2023
PROSES AFDRUK
• Langkah Kerja
.2 Proses Tracing
1. Siapkan HVS yang sudah sesuai sketsa yang terdiri dari dua warna.
2. Pasang HVS yang sudah bermotif pada meha datar dan selotip pada sisiatau
ujungnya agar tidak bergeser.
3. Lapisi kertas HVS menggunakan minyak makan menggunakan bantuan kapas.
3.3 Penghapusan screen bekas
1. Alat dan screen lama yang akan dihapus disiapkan.
2. Screen bekas dibersihkan terlebih dahulu dengan melepas lakban
danstramples yang ada pada screen.
3. Kasa dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan larutan kostik
dankaporit secara merata.
4. Biarkan selama ± 30 menit agar memudahkan dalam pelepasan zat
pekacahaya yang telah digunakan lalu disemprotkan dengan air.
5. Dinetralkan dengan asam lemah, setelah itu disabunkan dengan
teepol.
6. Keringkan screen yang telah bersih di oven
3.4 Pasang kasa
1. Rangka direndam selama 20 menit.
2. Pasang kasa pada dua rangka sisi yang bersambung kemudian di
hekterdua sisinya.
3. Letakkan dan hekter pada sisi papan penari yang
disambung menggunakan kain sambung.
4. Gerakan/ tekan ke bawah rangka kasa, sehingga terjadi penarikan.
5. Periksa tegangan kasa, kemudian lanjutkan tekanannya sampai rata
dengan papan.
6. Hekter sisi kasa yang sudah ditarik.
7. Lakukan pekerjaan yang sama untuk sisi yang satu lagi.
3.5 Proses afdruk
1. Lapisi layar oleh cairan emulsi hingga membentuk lapisan tipis,
lakukan dengan bantuan alat sejenis rakel dilakukan pada ruangan
yang minimal cahaya.
2. Keringkan lapisan emulsi yang sudah melapisi screen dengan
menggunakan hair dryer.
3. Setelah lapisan emulsi kering, letakkan desain yang telah di print ke
atas screen dan ratakan kertas pada daerah screen.
4. Tekan screen dengan kaca lalu sinari screen dan sedain tersebut
dengan menggunakan akat eksposur.
5. Setelah melalui proses eksposur, gambar desain akan terbentuk pada
screen. Kemudian pembuatan klise yang dilakukan pada screen yang
sudah terdapat motif.
6. Proses pengeringan screen dengan menggunakan sinar matahari.
3.6 Proses retusir
1. Koreksi screen dengan diterawang sehingga terlihat lubang motif
maupan yang bukan motif.
2. Untuk lubang yang bukan motif, tutup dengan selotip atau zat peka
cahaya, keringkan.
V. Pembahasan
Pada saat melakukan praktikum persiapan pencapan ini ada
beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain pemilihan desain atau
gambar motif. Motif yang digunakan yaitu berupa gambar tunggal, setelah
memilih gambar, warna yang ada pada gambar tersebut harus dipisahkan
kembali dan disederhanakan menjadi dua warna. Gambar yang telah
disederhanakan menjadi dua warna kemudian di print menggunakan kertas
kalkir, yang merupakan kertas film tipis. Tinta yang digunakan diharapkan
tidak belobor dari motif pada kertas kalkir karena bila belobor dapat
mengganggu motif yang akan dipindahkan pada kasa screen pencapan.
Setelah melakukan persiapan gambar motif, dilakukan penghapusan dan
pemasangan kasa pada screen. Ini dilakukan untuk mengganti dan memberi
motif pada kasa sesuai gambar yang diinginkan.
Pada proses penghapusan screen, dipilih terlebih dahulu screen yang
masih baik dan bagus, biasanya bila kasa dipukul akan bersuara, selain itu
dipastikan tidak ada cacat pada kasa tersebut dan kondisi screen yang masih
datar sehingga masih layak digunkaan. Proses penghapusan kasa dilakukan
dengan merendam screen pada larutan NaOH dan kaporit, zat tersebut dapat
menghilangkan motif dan zat peka cahaya yang masih ada didalam kasa.
