Titrasi Permanganometri
Disusun oleh :
Nama : Puteri Bilqis Aprilia
NPM : 22420084
Dosen : 1. Rr. Wiwiek E.M., S.ST., MT.
2. Lestari W., S.Pd, M.Tr.
3. Danny Y. Sinuraya., ST.
2022
BAB I
1.1 Judul
08 November 2022
1.2 Judul
15 November 2022
2. Teori Dasar
Ada dua lingkungan pH yang dapat mempengaruhi daya oksidasi larutan KMnO 4
sehingga daya oksidasi tesebut berbeda kekuatannya.
2). 2KMnO4 = 5 O = 10 H
3). KMnO4 = 5 H
Larutan asam yang digunakan adalah H 2SO4 4 N (asam sulfat) Reaksi paling
kuat. Sedangkan dalam lingkungan pH Basa atau netral, reaksinya sebagai
berikut:
3). 1 KMnO4 = 3 H
Oksidimetri
Auto-indikator
Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indikator lain. Karena KMnO 4 sudah
mampu memberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi yang ditandai
dengan terbentuknya warna merah muda. Sifat dari KMnO 4 ini dikenal
sebagai autoindikator.
Kalium permanganat adalah senyawa kimia yang memiliki sifat antibakteri dan
antijamur. Senyawa kalium permanganat memiliki rumus molekul KMnO 4. Ini
artinya, kalium permanganat mengandung kalium, mangan, dan oksigen. Kalium
permanganat adalah senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai desinfektan
untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri dan virus (Kuswiyanto, 2015).
Selain itu Kalium permanganat juga dapat digunakan sebagai antiseptik yang
dapat menghambat jaringan hidup dikarenakan bersifat oksidatif (Siswandono &
sukardjo 1995 dan Larson, 2013). Zat berbentuk kristal berwarna keunguan ini
biasa disebut juga PK (Permanganas Kalikus) atau jika sudah dilarutkan dalam
air disebut larutan PK.
Kalium permanganat merupakan senyawa oksidator kuat yang jika bersentuhan
dengan senyawa organik akan melepaskan oksigen. Kelebihan oksigen pada
proses oksidasi ini akan membunuh beberapa jenis bakteri dan jamur
(Siswandono & sukardjo 1995 dan Larson, 2013). Kalium permanganat
umumnya ditoleransi dengan baik. Namun ada beberapa efek samping yang
mungkin muncul jika tidak digunakan dengan baik dan benar.
• Dilakukan karena pengamatan titik akhir titrasi lebih mudah bila dalam
keadaan asam dan asam sulfat tersebut tidak menghasilkan produk dan
tidak mengganggu titran.
Titrasi permanganat disebut juga sebagai titrasi oksidimetri atau auto- indikator
pH Asam
2). 2 KMnO4= 5 O = 10 H
3). 1 KMnO4= 5 H
Larutan asam yang digunakan adalah H 2SO4 4 N (asam sulfat) Reaksi paling
kuat
2). 2 KMnO4= 3 O = 6H
3). 1 KMnO4= 3 H
Jadi menurut reaksi diatas oksidasi paling kuat terjadi dalam lingkungan asam.
Larutan yang digunakan sebagai pengasam biasanya adalah larutan H 2SO4 4N
karena H2SO4 bersifat asam kuat. Dalam titrasi KMnO4 ini tidak diperlukan
oksidator lagi karena KMnO4 sendiri sudah berwarna sehingga titik akhir
ditunjukkan oleh warna KMnO4 yaitu merah jambu. Dalam perhitungan hasil
analisis titrimetric ada yang disebut dengan bobot setara atau bobot ekivalen
(BE) yaitu jumlah gram zat tersebut secara kimia serta dengan 1 gram atom/ion
hidrogen.
BAB III
Alat :
- Erlenmeyer 250 ml
- Labu semprot
- Corong
- Bulp filler
- Waterbath
- Gelas ukur 50 ml
Bahan :
- Aquades
BAB IV
Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan KMnO4 sampai tepat skala nol dan pastikan
bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
Proses titrasi
Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan KMnO 4 0,1025 N sampai tepat skala nol dan
pastikan bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
Data :
Rata-rata : 9,45 ml
Perhitungan :
BM = Mr KMnO4
= 158
BE = 1/5 x BM
= 1/5 x 158
= 31,6
= 10 x 0,1000 N / 9,45
= 0,1058 N
= 0,1058 x 31,6
= 3,3439 g/l
Data :
Titrasi ke-1 : 22,20 ml
Rata-rata : 22,15 ml
Perhitungan :
= 2(1) + 2(16)
= 34
Valensi H2O2 = 2
BE = BM/2
= 34/2
= 17
P = 100/10 x 1000/10
= 1000
= 39.838,99
g/L = 39.838,99/1000
= 39,8389
% = 39,8389/1000x1 x100%
= 3,98%
BAB VI
Dalam percobaan terjadi kesalahan karena volume titrasi terlalu besar. Selama
percobaan kesalahan terjadi karena kurangnya kosentrasi dalam melaksanakan
praktikum dan waktu percobaan yang singkat.
