Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA(K3) DENGAN METODE JOB HAZARD ANALYSIS(JHA)
DI PT.SUMBAWA BARAT MINERAL

Diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah metodeologi penelitian teknik

Disusun oleh:

AHMAD YADI TPT221007

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS CORDOVA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya
Proposal penelitiam ini dapat saya buat. Proposal penelitian ini disusun sebagai syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metodeologi Penelitian Teknik yang berjudul
Evaluasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan metode Job Hazard
Analysis(JHA) dengan dosen pengampuh Sulaimansyah,S.T.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas proposal penelitia ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karna itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
konstruktif demi kesempurnaan laporan ini nantinya. Akhir kata, penulis
mengharapkan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca umumnya.

Taliwang, 26 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor. 13 Tahun 2003 pasal 87,
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal penting yang harus
diterapkan oleh semua perusahaan. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor. 463/MEN/1993 Tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja
merupakan suatu upaya perlindungan yang ditunjukan agar tenaga kerja dan
orang lainnya ditempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan
sehat, serta agar setiap sumber produksi dapa digunakan secara aman dan efisien.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sendiri juga diartikan sebagai suatu kegiatan
yang menjamin terciptanya suatu pekerjaan yang aman, dan terhindar dari suatu
gangguan fisik maupun mental dimana melalui pembinaan, pelatihan, pengarahan
serta kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari pekerja dan pembinaan memberi
bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintahan
maupun dari perusahaan itu sendiri (Mathis dan Jackson, 2006).
Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada industri pertambangan
akhir-akhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri
pertambangan. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya berbagai
macam persoalan. Selain itu dampak industri pertambangan yang semakin
komplek juga telah menjadi perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari
banyaknya tekanan yang datang dari masyarakat luas terhadap pengelolaan dan
kehadiran pertambangan ditengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya
persaingan yang ketat antar industri pertambangan, sering dikaitkan dengan
berbagai isu masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat digunakan
sebagai alat dalam memasuki pasar dunia. Dengan semakin maju dan
berkembangnya kegiatan pertambangan yang diiringi dengan kemajuan teknologi
serta semakin intensifnya penggunaan tenaga kerja tambang, maka semakin besar
risiko.
Berdasarkan hal tersebut maka akan menjadi penting melakukan analisa
terhadap penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan
sehingga judul proposal penelitian adalah “Evaluasi Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Dengan Metode JHA(Job Hazard Analysis) Pertambangan
di PT. Sumbawa Barat Mineral Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat”.Metode JHA (Job Hazard Analysis) merupakan salah satu
metode yang efektif dalam mengidentifikasi risiko dan mencegah kecelakaan
kerja. Namun, perlu dievaluasi sejauh mana metode ini sudah diterapkan dan
seberapa efektif implementasinya di PT. Sumbawa Barat Mineral.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Mengevaluasi Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dengan Metode JHA(Job Hazard Analysis) Pertambangan di PT Sumbawa
Barat Mineral ?
2. Apa saja aspek yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang saat ini dilakukan pada PT.
Sumbawa Barat Mineral

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebgaai
berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan di PT Sumbawa Barat Mineral.
2. Untuk mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan dalam pengelolaan
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang saat ini dilakukan pada
PT.Sumbawa Barat Mineral.

1.4 Manfaat Penlitia

1. Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Penelitian ini akan


membantu mempertajam pemahaman dan meningkatkan kesadaran terkait
praktik keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sumbawa Barat Mineral.
Dengan menggunakan metode Job Hazard Analysis (JHA), penelitian ini
akan membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko dalam proses
kerja dan mencari solusi yang efektif untuk mengelolanya. Hal ini dapat
membantu mengurangi insiden kecelakaan kerja dan penyakit terkait
pekerjaan serta meningkatkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.

2. Penyusunan Pedoman Pengelolaan K3 yang Efektif: Penelitian ini akan


memberikan nilai tambah berupa penyusunan pedoman atau rekomendasi
pengelolaan K3 yang efektif berdasarkan hasil evaluasi menggunakan
metode JHA. Pedoman ini akan menjadi panduan bagi PT. Sumbawa Barat
Mineral dalam penerapan K3 yang lebih baik, termasuk dalam
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang terkait dengan
pekerjaan mereka. Menggunakan metodologi yang teruji seperti JHA dapat
memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan yang tepat diambil untuk
mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan.

