Kelompok 1 – 2K4
Dosen Pengampuh :
M. Ichwan AT,MS.Eng.,Ph.D
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
1.2 Tujuan
Memahami prinsip reaksi pembentukan zat warna melalui reaksi
diazotasi dan reaksi coupling.
Memahami dan menuliskan reaksi pembentukan zat warna melalui reaksi
diazotasi dan reaksi coupling.
Menganalisis serta mengevaluasi zat warna yang dihasilkan dari
reaksi diazotasi dan reaksi coupling.
Zat warna sintetik merupakan salah satu zat warna yang banyak
digunakan dalam industri tekstil. Hal ini disebabkan karena zat warna
sintetik lebih murah, penggunaannya lebih praktis, tidak mudah luntur, dan
warnanya lebih bervariasi daripada zat warna alam. Molekul zat warna
tekstil terdiri dari kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai
pengikat warna dengan serat. Zat warna sintesis yang akan digunakan pada
praktikum ini adalah zat warma azo, zat warna azo yaitu zat warna yang
dikembangangkan untuk aplikasi luas sebagai pewarna dan zat anti bakteri.
Zat warna azo banyak digunakan dalam pencelupan kain terutama kain dari
serat selulosa, rayon, dan wool. Hal ini karena zat warna azo dapat terikat
kuat pada kain, sehingga tidak mudah luntur dan memberikan warna yang
baik. Zat warna azo tidak mudah rusak oleh perlakuan kimia, sehingga
jika terbuang ke lingkungan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama serta dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Zat warna azo
merupakan zat warna yang sangat banyak digunakan sebagai zat warna
tesktil, namun zat warna azo merupakan zat warna yang karsinogen (zat
yang berpotensi menyebabkan kanker), zat warna azo memiliki banyak
cincin amina aromatis yang bersifat toksik dan para-isomer dari amina
aromatis yang bersifat karsinogenik
Zat warna azo adalah senyawa yang paling banyak terdapat dalam
limbah tekstil, yaitu sekitar 60 % - 70 %. Senyawa azo memiliki struktur
umum R─N═N─R, dengan R dan R’ adalah rantai organik yang sama atau
berbeda. Senyawa ini memiliki gugus ─N═N─ yang dinamakan struktur
azo. Nama azo berasal dari kata azote, merupakan penamaan untuk nitrogen
bermula dari bahasa Yunani a (bukan) + zoe (hidup). Untuk membuat zat
warna azo ini dibutuhkan zat antara yang direaksikan dengan ion diazonium.
Gambar 1
B. Diazotasi
Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam
nitrit yang berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk
garam diazonium. Metode ini hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan
senyawa lain yang mempunyai gugus amin arimatis primer bebas atau yang
pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer
bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin
aromatis primer.
penitrosasi
C. Kopling
Proses kopling adalah proses penggandaan antara komponen kopling
dengan garam diazonium. Komponen kopling yang dapat digunakan dalam
pembuatan zat warna azo diantaranya adalah asetoasetaril amid, piridon,
pirazolon, fenol dan turunannya, aniline dan turunannya aminofenol, naftol
dan turunannya, naftil amin dan turunannya, aminopirasol dan amino naftol.
a) Struktur p-chloroaniline
b) Struktur K-Acid
2HCl + NaNO2
Cl +
N N Cl + NaCl + 2H2O
b) Reaksi kopling
NH2 OH
Cl N N
SO3H
HO3S
pernyataan hazard :
Pernyataan Penanganan :
c. Bahaya lainnya
Zat/campuran ini tidak mengandung satu komponen pun
yang dianggap baik persisten, bioakumulatif, dan beracun
(PBT) maupun sangat persisten dan sangat bioakumulatif
(vPvB) pada kadar 0,1% atau lebih.
Informasi Ekologi:
Zat/campuran tersebut tidak mengandugn komponen-
komponen yang disinyalir memiliki kandungan pengganggu
endokrin menurut artikel REACH 57(f) atau peraturan
Comission Delegated (EU) 2017/2100 atau peraturan
Commission Regulation (EU) 2018/605 pada level 0.1% atau
lebih tinggi.
