Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENCAPAN I

Pembuatan Screen Baru, Penghapusan Motif Pada Screen Bekas Dan Pengafdrukan

Disusun Oleh Kelompok 1

Indra Joshua (16020072)

Moch Iklil Hamdani (16020082)

Nabila Dini Akmalia (16020086)

Nasiha Khaerunnisa (16020096)

Ratu Suraduhita Firna (16020097)

Grup : 3K3

Dosen : Khairul Umam, S.ST. M.T.

Asisten : 1. Eka O., S.ST. M.T.

2. Desiriana

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2018
PEMBUATAN SCREEN BARU, PENGHAPUSAN MOTIF PADA SCREEN BEKAS
DAN PENGAFDRUKAN

I. MAKSUD DAN TUJUAN

I.1 Maksud
Pelaksanaan praktikum ini dimaksudkan untuk mempersiapkan peralatan yang
akan digunakan dalam proses pencapan.

I.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang
perlu disiapkan dan proses cara persiapannya agar diperoleh hasil pencapan
yang lebih baik nantinya.

II. TEORI DASAR

Pencapan merupakan proses pelekatan zat warna secara tidak merata dengan
menimbulkan corak-corak tertentu. Proses pelekatan zat warna keatas permukaan
kain ini dilakukan secara mekanis. Disini digunakan metode menggunakan screen
datar yang merupakan kasa yang terpasang pada rangka. Kasa atau screen ini
dapat digunakan secara berulang-ulang dengan cara membersihkannya. Proses
awalnya agar didapat motif yang akan menempel pada kain, sebelumnya dibuat
terlebih dahulu gambar motif tersebut pada kertas gambar untuk kemudian
dipindahkan ke kertas transparan hingga mulai dilakukan proses exposing yang
akan menghasilkan screen yang terdapat beberapa bagian yang tertutup yang
dihasilkan dari gambar yang tidak bermotif, sedangkan bagian motifnya akan
memberikan bagian screen yang berlubang hingga pasta cap dapat menembusnya.

Pembuatan Screen
Rangka yang digunakan pada screen dibuat dari kayu atau logam. Penggunaan
kayu harus ikut dipertimbangkan dari segi kestabilan dalam segala suasana
(keadaan kering atau basah). Sedangkan peggunaan logam ikut pula
dipertimbangkan mengenai ketahanannya terhadap zat-zat kimia dan kestabilan
bentuknya. Ukuran rangka screen disesuaikan dengan jenis bahan yang akan
dicap. Setelah rangka selesai dibuat, kemudian dilapisi dengan suatu zat yang
bersifat menolak air agar kain tidak mudah basah sehingga tahan lama.
Kasa untuk screen ini pada umumnya digunakan kain monyl, meskipun
beberapa jenis kain dapat digunakan pula. Pemilihan kasa ditentukan oleh corak
yang akan dibuat. Corak yang besar digunakan kasa yang kasar sedangkan corak
yang kecil digunakan kasa yang halus. Kasa yang digunakan haus memenuhi
syarat tertentu seperti ketahanan tarik yang tinggi sehingga tidak akan
mengembang atau mengkerut dalam keadaan basah atau kering serta susunan
tenunan kain monyl yang tidak akan menggeser. Hal-hal diatas bila terjadi akan
mempengaruhi corak yang telah ditentukan.

Gambar.1 Rangka Screen

Dalam penomoran monyl ada 4 macam yang dicantumkan yaitu S light


(ringan), M medium (medium), T heavy (kuat) dan HD extrenheavy (sangat
kuat). Fabric Number atau Mesh Count menentukan banyaknya helai benang
perinchi atau per cm. fabric Number kecil berarti Monyl yang kasar, fabric
number besar berarti monyl yang halus, biasanya pada penomoran monyl
dicantumkan juga penomoran sutera.
Sebelum kasa dipasang pada rangka, pinggiran pada rangka diberi perekat
khusus (quick fix), kemudian dikeringkan sebentar. Pemasangan screen ini ada
beberapa cara yaitu dengan tangan dan mesin penarik. Syarat utama sebelum
dilakukan pemasangan ini, benang-benangnya harus tegak lurus agar corak akan
sesuai keinginan. Karena kasa dapat mengendur ketika terkena basah, maka
pemasangannya pun dilakukan pada keadaan basah. Setelah selesai screen perlu
dibersihkan dari kotoran, lemak dan hal yang mengganggu lainnya dengan cara
mencucinya menggunakan sabun panas atau NaOH yang dicairkan dengan
tambahan kaporit. Setelah pembersihan ini dilakukan penetralan dengan asam
lemah dan pencucian air dingin.

