Merserisasi
○ Merserisasi adalah proses dimana kapasdengan diproses
dengan NaOH untuk penigkaan sifatnya seperti
○ Kekuatan serat
○ Ketahanan kusut
○ Kilau
○ Afinitas zat warna
2
Merserisasi
○ Merserisasi didefinisikan sebagai peroses pada serat kapas dengan larutan
alkali tinggi dengan kondisi sebagai berikut :
○ Penggunaan larutan alkali 31 – 35 % pada suhu 15 sampai 18C.
○ Waktu perendaman sekitar 1 menit sehingga memberikan difusi alkali
menuju serat
○ Pemberian tegangan akan selama proses alkali dan pereangan bagian lusi
(lebar) dari kain selama proses pencucian dibutuhkan untuk menghindari
pemnegkeretan.
○ Selanjutnya , pencucian dari sisa alkali dari kain yang diproses.
Kondisi Merserisasi
○ Merserisasi dilakukan pada serat grey atau setelah scouring/bleaching
○ Jika merserisasi dilakukan pada kondisi grey, penhilangan alkali secra sempurna
tidak perlu dilakukan selam proses pencucian karena kan diproses selanjutnya .
○ Namun, biasanya dilakukan setelah scouring, namun memungkinkan seteah
bleaching jika bleaching kontiyu tersedia.
○ Kondisi lainnya yang dibutuhkan untuk keberhasilan proses erserisasi adalah
pembasahan yang cepat dan seragam dari kain grey.
Kondisi Merserisasi
○ Penetrasi alkali terhalang oleh :
○ Viskositas yang tinggi dari larutan NaOH pada suhu rendah
○ Hidrofobil alami dari lemak yang digunakan sebagai pelapisan kanji juga sebgai
kotoran alami yang hadir dalam serat.
○ Untuk mengantsipasi kondisi ini sejumlah zat pembasah dan penerasi ditambahkan dalam
bak larutan
○ Pada merserisasi kain rajut yang mengdnung paraffin, zat oembasah juga harus
menimbulkan pendispersian terhadap produk ini.
Merserisasi
Proses :
1. Pertama, kain direndam dalam larutan NaOH sekitar 23% pada suhu 16-32 C
2. Kemudian dilewatkan pada rolyang akan menjaga kai tetap lembut dan rata
sementara mengendalikan paparan kostik (waktu rendam 45 detik – 5 menit)
3. Kain disemprot dengan air pembilasan kemudian dicuci dengan zat kimia
penetralan sebelum pengeringan
Parameter Proses
○ Konsentrasi kostik
○ Penggelembungan meningkat seiring dengan konsentrasi
○ Waktu rendam (kecepatan penyuapan)
○ Tegangan
○ Meningkatkan kilau dan kekuatan tarik
○ Suhu
○ Selulosa meningkat penggelembungannya pada suhu dingin
○ Netralisasi
Netralisasi
○ Konsentrasi yang tinggi dai larutan soda kostik harus dihilangkan
○ Untuk optimasi pencelupan
○ Sifat ketahanan luntur
○ Dilakukan dengan
○ Pencucian yang bersih
○ Proses menggunakan asam asetat
Efek Merserisasi
Tingkat molekul
○ Penyusunan kembali ikatan hidrogen
○ Orientasi dari rantai molekul pada zona amorf sepanjang searah
panjang serat
○ Orientasi dari kristalinitas searah panjang serat
○ Peningkatan kristalinitas
○ Penggelembungan
○ Perubahan kimia
○ Peningkatan kilau
Efek Merserisasi
Tingkat Serat
○ Penggelembungan
○ Penggelembungan mendekati 150% dan hampir 9% kontraksi panjangnya.
