Pendahuluan
Suatu kecelakaan bukanlah suatu peristiwa tunggal, kecelakaan merupakan hasil dari
serangkaian penyebab yang berkaitan. Menurut Heinrich kecelakaan kerja dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling mempengaruhi seperti sebuah efek domino yang mengawali
kecelakaan dan menimbulkan cedera atau kerusakan. Jika satu domino jatuh maka domino ini
akan menimpa domino-domino lainnya hingga domino yang terakhir pun jatuh. Jika salah satu
dari domino dihilangkan misalnya kita melakukan tindakan keselamatan kerja yang benar, maka
tidak akan ada kecelakaan.1-3
Apabila terjadi kecelakan maka harus dicari penyebab dan faktor-faktor yang mendorong
terjadinya kecelakaan tersebut sehingga di kemudian hari hal tersebut tidak terulang lagi serta
pegawai yang mengalami kecelakaan pun mendapat ganti rugi atas apa yang dialami. Banyak
1
teori yang mengungkapkan mengenai factor penyebab kecelakaan kerja. Salah satu teorinya yaitu
two factor theory dimana kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh unsafe condition dan unsafe
action. Faktor-faktor terjadinya kecelakaan dapat dibagi antara lain faktor individu atau manusia,
faktor peralatan saat bekerja, faktor instalasi, dan faktor proses kerja itu sendiri. Dengan adanya
interaksi faktor-faktor itu, maka sebuah kecelakaan kerja dapat terjadi, sehingga untuk mencegah
terjadinya sebuah kecelakaan maka harus dicegah dengan melakukan perubahan pada faktorfaktor tersebut, sehingga kerugian bagi pekerja maupun kerugian bagi perusahaan dapat
dihindari.1-3
Pembahasan
Definisi Kecelakaan Kerja
Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak
diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Ada tiga jenis
tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan :
1. Accident
: adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
Keadaan apapun yang membahayakan pada tempat kerja maupun di lingkungan kerja.
Hazard ini untuk manusia menimbulkan cedera (injury) dan sakit (illness)
2
Cedera dan sakit adalah hasil dari kecelakaan akan tetapi kecelakaan tidak terbatas pada
Teori
Faktor
2.
Teori
Kebetulan
Murni Kecelakaan terjadi atas kehendak Tuhan sehingga tidak ada pola
3.
Teori
Celaka (Accident Phone sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk mengalami
Theory)
4.
kecelakaan.
Teori Tiga Faktor Utama Penyebab kecelakaan adalah faktor peralatan, lingkungan dan
(Three
Main
Theory)
5.
Main
Theory)
disebabkan
oleh
kondisi
berbahaya
(unsafe
Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui
hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling
berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja /
PAK) serta beberapa kerugian lainnya.
Terdapat faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain : penyebab langsung
kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan
kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak
aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action).
Kondisi tidak aman (unsafe condition), beberapa contohnya antara lain : tidak
dipasang (terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar,
tajam ataupun panas, terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi
terkelupas, tidak rapi), alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak
Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus
kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan
10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.
Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja H.W. Heinrich.3
1.
Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman,
mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar.
Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai
pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan penyakit.
2.
Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat
pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar
terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan
kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini terletak pada
rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai
yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu,
keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak
sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
1)
Faktor Pekerjaan
a.
Jam Kerja
Dimaksud jam kerja adalah jam waktu bekerja termasuk waktu istirahat dan lamanya bekerja
sehingga dengan adanya waktu istirahat ini dapat mengurangi kecelakaan kerja.
b.
Pergeseran Waktu
Pergeseran waktu dari pagi, siang dan malam dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
kecelakaan akibat kerja.
2)
a.
Umur Pekerja
Penelitian dalam test refleks memberikan kesimpulan bahwa umur mempunyai pengaruh penting
dalam menimbulkan kecelakaan akibat kerja. Ternyata golongan umur muda mempunyai
kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua, karena
mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi. Akan tetapi untuk jenis pekerjaan tertentu sering
merupakan golongan pekerja dengan kasus kecelakaan kerja tinggi, mungkin hal ini disebabkan
oleh karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya.
b.