3. Peningkatan efisiensi dan produktivitas: Dengan adanya evaluasi penerapan


K3 dan rekomendasi yang dihasilkan, PT. Sumbawa Barat Mineral dapat
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi operasional. Mengurangi risiko kecelakaan, cedera, atau penyakit
yang dapat terjadi pada pekerja dapat mengurangi absensi, meningkatkan
produktivitas, dan menghindari biaya yang terkait dengan kompensasi atau
perawatan medis. Dalam jangka panjang, peningkatan K3 dapat membantu
menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif bagi semua
karyawan.

4. Kontribusi pada pengetahuan dan praktek K3: Penelitian ini juga dapat
memberikan kontribusi pada pengetahuan dan praktek di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara keseluruhan. Hasil penelitian ini
dapat berpotensi menjadi referensi untuk penelitian dan praktik K3 di
industri sejenis. Penelitian yang berhasil dapat memperluas literatur
pengenalan metode JHA yang efektif dalam lingkungan kerja yang berisiko,
dan meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan dan tantangan dalam
menerapkan K3 yang baik di industri pertambangan.
5. Dalam keseluruhan, penelitian ini memiliki manfaat langsung dalam
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sumbawa Barat
Mineral, serta manfaat potensial yang lebih luas dalam memberikan
dukungan bagi pengembangan pengetahuan dan praktik K3 di lebih banyak
tempat kerja.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari laporan tugas akhir ini adalah untuk
menganalisa tingkatan penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan Dengan Metode JHA pada kegiatan eksplorasi/drilling
PT.Sumbawa Barat Mineral yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi
Nusa Tenggara Barat.

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam Proposal ini Untuk memudahkan
pembahasan keseluruhan penelitian ini dibagi menjadi enam bab dengan pokok
pikiran dari tiap-tiap sebagai berikut :
1. BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini, akan dikemukakan latar belakang masalah, rumusan
masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan dalam penelitian ini.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, iklim di daerah
penelitian, letak lokasi penelitian secara topografi dan menjelaskan sejarah
berdirinya perusahaan, tempat dilakukan penelitian.
3. BAB III Landasan Teori
Dalam bab ini akan dipaparkan teori-teori dasar yang akan digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini.
4. BAB IV Metode Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penelitian dan kerangka
penelitian yang digunakan.
5. BAB V Hasil dan Pembahasan
Bab ini berisikan data-data hasil penelitian dan pembahasan yang
berhubungan dengan hasil penelitian
6. BAB VI Penutup
Berisi kesimpulan mengenai hasil akhir dari penelitian yang telah
dilakukan, serta saran untuk perbaikan dari hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi PT. Sumbawa Barat Mineral yang beralamatakan di Jln. Raya
Taliwang-Maluk, RT03 RW03 Lingkungan Kokar Dalam, Kel.Telaga Bertong,
Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat - Nusa Tenggara Barat. Serta
memiliki proyek mapping serta bengeboran eksplorasi di Gunung Samoan dan
Raboya di Kecamatan Taliwang.
Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan jalur darat dari pusat kota
Provisnsi Mataram menuju pelabuhan Kayangan Lombok Timur menempuh jarak
kurang lebih 93 km ke arah timur. Kemudian dilanjutkan dengan penyebrangan
laut menggunakan kapal Ferry menuju pelabuhan Poto Tano selama kurang lebih
2 jam perjalanan, dan dilanjutakn dari Poto Tano menuju Kecamatan Taliwang ke
arah selatan dengan menempuh jarak kurang lebih 32 km.

