Anda di halaman 1dari 16

TITRASI REDOKS ( OKSIDASI – REDUKSI )

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR KIMIA ANALISIS

Disusun oleh :
Kelompok VIII ( Delapan )

Anggota : 1. Nadya Salsa Bila ( F1B019013 )


2. Anisa Nurazmi ( F1B019021 )
3. Dhany Pasya Dana ( F1B019039 )

Hari / Tanggal : Senin, 9 Maret 2020

Dosen Pengampu : Drs. Nesbah M.S

Asisten : 1. Libertina Ersinalsari Sianturi ( F1B016027 )


2. Elvi Anggreini ( F1B016045 )
3. Neneng Purnama Sari ( F1B016048 )
4. Sri Wahyu Kurnia Putri ( F1B016053 )

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas
dalam analisis titrimetric. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi
oksidasi yang berbeda-beda. Menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi
redoks. Banyak dari reaksi ini memenuhi syarat untuk digunakan dalam analisa
titrimetric dan penerapan-penerapannya cukup banyak.
Pemisahan oksidasi reduksi terbagi menjadi komponen-komponennya, yaitu
reaksi separuhnya adalah cara untuk meunjukkan masing-masing spesies yang
memperoleh maupun yang menerima electron. Reaksi oksidasi reduksi berasal dari
transfer langsung electron dari donor ke akseptor. Bermacam reaksi redoks dapat
digunakan untuk analisis titrasi volumetric asalkan kesetimbangan yang tercapai
setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan cepat. Dan diberlakukan juga
adanya indicator yang mampu menunjukkan adanya titik equivalen stoikiometri
dengan akurasi yang tinggi. Banyak titrasi redoks dilakukan dengan indicator
warna.Berdasaran latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk
menentukan titrasi redoks secara oksidimetri.

1.2.Tujuan
1.      Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat
2.      Menentukan kadar H2O2 dengan KMnO4
3.      Menulis persamaan reaksi redok yang terjadi selama titrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya


adalah reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari
senyawa, unsur atau ion yang bersifat oksidator dengan unsur, senyawa atau ion
bersifat reduktor. Jadi kalau larutan bakunya oksidator, maka analit harus bersifat
reduktor atau sebaliknya. Titrasi ini didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi antara
analit dan titran. Analit yang mengandung spesi reduktor dititrasi dengan titran
berupa larutan standar dari oksidator atau sebaliknya. Pada titrasi redoks, sampel
yang dianalisis dititrasi dengan suatu indikator yang bersifat sebagai reduktor atau
oksidator, tergantung sifat dari analit sampel dan reaksi yang diharapkan terjadi
dalam analisis. Titik ekuivalen pada titrasi redoks tercapai saat jumlah ekuivalen dari
oksidator telah setara dengan jumlah ekuivalen dari reduktor. (Karyadi, 1994).

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi
ini, ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion
Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang
paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa
digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya.Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium
permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari
seratus tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator kecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N
permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa digunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini digunakan untuk mengindikasi
kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena
mangan dapat hadir dalam kondisi-kondisi +2, +3, +4, +5, +6, dan +7. Permanganat
bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun
beberapa substansi nembutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi. Larutan-larutan permanganat yang bersifat asam tidak stabil
karena asam permanganat terdekomposisi sesuai dengan persamaan :

4MnO 4 + 4H+   4MnO 2(s) + 3O2 + 2H2O

Ini adalah sebuah reaksi lambat di mana dalam larutan-larutan encer pada suhu
ruangan. Namun demikian, jangan pernah menambahkan permanganat berlebih ke
dalam sebuah unsur reduksi dan kemudian menaikkan suhu untuk mempercepat
oksidasi, karena reaksi yang nanti muncul akan berlangsung dengan laju yang rendah
(Underwood, 2002).
Reduksi–oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke
reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron
atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi
penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan
bilangan oksidasi. Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
Ared + Boks Aoks + Bred
(Arsyad, 2001).

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah total oksigen yang


dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Chemical Oxygen
Demand (COD) merupakan salah satu indikator pencemaran air secara kimia.
Chemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen
yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia. Sumber COD berasal dari kegiatan industri kertas, penyamakan
kulit, gula, pemotongan daging, pengalengan ikan,pembekuan udang, roti, susu,
keju, dan mentega, limbah domestik dan lain-lain. Keberadaan COD di lingkungan
akan kesesuaian model dan uji parsial (Lumaela K.A. et al , 2013).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Erlenmeyer 50 mL Buret 50 mL Statif dan Klem

Pipet Gondok 10 mL Corong Karet Penghisap

Kaca Arloji Botol Semprot Neraca Analitik

3.1.2. Bahan
H 2 SO4 KMnO 4 Aquades Asam Oksalat

3.2. Prosedur Kerja


3.2.1. Pembuatan Larutan
A. Dibuat 50 ml larutan asam oksalat 0,1 N

0,3151 gram Aquadest


asam oksalat

Ditimbang
Menggunakan
Neraca analitik
Dicampurkan hingga
tanda batas 50 ml
Larutan