BAB VII
BAB VIII
8. Daftar Pustaka
Titrasi Iodometri
Disusun oleh :
Nama : Puteri Bilqis Aprilia
NPM : 22420084
Dosen : 1. Rr. Wiwiek E.M., S.ST., MT.
2. Lestari W., S.Pd, M.Tr.
3. Danny Y. Sinuraya., ST.
2022
BAB I
1.1 Judul
22 November 2022
1.2 Judul
2. Teori Dasar
Iodometri adalah titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi
dalam reaksi dengan larutan standar natrium tiosulfat.
3. Zat oksidator mengoksidasi iodide (Iֿ) menjadi iodium (I2) yang selanjutnya
dititrasi menggunakan Na2S2O3
Natrium Tiosulfat atau biasa dikenal sebagai Sodium Tiosulfat merupakan salah
satu senyawa yang ada dalam obat untuk mengatasi efek samping yang timbul
akibat penggunaan obat kanker. Selain digunakan untuk mendampingi
penggunaan obat kanker, obat ini juga sering dikonsumsi untuk mengatasi
kondisi keracunan akibat sianida.
Senyawa ini memiliki formula molekul Na2O3S2 atau bisa juga Na2S2O3. Selain
dikenal dengan nama Natrium Tiosulfat, sodium thiosulfate, senyawa ini juga
dikenal dengan nama Sodo Thiol serta Sodium thiosulfate. Berat molekul
senyawa ini sebesar 158,11 g/mol.
Senyawa ini termasuk ke dalam garam sodium inorganic yang terdiri dari sodium
atau natrium dan thiosulfate.
Sifat fisika natrium tiosulfat adalah berupa padatan putih dan larut dalam air,
sedangkan sifat kimianya beracun. Digunakan sebagai pereaksi larutan standar
sekunder dan mudah teroksidasi oleh udara.
Standarisasi Natrium Tiosulfat 0,1000 N
Cara membuat:
Alat :
- Labu ukur
- Pipet tetes
- Piala gelas
- Corong
- Bulp Filler
- Erlenmeyer
- Buret
Bahan :
- Na2S2O3
- Indikator kanji
- K2Cr2O7 0,7 N
- Kalium iodide kl 5%
- H2SO4 4N
Alat :
- Erlenmeyer asah
- Pipet volume 10 ml
- Buret
- Gelas ukur 10 ml
- Bulp filler
- Corong
- Pipet tetes
Bahan :
- Yodium 0,1000 N
- NaOH 4 N
- HCl 4 N
- Natrium tiosulfat
- Indicator kanji
BAB IV
Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan Na2S2O3sampai tepat skala nol dan pastikan
bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
Proses titrasi
Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan Na2S2O3 sampai tepat skala nol dan pastikan
bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
Proses titrasi
d. Lanjutkan titrasi hingga larutan berubah tepat warna biru jod- kanji
hilang
BAB V
Data :
Rata-rata : 10,65 ml
Perhitungan :
VK2Cr2O2NK2Cr2O2 = VNa2S2O3NNa2S2O3
NNa2S2O3 = 1/10,65
= 0,0938
Data :
BM HCHO = 30,03
BE HCHO = BM/2
= 30,03/2
=15,015
P = 1000/10 x 100/10 = 1000
Perhitungan :
Kadar HCHO = (blanko – contoh ) NNa2S2O3 x BE HCHO x P
= (10 – 0,4 ) 0,0983 x 15 x 1000
Mg/l = 13.507,2
g/l = 13.507,2/1000
= 13,5072
% = 13,5072/1000x1 x100%
= 1,35%
BAB VI
HCHO atau CH2O merupakan larutan yang mudah menguap sehingga tidak
boleh dibiarkan terbuka terlalu lama karna dapat menyebabkan mata merah dan
iritasi. Hal itu juga yang membuat praktikum kali ini menggguakan erlenmeyer
tutup asah yang berfungsi untuk menahan uap iodium. Reaksi senyawa organik
cenderung lambat dan I2 mudah terurai oleh cahaya, oleh karena itu setelah
penambahan I2 berlebih terukur larutan didiamkan selama 15 menit di tempat
gelap. Jika warna larutan setelah disimpan di ruang tertutup merah coklat
itu berarti warna larutan sempurna bereaksi dalam gelap, sedangkan jika
larutan tidak berwarna maka larutan belum bereaksi di tempat gelap.
Larutan disimpan di tempat gelap karena yodium mudah menyublim jika
terkena cahaya sehingga reaksi tidak sempurna.. Dalam praktikum
penggunaan pipet dapat mempengaruhi keakuratan data titrasi.
BAB VII
BAB VIII
8. Daftar Pustaka
Chang, Raymon. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Tiga. Erlangga:
Jakarta
PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Titrasi Iodimetri
Disusun oleh :
Nama : Puteri Bilqis Aprilia
NPM : 22420084
Dosen : 1. Rr. Wiwiek E.M., S.ST., MT.