Gambar 2.4 Peta Infrastruktur dan Koordinat Titik Bor Blok Samoan Reboya
Sumber : PTSBM,2021
2.2 Geologi Lokasi
Suhu udara di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat bervariasi antara 21°–
35°C dengan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±76%. Wilayah Sumbawa Barat
beriklim tropis dengan tipe iklim tropis basah dan kering (Aw) yang memiliki dua
musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau di wilayah
Sumbawa Barat berlangsung pada bulan-bulan April–Oktober dengan bulan
terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan biasanya terjadi pada
bulan-bulan November–Maret dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah
hujan bulanannya lebih dari 250 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah
Simbawa Barat berkisar antara 1.200–1.600 mm per tahun dengan jumlah hari
hujan berkisar pada 90 hingga 130 hari hujan per tahun (AMDAL 2021).
Topografi Ketinggian di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat berkisar antara
0 – 1.730 mdpl. Keadaan topografi wilayah kabupaten ini cukup bervariasi, mulai
dari datar sebesar 11,8% dari luas wilayah Sumbawa Barat, bergelombang
sebesar 8,8% dari keseluruhan luas wilayah kabupaten ini, curam sebesar 28,9%
dari luas Kabupaten Sumbawa Barat, hingga sangat curam sebesar 50,3% dari
total luas wilayah Sumbawa Barat. Kondisi topografi yang datar sebagian besar
dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan permukiman, sementara kondisi
topografi yang semakin curam merupakan kawasan hutan yang berfungsi sebagai
pelindung kawasan disekitarnya yang lebih rendah. Dilihat dari jenis lahan,
Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari tanah persawahan (wetland) dan tanah
kering. Jenis lahan tanah persawahan memiliki luas lahan sebesar 9.705 Ha dari
luas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Sementara itu, jenis lahan tanah kering
mempunyai luas lahan sebesar 175.197 Ha dari total luas wilayah Kabupaten
Sumbawa Barat. (Badan Pusat Statistik, 2021).
2.3 Deskribsi Batuan
PT. Sumbawa Barat Mineral beroperasi di Kabupaten Sumbawa Barat, yang
terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Perusahaan ini terutama
terkait dengan kegiatan pertambangan. Sebagai tambang, PT. Sumbawa Barat
Mineral kemungkinan berfokus pada ekstraksi sumber daya mineral tertentu yang
ada di wilayah tersebut.

Deskripsi batuan yang ditemukan di PT. Sumbawa Barat Mineral sangat


tergantung pada jenis tambang yang dikembangkan dan sumber daya mineral
yang diekstraksi. Namun, berikut ini beberapa contoh sumber daya mineral yang
umumnya ditemukan di wilayah pertambangan:

1. Tembaga: Kabupaten Sumbawa Barat terkenal dengan sumber daya tembaga


yang melimpah. Batuan yang mengandung tembaga seperti bornit, kalkopirit,
dan kalkosit dapat ditemukan di tambang tembaga.

2. Emas: Wilayah ini juga memiliki potensi sumber daya emas yang signifikan.
Batuan berisi mineral emas seperti kuarsa, pirit, dan hematit sering kali
menjadi target ekstraksi di tambang emas.

3. Timah: Beberapa tambang di Kabupaten Sumbawa Barat juga mengekstraksi


timah. Batuan yang mengandung timah seperti kassiterit dan ilmenit dapat
ditemukan di daerah ini.

4. Nikel: Nikel sering kali merupakan komoditas utama dalam tambang yang
berlokasi di wilayah ini. Batuan yang mengandung nikel, seperti serpentin
dan laterit, dapat menjadi sumber daya mineral yang diekstraksi.

2.4 Sejarah Perusahaan

PT. Sumbawa Barat Mineral pada awalnya, PT. Indotan Sumbawa Barat
meperoleh IUP dari Bupati Sumbawa Barat No. 602 Tahun 2010 dengan luas
31.204 Ha, selanjutnya pada tanggal 8 Agustus 2014 PT. Indotan Sumbawa Barat
memperoleh IUP Operasi Produksi dengan Nomor 732 (KW.
3.7.52.07.2.06.2014.001) seluas 24.722 Ha untuk jangka waktu 20 tahun. Pada
tanggal 6 November 2018, PT. Indotan Sumbawa Barat memperoleh surat dengan
Nomor : 503/086-XI/03/IUP-OP/DPMPTSP/2018 mengenai Perubahan Atas
Keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor 732 tahun 2014 tentang Persetujuan
Peningkatan IUP Eksplorasi menjadi IUP Operasi Produksi. Pada tanggal 29 Juli
2019, PT. Indotan Sumbawa Barat memperoleh persetujuan perubahan nama
perusahaan menjadi PT. Sumbawa Barat Mineral dari Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, provinsi Nusa Tenggara Barat dengan nomor:
540/03-814/DPM-PTSP/2019.
Pada tanggal 26 Agustus 2019 memperoleh Surat Keputusan dari Kepala
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan nomor: 503/094/IUP-OP/DPMPTSP/2019 tentang
Pemberian Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT.Sumbawa
Barat Mineral.PT. Sumbawa Barat Mineral mempunyai kantor di site Sumbawa
Barat yang dikenal dengan nama Samoan-Reboya beralamatkan diJl. Lintas
Taliwang - Maluk, Lingkungan Kokar Dalam, Kelurahan Telaga - Bertong,
Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat,NusaTenggara Barat, Kode Pos
84455.