Coating
Proses coating adalah proses pelapisan larutan peka cahaya pada kasa datar.
Sifat dari larutan coating adalah apabila larutan coating terkena cahaya matahari
baik langsung maupun tidak langsung maka tidak dapat larut dalam air karena
akan menggumpal, mengering, atau kaku. Jenis-jenis zat peka cahaya diantaranya
adalah Super X, Diazol, Kromatin, Foto Motion, dan lain-lain. Proses coating
dilakukan dengan alat yang disebut coater yang berfungsi untuk menyapukan zat
peka cahaya secara merata keseluruh bagian screen.

Gambar.2 Coating
Setelah screen bersih baru dilakukan pemberian corak pada kasa. Disini
digunakan cara dengan menggunakan kertas film tembus pandang (Kodatrace).
Proses awal yang dilakukan adalah menggambar motif pada kertas kodatrace
tersebut dengan cat khusus yang berwarna gelap. Setelah selesai kasa yang telah
bersih diberi lapisan larutan yang bersifat peka cahaya, dimana disini digunakan
larutan chromatin. Larutan peka cahaya ini dibuat melapisi screen secara merata
menggunakan coater kemudian dikeringkan pada oven yang tidak bercahaya dan
setelah kering siap dilakukan pemindahan corak gambar tembus pandang ke
screen.

Exposing/Afdruk
Hasil gambar pada diapositif atau kertas tembus pandang dilekatkan pada
permukaan luar screen serapat mungkin. Setelah itu dilakukan penyinaran dengan
lampu neon yang jaraknya dengan kasa sekitar 30 cm. Urutannya adalah pada
screen bagian dalam diberi busa yang akan menekan kasa hingga menempel pada
gambar, sedangkan lapisan luarnya terdapat gambar diapositif yang rapat dengan
kaca. Sementara dibawah kaca terdapat lampu neon yang akan menyinari kasa.
Setelah penyinaran ini, kertas tembus pandang yang menempel pada screen
dilepas sehingga akan terlihat bayangan gambar pada screen. Segera setelah
selesai screen direndam dalam air panas bersuhu 70℃, hingga bagian-bagian
yang bermotif jadi berlubang dan kemudian dilakukan pengeringan. Dalam
pencucian dengan air ini screen tidak boleh terkena gerakan-gerakan mekanik
yang kuat apalagi digosok, karena akan mengakibatkan kerusakan pada motif
atau melubangi bagian yang seharusnya tidak berlubang.
Dalam proses pengafdrukan film sablon, diketahui ada dua cara yaitu,
penyinaran dengan bantuan sinar matahari dan sinar lampu. Proses peng afdruakn
film sablon dengan sinar matahari memang selain mempunyai kelebihan,juga
mempunyai kelemahan.yaitu keterbatasan waktu dan tentunya cuaca.jika sedang
dalam keadaan cuaca mendung atau musim hujan,tentunya akan memiliki
kesulitan dalam proses peng afdrukan film sablon. Dengan cara yang kedua
yaitu,dengan menggunakan penyinaran dari lampu.baik lampu neon ataupun bola
lampu tidak terbatasi oleh kendala cuaca.jadi hal cara ini mungkin akan lebih
efektif.misalnya jika kita harus melakukan peng afdrukan pada malam hari.
Walaupun ada sedikit kelemahan juga,kinerja akan terganggu jika ada
pemadaman listrik.
Dari kedua cara tersebut di atas,kurang lebih mempunyai banyak kesamaan
cara peng afdrukan,sedikit hanya pada waktu penghitungan pada saat penyinaran
saja.
Dalam hal pembuatan alat Bantu dalam proses afdruk dengan meja lampu,berikut
saya mencoba memberikan gambarannya. Sebelumnya anda buat meja atau bisa
juga menggunakan meja yang sudah adapun tidak apa-apa.asalkan alas meja di
lapisi kaca bening tebal, kira-kira 5 mm.agar penyinaran lampu dapat sempurna.
Tinggi meja tidak terlalu dibatasi,sesuikan dengan yang anda inginkan atau jika
menggunakan meja yang sudah ada.misalnya, meja tamu, tinggal diganti dengan
kaca yang bening karena meja tamu biasanya berwarna agak gelap. Setelah itu
simpan lampu di bawahnya(menghadap ke atas). Jika menggunakan bola lampu
pijar,pasang lampu pijar tersebut sebanyak empat buah dengan watt yang
besar.kedua dengan lampu neon,simpan lampu neon dua buah,masing-masing 40
watt. Jarak antara lampu dengan kaca bagian bawah kurang lebih sekitar 60 s/d 30
cm.
Pada saat proses peng afdrukakan sama dengan penyinaran sinar matahari,hanya
saja posisi screen menghadap kebawah kearah sinar lampu.