Informasi Toksikologi:
Zat/campuran tersebut tidak mengandugn komponen-
komponen yang disinyalir memiliki kandungan pengganggu
endokrin menurut artikel REACH 57(f) atau peraturan
Comission Delegated (EU) 2017/2100 atau peraturan
Commission Regulation (EU) 2018/605 pada level 0.1% atau
lebih tinggi.
d. Komposisi bahan
Rumus : C6H6ClN
Berat Molekul :
127,57 g/mol
No-CAS
No-EC : 203-401-0
No-Indeks : 612-137-00-9
Komponen Klasifikasi Konsentrasi
4-Chloroaniline
No-CAS 106-47-8 Acute Tox. 3; Skin <= 100 %
No-EC 203-401-0 Sens. 1; Carc. 1B;
No-Indeks 612-137-00-9 Aquatic Chronic 2;
H301, H331, H311,
H317, H350, H411
i. Perlindungan diri
Perlindungan mata/wajah
Gunakan peralatan untuk perlindungan mata yang sudah
diuji dan disetujui di bawah standar pemerintah yang tepat
seperti NIOSH (US) atau EN 166 (EU). Kacamata
pengaman
Perlindungan kulit
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang
disebutkan dalam lembar data keselamatan dan disuplai
oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika
dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan
dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan
dalam EN 16523-1 silahkan hubungi suplier sarung tangan
CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).
Kontak penuh Materi: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm Waktu terobosan: 480
min
Bahan yang diuji:KCL 741 Dermatril® L
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang
disebutkan dalam lembar data keselamatan dan disuplai
oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika
dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan
dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan
dalam EN 16523-1 silahkan hubungi suplier sarung tangan
CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,
Internet: www.kcl.de).percikan
Materi: Karet nitril
ketebalan lapisan minimal: 0,11 mm Waktu terobosan: 480
min
Bahan yang diuji:KCL 741 Dermatril® L
Perlindungan Badan sarungtangan pelindung
Perlindungan pernapasan
Jenis filter yang direkomendasikan: Filter A-(P3)
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan,
pembersihan, dan pengujian perangkat perlindungan
pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari
pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan dengan
benar.
Kontrol pemaparan lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
Water, Deionized
ASTM CAS# 7732-18-5 sisa V/V Tidak dimuat
Type II
c. Pengenalan bahaya
Dapat menyebabkan iritasi
Hindari uap ataupun asapnya. Gunakan dlm ventilasi
cukup.Hindari kontak dgn mata, kulit atau pakaian.
Cuci tangan dengan bersih setelah memegang.Simpan rapat-rapat.
d. Tata cara pertolongan pertama
k. Informasi Tambahan
2. Identifikasi Bahaya
2.1 Klasifikasi zat atau campuran
bukan bahan atau campuran berbahaya menurut peraturan
(EC) No. 1272/2008 bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai
berbahaya menurut arahan 67/548/EEC
2.2 Elemen label
produk tidak perlu diberi label sesuai dengan arahan komisi
eropa atau undang-undang nasional terkait.
2.2.2 Bahan:
1. ZW
2. NaCl
3. Na2CO3
4. Teepol
5. CH3COOH
6. Pendispersi
7. NaOH
8. Sabun
9. Na2S2O4
2.3.2 Bahan :
1. Kain contoh uji
2. Kain putih (blanko)
2.4 Alat dan Bahan Pengujian Tahan Luntur Warna Terhadap Gosokan
2.4.1 Alat :
1. Crockmeter, memiliki jari dengan diameter 1,5 cm yang bergerak
satu kali maju mundur sejauh 10 cm setiap kali berputar dengan
gaya tekanan kain pada kain 900 gram.
2. Standar skala penodaan (staining scale) dan skala abu – abu (grey
scale).
2.4.2 Bahan :
1. kain contoh uji berukuran 20 cm x 5 cm.
2. kain kapas putih berukuran 20 cm x 5 cm.
3. air suling.
