Anda di halaman 1dari 3

A) Teori Domino Heinrich

Teori ini menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh rantai peristiwa berurutan
seperti domino jatuh dan ketika salah satu domino jatuh, memicu kecelakaan yang
berikutnya. Lima faktor kecelakaan berurutan yang menyebabkan cedera:
 Social Environment and Ancestry
 Fault of Person
 Unsafe Act and/or Unsafe Condition
 Accident
 Injury
Dalam teri domino ini pencegahan kecelakaan berfokus pada penghilangkan faktor utama
(the central factor), yaitu tindakan tidak aman atau bahaya, yang mendasari 98% dari
semua kecelakaan. Heinrich beranggapan bahwa kecelakaan dapat dicegah dengan
menghilang kedua faktor, yaitu meniadakan unsafe act dan unsafe condition. Atau dengan
kata lain dengan cara mengendalikan situasinya (thing problem) dan masalah manusianya
(people problem). Sayangnya teori ini terlalu melimpahkan kesalahan pada manusia dan
kecelakaan bisa terjadi hanya karena ada kesalahan manusia. Namun dibalik kekeurangan
Heinrich dalam teorinya, Heinrich melihat adanya sejumlah faktor yang memunculkan efek
domino kondisi yang menyebabkan kegiatan pekerjaan menjadi tidak aman. Teori Domino
Heinrich ini juga menjadi teori ilmiah pertama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja
karena kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa
kebetulan.

B) Frank Bird and Loftus Model


Beberapa decade setelahnya, Frank E. Bird dan Robert G. Loftus mengembangkan teori domino. Teori
yang dikemukakan Frank E. Bird dan Robert G. Loftus pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari
yang ditemukan H.W. Heinrich. Frank E. Bird dan Robert G. Loftus menggambarkan cara berfikir modern
terjadinya kecelakaan/banyak dipergunakan sebagai landasan berfikir untuk pencegahan terjadinya
kecelakaan. Frank E. Bird dan Robert G. Loftus sebagai pakar ilmu keselamatan mengemukakan teori
penyebab kecelakaan berdasarkan berdasarkan urutan sebagai berikut :

1. Manajemen. Kurangnya pengawasan terutama dalam fungsi managerial, seperti :


 Perencanaan
 Organisasi
 Pimpinan
 Pengawasan/Controlling

2. Sebab-sebab utama
 Human factor (Faktor manusia)
· Pengetahuan kurang
· Motivasi kurang
· Keterampilan kurang
· Problem/stress fisik atau mental
· Kemampuan yang tidak cukup secara fisik dan mental
 Job factor (Faktor pekerjaan):
· Standar mutu pekerjaan yang tidak memadai
· Desaign dan maintenance yang tidak baik
· Pemakaian yang tidak normal dan lain-lain
3. Penyebab langsung.
Pada kartu domino bila dasarnya penyebab langsung dengan gejala ini, maka kartu domino akan jatuh
terjadi efek kecelakaan. Yang tergolong dalam penyebab langsung adalah:
 Tindakan yang tidak aman
 Keadaan kerja yang tidak aman

4. Incident (peristiwa)

Terjadinya kontak dengan sumber energi (energi kinetik, elektrik, akustik, panas, radiasi, kimia dan lain-
lain) yang melebihi nilai ambang batas kemampuan badan atau struktur. Misalnya beban berlebih, kontak
sumber energi berbahaya.

5. Loss (kerugian)

Kerugian ini dapat berupa kehilangan nyawa manusia (fatality), kesakitan (injury), harta benda, proses
produksi dan image perusahaan. Biaya yang ditanggung dari kejadian kecelakaan seperti fenomena
gunung es.

C) SWISS CHEESE

Swiss Cheese Model ini dikembangkan oleh James Reason pertama kali pada tahun 1990.
Model ini menjelaskan tentang kegagalan sistem, bahwa terjadinya kecelakaan tidak serta
merta merupakan kesalahan personal namun ada faaktr lain dalam sistem. Secara
gambaran umum tujuan dari model ini hampir sama dengan yang dijelaskan oleh Frank E.
Bird dalam domino teorinya. Konsep dasar model ini menjelaskan bahwa kecelakaan
organisasi disebabkan oleh pengambilan keputusan yang salah yang dibuat oleh Top
Manajemen. Adanya kebijakan yang salah ini, kemudian ditambah dengan kekurangan line
management, unsafe act yang kemudian berinteraksi dengan local event dan adanya
pertahanan yang memadai, maka terjadilah kecelakaan. Dalam perkembangannya model
pertahanan dengan adanya lubang lubang yang menggambarkan laten failure yang berasal
dari management ini lah menjadi peluang terjadinya kecelakaan dengan adanya
psycological precusor, unsafe act maupun aspek pencetus terjadinya kondisi yang tidak
biasa. Kemudia perkembangan selanjutnya disadari bahwa dalam setiap proses / faktor
dalam organisasi berpeluang menciptakan latent pathogens, suatu kondisi yang pada saat
tertentu dapat berkontribusi dalam terjadinya suatu accident. Latent failure dapat
mempengaruhi aspek lain dalam suatu organisasi, sehingga tercipta latent failure yang lain,
tetapi dapat pula secara langsung mempengaruhi defence secara langsung sehingga timbul
suatu accident.

Pada perkembangan terakhir reason menggambarkan defence/ barrier seperti


layaknya multiple swiss cheese. Defences ini tidak ada yang sempurna kesemuanya
memiliki limitasi, kesemuanya memiliki peluang berupa active failure maupun latent
condition yang tercermin sebagai holes. Seperti halnya swiss cheese, holes tersebut
terkadang terbuka, terkadang melebar, terkadang menyempit bahkan terkadang berpindah
dari tempat kedudukannya. Loss/ accident terjadi bila kesemua defences/ barrier memiliki
besarnya holes yang mengakibatkan accident. Perubahan dari model sebelumnya :

 Masing-masing defences/ barrier tidak spesifik, tergantung masing-masing proses, tidak dibatasi
apakah berasal dari mangement, unsafe act dsb seperti pada model sebelumnya.
 Penggunaan kata latent condition, bukan latent failure, karena kondisi bukanlah
sebab terjadinya suatu kecelakaan, tetapi kondisi merupakan faktor penting bagi
penyebab untuk terjadinya kecelakaan
D)

Anda mungkin juga menyukai