○ Penampang serat kapas meningkat sekitar 40 sampai 50%
○ Akan menyebabkan mengkeret sehingga kain harus diregangkan sebelum
pencucian
○ Peningkatan pori dalam serat kemungkinan akan meningkat
○ Bentuk ginjal akan berubah menjadi bentuk bulat
○ Serat belum dewasa
○ Serat yang tidak digintir
○ Peningkatan kekuatan Tarik (karena hilangnya kotoran lemah pada benang
yang tidak digintir)
Perubahan Penampang
Efek Merserisasi
Perubahan Kimia
○ Pembentukan Na-selulosa
○ Peningkatan daya serap
○ Peningkatan reaktivitas
○ Pembebasan dari panas selama proses dengan kostik (penyerapan
panas dan reaksi panas)
○ Peningkatan dalam absorpsi alkali
Mekanisme Merserisasi
○ Selulosa bereaksi dengan NaOH untuk membentuk alkali-selulosa dan
menggelembung karena gaya molecular dengan hidrasi.
Mekanisme Merserisasi
○ Penggelembungan maksimum pada bagian tertentu dari proses dengan alkali
tertentu adalah hasil dari:
○ Gaya dari alkali-selulosa di satu sisi
○ Sisa alkali bebas di sisi lainnya.
○ Hidrasi selulosa meingkat dengan meningkatnya fiksasi dari alkali dalam
larutan dari suhu yang meningkat sampai batar tertentu
○ Setelah itu alkali bebas memberikan efek dehidrasi pada alkali-selulosa sampai
tingkat yang sangat tinggi.
Peningkaan Kilau
○ Kapas yang tidak dimerser memiliki
penampakan yang umum dari pita yang datar
dengan puntiran spiral, permukaannya kasar
dan tidak sama , penampangnya tidak teratur
dan berbentuk telinga
○ Semua faktor ini akan mengakibatkan kilau
menurun.
○ Ketika kapas diproses dengan larutan NaOH,
maka selulosa akan langsung
menggelembung. Serat yang berbentuk ellips
dalam beberapa detik dan lebih akan berubah
menjadi bundar.
Peningkatan Kilau
○ Pelepasan serat terjadi di bawah pengaruh penggelembungan dan peningkatan
perataan.
○ Ketika serat dimerserisasi tanpa tegangan, serat akan menjadi lebih halus dan bulat
dengan sedikit atau tidak ada twist, masih menghasilkansisa kekusutan dan tidak ada
peningkatan kilai seperti bentuk penampangnya ketika bulat.
○ Kilau meningkat ketika diberikan teganganpada serat selama merserisasi.
○ Itu juga bergantung pada konsentrasi, dan meningkat dari 180 g/l larutan NaOH
sampai konsentrasi maksimum pada 260-300 g/l, kemudian berkurang perlahan
Peningkatan Kekuatan
○ Merserisasi, baik rileks dan pemberian tegangan meningkatkan keseragaman
kekuatan sepanjang panjangnya serat.
○ Merserisasi meningkatkan kekuatan dari serat kapas dengan menghilangkan
titik terlemah dalam serat.
○ Merserisasi meningkatkan kohesi antara serat kapas secara individual dan
pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kekuatan tapi membuatnya lebih
seragam dalam kekuatan.
dalam ekstensibilitas
Peningkatan Kekuatan
○ Sifat fisik dari serat yang dimerserisasi berhubngan dengan factor orientasi,
persamaan Young's meningkat dengan meningkatnya dalam orientasi.
○ Peningkatan orientasi dari kristalinitas terhadap sumbu serat bisa menghasilkan
dekonvolusi serat.