2.5 Alat dan Bahan Pengujian Tahan Luntur Warna Terhadap Pencucian
Rumah Tangga dan Komersil
2.5.1 Alat :
1. Mesin Launder-O-meter delengkapi penangas air dengan
thermostat (ketelitian ± 2°C), tabung baja tahan karat, frekuensi
putaran tabung 40 ± 2 putaran per menit.
2. Kelereng baja tahan karat dengan diameter ± 6 mm.
3. Neraca analitik.
2.5.2 Bahan :
1. Kain pelapis multifibers.
2. Kain contoh uji dengan ukuran 10 cm x 4 cm.
3. Larutan sabun.
4. Air suling.
5. Standar skala penodaan.
2.2 Resep
2.2.1 resep pencelupan kapas
ZW p-Chloroaniline : 2%
NaCl : 40 g/l
Na2CO3 : 1 g/l
Teepol : 1 ml/l
Vlot : 1 : 30
Suhu : 80°C
Waktu : 30’
2.2.2 resep pencelupan sutra
ZW p-Chloroaniline : 2%
NaCl : 10 g/l
CH3COOH : 3 cc/l
Vlot : 1 : 30
Suhu : 60-70°C
Waktu : 30’
2.2.3 resep pencelupan poliester
ZW p-Chloroaniline : 2%
Pendispersi : 1 ml/l
CH3COOH : 1 cc/l
Vlot : 1 : 20
Suhu : 130°C
Waktu : 30’
2.2.4 resep pencucian kapas dan sutra
Sabun : 1 ml/l
Na2CO3 : 0,5 g/l
Vlot : 1 : 30
Suhu : 60°C
Waktu : 10’
2.2.5 resep R/C (Reduction cleaning)
NaOH : 1 g/l
Na2SO4 : 2 g/l
Vlot : 1 : 20
Suhu : 70°C
Waktu : 10’
2.3 Fungsi Zat
1. HCl = pemberi suasana asam, untuk melarutkan senyawa aril amin dan
untuk membentuk zat penitrosasi, oleh karena itu pemakaiannya harus
sedikit berlebih.
2. NaNO2 = sebagai zat penitrosasi sehingga seluruh aril amin terdiazotasi
sempurna menjadi garam diazonium. Penambahannya harus tepat
karena bila terjadi kekurangan penambahan NaNO2 akan menyebabkan
adanya sisa aril amin yang tidak terdiazotasi, yang mungkin akan
menjadi produk samping karena dapat terjadi kopling dengan garam
diazonium yang telah terbentuk atau membentuk senyawa diazomina
( Ar-N=N-NH-Ar ), demikian pula penambahan NaNo2 berlebih, maka
kelebihannya mungkin akan mengganggu proses kopling terutama bila
suasana proses kopling nya asam karena dapat mendizotasi sebagian
komponen kopling yang ditambahkan.
3. Gugus NH2 yang ada pada senyawa aril amin akan mempercepat dan
memudahkan proses diazotasi, selain itu juga garam diazonium yang
dihasilkan relatif stabil.
4. Gugus OH pada kandungan kopling sebagai gugus pemberi elektron
yang dalam reaksi subsitusi elektrofil tersebut bersifat sebagai pengarah
orto dan para mengaktivasi reaksi sehingga garam diazonium sebagai
elektrofil yang masuk pada posisi para atau orto dari gugus OH dan
reaksi koplingnya akan lebih cepat.
