Karya besar James Reason dimulai dari sebuah kisah yang diceritakan dalam
bukunya “ A Life in Error – From Little Slips to Big Disasters”:
( “Pada suatu sore di awal tahun 1970, aku sedang mendidihkan ketel teh. Teko
teh (dahulu daun teh yang dimasukkan pada teko bukan kantong teh) sedang
menunggu dengan kondisi terbuka pada permukaan dapur. Pada saat itu, seekor
kucing yang sangat berisik dari jenis Burmese, muncul di dekat pintu dapur
mengeon untuk meminta makan. Aku harus mengakui bahwa aku sedikit gugup
kepada kucing ini dan kebutuhan kucing ini cenderung aku prioritaskan. Aku
membuka sebuah kaleng makanan kucing, mengambil dengan sendok, dan malah
memasukannya kepada ketel teh. Aku tidak memasukkan daun teh kepada
mangkok makan kucing. Hal itu merupakan perilaku asymmetrical spoonerism”)
Semenjak saat itu, human error (kesalahan manusia) menjadi bidang penelitiannya.
4. Unsafe Act (perilaku atau tindakan tidak aman yang dilakukan dan
berhubungan langsung dengan terjadinya accident)
Hal yang langsung berhubungan dengan kecelakaan yang merupakan perilaku
yang tidak aman. Ini bisa dilihat dari sesorang disaat dia mengeksekusi
pekerjaannya, bahwa dari awal sudah tahu kondisi tidak aman, namun yang
bersangkutan tetap menjalankannya sehingga mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.
Pada model ini, kegagalan (failure) dibedakan menjadi dua, yaitu Active Failure
dan Latent Failure (terselubung). Active Failure merupakan kesalahan yang
efeknya langsung dirasakan yang tercakup di dalam unsafe act (perilaku tidak
aman) dan Latent Failure adalah kegagalan terselubung yang efeknya tidak
dirasakan secara langsung sehingga harus diwaspadai.
PURWOREJO,
suaramerdeka.com - Instalasi
jaringan listrik di kios dan
lapak Pasar Induk Kutoarjo
semrawut. Banyaknya
sambungan listrik yang tidak
standar bisa memicu terjadinya
korsleting yang dapat
mengakibatkan kebakaran pasar. Salah satu pedagang Pasar Induk Kutoarjo,
Slamet (34) mengatakan, banyak pedagang kios melakukan penyambungan
instalasi listrik untuk menerangi dagangannya. Dia menjelaskan, sebagian
pedagang memang belum mengetahui bahaya model penyambungan jaringan yang
dilakukan secara sembarangan. Sebab, pedagang sangat jarang mendapatkan
sosialisasi tentang tata cara penataan instalasi jaringan listrik yang aman. Guna
mencegah terjadinya kecelakaan karena buruknya penataan instalasi jaringan
listrik, pihak Muspika Kutoarjo bekerjasama dengan PLN Area Magelang
melakukan pantauan langsung.
3. Precondition for Unsafe Act (kondisi yang mendukung munculnya unsafe act)
Adapun Preconditions for Unsafe Act yang ada dan dapat timbul pada
pedagang – pedagang yang berada di Kios dan Lapak Pasar Induk Kutoarjo yang
instalasi jaringan listriknya semrawut, sehingga nantinya akan memicu terjadinya
korsleting yang dapat mengakibatkan kebakaran pasar, sebagai berikut :
a. Kurangnya pengetahuan dan juga keterampilan dalam memasang instalasi
jaringan listrik. Melakukan pemasangan instalasi listrik yang sebenarnya tidak
sesuai dengan keahlian mereka. Pada artikel berita tersebut salah satu pedagang
mengatakan bahwa sebagian pedagang belum mengetahui bahaya model
penyambungan jaringan yang dilakukan secara sembarangan, ini diakibatkan
karena pedagang sangat jarang mendapatkan sosialisasi tentang cara penataan
instalasi jaringan yang aman.
