Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK : Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Dosen Pengampu : Dra. Yuspa Hanum, M.S

Disusun Oleh :

Nama : Mutiara Gunawan


Nim : 5193342007

PENDIDIKAN TATA BOGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
RahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ini yang berjudul “Critical Journal Review”. Penulis berterima kasih kepada Ibu Dra.
Yuspa Hanum, M.S selaku dosen mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang
memberi kontribusi besar kepada saya, mahasiswa jurusan Pendidikan Tata Boga dalam
memahami mata kulia ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan yang jauh dari
kesempurnaan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang untuk
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, September 2019

Mutiara Gunawan

5193342007

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR....................................................................................................4
A. Tujuan Penulisan CJR................................................................................................................4
B. Manfaat CJR..............................................................................................................................4
JURNAL 1 : “Implementasi Program Keselamatan Dan Keseshatan Kerja Serta Tantangan Yang
Akan Dihadapi Pt Pln (Persero) Pltu Tjb Jepara Dalam Upaya Mempertahankan Zero Accident”.....5
JURNAL 2 : “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Sistem Distribusi Pdam Surya Sembada Surabaya”..............................................11
JURNAL 3 : “Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Di Kota Bitung
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Pabrik Minyak Pt.Mns)”.............................................................16
JURNAL 4 : “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek
Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado)”............19
JURNAL 5 : “Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di PT Ferron ParPharmaceuticals
Bekasi”................................................................................................................................................24

3
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat beberapa hal
penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai dengan topik
yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali
dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri,
seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi penerorganisasi yang
memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi
penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal, introduction, metodologi yang
dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan dan daftar
pustaka.

Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian


pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil hasil
dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan
padat; serta menyimpulkan isi dari jurnal.

A. Tujuan Penulisan CJR


 Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
 Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

B. Manfaat CJR
 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang terdapat
dalam suatu jurnal.
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya

4
JURNAL 1 : “Implementasi Program Keselamatan Dan Keseshatan Kerja Serta Tantangan
Yang Akan Dihadapi Pt Pln (Persero) Pltu Tjb Jepara Dalam Upaya Mempertahankan Zero
Accident”
Judul Jurnal Implementasi Program Keselamatan Dan Keseshatan Kerja Serta Tantangan
Yang Akan Dihadapi Pt Pln (Persero) Pltu Tjb Jepara Dalam Upaya
Mempertahankan Zero Accident
Jurnal Jurnal Manajemen
ISSN 2337-3792
Volume dan hal Volume 4, Nomor 3, Halaman 1-15
Tahun 2015
Penulis Augusta Andhin Pradana, Indi Djastuti
Reviewer Mutiara Gunawan
Tanggal review 28 September 2019

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program


keselamatan dan kesehatan kerja yang berjalan di PT PLN (Persero) Unit
PLTU TJB Jepara dan mengidentifikasi kendala dan tantangan itu akan
dihadapi oleh PT PLN (Persero) Unit PLTU TJB Jepara untuk
mempertahankan zero accident.
Subjek Penelitian Dalam penelitian ini subjek penelitian meliputi populasi dan sampel.
Populasi untuk penelitian ini adalah karyawan pelaksana (struktural dan
fungsional) yang ada di PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan PLTU TJB
Jepara, sedangkan untuk sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, atau informan, teman
dan guru dalam peneltian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan
disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian
kualtatif adalah untuk menghasilkan teori. Dalam penelitian ini sampel
berjumlah 6 orang yang terdiri atas 3 karyawan PLN yang bekerja di divisi
lingkungan dan keselamatan keteanaglistrikan (LK2) dan 3 karyawan di
bagian engineering dan produksi.
Assesment Data Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keharusan bagi
perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-
undangan. Dasar hukum pemberian perlindungan terhadap para pekerja ini
tertera pada UU No. 1/1970 tentang keselamatan kerja. Dengan adanya
proteksi, memungkinkan untuk pemberian pertanggungan terhadap
munculnya masalah kesehatan, finansial atau masalah lainnya yang dihadapi

5
atau dialami oleh pekerja saat bekerja untuk perusahaan Salah satu upaya
proteksi terhadap para pekerja yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. K3
merupakan hak asasi karyawan dan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas karyawan. Dengan adanya jaminan keselamatan
kerja ini bertujuan meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan kerja. PT
PLN (Persero) PLTU TJB Jepara sebagai salah satu pembangkit listrik di
Indonesia, yang memperkerjakan SDM sebagai pegawai juga berkewajiban
dan sudah melakukan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dalam kegiatan operasionalnya .Didalam lingkup PT PLN (Persero) istilah
K3 biasa disebut dengan K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan). Keselamatan
ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan
instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga
listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi
aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi
ramah lingkungan, di sekitar instalansi tenaga listrik. Aspek pelaksanaan K3
didalam perusahaan didasari atas kepatuhan hukum. Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bahwa dasar hukum pelaksanaan K3 adalah UU No.
1/1970 tentang keselamatan kerja. Dasar pelaksanaan K3 atau K2 pada PT
PLN (Persero) adalah didasarkan pada UU No. 15/1985 tentang
ketenagalistrikan. Aspek lain terkait dengan pelaksnaan K3 juga meliputi
pengadaan program-program K3 yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk
karyawan mulai dari pelatihan K3, penyediaan APD(Alat Pelindung Diri),
dan pengenalan area wajib APD. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah pelatihan yang disusun untuk memberi bekal kepada
personil yang ditunjuk perusahaan untuk dapat menerapkan K3 di tempat
kerja (Sucofindo. 1998). Sedangkan untuk aspek selanjutnya yakni
pengadaan APD untuk karyawan, APD sendiri adalah seperangkat alat yang
digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh dan atau sebagian
tubuh dari adanya kemungkinan potensi bahaya dan kecelakaan kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
NomorPer.08/MEN/VII/2010). Pengenalan daerah wajib APD wajib
dilakukan oleh pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja yang ada
di perusahaan. Kegiatan penegenalan daerah wajib APD meliputi analisis

