Anda di halaman 1dari 4

TEORI KECELAKAAN KERJA MENURUT H.W HEINRICH DAN FRANK E.

BIRD

A. Teori kecelakaan kerja menurut H.W Heinrich yang dikemukakan pada tahun 1931.
Heinrich melakukan analisis pada 75.000 laporan kecelakaan di perusahaan dan
mengembangkannya menjadi suatu teori yang disebut teori Domino Heinrich. Teori
kecelakaan kerja menurut H.W Heinrich mendefenisikan kecelakaan sebagai suatu
kejadian yang tidak terencana dan tidak terkontrol yang merupakan aksi dan reaksi
dari suatu objek, substansi, manusia, atau radiasi yang memungkinkan dapat
menyebabkan injuri. Dalam teori domino ini dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas
5 faktor yang saling berhubungan, yaitu:
1. Social environment and ancestry (lingkungan sosial dan keturunan)
Latar belakang seseorang atau kurangnya pengetahuan, kemudian dapat dilihat
dari sifat seseorang seperti keras kepala.
2. Fault of person (kesalahan manusia)
Faktor dari manusianya sendiri yang berhubungan dengan pekerjaan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan, contohnya: masalah fisik, motivasi rendah,
skill dan keterampilan kurang
3. Unsafe Act and unsafe condition (sikap dan kondisi tidak aman)
- Unsafe act: misalnya tindakan meninggalkan alat pengaman, pembinaan yang
kurang baik
- Unsafe condition: pencahayaan kurang, tidak tersedianya APD
4. Accident (terjadinya kecelakaan)
Adanya hubungan antara faktor-faktor penyebab dengan para pekerja yang
memiliki resiko besar terjadinya kecelakaan
5. Injury (dampak atau kerugian)
- Pekerja : Luka-luka, cacat, tidak mampu bekerja, atau meninggal dunia
- Pengusaha : pengeluaran biaya langsung dan tak langsung jika terjadinya
kecelakaan kerja
- Konsumen : ketersediaan produk terhambat jika para pekerja mengalami
kecelakaan kerja

Menurut Heinrich, kelima faktor diatas ini tersusun seperti kartu domino yang diberdirikan.
Jika satu kartu domino terjatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lainnya sehingga dapat
menyebabkan kelima kartu ini roboh secara bersamaan. Menurut Heinrich, pada teori
domino Heinrich ini dapat dilakukan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Dimana kunci
untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan Unsafe Act and unsafe condition
(sikap dan kondisi tidak aman) yang merupakan poin ketiga dari lima faktor penyebab
kecelakaan kerja yang memiliki 98% kemungkinan terjadinya kecelakaan. Jika digambarkan
dengan kartu domino yang diberdirikan, maka tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah dengan menghilangkan kartu nomor 3, jika seandainya kartu domino nomor 1 dan 2
terjatuh, maka tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu karena adanya jarak antara
kartu kedua dengan keempat, maka kartu 1 dan 2 yang jatuh tidak akan sampai menimpa
kartu nomor 4, sehingga kecelakaan pada poin 4 dan 5 dapat dicegah. Atau dengan kata lain
jika dengan menghilangkan Unsafe Act and unsafe condition (sikap dan kondisi tidak aman),
maka kecelakaan kerja serta dampak dan kerugian dapat terhindarkan.

