TEKNOLOGI PENCAPAN I
Pencapan Zat Warna Reaktif Panas Dengan Kain Kapas Metode Steam Variasi Waktu
Steam Menggunakan Pengental 600 gram dan NaHCO3 10 gram
Grup : 3K3
2. Desiriana
BANDUNG
2018
PENCAPAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS DENGAN KAIN KAPAS METODE
STEAM VARIASI WAKTU STEAM MENGGUNAKAN PENGENTAL 600 gram
DAN NaHCO3 10 gram
a. Gugus Pelarut
Gugus pelarut menyebabkan zat warna reaktif dapat larut dalam air. Gugus
pelarut ini umumnya ada pada bagian kromofor, yang berupa :Gugus sulfonat (–
SO3H atau –SO3Na) atau gugus karboksilat (–COONa atau –COOH).
Adanya gugus pelarut yang terdapat pada zat warna reaktif tidak hanya
berpengaruh pada kelarutan zat warna reaktif saja, tapi juga berpengaruh terhadap
sifat-sifat yang lain, seperti substantifitas, kereaktifan dan kestabilan ikatan serat
dan zat warna.
b. Kromofor
Kromofor merupakan gugus pembawa warna yang menentukan corak dan
kecerahan warna.Kromofor juga berpengaruh terhadap substantifitas dan
kooefisien difusi, kereaktifan,serta kelarutan zat warna.Jenis struktur komofor zat
warna reaktif pada umumnya adalah jenis azo, antrakuinon, dan ftalosianin.
c. Gugus Penghubung
Gugus penghubung adalah gugus yang menghubungkan kromofor dengan
gugus reaktif, misalnya gugus amina (–NH–), sulfo amina (–SO2NH), dan amida
(–CONH–).Gugus penghubung ini berpengaruh juga terhadap kereaktifan zat
warna reaktif karena bersifat sebagai penarik elektron (elektrofilik).Selain itu
berpengaruh juga terhadap kestabilan hasil celup karena ikatan antara serat dengan
zat warna dapat diputus pada bagian ini.
d. Gugus Reaktilf
Gugus reaktif adalah gugus yang dapat bereaksi dengan serat.Gugus ini sangat
besar pengaruhnya terhadap kereaktifan zat warna, karena mempunyai atom
karbon bermuatan positif yang mencari tempat negatif (elektrofilik), yang akan
bereaksi dengan gugus fungsi serat yang mempunyai sepasang electron bebas
(nukleofilik).
- Golongan II (dua)
Yaitu zat warna reaktif yang dapat mengadakan reaksi substitusi nukleofilik
dengan selulosa membentuk ikatan pseudo-ester.Ikatan ini biasanya tahan
terhadap kondisi alkali, tetapi kurang tahan terhadap kondisi asam.Contoh zat
warna reaktif yang mengadakan reaksi ini yaitu zat warnareaktif dengan gugus
triazin.
2) Berdasarkan cara pemakaian
Berdasarkan cara pemakaiannya, zat warna reaktif digolongkan menjadi dua
macam, yaitu :
- Pemakaian cara dingin
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan tinggi, misalnya zat warna
reaktif dengan system diklorotriazin.Suhu pencelupannya tidak lebih dari 40°C
karena pada suhu yang lebih tinggi zat warna tersebutakan mudah terhidrolisa.
- Pemakaian cara panas
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan rendah, sehingga perlu
menggunakan suhu yang tinggi pada proses pencelupannya. Contoh zat warna
ini yaitu zat warna dengan gugus reaktif monoklorotriazin.Suhu pencelupannya
antara 60 – 80°C.
2.2. Serat kapas
Kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang melintang dari serat
kapas tidak beraturan yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang melintang seperti itu
membuat hasil pewarnaan pada permukaan jadi memiliki daya kilap yang kurang,
akan tetapi bentuk seperti itu memberikan daya penutup kain yang lebih besar.
Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari molekul
lainnya, juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat serat yang
mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air sehingga serat
tersebut memiliki moisture regain yang tinggisekitar 7-8,5% umumnya lebih tahan
alkali tapi kurang tahan suasana asam atau oksidator sehingga dalam pengerjaan
proses pencapannya biasa dilakukan dalam suasana alkali atau netral. Namun
demikian dlam suasana alkali kuat suhu tinggi serat kapas dapat mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan.