B. Dibuat 50 ml larutan KMnO 4 0,1 N

0,158 gram Aquadest


KMnO 4
Ditimbang
Menggunakan
Neraca analitik
Dima
sukkan kedalam labu ukur
dicampurkan hingga
tanda batas 50 ml
Larutan

3.2.2. Prosedur standarisasi larutan KMnO 4 0,1 N


A. Dimasukkan KMnO 4 kedalam buret

Buret 50 ml larutan KMn


O4

Dicuci
dengan baik,
kemudian ditutup
keratnya Dimasukkan 5 ml larutan
KMnO 4 , bilas permukaan dalam
Larutan
KMnO 4 , kemudian isi larutan
KMnO 4 didal
KMnO 4 hingga angka mencapai
am buret
nol.

dimasukkan 10 mL asam 5 mL H 2 SO 4
kedalam erlenmeyer oksalat

Dititrasi dengan larutan


KMnO4
Larutan
asam
oksalat
3.2.3. Penetuan Kandungan H 2 O2 0,1 N

5 mL H2O2 aquades
pekat

dipipet 10 mL ditambahkan 5
mL H2SO4

Dititrasi dengan larutan


KMnO 4

Larutan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Tabel II.I Data Standarisasi Larutan KMnO4 mengguanakan Asam Oksalat

Volume Asam Oksalat


Percobaan Volume KMnO4
0,1N
I 10 ml 16,5 ml
II 10 ml 13,5 ml
Rata – Rata Cuplikan 15 ml

Tabel II.II Penentuan H2O2(Air Kolam) dengan Larutan KMnO4

Percobaan Volume H2O2(Air kolam) Volume KMnO4


I 3 ml 0,1 ml
II 3 ml 0,1 ml
Rata – Rata Cuplikan 0,1 ml

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan
A. Pembuatan Larutan
 Pembuatan Larutan Asam Oksalat

N x Bst x V
M C2H2O4 =
1000
0,1 x 83 x 50
=
1000

= 0,3151gram

 Pembuatan Lartan KMnO 4 0,1N

N x Bst x V
M C2H2O4 =
1000
0,1 x 31,6 x 100
=
1000

= 0,316gram
 Pembuatan Lartan Air Kolam 0,1N

N x Bst x V
M H2O2 =
1000

0,1 x 17 x 50
=
1000

= 0,085 ml

B. Standarisasi Penentuan KMnO4 dengan Larutan asam Oksalat


 Konsentrasi KMnO4

V1 . M1 = V2 . M2
10 . 0,1 = 15 . M2
1
M2 =
15

=0,06N
C. Penentuan H2O2 dengan Larutan KMnO4
 Konsentrasi KMnO4

V2 . M2 = V 3 . M3
3 . 0,1 = 0,1 . M3
0,3
M3 =
0,1

=3 N
 Kadar H2O2 (%)

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

M. KMnO4 x V. KMnO4 x ekiv. KMnO4 = M. H2O2 x V. H2O2 x ekiv. H2O2

0,01 M. 0,1 mL . 5 ekivalen = M. H2O2. 3 mL. 2 ekivalen

M. H2O2 = 8. 10-4 M

8.10−4 . 34
% =
10,01
= 0,002%
4.1.2 Pembahasan

Titrasi reduksi-oksidasi atau yang biasa juga disebut titrasi redoks adalah jenis
titrasi yang pada prosesnya terjadi perubahan valensi atau perpindahan elektron
antara zat-zat yang saling bereaksi. Dalam prosesnya, terjadi oksidasi dan reduksi,
dimana oksidasi merupakan peristiwa hilangnya satu atau lebih elektron oleh suatu
atom, ion atau molekul dengan ditandai kenaikan bilangan oksidasinya, sedangkan
reduksi merupakan penangkapan elektron dari ion atau molekul suatu atom dengan
ditandai penurunan bilangan oksidasinya
Percobaan yang pertama adalah pembuatan larutan yaitu larutan Asam Oksalat 0,1
N yang dimana Asam oksalat ini merupakan larutan standart primer memiliki fungsi
sebagai reduktor untuk mengoksidasi larutan standar sekunder.Sedangkan larutan
standart sekundernya adalah larutan KmnO4 yang memiliki fungsi sebagai
oksidator,dan terakhir adalah pembuatan zat yang ingin ditentukan yaitu H2O2
Pada percobaan kedua yaitu proses standarisasi KmnO 4 dengan menggunakan
larutan standar primer reaksi yang terjadi pada proses standarisasi ini adalah:

