Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TETAP

KIMIA ANALISIS DASAR


“ANALISIS AIR (PENENTUAN COD)”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

Andrea Glorys Chrisandra 061930400

Dina Lestari 061930400

M.Chandra 061930400

Riyan Sanjaya 061930400081

Suci Wulandari 061930400082

Yasmin Alyazahra 061930400

INSTRUKTUR : Ir.Fatria, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020


ANALISIS AIR (PENENTUAN COD)

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu menetapkan COD pada air buangan.

2. PERINCIAN KERJA
Ø Standardisasi FAS

Ø Menetapkan COD air buangan

3. DASAR TEORI
Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah
oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1
liter sampel air, di mana pengoksidasi K2CrO7 digunakan sebagai sumber oksigen
(oxygen agent).

Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.

Analisis COD berbeda dengan analisis BOD namun perbandingan antara angka
COD dengan angka BOD dapat ditetapkan.

Jenis Air BOD/COD


Air buangan domestic(penduduk) 0,40 -0,60
Air buangan domestic setelah 0,60
pengendapan primer
Air buangan domestic setelah 0,20
pengolahan secara biologis
Air sungai 0,10
Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Angka BOD/COD beberapa jenis air.

Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2CrO7
dalam keadaan asam yang mendidih:
∆E
2-
CaHbOc + Cr2O7 + H +
−−−−−→ CO2 + H2O + Cr3+
AgSO4
Warna kuning warna hijau
Selama reaksi yang berlangsung +2 jam ini, uap direfluk dengan alat kondensor, agar
zat organis volatile tidak lenyap keluar.
Perak sulfat AgSO4 ditambahkan sebagai kalisator untuk mempercepat reaksi.
Sedang merkuri sulfat ditambahkan untuk menghilangkan gangguan klorida yang pada
umumnya ada di dalam air buangan.
Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis habis teroksidasi maka zat
pengoksidasi K2CrO7 masih harus tersisa sesudah direfluk K2CrO7 yang tersisa di dalam
larutan tersebut digunakan untuk menentukan beberapa oksigen yang telah terpakai.
Sisa K2CrO7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS),
dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:

6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ −−−−−−→ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

Indikator ferroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu di saat warna
hijau biru larutan berubah menjadi coklat merah. Sisa K2CrO7 awal, karena diharapkan
blanko tidak mengandung zat organis yang dapat dioksidasi oleh K2CrO7.

4.ALAT YANG DIGUNAKAN


- Peralatan refluk (erlenmeyer 250 ml, penangas, pendingin tegak)

- Buret 50 ml

- Erlenmeyer 250 ml

- Pipet ukur 10 ml, 25 ml

- Labu takar

- Spatula

- Bola karet

- Bola winkler 500 ml coklat

- Labu ukur 100 ml, 1000 ml

- Beker gelas 200 ml


5.BAHAN YANG DIGUNAKAN
- K2Cr2O7

- AgSO4

- H2SO4 pekat

- FAS, Fe (NH4)(SO4)2.6H2O

- Indikator ferroin

- HgSO4 kristal

- Asam sulfamat

6.KESELAMATAN KERJA
Gunakan peralatan keselamatan kerja seperti masker dan sarung tangan dalam
menangani larutan asam sulfat pekat.

7.LANGKAH KERJA
7.1 Pembuatan reagen

a.Larutan standarK2Cr2O7 0,250 N

Gunakan labu ukur 500 ml untuk melarutkan 6,125 g K2Cr2O7 p.a. telah
dikeringkan dalam oven=150oC selama 2 jam dan di dinginkan dalam desikator untuk
menghilangkan kelembaban, tambahkan air suling sampai 50 ml (BM=294,216,
BE=49,036)

b.Larutan standar FAS 0,1 N

Menggunakan labu takar 250 ml untuk melarutkan 9,75 gr


Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O didalam 125 ml air suling. Tambahkan 5 ml asam sulfat pekat,
akibatnya larutan menjadi hangat. Dinginkanlah larutan misalnya dengan merendam
labu takar di dalam air yang mengalir. Tambahkan aquadest sampai 1 liter larutan ini
harus distandardisasi dengan larutan dikromat, larutan FAS ini tidak stabil karena dapat
dioksidasi oleh oksigen dari luar.
7.2Standardisasi larutan FAS

- Mengencerkan 10 ml larutan standar K2Cr2O4 dengan air suling sampai 100 ml dalam
beker gelas.

- Menambahkan 30 ml H2SO4 pekat

- Mendinginkan, kemudian menambahkan indikator ferroin 2-3 tetes

- Mentitrasi dengan FAS sampai warna larutan berubah dari hijau kebiru-biruan menjadi
orange kemerah-merahan.

