Anda di halaman 1dari 9

Critical Book Report (CBR-1)

Petunjuk:
 Materi: Uji nyala flam, Uji Boraks & Fosfat phospat serta reaksi analisis basah
 Pilih 2 buku ber ISBN Analytical Chemistry, Qualitative Analytical Chemistry
Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
 Meringkas isi buku
 Membandingkan, kritisi dan berargumentasi tentang kedua buku yang anda pilih
 Anda nilai konstruksi buku yang meliputi: cover, layout, isi dan tatabahasanya dengan
jujur
 Ketik Times New Romans satu spasi, A4, maksimal 10 halaman
 Anda upload ke Sipda mulai hari ini tgl 19 Pebruari 2021 sampai 1 minggu kedepan
 Terimakasih
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Critical Book


BAB II
INTISARI BUKU
1. Identitas buku
1.1 Buku utama

Judul : Kimia analisis dasar

Penulis : M. Alauhdin

Penerbit : Badan Pengembang Bisnis Unnes (Unnes Press)

Kota terbit : Semarang

Tahun Terbit : 2020

Cetakan : Ke 1

Jumlah halaman : 190

ISBN : 978 – 602 – 285 – 245 - 2

e – ISBN : 978 – 602 -285 -244 - 5

1.2 Buku pembanding


2. Meringkas isi buku
2.1 Ringkasan isi buku Kimia analisis dasar
1. Pendahuluan
Analisis kualitatif kation dan anion dilakukan dengan mengamati karakteristik
reaksi kimia yang terjadi pada sampel bahan yang dianalisis . Analisis dapat
dilakukan dengan metode reaksi kering (dry reactions) atau metode reaksi basah (wet
reactions). Reaksi kering biasanya diterapkan pada sampel padat sedangkan reaksi
bash untuk sampel yang berupa larutan .

a. Uji nyala
Salah satu metode reaksi kering yang terdapat dalam suatu analisis kualitatif
adalah uji nyala (flame test). Contoh nya adalah suatu logam atau ion logam yang
akan dipanaskan dalam temperature tinggi , akan berada pada suatu keadaan yang
tereksitasi dikarenakan adanya elektron yang berpindah ke tingkat energi yang kebih
tinggi , keadaan itu dinyatakan tidak stabil , sehingga electron tersebut cenderung
akan kembali ke keadaan dasar dengan mengemisikan energi yang berupa sinar
tampak , dan setiap unsur yang yang memiliki spektrum emisi sinar tampak yang khas
akan memunculkan warna yang berbeda – beda setiap unsur sehingga suatu unsur
tersebut dapat diketahui berdasarkan warna – warni yang teramati , dan proses emisi
inilah yang kemudian akan dijadikan salah satu dasar untuk analisis secara
spektrofotometri .

Uji nyala ini juga dilakukan menggunakan kawat platina atau kawat nikel
kromium (nikrum). Kawat platina tersebut harus dipijarkan terlebih dahulu sampai
tidak mewarnai api sebelum digunakan dan dicuci dengan HCl pekat , dan selanjutnya
kawat platina ini dicelupkan ke dalam suatu larutan ataupun suatu padatan (serbuk)
bahan yang akan dianalisis dan dipanaskan dibagian luar api dari pembaar Bunsen ,
dan uap yang dilepaskan dari pemanasan tersebut akan menyebabkan api berwarna
yang dimana warna tersebut tergantung pada jenis kation yang ada , seperti table 5.1
berikut :