Setelah direndam, kasa dibilas menggunakan air yang mengalir dan motif
zat peka cahayanya akan luntur sehingga terlihat kasa yang kosong.
Untuk pemasangan kasa baru dilakukan dengan cara membongkar
kasa lama yang masih tertempel pada screen, kemudian digantikan oleh kasa
baru dengan cara dipasang pada rangka screen dengan bantuan stapler
tembak, pemasangan dilakukan terlebih dahulu pada satu sisi dan ditarik ke
semua arah hingga kasa tegang. Setelah screen siap, maka dilakukanlah
proses coating atau pelapisan larutan peka cahaya pada kasa, proses ini
dilakukan pada tempat yang tidak terpapar cahaya langsung (lampu/cahaya
matahari) atau tempat gelap. Zat yang digunakan pada proses coating yaitu
zat peka cahaya yang telah dicampurkan dengan kalium dikromat
membentuk suatu lapisan yang apabila nantiya diberikan motif bagian hitam
dari gambar motif tidak akan tersinari oleh cahaya dan akan menjadi bolong
(zat peka cahaya akan luntur) dan bagian inilah yang nantinya akan
dijadikan motif untuk proses pencapan. Penyinaran oleh cahaya ini dapat
dilakukan dengan sumber cahaya matahari atau menggunakan box lampu,
dan yang dilakukan yaitu dengan cara paparan sinar lampu selama 10 menit,
kemudian scren diseprot oleh air bertekanan tinggi, bagian yang terhalangi
oleh motif akan melunturkan zat peka cahaya proses ini disebut dengan
pembukaan motif.
Pada saat pembukaan motif, motif yang terbuka tidak begitu
sempurna atau sedikit terjadi kecacatan dari gambar motif yang diinginkan,
oleh sebab itu dilakukanlan proses retusir, proses ini dilakukan dengan cara
menambahkan lagi larutan peka cahaya pada bagian bagian motif yang cacat,
samakan dengan motif yang diinginkan. Pada saat pembukaan screen hasil
yang didapatkan banyak sekali terjadi kecacatan, sehingga dilakukanlah
proses retusir ini, hal tersebut terjadi karen pada kertas film atau kalkir tinta
hitam dari motif kurang tebal sehingga saat penyinaran masih ada cahaya
yang masuk kedalam motif sehingga hasil kurang baik. Setelah semua
bagian motif sesuai dengan yang diinginkan, maka dilakukan proses
penguatan motif dengan cara menambahkan zat hardener yang dapat
menguatkan motif.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pertama kali yang dilakukan pada praktikum ini adalah pemilihan desain
baru,memisahkan desain menjadi 2 bagian yang sama,penghapusan motif
pada kasa lama, pemasangan screen yang baru kemudian dilanjutkan proses
afdruk dengan zat peka cahaya
.
PENCAPAN ZAT WARNA PIGMEN
• Fungsi Zat
1. Zat warna pigmen untuk mewarnai serat atau bahan.
2. Air sebagai penyeimbang kekentalan pasta cap.
3. DAP sebagai katalis untuk mempercepat proses polimerisasi binder.
4. Binder sebagai zat pengikat yang membentuk lapisan film/jaringan
yang sangat tipis diatas bahan dan membentuk ikatan dengan serat
sehingga hasil pencapan memiliki ketahanan gosok yang lebih baik.
• Langkah Kerja
.1 Pembuatan Pengental Induk
1. Dimasukkan emulsi yang akan digunakan pada ember plastik.
2. Air dan minyak dimasukkan sedikit-sedikit.
3. Dikocok secara merata menggunakan mixer.
4. Dikocok hingga terbentuk emulsi yang kental.
.2 Pembuatan Pasta Cap
1. Diambil pengental emulsi sesuai kebutuhan ke dalam gelas
plastik.
2. Binder, urea, katalis DAP, dan air dimasukkan ke dalam gelas
plastik.
3. Zat warna pigmen dimasukkan ke dalam gelas plastik lalu
diaduk hingga semua bagian merata.
