A. Tujuan Dasar
1. Mempelajari dan memperkenalkan salah satu metode identifikasi senyawa
berdasarkan gugus fungsi
2. Memberi pemahaman identifikasi secara kimia senyawa golongan amina
B. Teori Dasar
Test karateristik senyawa kimia untuk mendeteksi senyawa-senyawa ini jarang
spektroskopi inframerah, analisis unsur dan tes kelarutan. Tes reaksi yang dapat dilakukan
untuk menunjukan adanya gugus fungsi tersebut salah satunya adalah tes CuSO 4 atau dikenal
dengan tes biuret. Tes ini dipakai untuk menunjukkan adanya amina yang larut dalam air dan
mempunyai berat molakul rendah. Hasil tes ini positif bila terbentuk warna biru atau hijau
Nitrogen adalah sebuah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki lambang N dan
nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan
merupakan gas diatomonik bukan logam stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau
senyawa lainnya.Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi
dengan unsure lainnya. Nitrogen adalah 78,08% daria tmosfir bumi dan dalam banyak
jaringan hidup. Zat lemas terbentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak,
Amina dapat dianggap sebagai turunan dengan menganti satu, dua atau tiga hidrogen
dari amonia dengan organik. Seperti amonia, amina bersifat basa. Pada kenyataannya amonia
adalah jenis basa organik penting diatom. Amina digolongkan menjadi amina primer, amina
sekunder, dan amina tersier, tergantung apakah satu, dua atau tiga gugus organik yang
melekat pada nitrogen. Gugus R pada struktur ini dapat berupa alkil dan aril dan kedua gugus
tersebut dapat berbeda atau satu sama lain. Sama halnya dengan amonia, amonia membentuk
larutan basa (alkali) dengan air. Amina juga dapat bereaksi dengan asam kuat membentuk
Senyawa Amina merupakan salah satu agen kimia yang banyak mempengaruhi
karotenassi pada sejumlah system mikrobia. Beberapa agen bahan kimia yang memiliki
pengaruh termasuk terpen, ionone, , alkaloid dan antibiotic telah dipelajari untuk
pengaruhnya pada sintesis karotenoid. Misalnya pada penentuan kadar Nitrogen pada sintesis
deproteinasi polimer kitin secara enzimatik dari kulit rajungan. Banyaknya protein yang
terdapat dalam kitin dapat dilihat dari persen nitrogen. Dimana proses yang berlangsung pada
tahap destruksi sampel dioksidasi dengan panas dan pelarut H2SO4 pekat, karbon dan
hidrogen diubah menjadi CO2 dan H2O. Nitrogen pada amida dan amina diubah menjadi ion
Hasil sintesis bioisurfaktan ini tidak menghasilkan ester sebab sifat kebasaan dan
nukleofil dari NH2 lebih kuat dari gugus OH dan jika alkohol amina primer yang direaksikan
dengan asam karboksilat memiliki n < 3 memiliki reaksifitas yang tinggi reaktifitas yang
tinggi dan migrasi dari gugus ester menjadi amida terjadi secara spontan Lebih lanjut
mengemukakan bahwa reaksi antara asam lemak dan alkohol amina yang memiliki n < 3
(Hendra, 2013).
diproduksi dalam jumlah besar. Hasil isolasi kulit udang akan menghasilkan senyawa kitin
yang merupakan polimer dari glukosamin yaitu polisakarida yang mengandung gugus
asetatamida, sedangkan kitosan merupakan hasil proses hidrolisa kitin dengan alkali sehingga
terjadi proses deasetilasi dari gugus asetamida menjadi gugus amina (Ramadhan
dkk., 2010).
Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -OH digan-ti dengan -NH2 atau
amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil. Sifat fisika dari amina berupa zat padat kecuali
formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam air,
bereaksi kira-kira netral. Struktur Amida : R - CONH 2 . Amida diperoleh melalui reaksi
asam dengan amponiak. Dalam aplikasinya, amida banyak ditemukan sebagai Formamida
berbentuk cair, sebagai pelarut, untuk identifikasi asam yang berbentuk cair serta sintesis
Turunan senyawa sinamida sebelumnya telah diisolasi dan dilaporkan dari tumbuhan
Clausena indica dan senyawa benzamida telah diisolasi dari tumbuhan Buxus sempervirens.
Senyawa amida dapat disintesis menjadi beberapa turunan amida. Beberapa turunan amida
yang telah disintesis berguna untuk pengujian farmakologi sehingga dapat bermanfaat bagi
Turunan senyawa alpha asam amino sebagai amida maupun poliamida dengan berbagai asam
lemak dapat dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba dan surfaktan. Beberapa peneliti terdahulu
telah melakukan amidasi langsung melalui pemanasan antara asam karbosilat dengan senyawa
amin yaitu reaksi antara asam azelat dengan urea menghasilkan senyawa amida yang berguna
sebagai surfaktan dan reaksi antara dodekilamania dengan asam ß-hidroksi pelargonat yang
merupakan turunan asam azelat menghasilkan dodekil ß-hidroksi pelargonamida yang berguna
sebagai zat anti penuaan dan anti keriput dalam industri kosmetika (Kaban, 2005).
Senyawa nitro mengandung satu atau lebih kelompok nitro (NO2) adalah kelas senyawa
organik RNO2 senyawa rumus (dimana R adalah gugus hidrokarbon alifatik atau gugus
hidrokarbon). Senyawa nitro dapat dilihat sebagai molekul hidroksil satu atau lebih atom
hidrogen adalah kelompok nitro (-NO2) derivatif diganti dihasilkan oleh kelompok hidroksil
dapat dibagi menjadi senyawa nitro alifatik (R-NO2) dan aromatik Keluarga nitro senyawa
(Ar-NO2), dibandingkan dengan senyawa nitro alifatik, senyawa nitro aromatik digunakan
E. Hasil Percobaan
1. Reaksi Oksidasi dengan Asam Kromat
b. Uji CuSO4
2 Reaksi NaOH +
Butanol
Uji hidrolisis dengan alkali. Alasan kenapa di uji dengan hidrolisis alkali
karena amida merupakan senyawa yang bersifat basa maka apabila direaksikan
dengan senyawa yang bersifat basa, akan teridentifikasi sifat dari larutan itu.
Maka atas dasar inilah dilakukan percobaan dengan mereaksikan urea dengan
diperoleh hasil bahwa kertas lakmus berubah menjadi warna biru hal ini terbukti
bahwa urea yang direaksikan dengan NaOH bersifat basa. Bukan hanya itu,
ternyata apabila urea direaksikan dengan NaOH, hasil reaksi yang terjadi ialah
menghasilkan gas amonia. Dan hal ini terbukti adanya yaitu dibuktikan dengan
adanya bau anyir pada larutan yang mana bau tersebut berasal dari bau amonia.
G. Kesimpulan
H. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
I. 1. Senyawa organik dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutan dalam pelarut
J. organikya itu senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar
K. larut dalam senyawa nonpolar.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini yaitu:
KIMIA ORGANIK
DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh :
D3 FARMASI TINGKAT I
Jln. K.H. Ahmad Dahlan No.37 Telp/Fax : (0265) 775052/ (0265) 771931 Ciamis,
Jawa Barat