Pengalaman Bekerja
Pengalaman bekerja sangat ditentukan oleh lamanya seseorang bekerja. Semakin lama dia
6
bekerja maka semakin banyak pengalaman dalam bekerja. Pengalama kerja juga mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Pengalaman kerja yang sedikit terutama di perusahaan yang
mempunyai.
c.
Pendidikan seseorang mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga
dalam menerima latihan kerja baik praktek maupun teori termasuk diantaranya cara pencegahan
ataupun cara menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
d.
Lama Bekerja
Lama bekerja juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini didasarkanpada lamanya
seseorang bekerja akan mempengaruhi pengalaman kerjanya.
e.
Kelelahan
Faktor kelelahan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya produktifitas kerja.
Kelelahan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan
adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh. Kelelahan kan berakibat
menurunnya kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja.4
Fishbone Diagram
Fishbone diagram atau diagram tulang ikan sering juga disebut Cause-and-Effect
Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli
pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality
tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas.
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan
akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita
untuk menemukan akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai
orang-orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam
variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau
masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur,
7
kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui
sesi brainstorming.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan prosedur atau langkah-langkah pembuatan fishbone
diagram di bawah ini.
Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram
Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu sekitar 30-60
menit dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira mengerti/paham tentang masalah
yang terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat untuk mengisi fishbone diagram. Alat-alat yang
perlu disiapkan adalah: flipchart atau whiteboard dan marking pens atau spidol.
Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah
Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan, misal: Bahaya
Potensial Pembersihan Kabut Oli.
Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan buat
panah horizontal panjang menuju ke arah kotak (lihat Gambar 2).
Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi cabang. Setiap cabang
mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai
cause, atau secara visual dalam fishbone seperti tulang ikan.
Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal
dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:
o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan
pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain yang dapat
membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan
6 kategori. Kategori pada contoh ini lihat Gambar 3.
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak tulang kecil keluar dari
garis diagonal.
Pertanyakan kembali Mengapa sebab itu muncul? sehingga tulang lebih kecil (subsebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: Mengapa karyawan disebut tidak
mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai APD (lihat Gambar 4).
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan dengan
beberapa kategori.
10
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara semua sebabsebab dan sub-subnya.
Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori, kemungkinan
merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.
Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling
memungkinkan) dan tanyakan , Mengapa ini sebabnya?
Pertanyaan Mengapa? akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari
permasalahan teridentifikasi.
Tanyakan Mengapa ? sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah
sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.
Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone diagram (lihat
Gambar 5).
11
Discussion
Root
Cause?
MAN
Kemampuan karyawan melakukan Cedera personil teridentifikasi saat briefing
tugas (cedera lama, fisik)
N
N
MACHINE / TOOLS
12
METHOD
kegiatan
Prosedur K3 salah
Prosedur K3 membingungkan
MATERIAL
APD** yang salah
Material yang tidak bisa diandalkan Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek
bahan (bag kimia)
Kualitas
rendah
tajam
(pipa, Verifikasi dengan vendor sebelum membeli
APD, bagkimia)
Material yang digunakan salah (pipa, Verifikasi dengan vendor sebelum membeli
APD, bag kimia)
Tidak ada APD yang disediakan
berbahaya
*)
K3
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja
residu lainnya.
Penyediaaan alat pemadam kebakaran
Penempatan Satpam
Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.
Pemeliharaan Kesehatan :
Pelatihan K3
Pada umumnya program pelatihan K3 mencakup :
Kebijakan K3 Perusahaan
Cara bagaimana K3 dapat diorganisir di tempat kerja
Prosedur K3 dalam Perusahaan
Pengendalian bahaya dan resiko
Undang-undang K3
Prosedur keadaan darurat
Manajemen senior
Manajer/supervisor
Karyawan
Orang yang mempunyai tanggung jawab penuh
Operator
Pengunjung lokal/tamu
Pemasangan bendera K3, bendera perusahaan dan bendera Negara Republik Indonesia.
Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya
bekerja dengan selamat, gambar-gambar atau pamflet tentang bahaya / kecelakaan
yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet dapat dipasang di
kantor proyek dan lokasi pekerjaan berlangsung.
kerja lebih dari 10 orang, wajib melindungi pekerja melalui Asuransi Tenaga Kerja.
Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya
Izin dari pihak yang terkait tentang penggunaan jalan dan jembatan
Safety Patrol : Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli
selama lebih kurang 2 jam (tergantung lingkup proyek). Dalam patroli masing-masing anggota
safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang mempunyai resiko kecelakaan.
Ketentuan/tolok ukurnya adalah : Safety Plan, Panduan pelaksanaan K3 dan hal-hal yang secara
teknis mengandung resiko.
Safety Supervisor : Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyek yang secara terus menerus
Safety Meeting : Rapat membahas hasil/laporan dari safety patrol maupun hasil/laporan
dari safety supervisor. Yang paling utama dalam safety meeting adalah perbaikan atas
pelaksanaan kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan system kerja untuk mencegah
penyimpangan tidak terulang kembali.
16
dari kecelakaan ringan, kecelakaan berat, kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan
peralatan berat.6
Perlengkapan Diri (APD)
Perlengkapan K3
Tandu Orang
Alat pemadam kebakaran
Rambu-rambu petunjuk
Spanduk K3
MCK
Pompa air
Mushola
Bedeng pekerja
Ruang Klinik
P3K
Papan pengumuman.
dari ketinggian, terkena aliran listrik dan kecelakaan kerja lainnya. Untuk itu disusun Standart
K3L bagi sector jasa konstruksi yang ditujukan agar ditempat kerja tidak terjadi kerugian,
gangguan ataupun kecelakaan, menjaga keselamatan, kesehatan, sehingga pekerja dapat
melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.
Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara lain sebagai berikut :
Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna
pekerja.
Memberikan fasilitas yang mencukupi dalam melaksanakan pekerjaan seperti lampu
bidang kesehatan.
Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan tenaga
bekerja.
Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
Menyediakan obat-obatan di proyek.
Ada banyak definisi mengenai Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu
panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus
2.
dilaksanakan.
Standard Operating
Procedure (SOP)
adalah
serangkaian
instruksi
yang
sebuah organisasi.
Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yang dikemukakan
secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam
menjalankan kegiatan sehari-hari.
18
4.
pengambilan keputusan.
Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudah distandarkan.
Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan feedback bagi
pengembangan SOP.
Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas.
Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja
dengan pihak manajemen.6-7
Kesimpulan
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan
kerugian pada manusia dan harta benda. Kecelakaan kerja dapat di identifikasi dari penyebabnya
melalui beberapa teori factor penyebab kecelakaan kerja contohnya teori Heinrich yang
19
menyatakan kecelakaan kerja disebabkan karena 2 hal yaitu unsafe condition dan unsafe action.
Analisis dari kecelakaan kerja dapat dipakai metode Fishbone diagram dengan dibantu oleh
orang-orang professional di bidangnya. Pencegahannya dengan bantuan K3 serta manajemen
dari K3, selain itu dengan mengetahui dan mematuhi SOP yang ada.
Daftar Pustaka
1. Ridley J. Kesehatan dan keselamatan kerja ikhtisiar. Edisi 3. Jakarta: Erlangga;2004.h.6222;139-44.
2. Lestari T. Hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktifitas kerja
karyawan. Bogor: Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut
Pertanian Bogor;2007.
3. Gafhar H. Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Makasar: Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Hasanudin; 2012.
4. Sumamur PK. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Edisi 9. Jakarta: Gunung
Agung;1996.h.11-2;44-50;287-91.
5. Hutadjulu Irwanto. Fishbone diagram dan langkah-langkah pembuatannya. 24 Desember
2011.
Diunduh
dari
7.
Ladou J. Current occupational dan environmental medicine. United States of America: The
McGraw-Hill;2007.p.3-19;579-612.
Sedarmayati. Sumber daya manusia dan produktifitas kerja. Bandung: Mandar Maju; 2011.
20