7.3Penetapan COD

- Memipet sebanyak 25 ml sampel air kedalam erlenmeyer 500 ml yang berisi 5-6 batu
didih

- Menambahkan 400 g HgSO4

- Menambahkan 10 ml K2Cr2O7 0,25 N

- Menambahkan 35 ml asam sulfat pekat (yang telah dicampur AgSO4)

- Memanaskan selama 2 jam sampai mendidih dengan alat refluk

- Mendinginkan, menambahkan aquadest 50 ml

- Menambahkan 3 tetes indikator ferroin

- Mentitrasi dengan FAS, mencatat volume titran

- Melakukan titrasi blanko, air sampel diganti dengan aquadest


8.DATA PENGAMATAN
8.1 Standarisasi FAS

No Volume FAS (ml)


1

2
3
Volume rata-rata

8.2 Penentuan COD

No Volume (ml)
1

2 ml
Volume rata-rata ml

9.PERHITUNGAN
9.1 Standarisasi FAS

Gr K2CrO7 = Vfas x N fas

BE K2CrO7

x 10 ml x 1000 mg = 29,8 ml x N fas

500 ml

49,036 mg/mek

122,5 mg =29,8 ml x N fas

49,036 mg/mek

2,4981 mek = N fas


29,8 ml

N fas = 0,0838 mek/ml

%kesalahan = T-P X 100

= 0,1-0,0838 x 100

0,1

= 16,2 %

9.2 Penentuan COD

COD = (a-b)ml x Nfas x O/2 x 1000 (mg/l)

25 ml

COD = (9,75-5,25)ml x 0,0838 mek/ml 16/2 x 1000 (mg/l)

25 ml

COD = 4,5 ml x 0,0838 mek/ml x 8 x 1000 (mg/l)

25 ml

COD = 3016,8 mg

25 ml

COD = 120,672 mg dalam 1 liter sampel air

= 0,120672 gr dalam 1 liter sampel air


10.ANALISIS PERCOBAAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di dapat bahwa volume FAS yang
di butuhkan adalah sebanyak 29,8 ml, dan warna yang di hasilkan adalah orange
kemerah-merahan. Sedangkan pada penentuan COD di butuhkan 9,75 ml untuk air
limbah dan 5,25 ml untuk air aquadest. pemanasan yang dilakukan menggunakan batu
didih.

pada saat menstandarisasikan dan menitrasi dengan larutan FAS dari larutan
yang berwarna hijau kebiru-biruan menjadi orange kemerahan, membutuhkan larutan
FAS hingga volume 29,8,7 ml. Pada saat penetapan COD , warna awal larutan sampel
dan blanko hingga berubah menjadi hijau tua dan coklat kemerahan. Pada sampel
mengandung zat-zat organis, sedangkan pada blanko perubahan yang terjadi berwarna
coklat kemerahan , setelah ditambahkan indicator ferroin , air sampel berwarna hijau
pekat dan blanko menjadi warna kuning keeemasan , ketika dititrasi dengan larutan FAS
volume sampel adalah 9,75 ml dan blanko 5,25 ml.

11.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan didapatkan bahwa:

ØNormalitas FAS adalah 0,0838 N

Øpersen kesalahan = 16,2%

ØNilai COD yang didapat adalah 120,672 mg/l

ØSemakin besar COD maka semakin sedikit kandungan oksigen dan sebaliknya.

ØSemakin tinggi kandungan oksigen maka semakin baik kualitas air tersebut.
PERTANYAAN
1.Apakah perbedaan antara COD dan BOD?

2.Pada penetapan COD terjadi reaksi antara FAS sebagai titran dengan K2Cr2O7
sebagai analit. Termasuk titrasi apakah COD ?

Jawab

1.COD adalah jumlah oksigen yang di butuhkan (mg.O2) yang di butuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis yang ada didalam 1 liter sampel air. Diman pengoksidasi
K2Cr2O7 dgunakan sebagai sumber oksigen.

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan pengoksidasian secara
mikrobiologis atau secara ilmiah.

2.Penetapan COD termasuk titrasi lansung (redoks)

6Fe2+ + Cr2O7-2 + 14 H+ ─────────→6Fe3+ + 2Cr3+7H2O


DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.”penuntun praktikum kimia Terapan”. politeknik negeri
sriwijaya.2019:Palembang.
GAMBAR ALAT

Refluks desikator

erlenmeyer Botol Aquadest kaca arloji

Labu ukur Pipet tetes Pipet ukur

Spatula Pengaduk Corong kaca


Gelas kimia Bola karet Buret

Anda mungkin juga menyukai