Anda di halaman 1dari 5

Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik

Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam


Anak, Keluarga, Pendidikan
A+A-
EMAILPRINT
Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik Anak, Dan Kesasalah Mendidik
Anak dalam Islam - Memiliki anak yang sholeh dan sholeha adalah dambaan semua
orang tua, tapi terkadang itu hanya sebatas angan-angan, orang tua ingin anaknya
menjadi anak yang berbakti, kelak mendoakan mereka setelah meningglal, menjaga
nama baiknya, meneruskan urusan orang tuanya, da sebagainya.

Itu mungkin beberapa gambaran harapa orang tua kepada anaknya, namun dalam
praktiknya sungguh sangat berbeda, jika ingin mendapatkan akan yang sholeh maka
anda harus mengajarkan nilai-nilai sejak dini, bahkan saat memilih istri, berhubungan
dengan istri dan selama masa kehamilan, hingga dia lahir dan tumbuh. Namun kali ini
yang akan kita bahas hanya mengenai pendidikan anak. Untuk yang lain-lain akan kita
bahas lain waktu. Baik, mari kita ulas Cara Mendidik Anak, Cara Rasulullah Mendidik
Anak, Dan Kesasalah Mendidik Anak dalam Islam, berikut ini.

Cara Mendidik Anak Sholeh dan Sholeha


Memiliki anak sholeh merupakan dambaan setiap keluarga. Di samping sebagai penerus
keturunan, kelak anak sholeh juga akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Pada
usia dini, seorang anak akan lebih mudah untuk menerima perubahan ketimbang ketika ia
telah dewasa. Dan pada usia dini itulah, masa pembentukan jati diri, pola pikir dan watak
sang anak sedang berproses.

Dalam masa pembentukan itulah, orangtua hendaknya memberikan perannya secara


optimal. Orangtua harus mampu memberikan pengaruh positif kepada sang anak. Isilah
kepala, hati dan jiwa anak anak yang sedang dalam proses pembentukan tersebut dengan
nilai nilai yang baik. Orang tua harus dapat menjadi filter bagi berbagai unsur negatif yang
dapat merusaknya. Jangan sampai sang anak justru memperoleh pengaruh-pengaruh
negatif dari luar.
Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholeh/sholehah
hendaknya dilakukan sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-
pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan
anak anda sejak dini:

1.Bangunkan shubuh sejak balita


Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang
yang tidak biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada
waktu shubuh sejak balita adalah langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebagai
sebuah kebiasaan.

2.Berikan lingkungang pergaulan dan pendidikan yang islami


Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter
seorang anak. Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda
ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan
sebagainya.

3.Jangan egois!
Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik
bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk
mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal
tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.

4.Safari Masjid
Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini
bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati
anak.
5.Perkenalkan batasan aurat sejak dini
Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil.
Seorang anak dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa
jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan
sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman, ribet,
nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan
pakaian yang menutup aurat.

Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk
menggunakan pakaian yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan
berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak untuk
beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan
tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

6.Selalu membawa perlengkapan sholat


Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka
pergi sekiranya akan melewati masuknya waktu sholat.

7.Meminimalisir mendengarkan musik-musik non islami


Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan
lain-lain. Maksimalkan membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal,
mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.

8.Buatlah jadwal nonton TV


Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak
mengandung unsur pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film
cengeng (romantika), dan lain-lain.

9.Ajarkan nilai-nilai islam secara langsung


Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini.
Sampaikan dengan bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.
10.Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si
anak. Hubungkan hadits dan ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran
mengenai perilakunya sehari-hari.

11.Jadilah sahabat setia baginya


Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat
dekatnya. Jadilah tempat curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan
disampaikan kepada orang yang salah, yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah
pula.

12.Ciptakan nuansa kehangatan


Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh
anggotanya, termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar
kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari
pada di rumahnya sendiri.

13.Sampaikan dengan dengan bijak, sabar, dan tanpa bosan


Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak
bernyawa. Maka sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan
jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan
hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati.

Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-


anaknya ?

Anda mungkin juga menyukai