6
dampak resiko kecelakaan kerja yang akan didapat oleh pegawai saat
bekerja. Pegawai pengawas atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dapat menetapkan tempat-tempat kerja lain yang wajib menggunakan alat
pelindung diri. Kewajiban penyediaan alat Pelindung Diri pengurus wajib
menyediakan secara cuma- cuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja dengan ketentuan: a) Pada pekerja / buruh yang baru
ditempatkan, b)Pelindung diri yang ada telah kadaluarsa, c) Alat pelindung
diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena dipakai
bekerja.
Metode Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif bersifat
deskriptif, yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini
berlaku, yakni membandingkan pencapaian zero accident yang sudah di raih
oleh PT PLN (Persero) PLTU TJB Jepara dengan apa yang terjadi dilapangan
saat pengimplementasian program K3, serta membandingkan indikasi awal
adanya penurunan disiplin kerja dengan apa yang sebenarnya terjadi dan
ditemukan di lapangan.
Langkah Penelitian Ada beberapa tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu
tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap member check. Pada tahap
orientasi peneliti melakukan pra-survey kelokasi yang akan diteliti. Peneliti
melakukan dialog dengan para pekerja, kemudian peneliti juga melakukan
studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data
yang diperlukan dalam penelitian. Selanjutnya pada tahap eksplorasi akan
dilakukan pengumpulan data di lokasi. Dalam tahap ini, peneliti akan
mengumpulkan data mengenai masalah yang terkait melalui observasi dan
wawancara. Dan yang terakhir setelah data diperoleh secara langsung dari
lapangan, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan pengecekan,
untuk mengecek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya.
Hasil Penelitian Adanya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan
oleh PT. PLN (Persero) PLTU TJB Jepara, menunjukkan bahwa perusahaan
sudah memberikan proteksi kerja untuk setiap pegawainya. Proteksi yang
diberikan berupa penjaminan keselamatan kerja para pegawai saat
melakukan pekerjaan di lapangan, yang terkait dengan alat penunjang
keselamatan kerja yang sudah terstandarisasi, serta pengenalan daerah rawan
kecelakaan kepada para pegawai dan adanya penjaminan kesehatan kerja

7
yang diberikan kepada pegawai untuk menjamin serta memelihara kesehatan
fisik dan mental pegawai saat bekerja. Bentuk proteksi keselamatan
perusahaan untuk pegawainya adalah pemberian APD (Alat Pelindung Diri)
yang sudah tersertifikasi serta meninjau ulang prosedur K3 yang telah
berjalan. Wujud dari peninjauan ulang adalah mereview segala prosedur tata
cara kerja yang aman disaat pegawai melakukan pekerjannya. Hal ini dapat
diartikan sebagai wujud peningkatan kualitas proteksi SDM, untuk
mengidentifikasi segala kekurangan pelaksanaan kegiatan K3 dan segera
dilakukan perbaikan dan meningkatkan hal-hal apa saja yang sudah berjalan
dengan baik, mulai dari penyediaan APD maupun prosedur lain yang
berhubungan dengan tata cara pelaksanaan kegiatan K3 dalam perusahaan.
Selain pemberian APD PT PLN (Persero) PLTU TJB Jepara juga melakukan
safety induction untuk seluruh pegawainya. Safety induction merupakan
prosedur standard pengenalan K3 untuk karyawan sebelum melakukan
pekerjaan dilapangan dan biasanya dilakukan untuk para calon pegawai.
Kegiatan safety induction meliputi pengenalan daerah rawan di kawasan
PLTU TJB Jepara serta kelengkapan APD yang harus digunakan saat berada
dalam wilayah-wilayah kerja di dalam PLTU TJB Jepara. Selain itu didalam
safety induction para calon pegawai juga dijelaskan bagaimana menanggapi
keadaan-keadaan darurat saat terjadi kecelakaan melalui nomer-nomer yang
terhubung langsung pada petugas kesehatan yang terdapat pada setiap
wilayah kerja yang ada di PLTU TJB Jepara. Proses tanggap darurat mulai
dari hal-hal apa saja saat terjadi keadaan emergency, tempat berkumpul serta
prosedur keselamatan yang harus dilakukan juga dijelaskan dalam safety
induction ini Wujud proteksi kesehatan dari PT PLN (Persero) PLTU TJB
Jepara kepada karyawannya berupa penjaminan Jamsostek. Didalam
penjaminan Jamsostek ini, pegawai mendapat proteksi dari kecelakaan kerja
serta resiko kesehatan yang didapat saat bekerja. Penjaminan melalui
Jamsostek ini juga standard dilakukan oleh perusahaan lain sebagai wujud
perlindungan kecelakaan dan kesehatan para pegawainya. Dari semua
pernyataan narasumber tentang cara pandang mereka terhadap pengertian K3
secara umum dapat disimpulkan bahwa setiap narasumber yang ditanya
sudah mengetahui pengertian dan tujuan umum dari K3, bahwa K3
merupakan sebuah upaya dari perusahaan untuk melindungi para pekerja dari

8
kecelakaan kerja dan penjaminan kesehatan kerja melalui program program
K3 serta prosedur dan pedoman kerja, untuk menciptakan sebuah kondisi
kerja yang selamat. Untuk cara pandang narasumber terkait pelaksanaan K3
diperusahaan, dapat disimpulkan bahwa narasumber menganggap penting
pelaksanaan K3. Hal tersebut karenaK3 merupakan satu hal yang vital dan
dalam pelaksanaannya selalu diawasi terus menerus. Ini memang sebagai
suatu kondisi yang wajar dikarenakan PT PLN (Persero) PLTU TJB Jepara
mempunyai tanggung jawab untuk mengelola aset yang diberikan oleh
negara berupa pembangkit listrik berskala nasional. Dengan diandalkannya
PLTU TJB Jepara sebagai pembangkit listrik yang mampu menyuplai
kesediaan listrik untuk Jawa, Madura, dan Bali tentu dalam kegiatan
operasionalnya PT PLN (Persero) PLTU TJB Jepara menganggap K3
ataupun dalam lingkup PLN disebut K2, menjadi sangat penting seperti
untuk menjamin ketersediaan listrik dengan meminimalkan kecelakaan kerja
yang didapat para pegawainya dengan pelaksanaan program K3 ini. Selain
itu program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah diterapkan
perusahaan, juga membuat perusahaan terhindar dari tuntutan hukum.
Kekuatan dan -Kekuatan
Kelemahan Penelitian  Penulis menggunakan referensi dari beragam jurnal sehingga teori
dalam jurnal akurat dan terpercaya
 Penjelasan pada jurnal ini sangat jelas, singkat tidak terlalu panjang
sehingga pembaca mudah dan cepat memahami permasalahan yang
dihadapi.
 Jurnal ini sangat baik digunakan sebagai referensi belajar mahasiswa
-Kelemahan
 Pembahasan kurang meluas
 Terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan
Kesimpulan Implementasi program pelaksanaan K3 yang ada di PT PLN (Persero) PLTU
TJB Jepara sudah berjalan dengan sangat baik, ada kesesuaian program yang
disampaikan oleh narasumber yang bekerja di divisi LK2 dengan para
narasumber dilapangan serta pengamatan yang dilakukan oleh peneliti saat
melakukan observasi. Program K3 yang ada di PT PLN (Persero) PLTU TJB
Jepara diantaranya yakni melakukan safety induction untuk para pegawai
yang akan mulai bekerja di perusahaan, safety induction ini disampaikan saat
calon pegawai di perusahaan melakukan pelatihan kerja, termasuk

