Disusun Oleh :
ABSTRAK
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara
mengimplementasikan job safety analysis untuk mengenali, mengurangi dan mencegah
potensi kecelakaan kerja yang akan didapati. Setelah mengenali apa itu job safety analysis,
kita dapat mengidentifikasi potensi bahaya yang akan muncul saat pekerjaan berlangsung di
tempat kerja tersebut. Pengendalian potensi bahaya dengan eliminasi, substitusi, tanda
peringatan serta penyediaan alat pelindung diri (APD) adalah beberapa factor yang dapat
diperhatikan. Memonitoring bahaya yang sudah dikendaliakan tersebut untuk mengetahui
apakah resiko bahaya sudah terkendali atau belum juga perlu dilakukan.
Job safety analysis (JSA) atau yang dikenal sebagai job hazard analysis (JHA)
memiliki pengertian sebuah metode yang sering digunakan oleh berbagai pekerja untuk
menentukan bahaya yang ada dalam setiap tahapan pekerjaan dan pengendalian terhadap
bahaya tersebut. Dengan dijelaskannya pengertian tentang job safety analysis diharapkan
pengertian tersebut dapat lebih menyadarkan kita tentang potensi bahaya yang akan muncul
dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
aktifitas pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur kerja atau system operational
procedure (SOP) dan job safety analysis (JSA) dapat menurunkan potensi angka kecelakaan
kerja. Hal tersebut sesuai dengan Permenake No. PER.05/MEN/1996 tentang Pedoman
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau yang lebih dikenal dengan K3 merupakan
salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebass dari
pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja.
Keselamatan kerja juga dapat diartikan sebagi upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja, bahan
produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Pada
intinya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan seperangkat kesatuan yang melindungi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja.
2. Penggunaan alat berat maupun alat ringan tanpa pengaman yang baik.
Selain itu, keselamatan dan kesehatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut
(Mangkunegara, 2002: 165):
1. Setiap pekerja diharapkan mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja dalam ssegi fisik, social mauun psikologis dalam melakukan pekerjaannya.
3. Agar hasil produksi yang dihasilkan dapat semaksimal mungkin dan juga
terjaga kualitasnya.
5. Agar meningkatakan semangat kerja, partisipasi kerja dan juga keserasian kerja.
6. Terjaganya lingkungan tempat kerrja dan atau kondisi tempat erja agar pekerja
dapat terrhindat dari gangguan kesehatan kerja.
7. Timbulnya rasa aman, nyaman dan terlindungi yang dirasakan oleh setiap
pekerja.
Di dalam pembahasan makalah ini akan sijelaskan apa ituyang dimaksud dari job
safety analysis (JSA). Yang akan dijelaskan mengenai job safety analysis meliputi
pengertian, tujuan, dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Job Safety Analysis (JSA) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk
membahas ulang metode atau cara dan melakukan identifikasi pekerjaan yang memiliki
potensi terjadinya kecelakaan kerja dan dilakukan koreksi sebelum kecelakaan kerja terjadi.
Dengan identifikasi potensi kecelakaan kerja, merupakan langkah awal dalam menganalisa
bahaya (hazard) dan kecelakaan (accident) dalam usaha menciptakan keselamatan kerja di
tempat kerja. Job safety analysis (JSA) atau job hazard analysis (JHA) atau yang sering
disebut pula sebagai analisa keselamatan pekerjaan memiliki arti salah satu sistem atau proses
dimana penilaian resiko dan identifikasi bahaya (hazard) yang dalam pelaksanaannya
ditekankan pada identifikasi bahaya (hazard) yang muncul pada tiap-tiap tahapan pekerjaan
atau tugas yang dilakukan pekerja. Secara sederhananya job safety analysis atau analisa
keselamatan pekerjaan adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk memeriksa
kembali dan menemukan bahaya-bahaya sebelum diabaikannya dalam merancang tempat
kerja, fasilitas atau alat kerja, peralatan mesin yang digunakan maupun proses kerja.