Bahan mungkin berisi Warna api

Li Merah
Na Kuning
K Unggu
Ca Merah Kekuningan
Ba Hijau Kekuningan
Cu Hijau Kebiruan
b. Reaksi basah
Analisis dengan reaksi basah dapat dilakukan dengan mengamati suatu
fenomena – fenomena yang terjadi sebagai hasil dari reaksi kimia pada suatu
larutan .
Fenomena – fenomena tersebut adalah ,: pembentukan endapan
,pembentukan gas , bentuk kristal yang khas , perubahan warna dan larutnya
padatan/ endapan . . Pembentukan endapan dalam suatu reaksi kimia dapat
dikenali secara kualitatif dengan mengacu pada aturan kelarutan .
Aturan kelarutan sebagai berikut :
 Senyawa mudah larut :
a. Senyawa – senyawa logam alkali (golongan 1 A) dan ion amomomium
(NH4+)
b. Senyawa – senyawa nitrat dan asetat
c. Senyawa-senyawa klorida, bromida, dan iodida, kecuali dari Pb2+, Ag+ ,
dan Hg2 2+
d. Senyawa-senyawa sulfat, kecuali Sr2+, Ba2+, Pb2+, dan Hg2 2+
 Senyawa tak larut :
a. Senyawa-senyawa hidroksida dan sulfida, kecuali dari logam golongan
1A dan ion ammonium. Sulfida dari logam golongan 2A juga larut,
hidroksida dari Ca2+, Sr2+, dan Ba2+ sedikit larut.
b. Senyawa-senyawa karbonat dan fosfat, kecuali dari logam golongan 1A.
2. Identifikasi Kation dalam Golongan
a. Kation golongan 1
Apabila terbentuk endapan berwarna putih dengan penambahan HCl(aq) maka
satu , dua atau ketiga kation golongan pasti ada dalam larutan uji , dan untuk
memastikan kation apa yang membentuk endapan , maka diiperlukan suatu
pengujian lebih lanjut
b. Kation golongan 2
Pemisahan kation golongan 2 :
1. Endapan kation golongan 2 ditambah 5 Ml LARUTAN (NH4)2Sx
2. Panaskan 50 – 60 ℃ agar lebih mudah larut
3. Saring dan cuci residu dengan larutan (NH4)2Sx
c. Kation golongan 3
Kation golongan ini memiliki konfigurasi elektron orbital d yang tidak penuh
sehingga memiliki tingkat oksidasi yang bervariasi , kecuali Al3+ dan Zn2+.
d. Kation golongan 4
Kelarutan garam kalsium kromat relative lebih besar disbanding dengan
kelarutan barium kromat , sehingga pemisahan kedua kation dapat dilakukan
melalui pengendapan sebagai garam kromat . Tes uji nyala terhadap kedua
kation ini juga memberikan warna yang berbeda , spektrum Ca adalah merah
terang , sedangkan spektrum Ba adalah hijau kekuningan .
e. Kation golongan 5
Keberadaan ion amomonium bisa dikenali melalui gas yang dilepaskan yaitu gas
ammomia yang berbau menyengat , reaksi pembeda terhadap keberadaan ion
Mg2+ adalah timbulnya warna biru pada senyawa Mg(OH)2 , dan jika ditambah
dengan reagen p-nitrobenzen-azo-resorcinol (magneson 1). Tidak dikenal reaksi
spesifik terhadap kedua kation lainnya (Na+ dan K+), penegasan dari keberadaan
dua kation ini biasanya dilakukan dengan tes uji nyala , dan pada uji nyala
natrium akan memberikan warna kuning terang dan kalium memberikan
spectrum warna unggu.

3. Analisis Kualitatif Anion


Ada 4 golongan anion dan karakteristiknya :
 Anion 1
Anion golongan ini bereaksi dengan HCl(aq) menghasilkan gas atau endapan,
yaitu karbonat, silikat, sulfida, sulfit, dan tiosulfat
 Anion 2
Anion golongan ini tidak bereaksi dengan HCl(aq) namun membentuk endapan
dengan ion barium pada kondisi netral. Anion golongan ini adalah sulfat, fosfat,
fluorida, dan borat.
 Anion 3
Anion golongan ini tidak bereraksi dengan HCl(aq) maupun ion barium, namun
membentuk endapan dengan ion perak dalam media asam nitrat encer
 Anion 4
Anion-anion yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi di atas
dikelompokkan pada golongan ini, yaitu ion nitrit, nitrat, dan klorat.

 Boraks
Senyawa natrium borat , Na2B4O7. 10H2O memiliki kerapatan 1, 73 g/Ml ,
pada BM 381,367 , memiliki larutan standar boraks yang dapat di titrasi dengan
asam menggunakan indikator metil merah
B4O7. 10H2O2- + 2H+ → 4B(OH)3 + 5H2O
 Fosfat
Asam Lemak monoprotik seperti asam asetat hanya memiliki satu proton dan
satu konstanta dissosiasi asam . Beberapa asam tersebut adalah asam fosfat
(H3PO4) dapat mendonorkan lebih dari satu proton dan disebut sebagai asam
poliprotik . Asam poliprotik telah terdissosiasi secara bertahap dan masing –
masing tahap memiliki konstanta dissosiasi asam , misalnya asam fosfat dapat
memiliki tiga reaksi dissosiasi dan tiga konstanta dissosiasi.
1. Metode pengendapan
Gravimetri pengendapan didasarkan pada pembentukan endapan atau senyawa
tak larut , yang dilakukan melalui penambahan reagen pengendap ke dalam
larutan analit dan zat yang ditimbang pada suatu proses gravimetri berbeda
dengan endapan hidroksida Misalnya pada analisis magnesium (Mg) .
Magnesium dapat diendapkan sebagai ammonium magnesium fosfat
(Mg(NH4)PO4.6H2O) , tetapi ditimbang sebagai magnesium fosfat (Mg2P2O7)
yang merupakan hasil pemijaran endapan ammomium magnesium fosfat.

Anda mungkin juga menyukai