9
didalamnya dijelaskan prosedur dan aturan K3 yang harus ditaati oleh para
calon pekerja dan setiap pekerja dibekali dengan pocket book yang secara
umum menjelaskan tentang aturan dan prosedur K3 yang ada di PLTU TJB
Jepara. Selain melakukan safety induction kepada para calon pekerja, PLN
juga melakukan safety induction kepada para pekerja non tetap / outage saat
terjadi overhaul ataupun pemeliharaan rutin alat-alat operasional yang ada
pada unit 1- 4. Pelatihan K3 terhadap pegawai juga menjadi program K3
yang dibuat dan telah dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) PLTU TJB
Jepara. Pelatihan K3 yang berjalan di PT PLN (Persero) PLTU TJB Jepara
dilakukan untuk memenuhi kompetensi pegawai terkait dengan aspekaspek
pemahaman K3 dan lingkungan dengan mengikuti Diklat yang
pelaksanaannya didata sesuai dengan kebutuhan pegawai. Para pegawai
melakukan input data tentang kebutuhan pelatihan K3 secara online, yang
kemudian dari pihak manajemen akan melakukan pendataan dan
mengakumulasikan kegiatan Diklat K3 untuk pegawai dalam 1 tahun
tersebut. Adanya pelatihan ini bertujuan untuk menambah kompetensi diluar
bidang masing-masing pegawai yajni terkait aspek K3 dan lingkungan.
Dengan adanya kompetensi K3 yang didapat oleh pegawai, memudahkan
perusahaan untuk melakukan sosialisasi kepada pegawai terkait aturan dan
prosedur K3. Dengan kemudahan dalam penyampaian sosialisasi, tingkat
kesadaran pegawai dalam
memenuhi aspek K3 dalam bekerja akan tercapai. Selain itu melalui
pelatihan K3 juga melatih kemampuan tanggap para pegawai dalam
menangani keadaan darurat, sehingga tidak terjadi kerugian fisik atau
material yang berkelanjutan. Sampai saat ini pelatihan yang rutin dilakukan
oleh perusahaan adalah pelatihan terhadap petugas P3K dan pelatihan
penggunaan APAR untuk seluruh pegawai. Pelatihan APAR dan petugas P3K
bertujuan untuk melatih respon para pegawai saat terjadi kejadian
emergency. Selain itu kawasan atau area kerja di PLTU TJB Jepara rawan
terjadi kebakaran dinilai bahwa pelatihan berupa penggunaan APAR
memang harus dilakukan secara rutin. Kebanyakan untuk program pelatihan
K3 sendiri termasuk pelatihan penggunaan APAR dan anggota P3K
dilakukan secara in house training. Pelatihan yang melibatkan staff ahli K3
yang sudah dimiliki oleh perusahaan dalam mentoring kegiatan pelatihan

10
APAR dan petugas P3K.

JURNAL 2 : “Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas


Kerja Karyawan Bagian Sistem Distribusi Pdam Surya Sembada Surabaya”
Judul Jurnal Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Bagian Sistem Distribusi Pdam Surya Sembada Surabaya
Jurnal Ilmu Manajemen
Volume dan hal Volume 5 Nomor 1 Hal 1-10
Tahun 2017
Penulis Anindya Novita Kusuma
Reviewer Mutiara Gunawan
Tanggal review 28 September 2019

Tujuan Penelitian Untuk menganalisis keselamatan dan kesehatan kerja pada produktivitas
kerja sistem distribusi PDAM Surya Sembada.
Subjek Penelitian Karyawan bagian Sisten Distribusi PDAM Surya Sembada Surabaya.
Populasi dari penelitian ini adalah 146 orang karyawan bagian Sistem
Distribusi PDAM Surya Sembada Surabaya.
Assesment Data PDAM Surya Sembada Surabaya merupakan salah satu unit usaha milik
daerah yang bergerak dibidang pendistribusian air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM Surya Sembada Surabaya sebagai perusahanan yang memiliki
fungsi public service, bertugas untuk mengelola, menyediakan, dan melayani
kebutuhan air bersih seluruh masyarakat di kota Surabaya. Perkembangan
pemukiman di wilayah Surabaya yang cukup pesat mengakibatkan
peningkatan kebutuhan pasokan air bersih. Dengan adanya peningkatan
pasokan air tersebut, PDAM Surya Sembada Surabaya harus selalu meninjau
rumah-rumah pompa dan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) untuk
mengawasi pasokan air yang tersedia. Meskipun sudah ada beberapa rumah
pompa, IPAM, dan tandon air, masih saja ada wilayah di Surabaya yang
kurang pasokan air bersih. Upaya PDAM sendiri dalam mengatasi hal
tersebut adalah dengan memasang tandon dan pipa besar untuk menyalurkan
air ke daerah yang kurang pasokan air tersebut. Peningkatan tekanan air
mengakibatkan keruhnya air dibeberapa daerah, sehingga mengakibatkan
adanya endapan di dalam pipa yang terbawa pada saat tekanan air tinggi.
Untuk mengatasi dampak pekerjaan pengoperasian tersebut, PDAM