5. CH3COOH
6. Pendispersi
Proses diazotasi
Proses kopling
Salting out
Pemisahan
(fitrasi,spry dry)
2.5 Perhitungan
2.5.2 NaNO2
Na = 23 ( 23 x 1 ) = 23
N = 14 ( 14 x 1 ) = 14
O = 16 ( 16 x 2 ) = 32
Jumlah = 69
H =1 ( 1x9) = 9
C = 12 (12 x 10 ) = 120
O = 16 (16 x 7 ) = 112
N = 14 (14 x 1 ) = 14
S = 32 (32 x 2 ) = 64
Jumlah = 319
2.5.4 HCl
H =1 (1 x 1 ) = 1
Cl = 35,5 (35,5 x 1 ) = 35,5
Jumlah = 36,5
Mr :
a. Mr p-chloroaniline = 127,5
b. Mr NaNO2 = 69
c. Mr HCl = 36,5
d. Mr K-Acid = 319
Perhitungan
p-chloro aniline + 2HCl + NaNO2 garam diazonium
0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol -
0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
0 0 0 0,05 mol
2.6.2 Kopling
1. K-acid yang dikombinasikan dengan berbagai senyawa diazo akan
membentuk zat warna azo yang sangat bagus dan memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap cahaya.
2. Dicampurkan senyawa p-chloroanilin (6,37 gram, 0,0,5 mol) yang
telah diroproses diazotasi dengan larutan soda dari asam K yang
telah didinginkan dengan es.
100
90
80
70
60
50
%R
Poliester
40
Sutera
30
20 Kapas
10
0
350 400 450 500 550 600 650 700 750
Panjang Gelombang
Spektrofotometri
blanko kapas
(1-R)2/
STDEV Rata-rata
lamda R R'=R/100 1-R' (1-R')^2 2XR' (2XR)
0,18271
0,5879359
400 88,83 0,8883 0,1117 0,012477 1,7766 0,0070229 8
kain kapas sample
400 46,36 0,4636 0,5364 0,287725 0,9272 0,31031596
400 46,5 0,465 0,535 0,286225 0,93 0,30776882
400 45,81 0,4581 0,5419 0,293656 0,9162 0,32051475
400 47,05 0,4705 0,5295 0,28037 0,941 0,29794926
400 46,06 0,4606 0,5394 0,290952 0,9212 0,3158406
blanko sutra
R'=R/
STDEV Rata-rata
lamda R 100 1-R' (1-R')^2 2XR' (1-R)2/(2XR)
91,1 0,088 0,00779 1,823 0,1828 0,767113
400 7 0,9117 3 7 4 0,00427602 4 2
Kain sutra sample
40,2 0,597 0,35688 0,805
400 6 0,4026 4 7 2 0,44322747
0,35880
400 40,1 0,401 0,599 1 0,802 0,44738279
40,9 0,590 0,34857 0,819
400 6 0,4096 4 2 2 0,42550313
39,9 0,600 0,799
400 8 0,3998 2 0,36024 6 0,45052531
41,8 0,581 0,33825 0,836
400 4 0,4184 6 9 8 0,40422868
blanko poliester
(1-R)2/
STDEV Rata-rata
lamda R R'=R/100 1-R' (1-R')^2 2XR' (2XR)
0,064 0,00865
400 93,55 0,9355 5 0,00416 1,871 0,00222354 5 1,2530308
kain poliester sample
0,769 0,460
400 23,04 0,2304 6 0,592284 8 1,28533889
0,762 0,475
400 23,76 0,2376 4 0,581254 2 1,2231771
0,762 0,474
400 23,74 0,2374 6 0,581559 8 1,22484996
0,760 0,478
400 23,94 0,2394 6 0,578512 8 1,20825472
0,773 0,452
400 22,62 0,2262 8 0,598766 4 1,32353324
KERATAAN
poliester 0,017949
sutera 0,017275
kapas 0,069727
NILAI PENODAAN
BAHAN
KERING BASAH
KAPAS 5 4/5
SUTRA 4/5 4
POLIESTER 4/5 3/4
Hasil celup
Sutera Kapas poliester
Hasil tahan gosok basah
5/5 4/5 4/5
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Diskusi dan pembahasan
Praktikum kali ini praktikan mensintesis zat warna azo dengan
menggunakan komponen diazotasi p-chloroaniline dan komponen kopling K-acid.
Berdasarkan hasil studi yang telah dikaji oleh praktikan, topik yang dibahas
menjelaskan bahwa prinsip reaksi yang terjadi pada reaksi sintesis ini adalah
reaksi diazotasi. Pada percobaan ini , hal pertama yang dilakukan adalah
melarutkan p-chloroaniline dalam HCl pekat di dalam beaker glass, setelah larut
tambahakan aquadest kedalam campuran dan dinginkan campuran dalam es batu.
