Oleh:
Dewangga Lazuardi
101524253001
Adli Prasetyo
101524253008
Sisca Bangkit
101524253006
1. Tidak diduga semula, oleh karena dibelakang peritiwa kecelakaan tidak terdapat
unsur kesengajaan atau perencanaan.
2. Tidak diinginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan akan selalu
disertai kerugian baik fisik maupun mental.
3. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, yang sekurang-kurangnya
menyebabkan gangguan proses kerja.
B. Kategori Kecelakaan
Lebih lanjut, pada pelaksanaannya kecelakaan kerja di industri dapat dibagi
menjadi dua kategori utama yaitu:
1. Kecelakaan Industri (Industrial Accident): yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja, karena adanya potensi bahaya yang tidak terkendali.
2. Kecelakaan di dalam perjalanan (Community Accident): yaitu kecelakaan yang
terjadi diluar tempat kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja.
C. Teori penyebab Kecelakaan Swiss Cheese Model
Swiss Cheese Model ( Teori Keju Swiss) adalah model penyebab kecelakaan
yang dikembangkan oleh psikologis Inggris James T. Reason pada tahun 1990 dan
dipakai dibidang kedokteran, keamaanan penerbangan dan pelayanan emergency.
Penyebutan model Swiss Cheese karena model ini menggambarkan sebuah sistem
dengan gambar keju Swiss yang berlubang-lubang dan ditaruh berjejer setelah
dipotong-potong. Setiap lubang dari keju menggambarkan kelemahan manusia atau
sistem dan terus-menerus berubah bervariasi besar dan posisinya. Berbagai
kelemahan yang terkumpul akhirnya suatu saat bisa membuat beberapan lubang yang
berada di garis lurus sehingga transparan yang menggambarkan sebuah kecelakaan.
untuk
memperbaiki
kesalahan
dokumen,
gagal
untuk
1. Active Failure
Active Failure merupakan kesalahan yang efeknya langsung dirasakan yang
tercakup di dalam Unsafe Act (perilaku tidak aman) dan biasanya disebabkan oleh
kesalahan komunikasi, kerusakan fisik, faktor psikologis serta interaksi manusia
dengan peraltan.
2. Latent Failure
Latent Failure adalah kegagalan terseluung yang efeknya tidak dirasakan secara
langsung sehingga harus diwaspadai dan yang termasuk dalam hal ini yaitu
Organizational Influences, Unsafe Supervision dan Precondition for Unsafe Act
dan biasanya terdapat pada organisasi, sistem manajemen, hokum dan peraturan,
prosedur, tujuan, dan sasaran.
atau
pembuat
kebijakan
sampai
dengan
karyawannya.
Untuk
menghindari agar suatu kesalahan dari satu lubang layer tidak berlanjut ke lubang
layer selanjutnya maka dilakukan penambalan pada lubang tersebut. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah melakukan tindakan pengendalian dan pencegahan terhadap
kesalahan-kasalahan tersebut.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan dalam melakukan upaya pengendalian
dan pencegahan ini salah satunya yaitu melakukan Training Management dan
Training Officer terkait Safety Behavior, merupakan salah satu upaya yang dilakukan
oleh organisasi atau perusahaan untuk mengurangi kelemahan pada setiap potongan
keju. Selain itu, para pekerja juga hendaknya menambah irisan keju pada diri pribadi
mereka sendiri untuk membudayakan bahwa keselamatan itu penting. Penambahan
lapisan keju perlu dilakukan karena setiap lapisan merupakan lapisan defensive
dalam proses kemungkinan terjadinya kecelakaan. Risiko-risiko kecelakaan (hazard)
sangat mungkin dapat melewati setiap lubang disetiap layer, tetapi apabila dilakukan
penambalan atau penambahan irisan layer pada setiap lubang kemungkinan untuk
hazard itu menembus layer menjadi sangat kecil. Setiap irisan keju memiliki banyak
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga semakin banyak pertahanan
yang dipasang atau semakin banyak lubang yang berhasil ditutup maka semakin baik.
Juga sedikit lubang dan semakin kecil lubang, semakin besar kemungkinan untuk
menangkap/menghentikan kesalahan yang mungkin terjadi.
kelemahan yang ada sehingga kecelakaan tidak sampai terjadi atau minimal angka
kejadiannya dapat diperkecil.
DAFTAR PUSTAKA
Annishia, Fristi Bellia. Analisa Perilaku Tidak Aman Pekerja Konstruksi PT. PP
(Persero) di Proyek Pembangungan Tiffany Apartemen Jakarta Selatan Tahun
2011. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.
Anonim. Makalah Swiss Cheese Theory. 2010. (Diakses 13 April 2016) Tersedia dari:
http://www.slideshare.net/sarianadowanx/makalah-swiss-cheese-theory-6thgrouppapers-by-students-of-public-health-of-sriwijaya-universitydegree-2010.
Hernawan, Letda Tek Syaban Tri. Pentingnya Safety dalam Kegiatan Operasional
Penerbangan. AAU Journal of Defense Science and Technology,
2010;1(1):48-53.
J. Reason, E. Hollnagel and J Paries. Revisiting the Swiss Cheese Model of
Accidents. France: EUROCONTROL Experimental Centre, 2006.
Kurniawan, Budi. Risk Assesment dan Usulan Perbaikan pada Kegiatan Pemasangan
Pipa Pemboran di PT. Saripati Pertiwi Abadi Lokasi Tambang PT. Newmont
Nusa Tenggara Tahun 2008. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia, 2008.
Tarwaka. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan
Press, 2014.