11
melakukan langkah-langkah teknis seperti melakukan pengaturan tekanan
dan pencucian pipa/pengontrolan (flushing) untuk menjernihkan air.
Selain itu petugas juga melakukan perawatan pompa dengan cara
pembongkaran pompa dan mengganti spare part yang rusak. Pengangkatan
pompa ini memiliki resiko kecelakaan yang cukup besar, mengingat pompa
yang berat diangkat dan dikembalikan ke tempat asalnya. Perawatan lain
yaitu berupa service panel listrik dengan resiko apabila tidak dilakukan
dengan hati-hati, maka petugas akan tersengat aliran listrik. Selain itu
pengecekan kualitas zat kimia yang terdapat pada bak-bak air yang ada
dirumah pompa. Bak yang besar dan tinggi kurang lebih 1 meter ini
mengharuskan petugas untuk naik dan melakukan pengecekan dari atas,
resiko kecelakaan pada saat pengecekan ini juga cukup besar, seperti
terpeleset dan tercebur kedalam bak yang mengandung zat kimia bernama
klorine. Kesadaran para karyawan akan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dalam bekerja masih rendah. Banyak ditemukan kesalahan dan
kekurangan dalam penggunaan APD. Tidak menggunakan helm safety pada
saat memasuki rumah pompa atau pada saat mengecek tandon-tandon air,
tidak menggunakan sarung tangan saat pada saat melakukan service panel
listrik. Dan juga tidak menggunakan sepatu safety pada saat berada di lokasi
yang cukup berbahaya. masih ditemui karyawan yang merokok pada saat
jam kerja, baik itu di lapangan maupun di dalam ruangan. Untuk menunjang
kesehatan karyawannya, perusahaan setiap jumat pagi selalu mengadakan
kegiatan senam, namun masih banyak ditemui karyawan tidak mengikuti
kegiatan tersebut dengan berbagai alasan. Berdasarkan keterangan dari bapak
Agung Wurdiyanto, selaku manajer personalia dan K3, PDAM telah
mempersiapkan diri untuk menuju perusahaan yang memiliki penerapan K3
yang baik serta ber-SMK3. Langkah tersebut dimulai dari memasang safety
sign (tanda-tanda keselamatan) di area kerja dan pemakaian APD (Alat
Pelindung Diri) berstandar K3 untuk pegawai lapangan. Hal itu dilakukan
guna untuk mengantisipasi dan meminimalisir kecelakaan kerja yang sesuai
dengan perundang-undangan K3 Undang-Undang Republik Indonesia No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sesuai himbauan pemerintah
melalui Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 386
Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan

12
Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2015-2019. Menurut keterangan staff
personalia dan K3, PDAM baru mereport data kecelakaan karyawannya pada
tahun 2015. Karena K3 di PDAM sendiri baru berjalan 3 tahun.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian ini
menggunakan hubungan kausal yang biasa disebut dengan hubungan sebab
akibat yaitu bagaimana suatu variabel memberikan pengaruh pada variabel
lainnya (Sugiyono, 2009:11). Dalam penelitian ini menggunakan variabel
keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan produktivitas kerja. variabel
keselamatan kerja dan variabel kesehatan kerja sebagai variabel independen,
sedangkan variabel produktivitas sebagai variabel dependen. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan kuisoner sebagai sumber data. Kuisoner
ini yang nantinya akan disebar kepada karyawan bagian Sisten Distribusi
PDAM Surya Sembada Surabaya di mana kuisoner tersebut meliputi
keselamatan dan kesehatan kerja maupun kuisoner produktivitas kerja.
Populasi dari penelitian ini adalah 146 orang karyawan bagian Sistem
Distribusi PDAM Surya Sembada Surabaya. Dalam penelitian ini
menggunakan Probability Sampling dengan menggunakan teknik Stratified
Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin
dengan tingkat prepesisi 5% atau 0,05 yaitu pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin maka jumlah sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 106 orang.
Langkah Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Keselamatan kerja dan kesehatan kerja
sebagai variabel independen. Produktivitas kerja sebagai variabel dependen.
Adapun indikator keselamatan yang digunakan mengacu pada indikator yang
digunakan oleh Mukhlisani (2008) yaitu Communication and Support,
Personal Protective Equipment, Safety Rules, Importance Safety Training.
Kemudian indikator kesehatan kerja juga mengacu pada indikator yang
digunakan oleh Mukhlisani (2008) yaitu olah raga, pola makan atau gizi,
rokok, dan stress. Sedangkan indikator dari produktivitas kerja mengacu
pada penelitian Droussiotis yang di ambil dari penelitian Mukhlisani (2008)
yaitu efektifitas dan efisiensi.
Hasil Penelitian Jenis kelamin sebagian besar responden adalah berjenis pria yaitu sebanyak
85 orang atau 85%. Sebagian besar usia responden adalah <25 tahun yaitu

13
sebanyak 31 orang atau 31%. Lamanya bekerja didominasi oleh 52 orang
yang bekerja <10 tahun dengan prosentase 52%. Kemudian sebagian besar
pendidikan terakhir responden adalah lulusan SMA/sederajat yaitu sebanyak
64 orang dengan prosentase 64%. Yang terakhir adalah sebanyak 82 orang
berada pada jabatan/posisi Staff dengan prosentase 82%.
Penelitian ini telah lolos uji asumsi klasik yang terdiri dari Uji Normalitas,
Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Linearitas. Uji
Normalitas menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, di mana hasilnya adalah
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada kolom Unstandarized Residual sebesar
0.441 di mana lebih nilai tersebut lebih besar dari 0.05. Uji
Heteroskedastisitas menggunakan Uji Glejser di mana hasilnya nilai
probabilitas signifikansi variabel X1 sebesar 0.513 dan variabel X2 sebesar
0.369 di mana nilai signifikansi tersebut di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas. Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai
tolerance dari variabel X1 (Keselamatan Kerja) memiliki nilai 0.851 dan
variabel X2 (Kesehatan Kerja) memiliki nilai tolerance 0.851 di mana nilai
dari kedua variabel tersebut lebih kecil dari 1. Kemudian nilai VIF dari
variabel X1 memiliki nilai 1.175 dan variabel X2 memiliki nilai 1.175 di
mana nilai VIF kedua variabel tersebut lebih kecil dari 10. Dapat
disimpulkan bahwa kedua variabel independen yaitu variabel X1 dan
variabel X2 yang digunakan dalam penelitian ini tidak berkorelasi antara
variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Uji
Linearitas nilai signifikansi pada kolom linearity variabel keselamatan kerja
dan variabel kesehatan kerja sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05 yang artinya
terdapat hubungan linear secara signifikan dengan variabel produktivitas
kerja (Y).
Kekuatan dan -Kekuatan
Kelemahan Penelitian  Penjelasan pada jurnal ini sangat jelas, singkat tidak terlalu panjang
sehingga pembaca mudah dan cepat memahami permasalahan yang
dihadapi.
 Jurnal ini sangat baik digunakan sebagai referensi belajar mahasiswa
 Penulis menggunakan dasar teori yang beragam dari beberapa website
resmi seperti artikel internasional sebagai penguat dasar teori dalam