.3 Proses Pencapan
1. Kain yang akan dicap dipasang pada meja cap dengan posisi
terbuka sempurna dan konstan pada meja cap serta dengan
tegangan yang rata.
2. Screen diletakkan diatas bahan yang akan dicap.
3. Pasta cap dituangkan pada pinggir screen.
4. Frame ditahan agar dan dilakukan proses pencapan, dengan cara
screen dipoles menggunakan pasta cap dengan bantuan rakel.
5. Pada proses pencapan rakel harus ditarik dengan kuat dan
menekan ke bawah dan ke atas.
6. Screen dilepaskan secara perlahan.
7. Untuk screen berikutnya (warna berbeda), dipasang screen
dengan memposisikan motif, agar kedua motif dapat berimpit
dengan tepat.
8. Melakukan proses pencapan seperti poin di atas.
9. Setelah selesai, dilakukan proses drying selama 2 menit.
10. Setelah kering, dilakukan proses curing pada suhu 160-180℃
selama 2-4 menit.
11. Lakukan proses evaluasi ketuaan, kerataan, dan kekakuan
Kebutuhan untuk membuat pasta cap untuk 2 warna yang akan digunakan
masing-masing 75 gr.
Kebutuhan bahan-bahan untuk membuat pasta cap 75 gr.
VI. Pembahasan
Pada pencapan kapas dengan pigmen didapat hasil ketuaan warna
pada kain yang paling muda didapat pada kain dengan suhu curring 150oC
berurutan hingga warna paling tua pada kain dengan suhu curring 180oC hal
ini dapat terjadi karena pada suhu tinggi zat pengental berupa minyak dan
air yang terdapat pada pasta menguap dan membuat warna lebih terlihat
karena tidak ada zat yang menghalangi zat warna, dan pada warna muda
minyak dan air dari zat pengental belum menguap seluruhnya sehingga
warna masih terhalangi oleh zat tersebut.
Untuk kerataan warna dan ketajaman motif dilihat dari konstruksi
screennya itu sendiri, bagaimana proses pencapannya dan juga bagaimana
viskositas pasta cap yang dibuat karena jika pasta terlalu encer maka hasil
kerataan dan ketajaman motif pun akan rendah, pada ketajaman motif bisa
disebut hasil tidak terlalu jauh hanya terdapat perbedaan 6-7% dan untuk
kerataan hasil cukup berbeda karena pada setiap kain, ada yang melewati
motif hal ini dapat terjadi karena screen telah dipakai untuk kain
sebelumnya dan terdapat sebagian pasta yang menempel pada motif dan
ketika di cap warna tersebut terdorong dan warna pun melenceng ke bagian
kain yang tidak masuk pada motif screen tersebut.
Sedangkan untuk hasil handling setelah proses curing minyak dan
air pada pengental diuapkan, untuk kain awal pegangan kain terasa lembut
tidak ada lengket pada gambar, seiring variasi suhu curring semakin naik
gambar pada kain terasa semakin lengket dan pegangan menjadi tidak stabil
pada gambar, hal ini dapat terjadi karena pada suhu curring minyak dan
pengental yang menguap masih tersisa sedikit disekitar permukaan gambar
sehingga gambar terasa lengket.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pencapan kain kapas dengan zat warna
pigmen yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kekentalan atau viskositas pasta cap sangat penting dalam proses
pencapan. Viskositas yang terlalu tinggi menyebabkan pasta cap
hanya mewarnai permukaan kain saja, sedangkan jika terlalu rendah
berakibat hasil pencapan pastanya akan menyebar keluar motif
sehingga motif tidak tajam.
2. Proses perakelan sebaiknya dilakukan dalam kondisi permukaan
kain rata (tidak kusut), dengan posisi screen yang tegang dan posisi
rakel yang tegak lurus. Pemberian tekanan pada rakel juga sebaiknya
tidak terlalu kuat maupun terlalu lemah. Penekanan yang sesuai
dapat menghasilkan ketuaan dan kerataan warna serta ketajaman
motif yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA