Melakukan Evaluasi Perbedaan dari ke-3 Journal Dalam topik Gravimetri dan
Implementasi
Disusun Oleh :
Nim : 4203210022
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Mini Riset ini sebagai tugas mata kuliah. Dengan topik
Melakukan Evaluasi Perbedaan dari ke-3 Journal Dalam topik Gravimetri dan
Implementasi.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini untuk memenuhi tugas Ibu Dr.Anna
JuniarM.Si selaku dosen pada mata kuliah Analisis Kualitatif . selain itu, makalah ini
jugabertujuan untuk menambah wawasan tentang Gravimetri dan Implementasi bagi
parapembacadan juga bagi penulis.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Drs.Anna Juniar M.Si yang telah
membantukami baik secara moral maupun materi.Terimakasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah membantu sehingga kami bisa menyelesaikan tuga
sini tepatwaktu.Saya menyadari,bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baiksegi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkankritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisamenjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Semoga laporan ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Evi Pandiangan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) laboraturium adalah sebuah instrumen yang
berperanuntukmemproteksipekerja(mahasiswa/teknisi)sekitardarisuatubahayaakibatkecelakaankerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib terpenuhi tentunya oleh lembaga
perguruantinggi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu diterapkan sebagai upaya mencegah
timbulnyakecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang
berpotensimenimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (praktek) serta tindakan antisipatif
apabila terjadikecelakaandanpenyakit akibat kerja.Tujuannya adalahuntukmenciptakantempat
kerjayangaman
,sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
Aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) perlu diperhatikan pada dunia
pendidikan,salah satunya adalah Politeknik Negeri Lhokseumawe yang merupakan salah satu
perguruan tinggivokasi dimana dalam penerapan pembelajaran lebih menekankan praktek
dibandingkan teori, dimanapraktek-praktek pembelajaran dilaksanakan di
bengkel/laboratorium.Laboratorium Kimia AnalisisPoliteknik negeri Lhokseumawe merupakan
laboratorium yang kegiatannya meliputi penerapan dasarmetode analisis kimia, yaitu Analisis
Konvensional (Volumetri dan Gravimetri) serta Analisis modern(Instrumentasi).
Opini bahwa risiko yang terkait dengan praktikum laboraturium jauh lebih rendah
daripadarisiko terkait dalam operasi industri proses berskala besar masih termainset di sebagian
besaruniversitas. Meskipun mungkin benar jumlah bahaya yang akan ditimbukan cenderung lebih
minim,namun demi menekan serendah mungkin kemungkinan dari risiko kecelakaan serta penyakit
yangmungkin saja timbul selama bekerja di laboraturium agar tidak ada pihak yang dirugikan, K3
pentingditerapkan secara ketat. Mahasiswa dan staf karyawan laboraturium merupakan bagian
penting darisuatu universitas yang seharusnya diberi perlindungan terhadap aspek keselamatan dan
kesehatankerja (K3) mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan kegiatan yang
merekalakukan.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) laboraturium adalah sebuah instrumen yang berperan untuk
memproteksi pekerja (mahasiswa/teknisi) sekitar dari suatu bahaya akibat kecelakaan kerja.
Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib terpenuhi tentunya oleh lembaga
perguruantinggi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu diterapkan sebagai upaya mencegah
timbulnyakecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang
berpotensimenimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (praktek) serta tindakan antisipatif
apabila terjadikecelakaandanpenyakit akibat kerja.Tujuannya adalahuntukmenciptakantempat
kerjayangaman
sehat sehingga dapat menekanse rendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
2.2 Ringkasan Journal Kedua
Glukomanan adalah senyawa polisakarida yang banyak digunakan sebagai agen pembuat
gel,pengental makanan, dan dietary fiber. Glukomanan juga memiliki kemampuan untuk
menurunkankadar kolesterol dan gula darah, mengurangi berat badan, meningkatkan kesehatan
pencernaan dandaya tahan tubuh. Dewasa ini glukomanan yang telah banyak dikonsumsi di Jepang
dan ChinadidapatkandariumbiAmorphophallus konjac.
Metode kolorimetri dengan reagen 3,5-DNS menunjukkan akurasi yang lebih tinggi
(93.21%)dibandingkan dengan metode gravimetri (63.49%) terhadap literatur (90%). RSD
kolorimetri (1.36%)lebih kecil dibandingkan gravimetri (4.92%), menunjukkan bahwa kolorimetri
lebih presisi dibandingkan gravimetri.