b. Kecenderungan perilaku yang tidak bisa mematuhi dan mengikuti aturan,
sehingga manusia seringkali bertindak sembrono dalam mengunakan listrik dan
memasang listrik secara sembarangan atau tidak mengikuti prosedur dan metode
pemasangan instalasi listrik secara benar menurut aturan PLN.
c. Kurang memiliki kesadaran pribadi, sehingga untuk melakukan pengecekan
jaringan listrik secara rutin untuk melihat apakah terjadi kerusakan atau korsleting,
mereka sendiri pun malas untuk melakukannya dan tidak mau peduli terhadap
kabel – kabel yang telah rusak.
d. Buruknya atau tidak adanya komunikasi dan interaksi yang terjalin antara
pedagang dengan PLN setempat tentang tata penataan instalasi jaringan yang
aman.
4. Unsafe Act (perilaku atau tindakan tidak aman yang dilakukan dan berhubungan
langsung dengan terjadinya accident)
a. Kesalahan
• Kesalahan yang disebabkan oleh lemahnya keterampilan: Banyak pedagang kios
yang melakukan penyambungan instalasi listrik dengan hanya menggunkan kabel
serabut. Para pedagang mengabaikan sebagian atau seluruh tahapan prosedur,
menghilangkan tahapan pekerjaan, kurang pengetahuan teknis, melakukan
pekerjaan yang berlebihan.
• Keselahan Pengambilan Keputusan: Pedagang kios tersebut tidak melakukan
prosedur yang benar dalam instalasi listrik.
• Kesalahan persepsi: Pedagang hanya memikirkan penerangan yang mereka
butuhkan untuk kios mereka tanpa melihat dampak buruk yang bisa ditimbulkan.
b. Pelanggaran
Banyak sekali pelanggaran yang dilakukan para pedagang kios di pasar kutoarjo
antara lain :
• Pedagang tidak mematuhi instruksi.
• Para pedagang tidak menggunakan alat yang seharusnya.
• Mereka melakukan pekerjaan diluar kewenangannya.
• Melakukan pekerjaan berlebihan.
• Tidak melakukan persiapan pekerjaan.
• Mendapatkan instruksi dari orang yang tidak berwenang.
• Bekerja diluar lokasi yang seharusnya.
Kesimpulan
Kecelakaan atau accident merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak dapat diduga sebelumnya yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta
benda. Dalam lingkup keamanan instalasi listrik banyak faktor yang
mengakibatkan terjadinya suatu kecelakaan yang berujung kebakaran di pasar.
Biasanya, terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kebakaran dikarenakan
kurangnya penataan jaringan instalasi listrik yang aman. Dengan menggunakan
Swiss Cheese Model, dapat diidentifikasi penyebab-penyebab yang mendukung
sehingga kecelakaan ini dapat terjadi, mulai dari faktor manajemen sistem
keamanan instalasi listrik, kelemahan dalam pengawasan, kondisi-kondisi yang
mendorong terjadinya kesalahan, hingga faktor perilaku pengguna. Faktor-faktor
inilah yang diumpamakan sebagai lubang-lubang pada keju Swiss yang berupa
jajaran potongan keju dan secara berurutan dihubungkan hingga akhirnya
terjadinya kebakaran.
Pengendalian
Berdasarkan Teori Keju Swiss (Swiss Cheese Theory), kebakaran bisa dicegah dan
angka kejadian kebakaran dapat dikendalikan dengan cara menambahkan satu atau
lebih lapisan keju untuk menghindari lubang. Contohnya:
• training CRM (Crew Resources Management) pada PLN
mengadakan penyuluhan kepada para pedegang di pasar mengenai standar
sambungan listrik yang baik
pemerintah bersama dengan PLN menyiapkan sambungan listrik yang baik dan
benar untuk digunakan oleh pedagang yang ada di pasar.
Pemerintah dan pln harus lebih menjalin komunikasi dan interaksi dengan para
pedagang
• PLN melakukan pengawasan sebulan sekali mengenai sambungan listrik di pasar
apakah sudah sesuai standar