14
penelitiannya.
 Penulis menyertakan simpulan dan saranh dengan sangat ringkas
-Kelemahan
 Terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan
 Peneliti sudah mendapatkan banyak referensi namun materi dan
pembahasan dalam jurnal ini masih terlihat sedikit
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Keselamatan kerja dan kesehatan kerja secara bersama-sama berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyawan bagian Sistem Distribusi PDAM
Surya Sembada Surabaya sebesar 51.5%. Sedangkan sebesar 48.5%
dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya.
2. Keselamatan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian Sistem Distribusi PDAM Surya Sembada Surabaya. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin baiknya keselamatan kerja, maka produktivitas
kerja semakin baik.
3. Kesehatan kerja tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan bagian Sistem Distribusi PDAM Surya Sembada Surabaya karena
berdasarkan wawancara dengan salah satu staff sistem distribusi, hal tersebut
tidak mengganggu dan mempengaruhi kinerja mereka atau dalam hal
pemenuhan tanggung jawab kerja.

JURNAL 3 : “Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Di Kota
Bitung (Studi Kasus Proyek Pembangunan Pabrik Minyak Pt.Mns)”
Judul Jurnal Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Di Kota
Bitung (Studi Kasus Proyek Pembangunan Pabrik Minyak Pt.Mns)
Jurnal Jurnal Sipil Statik
ISSN 2337-6732
Volume dan hal Vol.2 No.3, Hal 124-130
Tahun 2014
Penulis Dameyanti Sihombing
Reviewer Mutiara Gunawan
Tanggal review 28 September 2019

Tujuan Penelitian Untuk mengevaluasi implementasi K3 dalam pelaksanaan pekerjaan

15
konstruksi pada proyek pembangunan pabrik minyak PT. MNS dengan
berpatokan pada SMK3.
Assesment Data Peningkatan keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan adalah sebuah
fungsi penting dari manajemen yang baik. Peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja bukan hanya sebuah fungsi dari manajemen yang baik, tetapi
harus menjadi suatu fungsi normal. Efektivitas fungsi ini, seperti fungsi lain,
tergantung pada teknik yang diterapkan. Banyak perusahaan konstruksi
memandang kecelakaan sebagai hal kebetulan, tak terduga dan karena itu
tidak termasuk dalam manajemen. Jarang yang nampak menjalankan upaya
bersungguhsungguh mengatasi masalah total, mencari latar belakang
penyebab atau menghitung kerugiannya. Sedikit sekali yang memakai teknik
diagnosa dan penaksiran seperti sampling keselamatan, analisis bahaya atau
audit keselamatan dimana setiap aspek dalam organisasi tempat kerja dan
operasi didasarkan pada survey keselamatan yang terencana dan menyeluruh
atau proses pencegahan yang sistematis seperti clearance untuk peralatan
dan sebagainya. Sistem Manajemen K3 didalam suatu perusahaan diarahkan
kepada kemandirian perusahaan dan sangat bergantung dari rasa tanggung
jawab manajemen dan tenaga kerja terhadap tugas dan kewajiban masing-
masing serta upaya-upaya untuk menciptakan cara kerja dan kondisi kerja
yang selamat. Mekanisme operasi rutin dibuat sedemikian rupa telah diatur
melalui sesuatu mekanisme yang konsisten, maka tenaga kerja akan berlaku
sebagaimana aturan yang telah dibuat dan peluang penyimpangan dapat
diperkecil, peluang penyimpangan sangat berarti bagi pengendalian
kemungkinan kecelakaan kerja oleh faktor manusia.
Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan
sebagai berikut :
1. Observasi/ pengamatan dilapangan
-. Mengadakan wawancara dan pengamatan langsung di lapangan
-. Membagikan Angket atau Questioner kepada kontraktor dan pekerja di
lapangan.
-. Mengumpulkan data-data yang diperlukan
2. Melakukan studi kepustakaan Mempelajari tentang keselamatan dan
kesehatan kerja berdasarkan studi literature dan buku-buku acuan yang
berkaitan dengan topik penelitian ini.

16
3. Analisis Data
Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
-. Pemeriksaan kelengkapan jawaban responden
- Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari
jawaban dari kuesioner yang tidak lengkap.
- Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal
melalui persentase
Hasil Penelitian Proyek Pembangunan Pabrik Minyak PT.MNS Implementasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup baik, karena di proyek ini
penyelenggara pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah menyediakan alat
pelindung diri (APD) bagi para pekerja dan adanya sosialisasi tentang K3
juga sudah dilakukan oleh pihak kontraktor dan Para pekerja cukup
memahaminya namun masi ada saja pekerja yang berkesan tidak peduli
dengan Keselamatan dan Kesehatan kerja tersebut, dapat dilihat dari hasil
questioner menyatakan, 100% (Ya) karena pekerjaan konstruksi (kontraktor)
telah memberikan alat pelindung diri (APD); 98% mengetahui apa yang
dimaksud dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan 100% pekerja
menyatakan adanya jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kekuatan dan -Kekuatan
Kelemahan Penelitian  Bahasa yang digunakan penulis sangat mudah dipahami
 Penggunaan tata bahasa sesuai dengan EYD
 Untuk penulisan sesuai dengan ketentuan pembuatan suatu jurnal
-Kelemahan
 Pembahasan kurang meluas
 Jurnal terlalu singkat, juga dalam hasil pembahasan hanya
melampirkan tabel tetapi tidak dengan pembahasan, sehingga
pembaca sedikit bingung dengan hasil penelitian
 Referensi yang digunakan penulis sangat sedikit dan kurang meluas,
sehingga jurnal kurang akurat bila digunakan sebagai bahan
pembelajaran
Kesimpulan Sikap pekerja terhadap penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja
cukup baik, sehingga diharapkan agar pekerja mempertahankan dan semakin
meningkatkan sikapnya terhadap pelaksanaan program K3 di perusahaan
terutama dalam hal pembangunan Pabrik Mintak PT.MNS. Semakin baik
sikap tehadap penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja maka

17
akan memperkuat komitmen pekerja dalam bekerja sehingga diharapkan
perusahaan lebih memperhatikan penerapan program K3 di perusahaan
untuk meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya
juga meningkatkan produktifitas kerja perusahaan.

