Grup : 2K4
KIMIA TEKSTIL
2024
I. MAKSUD DAN TUJUAN
➢ Maksud
Melakukan pencapan kain kapas menggunakan zat warna pigmen dengan variasi
waktu curing,
➢ Tujuan
• Untuk mendapatkan hasil pencapan yang baik dengan zat warna pigmen pada
kain kapas.
• Untuk memberikan efek warna pada desain dengan menggunakan zat warna
pigmen secara merata dan permanen.
• Untuk mengetahui cara pencapan yang meliputi langkah-langkah pengerjaan
pencapan dan menempatkan motif satu dengan motif lainnya pada kain.
• Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapan.
IV. RESEP
➢ Resep Pengental Induk
Minyak tanah 350 gr
Emulsifier 150 gr
Air 500 gr
➢ Resep Pasta Cap
Zat warna pigmen 20 gr
Binder 20 gr
Urea 50 gr
DAP 1:2 10 gr
Fixer 10 gr
Pengental 700 gr
V. FUNGSI ZAT
• Zat warna pigmen untuk mewarnai serat atau bahan.
• Air sebagai penyeimbang kekentalan pasta cap.
• DAP sebagai katalis untuk mempercepat proses polimerisasi binder.
• Binder sebagai zat pengikat yang membentuk lapisan film/jaringan yang sangat
tipis diatas bahan dan membentuk ikatan dengan serat sehingga hasil pencapan
memiliki ketahanan gosok yang lebih baik.
Pencapan
Pengeringan
Curring 2 menit
160-180oC
Evaluasi
XI. DISKUSI
Pada proses pencapan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti penggunaan
zat yang dipakai, kekentalan pasta cap, tekanan pada saat merakel dan ketepatan untuk
menempatkan posisi motif sehingga dapat menghasilkan motif yang baik. Zat warna
yang digunakan yaitu zat warna pigmen yang merupakan zat warna yang tidak
mempunyai gugus pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat, sehingga
diperlukan zat pengikat (binder) untuk menempelkan zat warna pada kain. Karena
sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai efek kaku.
Pada faktor kekentalan pasta cap, praktikan harus memperhatikan banyaknya
pengental dan air yang ditambahkan sehingga memperoleh viskositas pasta cap yang
sesuai. Jika viskositas pasta cap rendah, zat warna pada hasil pencapan akan keluar
dari motif (overlap). Jika viskositas pasta cap terlalu tinggi dapat menyebabkan
ketidakrataan warna pada motif karena sulitnya pasta melewati lubang-lubang kasa.
Kemudian, tekanan pada saat merakel juga perlu diperhatikan karena jika terdapat
perbedaan tekanan pada saat pencapan, hasil ketuaan dan kerataan pada kain pun juga
akan berbeda. Posisi motif juga akan mempengaruhi hasil pencapan, dimana posisi
kain harus diam pada satu tempat dan kasa juga tidak boleh bergeser saat perakelan
pasta cap.
Pada pencapan kapas dengan pigmen didapat hasil ketuaan warna pada kain yang
paling muda didapat pada kain dengan suhu curring 150°C berurutan hingga warna
paling tua pada kain dengan suhu curring 180°C hal ini dapat terjadi karena pada suhu
tinggi zat pengental berupa minyak dan air yang terdapat pada pasta menguap dan
membuat warna lebih terlihat karena tidak ada zat yang menghalangi zat warna, dan
pada warna muda minyak dan air dari zat pengental belum menguap seluruhnya
sehingga warna masih terhalangi oleh zat tersebut.
Untuk kerataan warna dan ketajaman motif dilihat dari konstruksi screennya itu
sendiri, bagaimana proses pencapannya dan juga bagaimana viskositas pasta cap yang
dibuat karena jika pasta terlalu encer maka hasil kerataan dan ketajaman motif pun
akan rendah, pada ketajaman motif bisa disebut hasil tidak terlalu jauh hanya terdapat
perbedaan 6-7% dan untuk kerataan hasil cukup berbeda karena pada setiap kain, ada
yang melewati motif hal ini dapat terjadi karena screen telah dipakai untuk kain
sebelumnya dan terdapat sebagian pasta yang menempel pada motif dan ketika di cap
warna tersebut terdorong dan warna pun melenceng ke bagian kain yang tidak masuk
pada motif screen tersebut.
Sedangkan untuk hasil handling setelah proses curing minyak dan air pada pengental
diuapkan, untuk kain awal pegangan kain terasa lembut tidak ada lengket pada
gambar, seiring variasi suhu curring semakin naik gambar pada kain terasa semakin
lengket dan pegangan menjadi tidak stabil pada gambar, hal ini dapat terjadi karena
pada suhu curring minyak dan pengental yang menguap masih tersisa sedikit disekitar
permukaan gambar sehingga gambar terasa lengket.
XII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum pencapan kain kapas dengan zat warna pigmen yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kekentalan atau viskositas pasta cap sangat penting dalam proses pencapan.
Viskositas yang terlalu tinggi menyebabkan pasta cap hanya mewarnai permukaan
kain saja, sedangkan jika terlalu rendah berakibat hasil pencapan pastanya akan
menyebar keluar motif sehingga motif tidak tajam.
2. Proses perakelan sebaiknya dilakukan dalam kondisi permukaan kain rata (tidak
kusut), dengan posisi screen yang tegang dan posisi rakel yang tegak lurus.
Pemberian tekanan pada rakel juga sebaiknya tidak terlalu kuat maupun terlalu
lemah. Penekanan yang sesuai dapat menghasilkan ketuaan dan kerataan warna
serta ketajaman motif yang optimum.
DAFTAR PUSTAKA
Suprapto, Agus., dkk. 2006. Bahan Ajar Teknologi Pencapan 1. Bandung : Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil.
Lubis, Arifin., akk. 1998. Teknologi Pencapan Tekstil. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Djufri, Rasjid., dkk. 1973. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan Dan Pencapan.
Bandung : Institute Teknologi Tekstil.
LAMPIRAN
• Kelompok 1
• Kelompok 2
• Kelompok 3
• Kelompok 4
• Kelompok 5