LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR KIMIA ANALISIS
Disusun oleh :
Kelompok VIII ( Delapan )
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan
1. Standarisasi KMnO4 dengan Asam Oksalat
2. Menentukan kadar H2O2 dengan KMnO4
3. Menulis persamaan reaksi redok yang terjadi selama titrasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi
ini, ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion
Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator yang
paling baik untuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga bisa
digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya.Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium
permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari
seratus tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator kecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N
permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa digunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini digunakan untuk mengindikasi
kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena
mangan dapat hadir dalam kondisi-kondisi +2, +3, +4, +5, +6, dan +7. Permanganat
bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi ini, namun
beberapa substansi nembutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi. Larutan-larutan permanganat yang bersifat asam tidak stabil
karena asam permanganat terdekomposisi sesuai dengan persamaan :
Ini adalah sebuah reaksi lambat di mana dalam larutan-larutan encer pada suhu
ruangan. Namun demikian, jangan pernah menambahkan permanganat berlebih ke
dalam sebuah unsur reduksi dan kemudian menaikkan suhu untuk mempercepat
oksidasi, karena reaksi yang nanti muncul akan berlangsung dengan laju yang rendah
(Underwood, 2002).
Reduksi–oksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu oksidator ke
reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron
atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi
penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi penurunan dan kenaikan
bilangan oksidasi. Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :
Ared + Boks Aoks + Bred
(Arsyad, 2001).
3.1.2. Bahan
H 2 SO4 KMnO 4 Aquades Asam Oksalat
Ditimbang
Menggunakan
Neraca analitik
Dicampurkan hingga
tanda batas 50 ml
Larutan
Dicuci
dengan baik,
kemudian ditutup
keratnya Dimasukkan 5 ml larutan
KMnO 4 , bilas permukaan dalam
Larutan
KMnO 4 , kemudian isi larutan
KMnO 4 didal
KMnO 4 hingga angka mencapai
am buret
nol.
dimasukkan 10 mL asam 5 mL H 2 SO 4
kedalam erlenmeyer oksalat
5 mL H2O2 aquades
pekat
dipipet 10 mL ditambahkan 5
mL H2SO4
Larutan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan
A. Pembuatan Larutan
Pembuatan Larutan Asam Oksalat
N x Bst x V
M C2H2O4 =
1000
0,1 x 83 x 50
=
1000
= 0,3151gram
N x Bst x V
M C2H2O4 =
1000
0,1 x 31,6 x 100
=
1000
= 0,316gram
Pembuatan Lartan Air Kolam 0,1N
N x Bst x V
M H2O2 =
1000
0,1 x 17 x 50
=
1000
= 0,085 ml
V1 . M1 = V2 . M2
10 . 0,1 = 15 . M2
1
M2 =
15
=0,06N
C. Penentuan H2O2 dengan Larutan KMnO4
Konsentrasi KMnO4
V2 . M2 = V 3 . M3
3 . 0,1 = 0,1 . M3
0,3
M3 =
0,1
=3 N
Kadar H2O2 (%)
M. H2O2 = 8. 10-4 M
8.10−4 . 34
% =
10,01
= 0,002%
4.1.2 Pembahasan
Titrasi reduksi-oksidasi atau yang biasa juga disebut titrasi redoks adalah jenis
titrasi yang pada prosesnya terjadi perubahan valensi atau perpindahan elektron
antara zat-zat yang saling bereaksi. Dalam prosesnya, terjadi oksidasi dan reduksi,
dimana oksidasi merupakan peristiwa hilangnya satu atau lebih elektron oleh suatu
atom, ion atau molekul dengan ditandai kenaikan bilangan oksidasinya, sedangkan
reduksi merupakan penangkapan elektron dari ion atau molekul suatu atom dengan
ditandai penurunan bilangan oksidasinya
Percobaan yang pertama adalah pembuatan larutan yaitu larutan Asam Oksalat 0,1
N yang dimana Asam oksalat ini merupakan larutan standart primer memiliki fungsi
sebagai reduktor untuk mengoksidasi larutan standar sekunder.Sedangkan larutan
standart sekundernya adalah larutan KmnO4 yang memiliki fungsi sebagai
oksidator,dan terakhir adalah pembuatan zat yang ingin ditentukan yaitu H2O2
Pada percobaan kedua yaitu proses standarisasi KmnO 4 dengan menggunakan
larutan standar primer reaksi yang terjadi pada proses standarisasi ini adalah:
C2O
2-
4
——–>
2C
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat karena memiliki harga potensial
reduksi yang besar yang berarti kalium permanganat sangat mudah direduksi
sehingga memiliki sifat oksidator zat lain. Penentuan konsentrasi kalium permanganat
digunakan asam oksalat sebagai zat baku primer, karena asam oksalat memiliki Mr
tinggi dam sifat lainnya yang sesuai untuk dijadikan standar primer. Asam oksalat
harus dalam kondisi panas karena akan mempercepat reaksi antara asam oksalat dan
kalium permanganat. Pada percobaan kali ini dilakukan sebanyak 2kali tidak ada
perbedaan warna yang signifikan antara kedua hasil. Pada percobaan pertama dan
kedua berwarna coklat pekat, dari kedua hasil ini memiliki rentan waktu yang
berbeda untuk mencapai titi eqivalen (warna coklat) yang kedua jauh lebih lama
karena larutan yang ada dalam buret suhunya sudah turun sehingga reaksinya jauh
lebih lama.
Pada percobaan yang terakhir yaitu percobaan penentuan kandungan H2O2
Menggunakan larutan kalium permanganat atau larutan standar sekunder.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Konsentrasi larutan Oksalat adalah 0,1 N.
2. Konsentrasi larutan kalium permanganat setelah distandarisasi adalah
0,06 N
3. Konsentrasi larutan kalium permanganat setelah direaksikan dengan
H2O2 adalah 3 N
4. Persamaan reaksi redoks saat standarisasi
C2O
2-
4
——–>
2C
5. Persamaan reaksi redoks saat larutan kalium permanganat direaksikan
dengan H2O2
1. Apa yang dimaksud dengan oksidator, reduktor, reaksi oksidasi, reaksi redoks dan
indikator internal dan eksternal.
Jawaban :
Oksidator adalah zat yang mengoksidasi zat lain dalam suatu reaksi redoks.
Jadi, oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.
Reduktor adalah zat yang mereduksi zat lain dalam suatu reaksi redoks. Jadi,
reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi.
Reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
Reaksi reduksi adalah penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
Reaksi redoks adalah reaksi yang menjelaskan perubahan bilangan oksidasi
dalam sebuah reaksi kimia.
Indikator internal adalah indikator yang warna dalam bentuk
oksidasinya berbeda dengan warna dalam bentuk reduksinya. Contoh:
Difenilamin dan Difenilbensidina.
Indikator Eksternal dipergunakan apabila indikator internal tidak
ada.C o n t o h : F e r r i s i a n i d a untuk penentuan ion ferro
m e m b e r i k a n w a r n a b i r u (ferroferrisianida) pada keping tetes
dilakukan di luar labu titrasi.
Jawaban:
Jawaban:
Pada percobaan proses standarisasi yang mengalami oksidasi adalah MnO4
dan yang mengalami reduksi adalah C2O2
Pada percobaan penentuan kandungan H2O2 yang mengalami oksidasi adalah
MnO4 dan yang mengalami reduksi adalah H2O2.
LAMPIRAN