan pada temperature tertentu. Adapun pengukuran solid dalam
airdibedakan atas : Total Solid (TS), Total Suspended Solid (TSS), Total
Dissolved Solid(TDS), Fixed Total Solid (FTS), Fixed Suspended Solid (FSS),
Fixed Dissolved Solid (FDS),Volatile Total Solid (VTS), Volatile Suspended
Solid (VSS), Volatile Dissolved Solid(VDS).Pada percobaan kali ini, kita
hanya akan membahas mengenai Total Solid (TS), Total Suspended Solid
(TSS), Total Dissolved Solid (TDS)
b. Total Solid
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam contoh
airsetelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang dari 1 jam.
Bahan initertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi. Total solid pada air
terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved solids) dan total zat
padattersuspensi (total suspended solids)
c. Padatan Tersuspensi
Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi total adalah residu dari padatan
total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau
lebihbesar dariukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air
akibat padatan tidak terlarutdan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri
daripartikel-partikel yang ukuran maupun beratnyalebih kecil dari sedimen,
misalnyatanah liat, bahan-bahan organik tertentu,sel- selmikroorganisme, dan
sebagainya. TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal
dan dapat menghalangikemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
Penetrasicahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak
berlangsung efektif akibatterhalang oleh zat padat tersuspensi,sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna. TSSumumnya dihilangkan dengan
flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusiuntukkekeruhan dengan
membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.Oleh
karena itu nilai kekeruhan tidakdapat dikonversi ke nilai TSS.
d. Total Disolved Solid
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik
maupunanorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan
jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau samadengan milligramper
liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut
dalam air (larutan) harus dapatmelewati saringan yang berdiameter
2micrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang umumdigunakan adalah untuk
mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan aquarium,kolam
renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total
padatanterlarut (TDS) juga dapat diartikansebagai bahan dalam contoh air yang
lolos melaluisaringan membran yangberpori 2,0 m atau lebih kecil
dandipanaskan 180°C selama 1 jam.Total dissolved solids yang terkandung di
dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai1000mg/L. Pengukuran total
solids dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105°C. Digunakan suhuyang lebih
tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara mekanis.
85,5352 86,1073
1. 59,2144 59,8700
84,9031 85,7230
71,8368 72,5875
2. 84,5664 85,3621
80,8046 81,5147
86,7460 87,8490
3. 87,3523 87,8912
83,0126 83,5182
TS (Kertas Saring)
0,6736 0,7151
1. 0,6870 0,7330
0,6953 0,7328
0,6665 0,7535
2. 0,6784 0,7690
0,6866 0,7656
0,6784 0,7184
3. 0,6722 0,7056
0,6779 0,7015
Perhitungan
Kelompok 3
B− A
Rumus : 106 mg/L
ml contohuji
1. TS
o Sampel kel 3
86,4194−85,7036
= 106
25
=28.632 mg/L
D−C
Rumus : 106 mg/L
ml contohuji
2. TSS
o Sampel kel 3
0,7085−0,6761
= 106
25
= 1.296 mg/L
3. TDS
Rumus : TS – TSS
o TDS
= 28.632 – 1.296
= 27.336 mg/L
1.5 Diskusi
Pada praktikum ini, dilakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui jumlah padatan
yang terkandung dalam air limbah tekstil termasuk padatan total yang menguap dan padatan total
yang terikat. Dalam pengujian ini terbagi 3 jenis padatan yang akan di hitung, yaitu padatan total,
padatan terlarut total dan padatan tersuspensi total.
Pengujian ini menggunakan limbah kelompok 3, dilakukan pengujian triplo. Berdasarkan
hasil pengujian TS, TSS dan TDS menggunakan limbah kelompok 3 didapatkan kandungan TS
yaitu 28.632 mg/l, TSS didapatkan 1.296 mg/l sedangkan pada pengujian TDS didapatkan dengan
mengurangi hasil TS dan TSS yaitu didapatkan 27.336 mg/l.
Berdasarkan baku mutu limbah industri tekstil yang ditetapkan KepMen LH no 51/
MENLH/10/1955 kadar TSS limbah industri tekstil minimal mempunyai kadar 50 mg/l jadi limbah
kelompok 3 mempunyai nilai jauh di atas baku mutu sehingga dapat di simpulkan air limbah ini
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum di buang dikarenakan pengujian ini dilakukan
dengan cara kuantatif maka pada saat penimbangan ataupun penyaringan diperlukan ketelitian agar
didapat hasil yang maksimal.
1,6 kesimpulan
Nilai TS, TSS dan TDS pada limbah kelompok 3 sebagai berikut;
TS = 28.632 mg/L
TSS = 1.296 mg/L
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan banyaknya oksigen yang diperlukan oleh
organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan
organik diartikan sebagai bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan
makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (PESCOD,1973). Parameter BOD
secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan
BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara.
Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut
pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut
menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, padakondisi yang harnpir sama
dengankondisi yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus
bebas dari udara luar untukrnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas.
Konsentrasiair buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu tingkat pencemaran
tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada selamapemeriksaan. Hal
ini penting diperhatikan mengingat kelarutanoksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar ±
9 ppm pads suhu 20°C.
Penguraian bahan organik secara biologis di alam, melibatkan bermacam- macam
organisme dan menyangkut reaksi oksidasi dengan hasil akhir karbon dioksida (CO2)dan air
(H2O). Pemeriksaan BOD tersebut dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi dimana
organisme hidup bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2
dan H2O.
Reaksi oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis dengan
kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi dan suhu.
Karenanya selama pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan konstan pada 20°C yang
merupakan suhu yang umum di alam. Secara teoritis, waktu yang diperlukan untuk proses
oksidasi yang sempurna sehingga bahan organik terurai menjadi CO2 dan H2O adalah tidak
terbatas. Dalam prakteknya dilaboratoriurn, biasanya berlangsung selama 5 hari dengan
anggapan bahwa selama waktu itupersentase reaksi cukup besar dari total BOD. Nilai BOD
5 hari merupakan bagian dari total BOD dan nilai BOD 5 hari merupakan 70 – 80% dari
nilai BOD total.
Metoda penentuan yang dilakukan adalah dengan metoda titrasi dengan cara WINKLER.
Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk menentukan
kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel yang akan
dianalisis terlebih dahuluditambahkan larutan MnCl2 den NaOH – KI, sehingga akan terjadi
endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan
larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2)yang ekuivalen dengan
oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar
natrium tiosulfat (Na2S2O3) danmenggunakan indikator larutan amilum (kanji).
Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap
terdekomposisi, BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi
mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknyabahan organik
yang dapat diurai. Dari pengertian pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai
BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai
gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar mencegah
kontaminasi dari oksigen yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/ sampel tersebut
yang harus berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu. Hal ini untuk menjaga supaya
oksigen terlarut selalu ada selama pemeriksaan. Hal ini penting diperhatikan mengingat
kelarutan oksigen salam air terbatas dan hanya berkisar 9 ppm pada suhu 20 oC. Faktor-
faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah senyawa organik yang diuraikan,
tersedianya mirkoorganisme aerob dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkan dalam
proses penguraian tersebut. Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20
hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60
– 70 %
bahanorganik telah terdekomposisi. Lima hari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam
penentuan BOD. Jika sampel air BOD pada 20 oC diukur berdasarkan fungsi waktu.Karena
panjangnya waktu, maka para engineer lingkungan mengambil secara universal untuk test
standar pada 5 hari untuk prosedur BOD.
1.3 Alat dan Bahan
1. Alat
- Botol winkler dengan tutup
- Pipet volume
- Tabung Erlenmeyer
- Labu ukur
2. Bahan
- Air limbah
- Air suling
- Alkali Iodida
- MnSO4 10%
- H2SO4 pekat
- Larutan Tiosulfat
- Indicator Kanji
1.4 Langkah Kerja (Pembuatan Contoh Uji)
Pengenceran
1. Masukan air suling ke dalam labu ukur 2 L sebanyak 500 ml
2. Tambahkan 2 ml bibit air kotor.
3. Tambahkan 2 ml buffer fosfat.
4. Tambahkan 2 ml CaCl2.
5. Tambahkan 2 ml FeCl3.
6. Tambahkan 2 ml MgSO4.
7. Masukan air suling kembali hingga mencapai garis miniskus.
8. Air dihomogenkan.
DO0
1. Lakukan pengenceran air limbah di dalam labu ukur 500 ml yang berisikan air
pengencer dan 2.86 atau 2.9 ml contoh uji (berdasarkan volume winklerdengan 100
kali pengenceran).
2. Contoh uji dihomogenkan dan dicek pHnya pada rentang 7-9.
3. ika pH belum mencapai rentang 7-9 ditambahkan H2SO4 atau NaOH
4. Air contoh uji dimasukkan ke dalam botol winkler (hindari masuknya udarake
dalam botol).
5. Diperiksa nilai DO pada hari ke 0.
6. Contoh uji di dalam botol winkler ditambahkan 2 ml MnSO4 dan
7. 2 ml alkali iodida kemudian botol ditutup agar tidak ada gelembung udara.
8. Botol winkler kocok dan biarkan mengendap.
9. Ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat dan botol ditutup kembali.
10. Botol dikocok sampai endapan larutan sempurna.
11. Titrasi iodium dengan larutan Tiosulfat 0.1 N sampai warna kuning muda.
12. Tambahkan 2 tetes indikator kanji.
13. Titrasi sampai warna biru dari kanji hilang atau warna kembali ke warnacontoh uji.
DO5
1. Lakukan pengenceran air limbah di dalam labu ukur 500 ml yang berisikan air
pengencer dan 2.86 atau 2.9 ml contoh uji (berdasarkan volume winklerdengan
100 kali pengenceran).