2.4.1 Sistem Penambangan

Pengeboran merupakan tahapan kegiatan terpenting dalam kegiatan


eksplorasi yang tujuan utamanya adalah mengambil dan merekam data geologi
pada titik-titik pengeboran yang telah direncanakan. Hasil dari pengeboran
(drilling) berupa contoh batuan (core) yang selanjutnya akan dilakukan uji
kandungan mineralnya. Sebelum melakukukan pengeboran ada tahapan
pembersihan lahan (land clearing) yang dilakukan guna bertujuan sebagai tempat
untuk dilakukannya pengeboran (drilling). Dalam melakukan pembersihan lahan
terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan sesuai dengan Standar
Operasional Procedur (SOP) Nomor dokumen: D-SPL-SOP-04 sebagai berikut:

1. Melaksanakan ketentuan mengenai keselamatan kerja.

2. Menyiapkan dan memastikan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja


berfungsi dengan baik dan aman, alat di gunakan sesuai prosedur.

3. Tempat Pengerjaan land clearing sudah ditetapkan.

4. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
di tetapkan

5. Melakukan koordinasi secara efektif kepada pihak terkait pekerjaan land


clearing.

6. Melakukan land clearing sesuai prosedur.


2.4.2 Sistem Pengolahan

PT. Sumbawa Barat Mineral (SBM) dapat menggunakan sistem pengolahan


data yang terintegrasi untuk mengelola informasi terkait operasi pertambangan
mereka. Beberapa sistem pengolahan data yang mungkin digunakan di PT. SBM
meliputi:

1. Sistem Informasi Geografis (SIG): SIG digunakan untuk mengintegrasikan


dan memvisualisasikan data geospasial terkait dengan area penambangan. Ini
membantu dalam pemetaan, monitoring, dan analisis geografis yang
mendukung pengambilan keputusan terkait dengan penambangan

2. Sistem Manajemen Basis Data: PT. SBM mungkin memiliki basis data
terpusat yang menyimpan dan mengelola data terkait dengan operasi
penambangan mereka. Ini mencakup data geologis, data produksi, data
peralatan, data keuangan, dan sebagainya. Sistem manajemen basis data
memungkinkan akses, penyimpanan, dan pengolahan data secara efisien.

3. Sistem Monitoring dan Pengendalian: SBM mungkin menggunakan sistem


monitoring dan pengendalian untuk mengumpulkan data operasional secara
real-time. Misalnya, sensor dapat dipasang untuk memantau parameter
seperti produksi, kualitas, suhu, tekanan, dan kebisingan untuk memastikan
aktivitas penambangan berjalan dengan efisien dan sesuai dengan standar
keselamatan.

4. Sistem Manajemen Persediaan: PT. SBM mungkin menggunakan sistem


manajemen persediaan untuk melacak dan mengontrol persediaan bahan
baku, peralatan, suku cadang, dan bahan peledak yang diperlukan dalam
operasi penambangan mereka. Sistem ini membantu dalam perencanaan dan
pengendalian stok agar kebutuhan produksi terpenuhi tanpa adanya
kekurangan atau kelebihan persediaan.

5. Sistem pengolahan data yang digunakan oleh PT. SBM dapat bervariasi
tergantung pada kebutuhan dan infrastruktur perusahaan tersebut. Adapun
detail yang lebih spesifik mengenai sistem pengolahan data yang digunakan
di PT. SBM, disarankan untuk menghubungi perusahaan langsung guna
mendapatkan kejelasan informasi yang lebih terperinci.

Anda mungkin juga menyukai