Menurut NOSA (1999), job safety analysis adalah salah satu usaha dalam
menganalisa tugas-tugas dan prosedur yang ada di dalam perusahaan. Job safety analysis
diartikan sebagai metode atau cara untuk mempelajari suatu pekerjaan dan mengidentifikasi
potensi bahaya (hazard) dan potensi insiden yang berhubungan dengan setiap pekerjaan,
pengembangan solusi juga diperlukan agar dapat menghilangkan atau mengurangi dan
mengkontrol bahaya (hazard) serta kecelakaan (incident) dalam setiap pekerjaan. Apabila
bahaya (hazard) telah diidentifikasi, maka dapat dilakukan tindakan pengendalian dan
pengontrolan yang berupa pengendalian fisik atau pengontrolan prosedur kerja yang dapat
mengurangi potensi bahaya (hazard) pada pekerjaan. Dalam menjalankannya, pengontrolan
prosedur job safety analysis memerlukan pelatihan, pengawasan dan pengontrolan jalannya
kerja yang dikenal sebagai job safety analysis untuk mempermudah pemahaman prosedur
kerja kepada pekerja.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan job safety analysis adalah sebagai
berikut:
2. Sebagai alat penunjang keselamatan atau safety training terhadap tenaga kerja
baru di dalam perusahaan.
3. Melakukan kajian ulang (review) pada prosedur pekerjaan setelah terjadi
kecelakaan kerja (working accident).
4. Memberikan instruksi kerja (pre job instruction) pada pekerjan yang baru
didapatkan.
5. Memberikan pelatihan kerja secara pribadi kepada pekerja agar dpat bekerja
secara maksimal.
Dalam pembuatan job safety analysis (JSA) terdapat cara ataupun teknik yang
dapat mempermudah dalam pengerjaannya adalah sebagai berikut :
2. Apabila pekerja tersebut tidak faham akan peranannya dalam pembuatan job
safety analysis, maka pekerja tersebut akan diberi pengarahan terlebih dahulu
tentang maksud dan tujuan dari pembuatan job safety analisis itu sendiri.
Tujuan dari pelaksanaan Job safety analysis (JSA) secara umum adalah bertujuan
untuk mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) disetiap aktivitas pekerjaan sehingga tenaga
kerja diharapkan dapat mengenali bahaya yang akan didapat sebelum terjadi kecelakaan
(accident) atau penyakit akibat kerja. Tujuan jangka panjang yang dimiliki oleh program job
safety analysis (JSA) ini diharapkan pekerja dapat ikut serta berperan aktif dalam pelaksanan
job safety analysis (JSA) sehingga dapat menanamkan kepedulian pekerja terhadap kondisi
wilayah kerjanya guna menciptakan keadaan lingkungan kerja yang nyaman, aman dan dapat
meminimalkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan perilaku yang tidak aman
(unsafe action) untuk pekerja itu sendiri.
Pelaksanaan dari job safety analysis (JSA) mempunyai beberapa manfaat dan
keuntungan sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan yang sama kepada setiap pekerja tentang apa yang
harus dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan efisien dan aman.
2. Suatu alat pelatihan (training tools) yang efektif dan efisien untuk para pekerja
baru.
4. Membantu dalam penulisan tata cara atau prosedur keselamatan kerja untuk
jenis pekerjaan yang baru maupun pekerjaan yang mendapatkan modifikasi.
Ketika menyusun suatu job safety analysis atau analisa keselamatan pekerjaan,
suatu pekerjaan dapat diklasifikasikan menjadi urutan langkah-langkah kerja atau
aktifitas kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang dianalisa
biasanya dipilih berdasarkan prioritas mulai dari yang utama sampai yang
terakhir. Pekerjaan dengan pengalaman kecelakaan (accident) terburuk atau
potensi bahaya (hazard) yang tertinggi harus lebih dahulu dilakukannya analisa.
Ketika memilih pekerjaan, pertimbangkanlah terlebih dahulu faktor-
faktor sebagai berikut ini :
2. Membentuk Suatu Tim Job Safety Analysis (JSA) atau Analisa Keselamatan
Pekerjaan
Tim yang dibentuk bergantung pada organisasi dan banyaknya orang dalam
grup kerja. Sebagai tambahan terhadap pekerja yang mengerjakan pekerjaan
tersebut, anggota tim harus dipilih dari pekerja dari jenis pekerjaan yang lainnya
seperti supervisor dan spesialis keselamatan.
