PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Menentukan konsentrasi awal kandungan organik (COD) dalam umpan
dan konsentrasi kandungan organic (COD) dalam efluen setelah percobaan
berlangsung selama seminggu,
b. Menghitung efisiensi pengolahan dengan cara menentukan persen (%)
kandungan bhan organic yang didekomposisi selama seminggu oleh
mikroorganisme dalam reactor terhadap kandungan bahan organic mula-mula,
c. Menghitung total gas yang dihasilkan setelah proses berjalan selama
seminggu untuk mengetahui efisiensi pembentukan gas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pengolahan air limbah secara biologi dapat dilakukan secara aerobik dan
anaerobik. Pada pengolahan air limbah secara anaerobik, mikroorganisme
pendekomposisi bahan bahan organic dalam air limbah akan terganggu pertumbuhannya
jika terdapat O2 dalam system pengolahannya. Dalam pengolahan air limbah secara
aerobic, mikroorganisme mengoksidasi dan mendekomposisi bahan-bahan organik dalam
air limbah dengan menggunakan oksigen yang disuplai oleh aerasi dengan bantuan
enzim dalam mikroorganisme. Pada waktu yang sama mikroorganisme mendapatkan
energi sehingga mikroorganisme baru dapat bertumbuh.
Pada dasarnya, pertumbuhan mikroba dalam peralatan pengolah air limbah
terdapat dua macam pertumbuhan mikroorganisme:
1. Pertumbuhan tersuspensi (suspended growth);
Pertumbuhan tersuspensi merupakan pertumbuhan dimana mikroba
pendegradasi bahan-bahan organic bercampur merata dengan air limbah dalam
peralatan pengolah limbah.
2. Pertumbuhan terlekat (attached growth);
Pertumbuhan terlekat merupakan pertumbuhan mikroba yang melekat pada
bagian pengisi yang terdapat pada peralatan pengolah air limbah.
Contoh pengolah limbah secara anaerobik yang menggunakan sistem
pertumbuhan mikroba tersuspensi diantaranya yaitu Laguna Anaerobik dan Up-Flow
Anaerobic Sludge Blanket. Sedangkan Filter Anaerobik dan Anaerobic Fluidized Bed
Reactor merupakan contoh peralatan pengolahan air limbah/reaktor yang menggunakan
sistem pertumbuhan mikroba terlekat secara anaerobik. Contoh peralatan pengolahan
aerobic diantaranya yaitu Lumpur Aktif dan Laguna Teraerasi. Sedangkan reaktor yang
menggunakan sistem pertumbuhan mikroba terlekat secara aerobik diantaranya yaitu
Trickling Filter dan Rotating Biological Contactor.
Dalam proses pengolahan air limbah secara anaerobik terdapat dua macam sistem
pengolahan, yaitu pengolahan satu tahap dan pengolahan dua tahap. Pada pengolahan
satu tahap, semua tahap reaksi pengolahan secara anaerobic berlangsung dalam satu
reactor. Pada pengolahan dua tahap, reaksi hidrolisis berlangsung dalam reaktor pertama
pada pH 4,5 – 6,0. Asetogenesis dan metanogenesis di reaktor dua pada pH 6,5 – 7,0.
Dengan pemisahan tahapan reaksi yang berlangsung pada rentang pH yang berbeda maka
pada pengolahan dua tahap diharapkan sistem pengolahan seperti ini lebih efisien.
BAB III
METODOLOGI
2,5 ml sampel
Labu takar 25 m l
Tabung hach
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
volume K 2 Cr 2 O7 X N K 2Cr 2O 7
N FAS =
volume FAS
100 ml x 0 , 025 N
=
11,049 ml
= 0,226 N
Kondisi Akhir
Volume K2Cr2O7 = 100 ml
Volume FAS = 11,528 ml
N K2Cr2O7 = 0,025 N
N FAS = .... ?
volume K 2 Cr 2 O7 X N K 2Cr 2O 7
N FAS =
volume FAS
100 ml x 0 , 025 N
=
11,528 ml
= 0,217 N
4.2 Penentuan kandungan organik (COD) dari sampel
Kondisi awal
1. Effluent Reaktor 1
( a−b ) . c .1000 . d . p
COD ( mgO 2/ L )=
ml sampel
( 1,319−1,245 ) x 0,226 x 1000 x 8 x 10
COD ( awal )=
2,5 ml
= 535,168 (mg O2/L)
2. Effluent Reaktor 2
( 1,319−1,122 ) x 0,226 x 1000 x 8 x 10
COD ( awal )=
2,5ml
Kondisi akhir
1. Effluent Reaktor 1
( a−b ) . c .1000 . d . p
COD ( mgO 2/ L )=
ml sampel
( 1,430−1,417 ) x 0,217 x 1000 x 8 x 10
COD ( akhir )=
2,5 ml
2. Effluent Reaktor 2
( 1,430−1,421 ) x 0,217 x 1000 x 8 x 10
COD ( akhir )=
2,5 ml
Perhitungan Efisiensi
COD awal−COD akhir
efisiensi pengolahan= x 100 %
COD awal
= 95,613%
Perhitungan total gas
Total gas di reaktor 1
Total gas = 118 ml – 110 ml = 8 ml
Total gas di reaktor 2
Total gas = 246 ml – 238 ml = 8 ml
4.3 Pembahasan
Percobaan pertama yg dilakukan adalah mengukur nilai COD awal dengan cara
mengambil sampel dari dua reaktor pengolahan. pengolahan dilakukan secara satu tahap,
hal ini dikarenakan proses aklimatisasi sudah dilakukan sebelumnya. Sampel ari kedua
reaktor diambil dan diencerkan 10 kali. Pengenceran bertujuan untuk mempermudah
dalam perhitungan nilai COD.setelah sampel diencerkan sampel ditambahkan dengan
pereaksi kalium bikrimat dan asam sulfat pekat, yang kemudian larutan ini dipanaskan
dalma digester dengan suhu 150oC selama 2 jam. Pemanasan ini bertujuan menguapkan
pelarut dan air sehingga didapatkan berat kering sampel. Setalah ddipanaskan kemudian
sampel dititrasi dengan FAS. Didapatkan bahwa nilai COD reaktor 1 adalah 535,168 mg
O2/L dan reaktor 2 adalah 1424,704 mg O2/L. Dan denga perlakuan yang sama setelah
tujuh hari didapatkan nilai COD akhir reaktor 1 adalah 90,272 mg O2/Ldan reaktor 2
adalah 62,496 mg O2/L.