Terdapat banyak cara untuk menentukan akurasi suatu metode. Salah satu diantaranya
adalahdengan membandingkan hasil analisis dengan hasil yang telah dipublikasikan [8]. Kemasan
KGMkomersial telah mempublikasikan bahwa kandungan glukomanan dalam sampel adalah sebesar
90%.Rata-rata hasil kandungan glukomanan yang didapat dari metode gravimetri adalah 63.49%,
sangatjauh selisihnya (26.51%) dibandingkan dengan metode kolorimetri yang rata-rata mendeteksi
terdapat93.21% glukomanan dalam sampel (selisih 3.21%) . Hal ini menunjukkan bahwa metode
kolorimetri lebih akurat jika dibandingkan dengan metode gravimetri.
Polipropilena memiliki sifat kekakuan yang sangat tinggi, sehingga mudah patah,
untukmengurangi sifat kekakuan dan mudah patah ini maka perlu ditambahkan gugus amorf atau
gugusataktik. Banyaknya gugus ataktik ini di tentukan dengan adanya Selectivity Control Agen
(SCA).Untuk mengendalikan gugus ataktik ini perlu dilakukan pengontrolan supaya sifat
polipropilena tidakterlalu lunak. Berdasarkan ASTM D 1238 pengukuran gugus ataktik dilakukan
dengan cara gravimetridenganprinsip kelarutangugus isotaktikdan ataktikterhadap Xylene.
Polipropilena dibuat dari hasil reaksi polimerisasi monomer propilena yang berasal dari
naftadengan proses perengkahan minyak bumi. Propilena ini diolah dengan teknologi yang sangat
tinggisehinggamenghasilkanjenis plastik yang baik danbermutu.
Sifatfisikdanmekaniksuatupolimersangatbergantungpadastrukturmolekulpolimer.
Struktur ataktik pada polipropilena dapat dilihat dengan Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
ataudengan menggunakan prinsip kelarutan untuk mencari persen taktisitas.Taktisitas
didalampolipropilenamenjadisalahsatuparameter utama dalam analisis polipropilena.
karena nilai ataktik dalam polipropilena akan berpengaruh terhadap sifat fisik
polipropilenayaitu semakin tinggi nilai ataktiknya maka polipropilena akan semakin lentur
sehingga menguranginilai kuattekan dan kuattariknya.
Metode gravimetri dengan prinsip kelarutan gugus isotaktik dan ataktik terhadap
Xylene.Popilpropilena larut dalam Xylene, pada pendinginan gugus isotaktik mengendap dan
dipisahkandengan gugus ataktik yang tetap larut. Larutan Xylene sendiri memiliki bau yang
menyengat sehinggaakan memiliki efek buruk apabila terlalu sering menghirup larutan ini, selain itu
untuk melakukan 1periodeanalisis dengan metode ini diperlukan waktu selama 3,5jam
Fourier Transform Infra Red (FTIR) merupakan salah satu alat yang dapat
menganalisisgugus fungsi suatu senyawa. Dengan fungsi tersebut diperkiran FTIR dapat
menentukan secarakuantitatif gugus isotaktik pada polipropilena dengan waktu yang cukup singkat.
Dengan demikianpengukuran taksisitas polipropilena dapat dilakukan dengan metode FTIR dengan
waktu yang cepatdantidakmembutuhkan bahan baku yangbanyak.
BAB III
KESIMPULAN
Gugus ataktik yang larut kemudian diuapkan larutan xylennya sehingga gugus
ataktik (padapellet) zat aditfnya juga mengendap kemudian ditimbang dan ditetapkan
sebagai persen Gugusataktik. Adanya zat aditif yang ikut terlarut dan mengendap bersama
gugus ataktik tersebut terdapatselisih hasil analisa gugus ataktik pada resin dan pellet.
Perbedaan katalis juga menyebabkanperbedaan karakteristik terhadap luas area yang
didapat, hal ini disebabkan karena setiap katalismemiliki karakteristik, produktifitas dan
sifat yang berbeda sehingga untuk membuat satu gradepolipropilena setiap katalis
memeiliki kondisi operasi, jumlah hidrogen untuk reaksi terminasi yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Widjanarko Simon Bangbang , Johana Megawati (2015). Analisis Metode Kolorimetri dan
GravimetriPengukuran Kadar Glukomanan pada Konjak (Amorphophallus Konjac). Journal Pangan
dan Agroindustri.3(4). 1584-1588.
Arlofa Nina, Hendro Herutomo (2017). Perbandingan Analisis Gugus Aatik pada Polimer
Polipropilena dengan Metode Gravimetri dan Fourier TransformInfaRed(FTIR).139-146.