Setelah itu, tambahkan larutan NaNO2 secara perlahan-lahan kemudian dinginkan
campuran hingga suhunya tetap 0°C.
p-chloroaniline berfungsi sebagai reagen utama yang merupakan sumber
amina primer aromatik. Sedangkan, asam klorida pekat berfungsi untuk pemberi
suasana asam dan katalis untuk pembentukan ion fenil dengan gugus N=N
bermuatan positif. Penambahan natrium nitrit bertindak sebagai penyedia ion nitrit
yang akan menghasilkan asam nitrit jika ditambahkan asam klorida. Asam nitrit
yang terbentuk ini bersifat lebih reaktif untuk bereaksi dengan p chloroaniline
dalam reaksi pembentukan garam diazonium. Sedangkan, fungsi dari pendinginan
adalah untuk menurunkan suhu reaksi yang panas karena reaksi yang terjadi
bersifat eksotermis.
Selanjutnya, di dalam wadah lain, larutkan asetatan hidrida yang dimana
akan terjadi proses asetilasi dari asam amino didalam K asam. Setelah terjadi
asetilasi sempurna, tambahkan NaOH yang sudah dihangatkan terlebih dahulu,
kemudian dinginkan larutan dalam es batu hingga suhu larutan tetap 0°C. asam K
berfungsi sebagai reagen utama yang nantinya akan kehilangan satu atom H dari
asam K dan berikatan dengan N dan membentuk senyawa azo. NaOH digunakan
sebagai pelarut dimaksudkan agar gugus hidroksida dari NaOH dapat menarik
proton pada asam K. Selain itu, NaOH juga berfungsi sebagai pemberi suasana
basa dalam larutan. Pelarutan dalam keadaan hangat berfungsi agar pelarutan
lebih mudah dan sempurna. Dimana, pelarutan asam K tersebut berjalan secara
endoterm.
Setelah kedua larutan mencapai suhu tetap 0°C, tambahkan campuran 2
(asam K) kedalam campuran 1 secara perlahan-lahan di dalam es batu selama 30
menit. Penambahan secara perlahan-lahan dan ditaruh di dalam es batu bertujuan
agar pembentukan kristal menjadi merata dan terbentuk kristal akibat adanya
proses pendinginan. Untuk mempermudah visualisasi dalam reaksi yang terjadi.
Percobaan yang dihasilkan diperkirakan adalah zat warna asam, karena
mempunyai struktur molekulnya kecil, mempunyai gugus pelarut (SO3H). Zat
warna ini direkomendasikan untuk digunakan untuk kain untuk kain poliamida
dan kain wol/sutera karena struktur seratnya lebih rapat. Gugus pelarut sulfonat
dalam zat warna ini akan mengadakan ikatan ionik ditempat-tempat positif dalam
serat poliamida dan serat wol/sutera.
Pada pembuatan zat warna azo menggunakan p-chloroanilin dengan
kopling k-acid, butuh waktu lama hingga larutan menjadi bentuk pasta, dalam
hipotesa kami di pembuatan larutan yang berbentuk pasta akan lebih banyak zat
warna yang mengering, tapi dalam hal ini contoh uji tidak terlalu berbentuk pasta,
sehingga kemungkinan penguapan larutan lebih banyak dibandingkan yang
berbetuk pasta. Pada proses pengeringan yang dibutuhkan proses berhari hari,
didapatkan hasil zat warna bubuk dengan berat 17,26 gram. Jika dibandingkan
dengan perhitungan Yield secara teoritis, hasil yang didapatkan harus sebesar 27,6
gram. Contoh uji zat warna dari praktikan terlalu banyak mengalami penyusutan,
kemungkinan tertingi dalam contoh uji zat warna terdapat kandungan air yang
lebih tinggi pada larutan.