Retusir Dan Penguatan Motif


Gambar yang telah jadi perlu dikuatkan agar lebih tahan terhadap gosokan dan
zat kimia yang akan digunakan pada pencapan. Penguatan screen ini dilakukan
dengan menggunakan larutan vernis yang dilapiskan pada permukaan screen.
Proses Pengembangan (Developing)
Proses pengembangan merupakan proses kelanjutan dari proses penyinaran
(exposing). Tujuannya, untuk memperjelas hasil gambar afdruk yang tercetak
pada layar. Screen yang sudah diafdruk dicuci dengan diguyur air yang mengalir,
gunanya untuk menghentikan reaksi kimia (stop bath).
Selanjutnya untuk membersihkan lapisan afdruk yang seharus luruh gunakan
semprotan air, hingga klise pada screen nampak jelas dari lapisan afdruk.

Proses Tusir (Corecting)

Gambar.3 Proses Tusir (Correcting)

Corecting adalah tahapan mengkoreksi apakah hasil afruk pada screen sudah
sempurna, apabila terdapat daerah yang seharusnya tidak tembus cahaya maka
harus ditambal dengan larutan afdruk yang masih tersisa atau dengan screen
laquer.

Pengeringan Akhir
Jemur screen yang sudah sempurna dibawah sinar mata hari atau gunakan hair
dryer. Penjemuran dilakukan hingga lapisan tusir dan lapisan penguat ULANO X
mengering.

Tinta Sablon

Medium fungsi

Medium pasta Cat sablon yang umumnya dipakai karena sifatnya menyerap ke kain
plus pigment cocok untuk bahan kaos yang terang
Medium Tinta sablon yang sering dipakai untuk kaos yang berwarna gelap
rubber plus maupun terang dan sifat cat ini menumpang dan menutupi rajutan kain.
pigment

Superwhite Medium pasta superwhite sama dengan medium pasta biasa hanya
kelebihannya sudah berwarna putih lebih halus sehingga membutuhkan
beberapa kali cetak agar menghasilkan kualitas yang bagus.

Superwhite dipakai sebagai cat dasar pada cetak kaos berwarna gelap.

Glow in the Cat berbahan fosfor. Cat ini dapat mengeluarkan cahaya dalam ruangan
dark gelap

Reflektif Cat dari bahan fluor akan menyala ketika disinari oleh cahaya

Discharge Cat dengan kemampuan menghilangkan warna dasar kemudian di-isi


dengan warna yang diinginkan

Foaming Cat timbul atau disebut puff print

Cat vernis / Biasanya cetak terakhir untuk menambah dan melindungi gambar dan
top coat memberikan cahaya yang lebih terang

Metalik ink Tinta yang terbuat dari bahan atau serbuk silver, serbuk gold, di campur
dengan medium pasta. Cat ini akan Nampak jelas terlihat dalam ruang
gelap

Obat afdruk atau emultion digunakan untuk melapisi layar untuk digunakan
film negativ. Pengolesan emultion harus dalam ruangan yang remang-remang dan
tidak boleh terkena cahaya lampu langsung. Karena cat emultion sangat sensitive
dengan cahaya dan mudah kering. Jika cat emultion terkena cahaya lampu atau
cahaya matahari proses afdrug akan sulit karena lubang-lubang sudah tertutup.
Pengeringan dilakukan dengan pemanas dengan suhu tertentu dengan
mengunakan kipas angin. Di Indonesia umumnya mengunakan kipas angin
selama kurang lebih 10-15 menit kemudian segera lakukan proses afdrug film
dengan menaruh, menempelkan film negative keatas layar screen. mengunakan
lampu uv (ultra violet) ataupun di jemur di matahari terik selama 10-15 menit.
Setelah afdruk layar dibasahin atau di rendam sebentar kemudian dicuci sampai
benar-benar bersih terutama pada bagian yang berbentuk gambar atau tulisan.