2. Lestari W., S.Pd, M.Tr.
3. Danny Y. Sinuraya., ST.
2022
Penetapan Kadar Natrium Hidrosulfit (Na2S2O4)
6 Desember 2022
Sodium hidrosulfit adalah bahan kimia fleksibel yang digunakan terutama dalam
pewarnaan kain, produksi kertas, zat pemutih bisnis, pemutihan makanan dan
terapi rambut sebagai zat reduksi. Natrium hidrosulfit memiliki formula Na 2S2O4,
juga dikenal sebagai natrium dionionit atau hidros.
Hidrosulfit bersifat reduktor, berbau sulfur atau belerang karna mengandung dua
mol sulfur, mudah menguap sehingga keberadaannya harus selalu dalam
keadaan tertutup. Bentuk fisik dari hidrosulfit adalah serbuk putih. Di dunia Tekstil
larutan Hidrosulfit digunakan untuk pencucian reduksi pada kain poliester yang
telah dicelup dengan zat warna dispersi. Di dalam percobaan ini digunakan
larutan formalin yang fungsinya untuk stabilisator yaitu membantu melarutkan
hidrosulfit dalam air. Pada saat diberikan larutan kanji setelah titrasi, larutan akan
berwarna biru yang menunjukkan adanya yodium sisa dalam larutan atau titik
akhir sudah tercapai atau sudah setara dengan natrium hidrosulfit.
Alat :
- Buret
- Erlenmeyer
- Labu ukur
- Gelas ukur
- Pipet ukur
- Pipet volume
- Labu semprot
- Corong
- Bullp filler
Bahan :
- Natrium hidrodulfit
- Iodium 0,1000 N
- Formalin
- Indicator kanji
IV. Cara kerja
1. Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan Iodium (I2) 0,1000N sampai tepat skala nol dan
pastikan bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
c. Tambahkan aquades 50 ml
4. Proses titrasi
Data :
Rata-rata : 4,65 ml
Perhitungan :
BM = 174
BE = 174/4
= 43,5
g = 0,54
mg = 540
% = 4,65x0,1000x43,5x10/540 x 100%
= 37,45%
VI. Diskusi
Senyawa hidrosulfit berfungsu sebagai reduktor (zat pereduksi) zat warna dari
bentuk pigmen yang tidak larut menjadi asam leuco yang bersifat larut.
Penetapan kadar natrium hidrosulfit menggunakan metode iodimetri adlah
penitaran dengan larut I2 (iodium) atau disebut juga titras secara langsung
dengan iodium. Dalam praktikum kali ini pertambahan kanji dilakukan diawal
bertujuan agar ada sisaan dari iodium yang berikatan dengan kanji. Reaksi yang
berlangsung :
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimis Analisis Kuantitatif Anorganik, Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Khopkar,SM 1990. Konsep Dasar Kimia Analitis. Pers Universitas Indonesia:
Jakarta.
Rivai,Harrizul. 1990. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI.
Underwood, AL, Day, RA 2002. Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta: Erlangga
PRAKTIKUM KIMIA UMUM
Titrasi Argentometri
Disusun oleh :
Nama : Puteri Bilqis Aprilia
NPM : 22420084
Dosen : 1. Rr. Wiwiek E.M., S.ST., MT.
2. Lestari W., S.Pd, M.Tr.
3. Danny Y. Sinuraya., ST.
2022
Menetapakan Kadar Klorida dalam NaCl Menurut Cara Mohr
13 Desember 2022
Tujuan praktikum : menetapkan kadar klorida dalam NaCl dengan metode titrasi
argentometri.
Titrasi argentometri adalah salah satu jenis dari titrasi pengendapan yang telah
lama dikenal yaitu melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-)
dan ion perak Ag+. Dasar darti titrasi argentometri yaitu pembentukan endapan
yang tidak mudah untuk larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang
paling banyak digunakan ialah titrasi penentuan NaCL dimana ion Ag+ dari titran
akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam AgCl yang tidak
mudah larut.
Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikarbonat atau kalsium karbonat.
Larutan alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum
dinetralkan dengan kalsium karbonat. Meskipun menurut hasil kelarutan iodida
dan thiosianat mungkin untuk ditetapkan kadarnya dengan cara ini.
III. Alat dan Bahan
Alat :
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret coklat 50 ml
- Pipet volume 10 ml
Bahan :
- AgNO3 0,01 N
- K2CrO4
1. Menyiapkan buret
c. Isi buret dengan larutan AgNO3 0,0100 N sampai tepat skala nol dan
pastikan bagian bawah buret terisi penuh dan tidak ada gelembung
4. Proses titrasi
Data :
Titrasi ke-1 : 9 ml
Titrasi ke-2 : 9 ml
Rata-rata : 9 ml
Perhitungan :
P = 100/10 x 1000/25
= 400
BM NaCl = 23 + 35,5
= 58,5
BE NaCl = 58,5/1
= 58,5
= 2.106
g/L = 2.106/1000
= 2,106
= 1.278
g/L = 1.278/1000
= 1,278
VI. Diskusi
Praktikum ini berfungsi untuk proses pencelupan fiksasi pada proses pencapan.
VII. Kesimpulan