○ Pada merserisasi kapas tanpa tegangan meningkatkan kekuatan diiringi oleh
Batch :
○ Hank mercerization
○ Cheese mercerization
Continuous :
○ Single end mercerization
○ Tow mercerization
○ Warp mercerization
Klasifikasi berdasarkan Produk
b)Knit Mercerization
○ Open mercerization
○ Closed mercerization (Round mercerization, tubular knit mercerization)
c) Cloth mercerization
○ Chainless mercerization (Roller mercerization)
○ Chain mercerization (Stenter mercerization)
○ Batch-up mercerization
Klasifikasi berdasarkan Kondisi Proses
a) Water content
○ Dry mercerization
○ Wet mercerization
b) Tension
Fixed-length mercerization
○ Tension mercerization
○ Tensionless mercerization
Klasifikasi berdasarkan Waktu
○ Gray mercerization
○ Pre-dyeing mercerization
○ Post-dyeing mercerization
Klasifikasi berdasarkan Proses
Berdasarkan jumlah proses
○ Single mercerization
○ Double mercerization
Berdasarkan jenis alkali
○ Caustic soda mercerization
○ Ammonia mercerization
Lainnya
○ Alkali pad-dry method
○ Alkali pad-steam method
Konsentrasi alkali
○ Low-concentration alkaline mercerization
○ High-concentration alkaline mercerization
○ Two-step mercerization
Suhu
○ Ambient-temperature mercerization
○ High-temperature mercerization
○ Low-temperature mercerization
Mesin Merserisasi
Memiliki empat unit inti
○ Mercerizing section; impregnator
○ Unit peregangan Squeezing
○ Unit Stabilisasi (waktu mengembang dan penurunan konsentrasi)
○ Unit peregangan
○ Pencucian dan penetralan
Jenis Mesin
○ Chain Machines
○ Chainless machines
Chainless mercerization
○ Metode ini memproses kain melalui sejumlah rol tanpa menggunakan klip stenter klip juga disebut
roller merserisasi. Mesin yang digunakan memiliki sejumlah rol stainless, atau rol stainless dan
karet, dari zigzag berjenjang berdiameter relatif besar dalam kontak dekat satu sama lain di dalam
bak yang panjang, dengan lapisan bawah yang dirancang untuk merendam dalam larutan alkali
untuk merserisasi.
○ Penyerapan larutan alkali dan penggelembungan kain terjadi saat kain secara berurutan melewati
permukaan roller ini, dan meskipun gerakan dari rol ke rol dalam jarak yang dekat dengan kain
akan mengurangi kontraksi lebar menjadi minimum, menghasilkan perluasan kain yang
dihasilkan tetap dalam kisaran terbatas, sehingga menampilkan mekanisme merserisasi pada
panjang yang tetap.
33
Chain mercerization
○ Untuk memperbaiki kekurangan mesin roller mercerizing, klip stenter digunakan
untuk proses post-merserisasi, di mana tegangan terhadap lebar digunakan maka
sebagian besar alkali dikeluarkan dari kain yang diproses di mesin tenter, diikuti
dengan penghilangan alkali dan netralisasi menggunakan mesin cuci open-width.
○ Untuk kepraktisan , mangel padder yang beratdigunakan untuk penggunaan larutan
alkali dengan metoda 2 dip/2 nip, dengan waktu yang memadai akan memberikan
waktu untuk penetrasi dan penggelembungan dari kain dalam waktu silinder,
termasuk proses yang menggunakan banyak Rol dan banyak larutan seperti dalam rol
merserisasi, untuk memastikan penggurangan penggunaan alkali.
34
Cold mercerization
○ Proses merserisasi dilakukan pada 15 sampai 18˚C dengan larutan NaOH 31
sampai 35% dengan waktu penggelembungan sekitar 50 detik.
○ Pada tahap ini kapas menggelembung sangat baik dan cepat. Penggelembungan
yang paling cepat meningkatkan kepadatan sisi bagian luar dari serat.
○ Viskositas NaOH akan menyebabkan kesulita dalam penetrasi erhadap kain gray,
yang menghasilkan merserisasi kurang baik dan kekurangan keseragaman ketika
reaks terhadap permukaan dari benang atau kain.
Hot mercerization
Merserisasi yang dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dengan larutan NaOH 30
sampai 38 Be, dengan waktu penggelembungan 20 sampai 30 detik.
Keuntungan
○ Penetrasi yang cepat dari alkali
○ Meningkatkan merserisasi
○ Proses lebih merata
○ Waktu penggelembungan singkat
Kekurangan
○ Kilau kurang baik
○ Konsumsi energy tinggi
Evaluasi
○ Tingkat Dekonvolusi
○ Diobservasi di bawah mikrokop
○ Index Penggelembungan
○ Diukur dengan mengobservasi benang untwist di bawah larutan alkali kuat
○ Staining test
○ Kapas yang dimerserisasi terwarnai bluish black dan kapas tidak dimerserisasi akan
berwarna putih dengan larutan iodin
References
○ “Chemical technology in the pre-treatment processes of textiles” by S.R. Kar Makar