Dari nilai COD awal dan nilai COD akhir pada kedua reaktor bisa kita dapatkan
nilai efisisensi proses pengolahan selama 7 hari. Pada reaktor pertama efisiensi proses
sebesar 83,132% dan pada reaktor 2 sebesar 95,613%. Dapat kita lihat bahwa efisiensi
proses reaktor 1 lebih kecil dibandingkan reaktor 2, hal ini diakibatkan oleh pembacaan
titrasi yang kurang teliti sehingga terdapat perbedaan nilai COD pada kedua reaktor.
Gas yang dihasilkan dalam proses pengolahan limbah secara anaerobik ini pada
reaktor pertama dan kedua besarnya sama, yaiti sebesar 8 ml. nilai gas yang dihasilkan ini
dapat diketahui dari besarnya penurunan air dalam tabung penampung gas. Adanya gas
dapat menekan level air menjadi lebih kecil.
Pengolahan secara anaerobik dilakukan apabila air limbah mengandung kadar COD
yang cukup tinggi lebih dari 2000 mg/L. Selain itu, pengolahan secara anaerobik
dilakukan untuk mendapatkan biogas yang digunakan sebagai sumber energi. Kali ini,
pengolahan anaerob dilakukan secara batch pada sistem pengolahan satu tahap. Pada
praktikum ini proses aklimatisasi telah dilakukan sehingga praktikan tinggal melakukan
pengecekan kandungan COD pada reaktor 1 dan reaktor 2 ,selain itu juga menghitung gas
yang terbentuk karena penguraian secara anaerobik.
Disini praktikan melakukan pengecekan COD dari reaktok 1 dan reaktor 2 dengan
mengambil sampel masing-masing lalu diencerkan 10 kali dari konsentarasi awal. Setelah
itu diambil dari pengenceran tersebut masing sebanyak 2,5 ml. Kemudian tambahkan
kalium bikromat sebanyak 1,5 ml dan H2SO4 3,5 ml. Selanjutnya dilakukan pemanasan
pada temperatur 150oC selama 2 jam. Hal yang sama juga dikenakan terhadap air aqudest
untuk larutan blanko.
Pengerjaan ini dilakukan secara duplo agar dihasilkan hasil yang teliti. Dari hasil
titrasi yang didapat selanjutnya diolah sehingga didapat kandungan COD dari sampel
kedua reaktor tersebut. Untuk reaktor pertama didapatkan nilai COD awal sebesar
535,168 mgO2/L. Lalu untuk reaktor 2 COD awal sebesar 1424,704 mg O 2/L. Dan Nilai
COD mengalami penurunan setelah pengolahan berlangsung selama satu minggu dengan
nilai COD akhir pada reaktor 1 sebesar 90,272 mg O2/L dan pada reaktor 2 COD akhir
sebesar 62,496 mg O2/L.
Dari COD awal dan COD akhir dapat ditentukan efisiensi pengolahannya disetiap
reaktor. Untuk reaktor pertama memilki efisiensi pengolahan sebesar 83,132% dan
reaktor kedua memiliki nilai 95,613%. Melihat besarnya efisiensi pengolahan dari kedua
reaktor ini bisa dikatakan kedua reaktor memiliki pengatur suhu yang baik dan pH yang
sesuia dalam pengolahannya sehingga mikroorganisme yang terdapat pada kedua rektor
tersebut dapat bekerja secara maksimal untuk menguraikan zat organik.
Pengolahan limbah secara anaerobik ini menghasilkan gas yang didapat dari hasil
penguraian kandungan senyawa organik dalam limbah oleh mikroba secara anaerobik.
Gas–gas yang dihasilkan antara lain gas metan, CO2, dan H2S. Perolehan gas dari
pengolahan limbah ini yaitu sebanyak 8 mL untuk reaktor 1 dan 2.
4.4 Kesimpulan
Sumber internet :
________. Wastewaterengineering.com. “Anaerobic Digester”. Diakses pada 01 Oktober
2010.
Amanda, w. 2010. http://wiedeva.wordpress.com/seputar-tl/. “Pengolahan Air Limbah
Secara Anaeerobik”. Diakses pada 01 Oktober 2010.
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA ANAEROBIK
Disusun oleh :
Lazuardy R. Z ( 08401013 )
Lisnawati ( 08401014 )
Mira Anisa ( 08401016 )
Muhamad Firdaus ( 08401017 )
Kelas : 3 – A
Kelompok : IV (empat)