B. Teori kecelakaan kerja menurut Frank E. Bird yaitu kejadian yang tidak diinginkan
yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia, harta benda, proses kerja.
Berbeda dengan teori domino, pada model ini tahapan kecelakaan terdiri atas loss
(kerugian akibat kecelakaan), insiden, penyebab langsung, penyebab dasar, serta
kurangnya kontrol dari pihak manajemen. Berikut ini adalah penjelasan dari kelima
tahap terjadinya kecelakaan berdasarkan Loss Causaiion Model.
1. Loss (kerugian)
dampak yang ditimbulkan kecelakaan, yang mempengaruhi pekerja, properti,
ataupun proses kerja. Dalam kaitannya dengan proses produksi, kerugian yang
timbul dapat pula berupa gangguan proses produksi dan penurunan profit.
Sementara itu, kerugian yang dapat timbul pada manusia dapat berupa injury
maupun kesakitan, seperti gangguan mental, saraf, atau efek sistemik akibat
pajanan. Bird dan Germain juga mengemukakan tipe dan tingkat kerugian yang
terjadi tergantung pada kondisi serta tindakan-tindakan yang telah dilakukan
untuk meminimalisasi kerugian yang timbul.
2. Incident (insiden)
suatu kejadian dimana terjadi kontak yang dapat menyebabkan kerugian atau
kerusakan. Ketika terdapat hal-hal yang berpotensi menyebabkan kecelakaan,
maka selalu memungkinkan terjadinya kontak dengan energi yang melebihi batas
kemampuan tubuh manusia atau struktur. Jenis energy yang dapat menimbulkan
kontak, antara lain energi kinetik, energi listrik, energi thermal, dan energi kimia.
Misalnya: menabrak sesuatu, ditabrak oleh objek bergerak, jatuh pada permukaan
lebih rendah (termasuk kejatuhan objek), dll.
3. Immediate causes (penyebab langsung)
Segala situasi yang secara langsung dapat menyebabkan kontak energi. Hal ini
mencakup tindakan dan kondisi yang tidak sesuai standar, dimana dapat
menyebabkan terjadinya insiden.
4. Basic causes (penyebab dasar)
Penyebab sebenarnya dari gejala yang timbul dan merupakan alasan mengapa
tindakan dan kondisi berbahaya terjadi. Penyebab dasar ini membantu dalam
menjelaskan mengapa pekerja melakukan tindakan berbahaya serta mengapa
terdapat kondisi berbahaya di lingkungan tempat kerja. Penyebab dasar terbagi
menjadi dua kategori utama, yaitu faktor personal dan faktor pekerjaan
5. Lack of control management (kurangnya control dari pihak management)
Pengendalian merupakan salah satu dari empat fungsi utama manajemen selain
merencanakan, mengorganisasikan, dan memimpin. Tanpa manajemen
pengendalian yang kuat, kecelakaan kerja tidak dapat dicegah. Pengendalian
kecelakaan dan kerugian dapat berjalan efektif apabila manajemen telah
memahami beberapa hal, yaitu program pengendalian yang dibutuhkan, standar-
standar yang digunakan, kemampuan untuk mengajak pekerja memenuhi standar
tersebut, pengukuran terhadap performa kerja, serta tindakan apa saja yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki performa tersebut.

Dalam teori Frank E. bird ini tidak banyak tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Tetapi
ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan seperti pada loss (keruguian), upaya/tindakan
kerugian yang dapat dilakukan diantaranya pertolongan pertama yang memadai dan medical
care, upaya pemadaman kebakaran yang cepat dan efektif, perbaikan perlengkapan dan
fasilitas yang rusak, penanganan keadaan darurat yang efisien, serta rehabilitasi yang efektif
agar pekerja dapat kembali bekerja dalam kondisi baik. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan meminimalisasi kerugian yang muncul, sangatlah perlu untuk memperhatikan
aspek manusia sebagai pelaku kegiatan produksi di tempat kerja. Selain itu pengendalian dari
pihak manajemen dapat terlaksana apabila standar yang digunakan dapat terpenuhi. Dengan
kata lain, sangatlah percuma apabila standar yang digunakan sudah memadai, tetapi
pemenuhannya tidak tercapai.
Analisis Stategi Pencegahan Kecelakaan Kerja Menurut Anda?

Menurut saya, stretegi pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan cara:

- pengendalian bahaya di tempat kerja dimana dapat dilakukan: pemantauan


dan pengendalian lingkungan atau kondisi yang dapat mengancam
keselamatan di tempat kerja.
- Selain itu dapat dilakukan pelatihan dan pendidikan K3 terhadap tenaga
kerja, seperti: konseling dan konsultasi mengenai penerapan K3 bersama
tenaga kerja, pengembangan sumber daya ataupun teknologi yang berkaitan
dengan peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
- Serta dapat dilakukan pencegahan dengan pengaturan system managemen
ditempat kerja, seperti: mengatur prosedur dan aturan K3 di tempat kerja,
penyediaan sarana dan prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja, dan
pemberian penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja
kepada tenaga kerja

Anda mungkin juga menyukai