KERATAAN
poliester 0,017949
sutera 0,017275
kapas 0,069727
NILAI PENODAAN
BAHAN
KERING BASAH
KAPAS 5 4/5
SUTRA 4/5 4
POLIESTER 4/5 3/4
BAB IV
KESIMPULAN
. Dari hasil praktikum yang di telah di laksanakan di dapatkan data
Data Yield Zat Warna
- Berat Zat warna teoritis : 26,6 gram
- Berat Zat warna bubuk : 17,26 gram
- Perhitungan Yeild
B 17 ,26
yield zat warna = x 100 % = x 100 %=¿62,53 %
A 27 , 6
Kain yang memiliki hasil yang paling optimum ( k/s) adalah kain Sutera.
Bahan memiliki hasil pencelupan yang paling baik yaitu kain sutera.
Dengan hasil Uji Ketahanan terhadap Pencucian yakni mendapat nilai ¾
untuk kapas lalu sutera dan polyester 4/5 yang menunjukkan hasil
ketahanan terhadap pencucian yang baik.
Dengan hasil Uji Ketahanan terhadap Gosokan dengan cara basah mendapat
nilai
NILAI PENODAAN
BAHAN
KERING BASAH
KAPAS 5 4/5
SUTRA 4/5 4
POLIESTER 4/5 3/4
DAFTAR PUSTAKA
-https://id.scribd.com/document/399630220/Proposal-Kzw-Zw-Azo
-https://id.scribd.com/document/428106124/69049-proposal-Kzw-Sintetik
- https://dinkop-umkm.jatengprov.go.id/berita/view/1043
Lampiran
Data resep
Data spektrofotometri.
KAPAS
lamd
sample R R% K/S celup K/S putih K/S ZW STDEV Rata-rata
a
88,8 0,888
blanko 400 0,005542 0,069727 0,087542
3 3
46,3 0,463
sample 400 6 6 0,04982 -0,01991
49,9 0,499
sample 410 4 4 0,062275 -0,00745
53,2 0,532
sample 420 9 9 0,075667 0,00594
54,4 0,544
sample 430 6 6 0,080761 0,011034
55,1 0,551
sample 440 6 6 0,083916 0,014189
55,7 0,557
sample 450 1 1 0,086451 0,016724
sample 460 56,3 0,563 0,089227 0,0195
57,0 0,570
sample 470 7 7 0,092938 0,023211
57,4 0,574
sample 480 3 3 0,094708 0,024981
58,0 0,580
sample 490 7 7 0,09791 0,028183
58,9 0,589
sample 500 8 8 0,102585 0,032858
60,0 0,600
sample 510 6 6 0,108324 0,038597
sample 520 61,3 0,613 0,115173 0,045446
sample 530 62,8 0,628 0,123837 0,05411
64,7 0,647
sample 540 9 9 0,135986 0,066259
66,7 0,667
sample 550 4 4 0,148638 0,078911
68,4 0,684
sample 560 5 5 0,160358 0,090631
70,1 0,701
sample 570 7 7 0,172753 0,103026
71,5 0,715
sample 580 8 8 0,183377 0,11365
72,9 0,729
sample 590 8 8 0,194349 0,124622
sample 600 74,2 0,742 0,204259 0,134532
sample 610 75,2 0,752 0,212884 0,143157
3 3
76,1 0,761
sample 620 6 6 0,220877 0,15115
76,9 0,769
sample 630 8 8 0,228089 0,158362
77,8 0,778
sample 640 3 3 0,235728 0,166001
78,4 0,784
sample 650 8 8 0,241683 0,171956
79,1 0,791
sample 660 6 6 0,24802 0,178293
79,6 0,796
sample 670 7 7 0,252845 0,183118
79,9 0,799
sample 680 6 6 0,255616 0,185889
79,8 0,798
sample 690 3 3 0,254371 0,184644
80,6 0,806
sample 700 1 1 0,261901 0,192174
SUTRA
lamd
sample R R% K/S celup K/S putih K/S ZW STDEV Rata-rata
a
83,1 0,831
blanko 400 2 2 0,011842 0,017275 0,04691
40,2 0,402