C2O
2-       
4
——–> 

 2C
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat karena memiliki harga potensial
reduksi yang besar yang berarti kalium permanganat sangat mudah direduksi
sehingga memiliki sifat oksidator zat lain. Penentuan konsentrasi kalium permanganat
digunakan asam oksalat sebagai zat baku primer, karena asam oksalat memiliki Mr
tinggi dam sifat lainnya yang sesuai untuk dijadikan standar primer. Asam oksalat
harus dalam kondisi panas karena akan mempercepat reaksi antara asam oksalat dan
kalium permanganat. Pada percobaan kali ini dilakukan sebanyak 2kali tidak ada
perbedaan warna yang signifikan antara kedua hasil. Pada percobaan pertama dan
kedua berwarna coklat pekat, dari kedua hasil ini memiliki rentan waktu yang
berbeda untuk mencapai titi eqivalen (warna coklat) yang kedua jauh lebih lama
karena larutan yang ada dalam buret suhunya sudah turun sehingga reaksinya jauh
lebih lama.
Pada percobaan yang terakhir yaitu percobaan penentuan kandungan H2O2
Menggunakan larutan kalium permanganat atau larutan standar sekunder.

H2O2  H2O + ½O2 + 2e- (x5)


MnO4– + 3H+ +5e–    ——–>   Mn2+ + 4H2O (x2)
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2  2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O
Pada saat dititrasi, larutan peroksida yang semula bening berubah menjadi
berwarna ungu muda. Dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu
menunjukkkan bahwa titik ahir titrasi sudah tercapai dan reaksi (titrasi) dihentikan.

BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Konsentrasi larutan Oksalat adalah 0,1 N.
2. Konsentrasi larutan kalium permanganat setelah distandarisasi adalah
0,06 N
3. Konsentrasi larutan kalium permanganat setelah direaksikan dengan
H2O2 adalah 3 N
4. Persamaan reaksi redoks saat standarisasi

C2O
2-       
4
——–> 

 2C
5. Persamaan reaksi redoks saat larutan kalium permanganat direaksikan
dengan H2O2

H2O2  H2O + ½O2 + 2e- (x5)


MnO4– + 3H+ +5e–    ——–>   Mn2+ + 4H2O (x2)
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2  2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O
4.2 Saran
Saat melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati dalam menggunakan
larutan-larutan yang ada di laboratorium dan pada praktikum kali ini kita juga harus
memperhatikan ketelitian saat mengukur volume larutan kalium permanganat
(KMnO4), karena volume larutan KMnO4 sangat mempengaruhi hasil konsentrasi
H2O2
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.
Karyadi, Benny. 1994. Kimia 2. Balai Pustaka, Jakarta.
Lumaela K.A., Otok B, dan Sutikno.2013.Pemodelan Chemical Oxygen Demand
(COD) Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted
Regression. Jurnal Sains dan Seni Pomits, vol 2(1).
Underwood, A.L. , Day, R. A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan oksidator, reduktor, reaksi oksidasi, reaksi redoks dan
indikator internal dan eksternal.

Jawaban :
 Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks.
Jadi, oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
 Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam suatu reaksi redoks. Jadi,
reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
 Reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
 Reaksi reduksi adalah penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
 Reaksi redoks adalah reaksi yang menjelaskan perubahan bilangan oksidasi
dalam sebuah reaksi kimia.
 Indikator internal adalah indikator yang warna dalam bentuk
oksidasinya berbeda dengan warna dalam bentuk reduksinya. Contoh:
Difenilamin dan Difenilbensidina.
 Indikator Eksternal dipergunakan apabila indikator internal tidak
ada.C o n t o h : F e r r i s i a n i d a untuk penentuan ion ferro
m e m b e r i k a n w a r n a b i r u (ferroferrisianida) pada keping tetes
dilakukan di luar labu titrasi.

2. Tulis dengan lengkap reaksi kimia yang terjadi pada percobaan.

Jawaban:

Pada percobaan kedua yaitu proses standarisasi KMnO4 dengan menggunakan


larutan standar primer reaksi yang terjadi pada proses standarisasi ini adalah:

C2O42-       ——–>  2CO2  + 2e- (x5)


MnO4– + 8H+ +5e–    ——–>   Mn2+ + 4H2O (x2)
5C2O42- + 2MnO4–+16 H+  ——–>   2Mn2+ + 8H2O +10 CO2

Pada percobaan yang terakhir yaitu percobaan penentuan kandungan H2O2


Menggunakan larutan kalium permanganat atau larutan standar sekunder.

H2O2  H2O + ½O2 + 2e- (x5)


MnO4– + 3H+ +5e–    ——–>   Mn2+ + 4H2O (x2)
2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2  2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O
3. Tentukan yang mengalami oksidasi dan reduksi.

Jawaban:
 Pada percobaan proses standarisasi yang mengalami oksidasi adalah MnO4
dan yang mengalami reduksi adalah C2O2
 Pada percobaan penentuan kandungan H2O2 yang mengalami oksidasi adalah
MnO4 dan yang mengalami reduksi adalah H2O2.
LAMPIRAN

Gambar 1.1 standarisasi KmnO4 dengan menggunakan larutan asam oksalat

Gambar 1,2 Penentuan kandungan H2O2 Menggunakan larutan KmnO4

Anda mungkin juga menyukai