2. Contoh uji dihomogenkan dan dicek pHnya pada rentang 7-9.
11. Titrasi iodium dengan larutan Tiosulfat 0.1 N sampai warna kuningmuda.
13. Titrasi sampai warna biru dari kanji hilang atau warna kembali ke warna contoh uji.
(Pembuatan Blanko)
10. Lalu tutup botol winkler-nya dan lakukan homogen hingga tidakterdapat endapan.
Berhati-hati karena terdapat larutan H2SO4 dan disarankan gunakan sarung
tangan.
11. Akhirnya pembuatan blanko sudah didapatkan. Pisahkan antara yang contoh uji
untuk DO0 dan DO6.
Volume Botol
Titrasi DO0 Titrasi DO5
Winkler
Kelompok Nama Pengujian Fp
DO0 DO5 1 2 1 2
Perhitungan
Blanko
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Doo = X
ml yg dititar vol winkler−2
5 ,25 X 0 , 01 X 8000 1 35
¿ X
25 1 35−2
¿ 1 7 , 0526 mg/L
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Do5 = X
ml yg dititar vol winkler−2
3 ,6 5 X 0 , 01 X 8000 126
¿ X
25 1 26−2
¿ 1 1, 86 83 mg/L
Pengenceran 100x
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Doo = X
ml yg dititar vol winkler−2
5 ,65 X 0 , 01 X 8000 132
¿ X
25 1 32−2
¿ 1 8 ,35 66 mg/L
Pengenceran 1.000x
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Doo = X
ml yg dititar vol winkler−2
4 , 3 5 X 0 , 01 X 8000 1 00
¿ X
25 1 00−2
¿ 1 4 , 20 40 mg/L
Pengenceran 10.000x
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Doo = X
ml yg dititar vol winkler−2
3 ,7 5 X 0 , 01 X 8000 130
¿ X
25 130−2
¿ 1 2, 18 75mg/L
ml titrasi X N tio X 8000 volume botol winkler
Do5 = X
ml yg dititar vol winkler−2
3 ,35 X 0 , 01 X 8000 130
¿ X
25 1 30−2
¿ 1 0 , 8875 mg/L
Nilai BOD 100x = {( Do0 - Do5 ) air contoh - ( Do0 - Do5 ) blanko } X FP
= {( 18,3566 – 13,1657 ) – (17,0526 – 11,8683)} X 100
= {( 5,1906) – (5,1843)} X 100
= 0,63 mgO2/L
Nilai BOD 1.000x = {( Do0 - Do5 ) air contoh - ( Do0 - Do5 ) blanko } X FP
= {( 14,2040 – 12,35 ) – (17,0526 – 11,8683)} X 1000
= {( 1,854) – (5,1843)} X 1.000
= -3.330,3 mgO2/L
Nilai BOD 10.000x = {( Do0 - Do5 ) air contoh - ( Do0 - Do5 ) blanko } X FP
= {( 12,1875 – 10,8875 ) – (17,0526 – 11,8683)} X 10.000
= {( 1,3) – (5,1843)} X 10.000
= -38.843 mgO2/L
1.6 Pembahasan
Pada pengujian BOD botol ditempatkan pada tempat gelap untuk menghindari reaksi
yang terjadi, misalnya dengan sinar matahari, yang dapat mengurai atau menambahkan
kadar oksigen. Lalu nantinya akan diberi alkali iodide azida, yang akan membebaskan
iodium dan menghilangkan senyawa reduktor atau oksidator. Iodium yang terbebaskan akan
mudah teroksidasi menjadi ion iodida. Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI
No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah bahwa kadar BOD yang paling tinggi
sebesar 60 mg/L.
Pada praktikum BOD ini dilakukan dengan menggunakan limbah kelompok 3 dengan 3
pengenceran yaitu 100x, 1.000x dan 10.000x, masing- masing pengenceran mendapatkan
hasil yaitu 100x sebesar 0,63 mgO2/l, 1.000x sebesar -3.330,3 mgO2/l dan 10.000x sebesar -
38.843 mgO2/l. Dapat dilihat dari data yang didapatkan pada pengujian ini pada
pengenceran 1.000x dan 10.000x mendapatkan hasil minus yang mana itu artinya adalah
kadar oksigen yang di pakai sudah habis atau 0. Menurut saya faktor yang berpengaruh
mungkin karena besarnya pengenceran dimana kadar limbah sudah sedikit berkurang atau
tidak pekat seperti pengenceran 100x, atau ada faktor lain yang membuat data menjadi
minus seperti ketidakakuratan dalam memipet larutan atau karna nitrifikasi karena pada
teorinya pengujian BOD tidak boleh lebih dari 5 hari, sedangkan dalam pengujian ini
dilakukan 6 hari. Berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No 5 tahun 2014
tentang baku mutu air limbah bahwa kadar BOD yang paling tinggi sebesar 60mg/l.
1.7 Kesimpulan