sample 400 6 6 0,071841 0,071841
sample 410 41,8 0,418 0,070793 0,070793
43,3 0,433
sample 420 4 4 0,069568 0,069568
44,2 0,442
sample 430 7 7 0,068748 0,068748
45,4 0,454
sample 440 4 4 0,067633 0,067633
46,5 0,465
sample 450 5 5 0,066494 0,066494
47,6 0,476
sample 460 5 5 0,065293 0,065293
48,9 0,489
sample 470 1 1 0,063832 0,063832
49,9 0,499
sample 480 1 1 0,062612 0,062612
51,1 0,511
sample 490 1 1 0,061082 0,061082
52,3 0,523
sample 500 9 9 0,059377 0,059377
53,6 0,536
sample 510 9 9 0,057572 0,057572
55,0 0,550
sample 520 8 8 0,05557 0,05557
sample 530 56,6 0,566 0,053305 0,053305
58,4 0,584
sample 540 6 6 0,050438 0,050438
60,3 0,603
sample 550 8 8 0,047391 0,047391
62,2 0,622
sample 560 3 3 0,044388 0,044388
64,1 0,641
sample 570 5 5 0,041224 0,041224
65,7 0,657
sample 580 7 7 0,038531 0,038531
67,3 0,673
sample 590 1 1 0,035965 0,035965
68,5 0,685
sample 600 6 6 0,033885 0,033885
69,6 0,696
sample 610 2 2 0,032128 0,032128
70,7 0,707
sample 620 8 8 0,030216 0,030216
71,8 0,718
sample 630 3 3 0,0285 0,0285
72,7 0,727
sample 640 5 5 0,027011 0,027011
73,4 0,734
sample 650 1 1 0,025951 0,025951
73,7 0,737
sample 660 2 2 0,025457 0,025457
73,3 0,733
sample 670 2 2 0,026095 0,026095
73,1 0,731
sample 680 6 6 0,026352 0,026352
73,9 0,739
sample 690 8 8 0,025044 0,025044
75,9 0,759
sample 700 8 8 0,021919 0,021919
POLIESTE
R
sample lamda R R% K/S celup K/S putih K/S ZW
blanko 400 80,066 0,80066 0,015908
sample 400 23,04 0,2304 0,068231 0,068231
sample 410 94,42 0,9442 0,00147 0,00147
sample 420 38,19 0,3819 0,072952 0,072952
sample 430 41,91 0,4191 0,070712 0,070712
sample 440 42,5 0,425 0,070258 0,070258
sample 450 43,12 0,4312 0,069754 0,069754
sample 460 44,25 0,4425 0,068766 0,068766
sample 470 45,76 0,4576 0,067312 0,067312
sample 480 46,79 0,4679 0,066238 0,066238
sample 490 47,95 0,4795 0,064953 0,064953
sample 500 49,32 0,4932 0,063338 0,063338
sample 510 50,87 0,5087 0,061394 0,061394
sample 520 52,38 0,5238 0,05939 0,05939
sample 530 53,83 0,5383 0,057374 0,057374
sample 540 55,37 0,5537 0,055144 0,055144
sample 550 56,87 0,5687 0,052895 0,052895
sample 560 58,29 0,5829 0,050704 0,050704
sample 570 59,79 0,5979 0,048336 0,048336
sample 580 61 0,61 0,046391 0,046391
sample 590 62,28 0,6228 0,044306 0,044306
sample 600 63,57 0,6357 0,042183 0,042183
sample 610 64,86 0,6486 0,040045 0,040045
sample 620 66,03 0,6603 0,038098 0,038098
sample 630 67,02 0,6702 0,036448 0,036448
sample 640 68,09 0,6809 0,034666 0,034666
sample 650 69,18 0,6918 0,032856 0,032856
sample 660 70,5 0,705 0,030676 0,030676
sample 670 71,77 0,7177 0,028598 0,028598
sample 680 72,68 0,7268 0,027124 0,027124
sample 690 73,12 0,7312 0,026416 0,026416
sample 700 74,3 0,743 0,024537 0,024537