3. Mengidentifikasikan Suatu Pekerjaan Terlebih Dahulu
Dari proses penyusunan dan pembuatan tahapan kerja, secara tidak langsung
juga dapat menganalisa atau mengidentifikasi dampak dan bahaya (hazard) apa
saja yang akan muncul atau disebabkan dari setiap langkah kerja yang telah
disusun sebelumnya. Dari hasil proses yang dilakukan, diharapkan kondisi akibat
atau resiko apapun yang akan terjadi diharapkan dapat menghilangkan ataupun
meminimalkannya sampai batas terkecil yang dapat diterima dan ditoleransi
dengan baik menurut kaidah keilmuan maupun tuntutan standart dalam hukum.
Bahaya (hazard) disini dapat memiliki definisi sebagai suatu benda, bahan
ataupun kondisi yang bisa menyebabkan cidera, kerusakan dan atau kerugian dari
pihak pekerja (misalnya : kecelakaan kerja).
Langkah terakhir dari penyusunan suatu job safety analysis (JSA) atau analisa
keselamatan pekerjaan adalah membuat saran ataupun rekomendasi perubahan
untuk meminimalisir dan menghilangkan bahaya-bahaya (hazard) yang akan
menimbulkan berpotensi kecelakaan kerja. Selama langkah ini dilakukan,
biasanya akan memiliki hasil yang lebih maksimal dan lebih baik apabila dimulai
dari langkah pertama, kedua dan langkah-langkah yang telah ditentukan
selanjutnya untuk dijalankan. Mengerjakan pekerjaan dengan merujuk pada
langkah berikutnya hanya setelah seluruh bahaya-bahaya (hazard) yang memiliki
potensi kerusakan dapat diminimalisir atau dapat dihilangkan dan semua kondisi
kerja dalam keadaan aman dan nyaman dari langkah-langkah yang telah
dilakukan sebelumnya karena adanya beberapa perubahan yang akan
mengakibatkan perubahan pada langkah-langkah berikutnya. Jika dibutuhkan,
mulailah proses pembuatan dan penyusunan job safety analysis dari pembuatan
formulir analisa keselamatan pekerjaan baru yang menjelaskan tentang langkah-
langkah proses pekerjaan yang telah dilakukannya modifikasi. Prinsip-prinsip
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikannya adalah sebagai berikut :
Merupakan tiap tempat, ruangan ataupun lapangan kerja yang tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap (konstan) dimana tenaga kerja bekerja dan sering ditugaskan
melakukan suatu pekerjaan untuk keperluan usaha dimana terdapat sumber bahaya
(hazard) sebagaimana sudah terperinci dalam pasal 2, Termasuk tempat kerja adalah
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
a. Bahaya (Hazard)
Bahaya atau yang sering disebut dengan hazard merupakan sumber atau suatu
kondisi dimana memungkinkan untuk dapat menimbulkan kerugian berupa cidera
kerja, penyakit kerja, kerusakan kerja maupun kemampuan melakukan fungsi kerja
yang telah ditetapkan.
1. Manusia
Bahaya dari bangunan tempat kerja, peralatan dan instansi kerja perlu
mendapatkan perhatian yang lebih. Konstruksi bangunan kerja harus
kokoh dan memenuhi syarat agar dapat menimbulkan rasa nyaman oleh
para pekerja. Desain ruangan dan tempat kerja harus menjamin
keselamatan dan kesehatan kerja. Pencahayaan ruangan yang cukup dan
produksi bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku dan bahan
sekunder harus termanajemen. Ada bahan kimia yang merupakan hasil dari
bahan tersebut utamanya, termasuk bahan kimia berbahaya yang memiliki
sifat mudah meledak, menyebabkan iritan maupun beracun. (Syukri Sahab,
1997)
Bahaya (hazard) yang dapat ditimbulkan dari bahan atau material kerja
meliputi berbagai resiko yang sesuai dengan sifat bahan, antara lain
sebahgai berikut (Syukri Sahab, 1997) :
a. Mudah terbakar
b. Mudah meledak
c. Menimbulkan alergi
e. Bersifat racun
f. Menyebabkan racun
g. Radioaktif
4. Cara Kerja
Cara kerja yang salah dapat membahayakan pekerja itu sendiri maupun
pekerja lain disekitarnya. Cara kerja yang dimaksudkan antara lain seperti
:
a. Cara mengangkat dan mengangkut barang, apabila dilakukan
dengan cara yang salah dapat mengakibatkan kecelakaan dan cidera
pada daerah tulang punggung, lengan maupun daerah yang berpotensi
mendapatkan cidera.