Gambar sudah siap, screen sudah di lapis emultion. Sekarang waktunya untuk
meng-expose atau memindahkan gambar dari kertas kalkir atau film ke layar
screen. Letakkan gambar di atas screen dengan bagian depan menghadap
kepermukaan layar, lihat gambar, kemudian taruh pemberat yang rata agar layar
menempel ke gambar dan ke kaca. hidupkan lampu selama 2-3 menit kemudian
layar direndam dengan air selama 3 menit kemudian lakukan pencucian seperti
pada gambar di dibawah.

Rakel

Gambar.4 Rakel

Rakel adalah alat yang kelihatan sederhana tapi sangat penting pada proses
pencetakan tinta ke objek kaos dan material lainnya. Rakel menekan tinta melalui
lobang jaring layar sehingga menempel pada kaos. Rakel ada bermacam-macam
model dan ukuran dan fungsi. Saya akan membagi dalam dua bagian saja agar
memudahkan membedakan type rakel yaitu rakel untuk cetak basis air dan cetak
basis minyak. Untuk cetak basis air sering dipakai untuk tekstil, dan rackel yang
digunakan lebih keras karetnya sedang untuk basis minyak, karet lebih lentur.
Umumnya Rakel terbuat dari karet keras (kaku) dan karet lentur.

Pembersihan Motif Pada Screen Bekas

Untuk melakukan proses pencapan diperlukannya sebuah screen terlebih


dahulu sebagai media zat warna dan bahan lainnya menempel pada kain, sehingga
membentuk motif yang kita inginkan. Namun dalam proses pencapan tidak
mengharuskan menggunakan screen yang baru tetapi bisa juga menggunakan
screen bekas yang masih layak digunakan tetapi zat peka cahaya yang ada pada
screen harus dihilangkan terlebih dahulu untuk menggantikan motif baru yang
diinginkan. Untuk penghapusan motifnya (stripping) digunakan pelarut coatinh
atau disebut coater.

 Fungsi obat (bahan) penghapus ialah untuk menghilangkan gambar – gambar


yang terdapat pada screen. Tujuannya ialah untuk menetralkan kembali screen
seperti keadaan semula.

Macam obat penghapus:

a) Soda Api

b) Pregant Paste

c) Sodium Hypocloride

d) Sodium Hypochloride.

Untuk proses penghapusan screen biasanya digunakan soda api dan kaporit:
1. Soda Api
Bentuk soda api ada yang berbentuk buti – butir kristal keping – keeping ada
pula yang berbentuk batu. Gunanya untuk membersihkan / menghapus bekas–
bekas gambar pada screen (alat cetak) agar screen dapat digunakan kembali. Daya
hapus sangat kuat, dapat menghilangkan bekas–bekas cat terutama cat–cat yang
yang telah mengering di permukaan screen. Bahan ini mudah bereaksi dengan
logam atau sejenisnya.

2. Sodium Hypochloride
Merupakan cairan berwarna bening (bukan jenis minyak). Gunanya untuk
menghapus bekas–bekas gambar yang ditinggalkan oleh pembangkit Super
Emulsion 5. Screen sheet (berbentuk gambar) yang diproses oleh super Emulsion
5 tidak bisa dihilangkan oleh soda api maupun pregant paste. Bahan yang tepat
sebagai penghapus ialah sodium hypochloride (hasil ramuan soda api dengan
kaporit).

Faktor-faktor yang berpengaruh pada penghapusan screen:


1. Penggunaan alkali.
2. Lamanya pembasahan pada screen oleh larutan soda kostik dan kaporit

III. METODE PENELITIAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Pembuatan Screen Baru

Alat

 Rangka screen
 Kasa
 Cutter
 Staples tembak
 Palu dan tang
 Lakban besar
 Meja afdruk
 Gunting

Bahan

 Air
 Kain kasa

3.1.2 Penghapusan Motif Pada Screen Bekas


Alat
 Rangka screen bekas
 Alat penggosok
 Pengaduk
 Ember kecil
 Timbang analitik

Bahan

 NaOH
 Kaporit
 Air
 Larutan M-3

3.1.3 Pengafdrukan
Alat
 Rangka screen
 Kertas kodatrace (Kalkir)
 Lampu neon 4 x 20 watt
 Cutter
 Lakban besar
 Spray
 Meja afdruk
 Busa dan pemberat
 Penggaris
 Hair dryer
 Cangkir plastik
 Kain Pembersih Kering