Serat kapas merupakan serat selulosa yang merupakan rantai polimer linier,
yang tersusun dari kondensasi β-glukosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen
pada posisi 1 dan 4.Molekul selulosa mempunyai satu gugus hidroksil primer dan
dua gugus hidroksil sekunder pada setiap unit glukosa.Gugus hiroksil merupakan
gugus fungsi yang berperan untuk mengedakan ikatan dengan zat warna naftol.
Morfologi serat kapas:
Persiapan
Pencapan
Drying
(2 menit, 100℃)
Steaming
(1,3,5,7,9 menit, 100℃)
Pencucian
3.3. Resep
Resep Pasta Cap(dibuat 50 gram/warna)
Zat warna reaktif panas : 10 gram
Zat anti reduksi (Ludigol Auxal) : 20 gram
Urea : 100 gram
NaHCO3 : 10 gram
Pengental sintetik : 600 gram
Balance : 260
1000 gram
Resep Pengental
Pengental sintetik : 8%
Resep Pencucian
Teepol : 1 ml/L
Na2CO3 : 2 g/L
Suhu : 90℃
Waktu : 10 menit
3.4. Prosedur Kerja
1. Persiapan alat dan bahan
2. Hitung kebutuhan zat dan pengental sesuai dengan resep lalu timbang
3. Bubuhkan pasta cap secukupnya pada screen yang sudah berpola
4. Ratakan dengan menggunakan rakel dengan penekanan tertentu secara merata
sekaligus
5. Keringkan kain yang sudah dicap pada suhu 100℃ selama 2 menit
6. Bungkus kain dengan kertas lalu masukkan kedalam pengukus lakukan dengan
variasi waktu steam
7. Lakukan proses pencucian dengan sebagai berikut: cuci dingin dengan air bilas
hingga tidak licin, lalu cuci dengan sabun panas (teepol dan Na2CO3), lalu cuci
panas dengan air panas, dan cuci dingin bilas kembali dengan air. Lalu
keringkan.
8. Setrika kain dengan alas kain tebal dan diatasnya terdapat kertas sehingga tidak
langsung mengenai kain hasil pencapan.
9. Lakukan proses evaluasi yaitu ketuaan warna secara visual dan
spektrofotometri, ketajaman motif, dan ketahanan luntur warna dengan cara
tahan gosok.
3.5. Perhitungan Resep
Resep Pasta Cap
10
Zat warna reaktif panas : 1000 × 50 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
20
Zat anti reduksi : 1000 × 50 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Urea : 1000 × 50 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚
10
NaHCO3 : 1000 × 50 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
600
Pengental : 1000 × 50 = 30 𝑔𝑟𝑎𝑚
260
Balance/air : 1000 × 50 = 13𝑚𝑙
Resep Pengental
8
Pengental sintetik : 100 × 50 = 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
Resep Pencucian
1
Teepol : 1000 × 500 = 0,5 𝑚𝑙
2
Na2CO3 : 1000 × 500 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
IV. DATA PENGAMATAN
10
0
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Keterangan:
Kelompok 1 : Pengental 600 gram Na2CO3 10 gram
Kelompok 2 : Pengental 300 gram Na2CO3 10 gram
Kelompok 3 : Pengental 600 gram Na2CO3 20 gram
Kelompok 4 : Pengental 300 gram Na2CO3 20 gram
Kelompok 5 : Pengental 600 gram Na2CO3 30 gram
Kelompok 6 : Pengental 300 gram Na2CO3 30 gram
10
0
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
VI. KESIMPULAN
Pada proses pencapan zat warna reaktif dengan kain kapas menggunakan metode
steam variasi waktu steam, pengental 600 gram dan NaHCO3 10 gram dapat
disimpulkan bahwa:
Semakin lama waktu steam maka semakin tinggi ketuaan warna.
Semakin tinggi konsentrasi alkali maka semakin tinggi ketuaan warna.
Semakin tinggi viskositas maka semakin tinggi ketajaman warnanya.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Djufri, Rasjid, dkk, 1973. Teknologi Pengelantanga, Pencelupan dan
Pencapan. Institut Teknologi Tekstil, Bandung.
Lubis, Arifin, dkk. 1998. TeknologiPencapanTekstil. Sekolah Tinggi
TeknologiTekstil Bandung.
Purwanti, dkk, 1978. Pedoman Praktikum pencapan dan Penyempurnaan.
Institut Teknologi Tekstil Bandung.
Soeprijono, P dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Institut Teknologi Bandung.