5. Lingkungan Kerja
d. Faktor ergonomic
Gangguan yang disebabkan oleh fakotr ergonomic ini dapat berupa
beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang digunakan tidak serasi
dengan pekerja atau tidak sesuai dengan antropometri tubuh para pekerja.
e. Faktor psikologi
b. Kecelakaan Kerja
3. Kemacetan
8. Bahaya listrik
Kecelakaan dapat terjadi karena tindakan yang tidak aman (unsafe action)
merupakan suatu pelanggaran dari setiap prosedur K3 yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan atau insiden. Tindakan-tindakan yang berbahaya (unsafe
action) seperti :
Teori penyebab terjadinya kecelakaan kerja salah satunya adalah teori domino
yang diungkapkan oleh Heinrich dan disempurnakan oleh Bird. Teori domino
menyatakan bahwa suatu kecelakaan tidak datang dengan sendirinya. Kecelakaan
dapat terjadi dikarenakan hasil dari tindakan dan kondisi yang tidak aman dan
kedua hal tersebut akan bergantung pada seluruh macam factor yang
mempengaruhi. Gabungan dari faktor-faktor inilah yang akan menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja (accident working). Hal tersebut seperti rangkaian
kartu domino. Teori domino itu menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan
(accident) yang menimbulkan cidera, terdapat lima faktor secara berurutan yang
yang digambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar. (Rudi Suardi, 2005)
Rangkaian teori domino menurut Birds (1967) dapat diuraikan sebagai berikut
:
Domino pertama akan jatuh pada pihak manajemen kerja yang tidak
mampu mengoordinasi, memimpin, dan mengontrol pekerja dalam
memenuhi standar kerja yang telah ditentukan di awal.
a. Faktor manusia
b. Faktor pekerjaan
5. Loss (kerugian)
Loss atau kerugian akan terjadi apabila seluruh tahapan diatas telah
terjadi. Kerugian akan memiliki pengaruh pada produktifitas kerja,
keselamatan kerja, kesehatan kerja serta keamanan di tempat kerja.
POtensi kecelakaan kerja dapat dihindari dengan cara sebagai berikut :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Administrasi
g. Promosi K3
Prosedur dan tanda peringatan terhadap bahan kimia atau wilayah yang
berpotensi menimbulkan bahaya (hazard) yang ada di tempat kerja diberi
tanda peringatan ataupun tanda lainnya agar pekerja mengetahui bahwa
bahan atau wilayah tersebut dapat menimbulkan potensi bahaya. Selain itu
starndard operational procedure (SOP) ditujukan agar para pekerja
mengetahui langkah-langkah yang harus sigunakan dalam pemakaiannya.
d. Monitoring
1. Audit
c. Inspeksi Sistem
d. Inspeksi Umum
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja atau K3 merupakan seperangkat kesatuan yang melindungi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Setelah
mengetahuai apa itu K3, kita juga harus mengenal apa itu yang dimaksud dengan JSA atau
Job Safety Analysis. Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
membahas ulang metode atau cara dan melakukan identifikasi pekerjaan yang memiliki
potensi terjadinya kecelakaan kerja dan dilakukan koreksi sebelum kecelakaan kerja terjadi.
Dengan mempelajari apa itu K3 dan juga Job Safety Analysis, diharapkan pekerja dapat
meminimalisir bahkan menghilangkan potensi bahaya (hazard) yang akan terjadi dalam
proses bekerja.
REFERENSI
OSHA. 2002. Job Hazard Analysis. Occupational safety and Health Administration
S.A, dalih dan Sutiarno, Oja. 1982. Keselamatan Kerja dalam Tatalaksana Bengkel. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
White, Kevin. 2011. Pengantar Sosiologi Kesehatan dan Penyakit: edisi ketiga. Jakarta: P. T.
RajaGrafindo Persada
Ridley, John. 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja: edisi ketiga. Jakarta: Erlangga