JURNAL 4 : “Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3)


Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir.
Soekarno-Manado)”
Judul Jurnal Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada
Proyek Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir.
Soekarno-Manado)
Jurnal Jurnal Ilmiah Media Engineering
ISSN 2087-9334
Volume dan hal Vol. 2, No. 2, Halaman 100-113
Tahun 2012
Penulis Febyana Pangkey dan Grace Y. Malingkas, D.O.R. Walangitan
Reviewer Mutiara Gunawan
Tanggal review 28 September 2019

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap (SMK3) pada proyek pembangunan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno - Manado.
Assesment Data Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditinjau dari segi keilmuan dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 dijabarkan ke dalam Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3
(Soemaryanto, 2002). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

18
yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, peng-kajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor. 09 / PER / M / 2008) Menurut Peraturan Menteri No PER. 05 /
MEN /1996, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengem-bangan penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Manfaat penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bagi perusahaan
menurut Tarwaka (2008) adalah:
1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur system
operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan
kerugian-kerugian lainnya.
2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di
perusahaan.
3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3,
khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.
5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Metode Penelitian Data Primer: didapat dari hasil observasi atau pengamatan secara langsung di
lokasi proyek dan wawancara dengan Pengendali Sistem Manajemen Mutu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (PSMMK3L) dan Safety
Patrol.
Data Sekunder: berupa struktur organisasi, standar/prosedur dan peraturan
mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dan
daftar Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di lokasi penelitian serta studi
kepustakaan yang digunakan sebagai data pendukung.
Langkah Penelitian Tahap dan prosedur penelitian ini dilakukan secara sistematis. Adapun tahap dan
prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian diawali dengan survey lokasi untuk meninjau kasus-

19
kasus yang terjadi di proyek selanjutnya merumuskan latar belakang penelitian,
masalah penelitian dan tujuan penelitian. Kemudian melakukan studi
kepustakaan yang digunakan sebagai bahan dan pedoman untuk penelitian ini.
Tahap Pengumpulan Data
a. Survey lokasi untuk mengamati apakah proyek memenuhi syarat untuk
dijadikan lokasi penelitian serta melakukan proses perijinan kepada pelaksana
atau pemilik proyek. b. Melakukan wawancara kepada pihak yang bertanggung
jawab dalam penerapan SMK3 di lokasi proyek untuk mendapatkan keterangan
yang mendukung dalam penelitian ini.
c. Mengumpulkan data dan dokumen mengenai pedoman/standar dan peraturan-
peraturan mengenai SMK3 yang diterapkan di lokasi proyek serta mengadakan
studi kepustakaan sebagai data pendukung.
d. Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan cara menyusun, membahas dan
mengevaluasi data-data dan hasil wawancara/observasi mengenai SMK3 di
lokasi proyek. Selanjutnya diadakan studi kepustakaan yang digunakan sebagai
data pendukung.
Hasil Penelitian Dalam perencanaan SMK3 ini meliputi perencanaan identifikasi bahaya,
peraturanperaturan, tujuan dan sasaran, indikator kerja, perencanaan awal dan
perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung.
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Resiko
Prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan
produk, barang dan jasa dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk
memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
potensi bahaya di lokasi pekerjaan. Pada proyek pembangunan jembatan Dr. Ir.
Soekarno, prosedur identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
akibat kecelakaan dan penyakit kerja telah direncana-kan bersamaan dengan
dampak lingkungan.
Peraturan Perundangan dan Persyaratan
Lainnya
Pada proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, hasil temuan atau
identifikasi bahaya yang telah dinilai telah dibandingkan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

20
Tujuan dan Sasaran
Untuk menentukan program penerapan mengenai mutu, keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan, perusahaan perlu menetapkan tujuan dan
sasaran yang harus dicapai. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan antara lain:
1. Tercapainya mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja.
Programkerjanya adalah:
a) Membuat tindakan koreksi dan tindakan pencegahan pada setiap kasus/
ketidak-sesuaian yang dilaksanakan secara kontinu oleh PSMK3L.
b) Membuat checklist pra pelaksanaan dan selama pelaksanaan yang
dilaksanakan secara kontinue oleh pengawas mutu.
c) Membuat evaluasi keterlambatan setiap terjadi keterlambatan yang
dilaksanakan secara kontinue oleh bagian teknik.
2. Terlaksananya Sistem Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan yang berkesinambungan dan selalu meningkat. Program kerjanya
adalah membuat checklist pemeriksaan pelaksanaan ISO dan OHSAS pada
tiaptiap unit kerja yang dilaksanakan secara kontinue oleh PSMK3L.
3. Tidak adanya keluhan/komplain dari komunitas setempat. Program kerjanya
adalah:
a) Pengaturan jam operasi proyek yang dilaksanakan secara kontinue oleh
bagian umum.
b) Melakukan penyiraman pada lokasi atau aktivitas yang menyebabkan debu
tinggi yang mempengaruhi komunitas setem-pat yang dilaksanakan secara
kontinue oleh petugas K3L.
c) Perbaikan segera (rekonndisi) struktur/ infrastruktur lingkungan yang rusak
akibat pekerjaan mob/demobilisasi alat berat dan transportasi material yang
dilaksanakan secara kontinue oleh pelaksana.
4. Mengurangi pencemaran udara dari emisi gas buang yang dihasilkan
kendaraan operasional dan alat berat/genset milik HK sehingga memenuhi baku
mutu yang ditetapkan. Program kerjanya adalah:
a) Melakukan perawatan rutin kendaraan operasional alat berat/genset milik HK
yang dilaksanakan secara continue oleh bagian peralatan.
b) Membuat IK perawatan kendaraan operasional dan alat berat/genset yang
dilaksanakan secara kontinue oleh bagian peralatan.
5. Tidak adanya kecelakaan kerja (Zero Accident). Program kerjanya adalah:
a) Pengadaan dan kewajiban pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang

21
dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
b) Pemasangan rambu-rambu peringatan yang dilaksanakan secara kontinue
oleh petugas K3L.
c) Melakukan Working Permit (Izin Kerja) pada pekerjaan/aktivitas yang
termasuk High Risk yang dilaksanakan secara kontinue oleh pelaksana.
d) Meminta bukti pengesahan terhadap alat berat pihak ketiga beserta SIO
operatornya yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian peralatan.
6. Peningkatan kepedulian karyawan da mitra kerja terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Lingkungan. Program kerjanya adalah:
a) Sosialisasi K3L melalui papan informasi K3L yang dilaksanakan secara
kontinue oleh petugas K3L.
b) Penyuluhan K3L pada saat briefing K3L setiap hari, setiap minggu dan
setiap bulan bersama sub kontraktor yang dilaksanakan secara continue oleh
petugas K3L.
c) Sosialisasi K3L pada sub kontraktor dan supplier.
7. Peningkatan kesehatan karyawan dan tenaga kerja. Program kerjanya adalah:
a) Pemeriksaan kesehatan dan tenaga kerja oleh bagian umum.
b) memperhatikan gizi makanan yang dikonsumsi di kantin oleh bagian umum.
8. Kesesuaian dengan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan sebesar 90%. Program kerjanya adalah:
a) Mengidentifikasi peraturan dan undang-undang terkait K3L yang
dilaksanakan secara kontinue oleh PPDMK3L.
b) Melakukan pemantauan kesesuaian dengan peraturan dan undang-undang
terkait K3L yang dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L yang
dilaksanakan secara kontinue oleh PPDMK3L.
9. Efisiensi pemakaian listrik dengan menurunkan biaya pemakaian listrik
sebesar 5%. Program kerjanya adalah:
a) Membuat instruksi kerja pengoperasian peralatan yang menggunakan listrik
oleh bagian teknik.
b) Pemasangan rambu-rambu peringatan untuk mematikan/penghematan
pemakaian listrik yang dilaksanakan secara kontinue oleh petugas K3L.
10. Penggunaan/pemilihan bahan ramah lingku-ngan dan bahan yang mudah
diuraikan oleh alam atau dapat di daur ulang pada peralatan kantor. Program
kerjanya adalah pema-kaian/pemilihan bahan/material dapat di daur ulang atau
mudah diuraikan oleh alam yang dilaksanakan secara kontinue oleh bagian

22
umum.
Kekuatan dan -Kekuatan
Kelemahan Penelitian  Penjelasan pada jurnal ini sangat jelas, singkat tidak terlalu panjang
sehingga pembaca mudah dan cepat memahami permasalahan yang
dihadapi.
 Penggunaan tata bahasa sesuai dengan EYD
 Memaparkan dan menganalisis secara jelas penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (smk3) pada proyek
konstruksi di indonesia
 Jurnal ini sangat baik digunakan sebagai referensi belajar mahasiswa
-Kelemahan
 Pembahasan terlalu menuju ke teori, sehingga pembaca mudah jenuh
dalam memahami isi jurnal
Kesimpulan Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) telah direncanakan dan
diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal tersebut terlihat dari hasil
wawancara, observasi serta kelengkapan prosedur-prosedur untuk mengatur
terlaksananya pekerjaan dengan aman dan efisien. Standar dan pedoman yang
digunakan untuk mengatur terlaksananya SMK3 disusun dalam Rencana Mutu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Proyek (RMK3LP). Dasar
penerapan SMK3 disesuaikan dengan standar internasional yaitu OHSAS
18001:1999. Dilihat dari keberadaan kebijakan, komitmen, perencanaan,
penerapan, pengukuran, evaluasi serta tinjauan kembali oleh pihak manajemen,
OHSAS 18001:1999 memiliki kesamaan dengan PERMENAKER No.05/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3
berpengaruh baik bagi perusahaan maupun tenaga kerja itu sendiri. Hal tersebut
terlihat dari data keselamatan dan kesehatan kerja pada bulan Oktober,
November dan Desember 2011, jumlah tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja masih tergolong rendah, sehingga tidak menyebabkan
terganggunya pelaksanaan pembangunan secara berarti. Selain itu tidak terdapat
kasus kecelakaan kerja maupun penyakit kerja yang menyebabkan kematian.

JURNAL 5 :
“Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di PT Ferron ParPharmaceuticals Bekasi”
Judul Jurnal Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di PT Ferron ParPharmaceutical
s Bekasi
Jurnal Administrasi Kantor

23
ISSN 2337-6694
Volume dan hal Vol. 4, No.1 Hal 211-234
Tahun 2016
Penulis Nita Fridayanti dan Rono Kusumasmoro
Reviewer Mutiara Gunawan
Tanggal review 28 September 2019

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan tersebut
Subjek Penelitian Staff yang berhubungan langsung dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dan studi pustaka,
Assesment Data Menurut Suardi (2007:23) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
penerapan K3 adalah: a) Menyatakan Komitmen: Penerapan Sistem
Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komitmen. Pernyataan
komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan Sistem Manajemen
K3 dalam organisasi/manajemen harus dilakukan oleh manajemen puncak.
Komitmen ini harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi
juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati
dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran staf dan karyawan perusahaan. Staf
dan karyawan perusahaan juga harus mengetahui bahwa tanggung jawab
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja, tetapi
merupakan tanggung jawab seluruh personel dalam perusahaan mulai dari
manajemen puncak sampai karyawan terendah.
b) Menetapkan Cara Penerapan: Perusahaan dapat menggunakan jasa
konsultan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3.
c) Membentuk Kelompok Kerja Penerapan: Jika perusahaan akan
membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut
terdiri atas wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Hal ini
penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung jawab terhadap
unit kerja yang bersangkutan.
d) Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan: Sumber daya di sini
mencakup personel / orang, perlengkapan, waktu, dan dana. Orang yang
dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di luar tugas
tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Untuk
perlengkapan, perlu dipersiapkan ruangan tambahan untuk menyimpan

24
dokumen atau computer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data.
Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat
dalam penerapan, mulai mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-
bahan pustaka, menulis dokumen mutu sampai menghadapi kegiatan audit
dan assesment. Sementara dana adalah dana yang diperlukan untuk
membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan
biaya untuk pelatihan karyawan di luar perusahaan.
Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data melalui observasi dengan melihat dan mengamati
secara langsung kegiatankegiatan yang berhu-bungan dengan penerapan K3
di PT Ferron Par Pharmaceuticals. Kemudian dengan wawancara
mengajukan pertanyaan kepada staff yang berhubungan langsung dengan
penerapan K3 di PT Ferron Par Pharmaceuticals, sehingga data yang
didapatkan lebih akurat. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan
dianalisis secara deskriptif dengan cara membandingkan hasil penelitian
mengenai pelaksanaan penerapan K3 di PT Ferron Par Pharmaceutical
dengan teori-teori yang digunakan.
Langkah Penelitian Menetapkan cara penerapan. Agar penerapan K3 berjalan dengan baik,
perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan dalam menerapkan K3.
Dalam hal ini PT Ferron Par Pharmaceuticals tidak menggunakan jasa
konsultan, karena perusahaan sudah memiliki personel yang ahli,
berpengalaman dan berkompeten di bidangnya, yang tentu saja personel
tersebut diyakini akan mampu mengorganisir serta mengarahkan para
karyawan untuk dapat mematuhi hal-hal yang berkaitan dengan K3.
Membentuk kelompok kerja penerapan. Dalam menerapkan K3 di tempat
kerja, perusahaan diharuskan untuk membentuk kelompok kerja yang terdiri
dari wakil dari setiap unit kerja. Hal ini sangat penting, karena pimpinan unit
kerjalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerjanya. Pada PT
Ferron Par Pharmaceuticals teori ini sudah diterapkan dengan cara menujuk
para pemimpin dari setiap unit kerja yaitu Manajer Departemen atau
Supervisor Lini dan dibantu oleh perwakilan dari setiap unit kerja tersebut
yaitu Kepala Regu dan Karyawan Senior. Kelompok kerja ini dinamakan
Tim Tanggap Darurat yang terbagi menjadi beberapa tim yaitu Tim P3K,
Tim Pemadam Kebakaran, dan Tim Evakuasi. Menetapkan sumber daya
yang diperlukan. Sumber daya yang diperlukan mencakup orang / personel,

25
perlengkapan, waktu dan dana. Sumber saya yang dimaksud adalah
tersedianya personel yang melalukan K3, perlengkapan yang dibutuhkan
untuk meyimpan dokumen, waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penerapan dan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam
proses penerapan K3. PT Ferron Par Pharmaceuticals menerapkan teori ini,
personel yang ditunjuk dalam penerapan K3 merupakan personel yang
terdapat pada setiap unit kerja. Hal ini dilakukan agar penerapan yang
berlangsung dapat dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab.
Perlengkapan yang dimaksud adalah pemeliharaan dan pengelolaan
dokumen apabila diperlukan dapat ditemukan dengan mudah. Waktu
merupakan hal yang sangat penting, karena waktu yang dibutuhkan tidaklah
sedikit, para personel tidak hanya melaksanakan kegiatan penerapan K3
tetapi juga mempunyai pekerjaan di luar penerapan K3. Sedangkan untuk
dana, PT Ferron Par Pharmaceuticals melakukan perencanaan dalam
menentukan arus keuangan. Tujuannya agar dana yang dikeluarkan dapat
terkontrol dengan baik sehingga tidak merugikan perusahaan.
Hasil Penelitian Langkah-langkah penerapan K3 pada PT Ferron Par Pharmaceuticals dimulai
dengan dibangunnya komitmen yang jelas disetiap unit kerja terhadap
penerapan K3 di lingkungan kerja perusahaan untuk mengurangi dampak
dari resiko kecelakaan. Langkah berikutnya adalah menetapkan personel
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 di lingkungan kerja
perusahaan. Langkah selanjutnya pembentukan kelompok kerja dari setiap
unit kerja untuk penerapan K3. Kemudian memilih anggota yang diberi
nama Tim Tanggap Darurat yang merupakan perwakilan dari masing –
masing unit kerja. Untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya K3 di
lingkungan kerja perusahaan dilakukanlah sejumlah pemasangan poster di
setiap unit kerja untuk menggunakan alat keselamatan kerja pada saat
bekerja. Adanya peninjauan sistem yang dilakukan setiap enam bulan sekali
untuk mereview program yang telah dibuat dalam pelaksanaan K3.
Terdapatnya penyusunan jadwal kegiatan untuk melihat kemampuan dari
setiap unit kerja dalam membagi waktu antara melaksanakan penerapan K3
dengan pekerjaan lain di luar K3. Dalam hal pendokumentasian, terdapat
sejumlah dokumen yang dipelihara dan ditata dengan rapi sehingga apabila
sewaktuwaktu diperlukan dapat dengan mudah ditemukan. Selanjutnya

26
dalam pelaksanaan penerapan sistem K3 dengan adanya pembagian alat
keselamatan kerja yang telah disediakan di loker khusus penyimpanan APD.
Pembagian APD bukan hanya untuk melindungi diri tetapi juga dapat
memberikan kesehatan untuk pemakainya. Proses sertifikasi sebagian besar
diperoleh dari pelatihan dan sertifikasi yang dikeluarkan oleh Depnakertrans
RI.
Kekuatan dan -Kekuatan
Kelemahan Penelitian  Jurnal ini sangat baik digunakan sebagai referensi belajar mahasiswa
 Pembahasan teori sudah cukup meluas
 Untuk penulisan sudah sesuai dengan format penulisan jurnal
 Kata yang digunakan juga dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai
dengan Kamus EYD
-Kelemahan
 Terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan
 Referensi yang digunakan penulis sangat sedikit dan kurang meluas,
sehingga jurnal kurang akurat bila digunakan sebagai bahan
pembelajaran
 Penjelasan dalam jurnal sedikit sulit untuk dimengerti
Kesimpulan Hambatan dalam penerapan K3 pada PT Ferron Par Pharmaceuticals adalah
sikap dan perilaku para pekerja yang tidak menggunakan alat keselamatan
kerja yang telah disediakan peruahaan. Masih kurangnya kesadaran dari
pihak karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan perusahaan. Terakhir yang menjad penghambat dalam
penerapan K3 adalah penegakan hukum yang belum jelas terhadap sejumlah
sanksi bagi pekerja yang melanggar peraturan perusahaan. Berdasarkan hal-
hal tersebut, bisa dipertimbangkan oleh perusahaan untuk : Memberi sanksi
berupa teguran keras bagi para pekerja yang tidak mau menggunakan alat
keselamatan kerja yang telah disediakan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan
untuk memberikan efek jera kepada para pekerja yang tidak mau menaati
peraturan perusahaan dengan memakai alat keselamatan kerja pada saat
bekerja. Mengoptimalkan kegiatan sosialisasi terutama untuk karyawan baru
mengenai pengenalan pekerjaan atau alat keselamatan kerja sebagai upaya
pencegahan apabila terjadi kecelakaan kerja.

27
28

Anda mungkin juga menyukai