Bahan

 Diazol
 Air
 K2Cr2O7
 Screenlak LAK DN (Hardening)

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Pembuatan Screen Baru

 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


 Potong kain sesuai dengan bingkai,lalu atur kain pada bingkai agar lusi
dan pakannya sejajar
 Setelah mengatur kain pada bingkai,kain ditempel pada bingkai
menggunakan steples pada sisi-sisinya.
 Setelah sisi yang satu sudah di steples lalu bagian kedua ambil kain
pembantu lalu tempelkan pada kain dibingkai dan disteples pada sisi
meja.
 Lalu tarik bingkai sampai kain tegang hingga terdengar bunyi lalu
steples kembali pada sisi-sisi bingkai
 Lakukan hal yang sama pada kedua sisi lainnya
 Setelah kain sudah terpasang semua pada bingkai cek kembali apakah
ada tonjolan pada saat disteples apabila ada tonjolan tekan menggunakan
palu

3.2.2 Penghapusan Motif Pada Screen Bekas


 Timbang NaOH dan Kaporit 15 gram.
 Larutkan masing masing zat tersebut kedalam 300 ml air.
 Campurkan NaOH dan kaporit hingga homogen.
 Basahi screen bekas dengan larutan yang telah dibuat, lalu diamkan 30
menit
 Selanjutnya gunakan kayu yang ujungnya dibalut kain untuk menggosok
hingga zat peka cahaya luntur.
 Lakukan penggosokan pada kedua bagian screen.
 Cuci dengan air mengalir.
 Apabila ada bekas motif tidak luntur bersihkan dengan M3.
 Cuci kembali dengan air, lalu keringkan.

3.2.3 Pengafdrukan
 Gambar yang telah dipindahkan ke kertas kodatrace yang tembus pandang
disiapkan.
 Ditempelkan gambar yang dikertas kalkir kebagian depan kasa.
 Diletakkan kasa yang sudah ditempelkan gambar desain tunggal pada meja
pengafdrukan
 Meja pengafdrukkan terdiri dari rangkaian meja kaca, dan lampu neon.
 Setelah itu dilakukan penekan pada kasa yang sudah berada diatas meja
 Pengafdrukan menggunakan bantalan hitam dan papan penekan yang
bertujuan untuk menjaga agar pada saat pengafdrukan tidak mengalami
perubahan letak gambar yang tersalin kedalam kasa.
 Melakukan proses exposure dengan penyinaran diatas lampu neon berjarak
30 cm selama 15 menit.
 Screen yang telah disinari disemprot dengan air agar motif terbuka, lakukan
hingga motif terbuka maksimal.
 Setelah itu lakukan proses Hardening agar penguatan motif pada kain kasa
baik.
 Keringkan screen sampai benar-benar kering.

IV. DISKUSI

Pembuatan Screen

Pada praktikum pemasangan kasa pada bingkai dilakukan dengan cara


konvesional yang bahannya hanya terdiri dari bingkai,gunting,kain,steples dan
palu. Pada pemasangan kasa dilakukan bersama-sama karena pemasangan
menggunakan cara konvensional maka diperlukan bantuan yang cukup banyak.
Adapun beberapa faktor yang berpengaruh pada saat pemasangan kasa yaitu:
1. Bagian rangka pada screen sebaiknya dibuat sedikit tumpul karena apabila
bentuknya runcing akan memberikan kerusakan pada kain kasa. Kemudian
pada saat stretching harus dilakukan penarikan pada semua sisi yaitu ke
empat arah agar didapatkan susunan benang kain kasa yang saling tegak
lurus sehingga motif yang dihasilkan dapat sesuai harapan. Proses
penarikan itu sendiri dilakukan pada keadaan basah untuk membiasakan
kasa yang umumnya berubah kendur dalam keadaan basah.

