High Prevalence of
Chronic Rhinitis and Low Prevalence of
Allergic Rhinitis In Men
Kevin Brevian
11-2015-157
Koas THT RS Bayukarta periode
4 April - 7 Mei 2016
Topik Pembahasan
Rhinitis alergi
Rhinitis kronis
Survei epidemiologis kaitan rokok
dengan angka kejadian rhinitis alergi
dan rhinitis kronis
Hasil studi
Kesimpulan
Rhinitis Alergi
WHO ARIA [Allergic rhinitis and its
impact on asthma] tahun 2001
Kelainan pada hidung dengan gejala
bersin-bersin, rinore, rasa gatal
dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang
diperantarai oleh IgE
Rhinitis Alergi
WHO ARIA tahun 2001
1. Intermiten
< 4 hari/minggu atau < 4
minggu
2. Persisten
> 4 hari/minggu atau > 4
minggu
Klasifikasi Alergen
Alergen Inhalan
Tungau
debu
rumah
[D.
pteronyssinus,
D.
farinae,
B.tropicalis], kecoa, serpihan epitel
kulit
binatang,
rerumputan
[bermuda grass], dan jamur
Alergen Ingestan
makanan [susu, sapi, telur, coklat,
ikan laut,udang, kepiting dan kacangkacangan]
Alergen Injektan
suntikan / tusukan [penisilin dan
sengatan lebah]
Alergen Kontaktan
kontak kulit / jaringan mukosa
[ bahan kosmetik dan perhiasan]
Rhinitis Kronis
Definisi :
Memiliki salah satu gejala
kongesti maupun rinore.
nasal
Survei Epidemiologi
Studi Kohort pada 27.879 partisipan
dari 42.435 subjek yang diundang
[SWEDIA]
Dari 27.879 partisipan, dilakukan
random sampling : 741 orang skin
prick test terhadap alergen
Kriteria Perokok
LightSmoker
Heavy
Very
Non
Ex-Smoker
Heavy
Moderate
Smoker
Smoker
Diagram Venn
Rhinitis Kronik vs Rhinitis Alergi
TREND
Prevalensi
Rhinitis
Alergi
dan
Peningkatan
aktivitas
merokok diikuti
penurunan
rhinitis Paparan
alergi; [pria] Rokok
Kronik angka
Dengan
Peningkatan aktivitas merokok diikuti peningkatan
angka rhinitis kronik [pria & wanita]
DISKUSI
Asap rokok
efek imunosupresan
Sensitisasi Alergen
Kesimpulan
Rokok mempunyai prevalensi yang
tinggi terhadap angka kejadian rhinitis
kronik pada laki-laki dan wanita
NAMUN
Rokok mempunyai prevalensi yang
rendah
terhadap
angka
kejadian
rhinitis alergi pada laki-laki