2. Sebelum kain ditempelkan pada bingkai kain harus diluruskan terlebih


dahulu agar lusi dan pakannya sejajar tidak miring satu sama lain. Hal
tersebut dilakukan agar pada saat pencapan motif tidak miring. Dan
gambar yang dihasilkan sesuai dengan motif yang diinginkan.
3. Pada saat kain disteples pada bingkai stepleslah kain pada sisi miring
bingkainya karena apabila kain disteples pada depan bingkai akan
berpengaruh pada saat pencapan. Hal tersebut terjadi karena steples yang
terpasang pada depan bingkai akan mengganjal pada saat dilakukan
pencapan. Screen kayu akan sedikit terangkat sehingga apabila pada saat
dirakel harus menggunakan tenaga yang besar agar motif dapat menempel
pada kain,hal tersebut tidak efektif maka dari itu dilakukan steples kain
pada bingkai dilakukan pada sisi miring bingkainya.
4. Pada saat penarikan kain harus sampai tegang hingga terdengar suara,hal
tersebut dilakukan karena pada saat mengafdruk gambar,gambar akan
berukuran sama dan tidak akan mengerut atau miring. Dan penarikan kain
berpengaruh juga pada saat pencapan apabila screen tidak tegang maka
pada saat dirakel screen akan berubah bentuk sehingga nanti gambar yang
didapatkan tidak sesuai dengan gambar yang diinginkan. Maka dari itu
pada saat penarikan kain harus sampai tegang agar screen yang didapatkan
bagus.
Untuk melihat hasil yang didapatkan setelah pemasangan screen dapat dilihat
pada saat setelah kain terpasang pada bingkai kain akan terlihat tegang dan tidak
ada bolong karena terlalu banyak kesalahan pada saat steples. Screen terlihat
kokoh dan pada saat dilihat arah lusi dan pakannya lurus tidak miring.
Pembersihan Screen Bekas
Agar dapat dipergunakan kembali maka screen perlu untuk dibersihkan
dengan menggunakan kostik dan kaporit bersama air. Penggunaan kostik ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa lak kromatin sebagai zat yang melapisi
screen bersifat tidak tahan terhadap alkali kuat, sehingga dengan larutan kostik
chromatin tersebut akan larut dan terlepas dari screen. Setelah dibersihkan dengan
kostik, dilakukan penetralan yang berfungsi untuk menghilangkan sisa kostik yang
masih terdapat pada screen. Adanya kostik dalam waktu yang cukup lama pada
screen dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada kasa maupun saat
pelapisan dengan chromatin kembali, karena chromatin yang baru dilapiskan akan
mudah rusak kembali oleh kostik yang masih ada.

Pengafdrukan

Pelapisan dengan chromatin harus dilakukan dengan merata dan tidak


terlalu tebal. Karena bila tidak rata maka motif yang dihasilkan akan berkurang
ketajamannya dan begitu pula bila terlalu tebal chromatin akan sukar kering dan
menjadi lembek serta ikut berpengaruh pada ketajaman motif. Penyinaran
dilakukan setelah chromatin telah kering agar tidak akan menempel pada gambar
kodatrace pada saat penyinaran. Waktu dan jarak penyinaran perlu diperhatikan.
Jarak yang umum digunakan adalah sekitar 30 cm antara lampu neon dan screen,
sedangkan waktu yang diperlukan tidak lebih dari 15 menit. Apabila terlalu cepat,
chromatin pada screen pada saat direndam akan hilang dan tidak diperoleh motif
karena chromatin yang belum kering. Sedangkan bila terlalu lama yang terjadi
adalah chromatin yang terlalu kering sehingga pada saat direndam bagian yang
bermotif tidak akan berlubang karena sudah terlampau kering.
V. KESIMPULAN

 Membersihkan screen dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH yang


telah diencerkan.
 Untuk screen yang telah menggunakan vernis penguat digunakan kaporit
sebagai zat tambahan untuk membersihkannya.
 Pemasangan kasa pada rangka screen dilakukan pada keadaan basah agar
didapat tarikan yang maksimal.
 Gambar motif yang digambar pada kertas kodatrace(kalkir) harus tidak tembus
cahaya.
 Pelapisan dengan chromatin dilakukan secara merata agar diperoleh ketajaman
warna yang baik.
 Proses penyinaran dilakukan diatas lampu neon selama 15 menit. Agar
mendapatkan motif ketajaman warna yang baik.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arifin ,dkk., “Teknologi Pencapan Tekstil”. 1998. Bandung : Institut


Teknologi Tekstil.

Djufri, Rashid, Ir., dkk, “Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan


Pencapan”. 1976. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

Purwanti, dkk, “Pedoman Praktikum Pencapan dan Penyempurnaan”. 1978.


Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Anda mungkin juga menyukai