Anda di halaman 1dari 26

Gagal Jantung

Kronis
Nadia Cecilia S
102012513
C3

Gagal Jantung Kronis


Anamnesis
Pemeriksaan

Epidemiologi

Fisik

Etiologi

Pemeriksaan

Patofisiologi

Penunjang
Working Diagnosis
Differential
Diagnosis
Manifestasi Klinik

Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
Pencegahan

Anamnesis
Keluhan Utama? Sejak Kapan?
Sesak saat istirahat, beraktivitas, atau berbaring
mendatar?
Berapa jauh dapat berjalan, berlari, atau menaiki
tangga?
Apakah keadaan tersebut kronis / muncul secara
tiba-tiba?
Disertai mengi atau stridor?
Ada batuk? Kering atau Produktif? Jika produktif,
warna sputum? batuk berdarah? Berkarat atau
merah muda dan berbusa?

Anamnesis
Riwayat nyeri dada?
Riwayat penyakit jantung sebelumnya?
Riwayat faktor risiko aterosklerosis?
Riwayat penyakit pernapasan / ginjal?
Riwayat diabetes melitus?
Mengkonsumsi obat tertentu?
Merokok?
Alkohol?
Toleransi terhadap olahraga?
Riwayat sakit jantung / hipertensi pada keluarga?

Pemeriksaan Fisik
Keadaan

umum
Kesadaran

Compos mentis

Tanda-tanda

vital

Suhu (36-37oC)
Tekanan darah (<120/80 mmHg)
Frekuensi nadi (60-80x/menit)
Frekuensi pernapasan (16-24x/menit)

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Gallop

+
Murmur -

fisik toraks

Pemeriksaan Penunjang
Radiografi
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
Kateterisasi
Tes

Latihan Fisik

Radiografi

EKG

Ekokardiografi
Menilai:

Dimensi ruang jantung


Fungsi ventrikel
Abnormalitas gerakan dinding

Working Diagnosis: Gagal


Jantung Kronik
Kriteria

Framingham (diagnosis gagal jantung ditegakkan


minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor)

Kriteria

Major

Paroksismal nokturnal
dispnea
Distensi vena leher
Ronki paru
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop S3
Peninggian tekanan
vena jugularis
Refluks hepatojugular

Kriteria Minor
Edema ekstremitas
Batuk malam hari
Dispnea deffort
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3
dari normal
Takikardia (>120 menit)

Klasifikasi Gagal Jantung


Kelas Kapasitas Fungsional
I

Pasien tanpa keterbatasan aktivitas fisik

II

Pasien dengan sedikit keterbatasan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik biasa
dapat mengarah pada kelelahan, jantung berdebar, dispneu, atau nyeri angina ;
Nyaman saat istirahat.

III

Pasien dengan keterbatasan aktivitas fisik yang jelas, dimana aktivitas fisik
kurang dari biasa dapat mengarah pada kelelahan, jantung berdebar, dispnue,
atau nyeri angina ; Nyaman saat istirahat.

IV

Pasien tidak hanya tidak bisa melakukan aktivitas fisik tetapi juga mendapat
gejala

gagal

jantung

atau

sindrom

angina

bahkan

saat

ketidaknyamanan pasien bertambah bila aktivitas fisik dilakukan

istirahat;

Differential Diagnosis
Gagal

Jantung Akut

Penyakit

Paru Obstruktif Kronik

Gagal Jantung Akut


Bentuk

gagal jantung

Perburukan gagal jantung kronik


Edema paru
Gagal jantung hipertensif
Syok kardiogenik
Gagal jantung kanan terisolasi
Sindrom koroner akut

Onset

gejala cepat

PPOK
Gejala

sesak napas yang semakin bertambah berat


peningkatan volume dan purulensi sputum
batuk yang semakin sering
napas yang dangkal dan cepat

Gejala

respirasi:

sistemik:

peningkatan suhu tubuh


peningkatan denyut nadi

PPOK Emfisema

Epidemiologi
Sekitar

3-20 per 1000 orang pada


populasi mengalami gagal jantung
Prevalensinya meningkat seiring
pertambahan usia (100 per 1000 orang
pada usia di atas 65 tahun) karena
peningkatan usia populasi dan
perbaikan ketahanan hidup setelah
infark miokard akut.

Etiologi
Paling sering disebabkan oleh gagal
kontraktilitas miokard
Penyakit jantung koroner dan hipertensi:
tersering pada masyarakat Barat
Penyakit katup jantung dan defisiensi
nutrisi: tersering pada negara
berkembang
Faktor risiko: peningkatan kolesterol,
hipertensi, dan diabetes

Manifestasi Klinik
Kelelahan dan napas yang pendek
Orthopneu
Paroxysmal Nocturnal Dispneu
Cheyne-Stokes Respiration
Gejala gastrointestinal (anoreksia, nausea, rasa
penuh yang cepat yang berkaitan dengan nyeri
perut dan kekenyangan)
Gejala serebral (kebingungan, disorientasi, dan tidur
dan gangguan mood)
Nokturia adalah biasa terjadi pada gagal jantung,
berkontribusi pada insomnia.

Patofisiologi

Penatalaksanaan Medika
Mentosa
ACE

Inhibitor
Diuretik
b-blocker
Antagonis reseptor aldosteron
ARB
Digitalis

Penatalaksanaan Non-Medika
Mentosa
Edukasi

mengenai penyebab, mengenal,


serta upaya bila timbul keluhan
Istirahat, olahraga teratur
Edukasi pola diet, kontrol asupan
garam, air, dan kebiasaan alkohol
Monitor berat badan
Hentikan merokok

Komplikasi
Tromboemboli
Fibrilasi

atrium
Kegagalan pompa progresif
Aritmia ventrikel

Prognosis
Mortalitas

1 tahun cukup tinggi (2060%), berkaitan dengan derajat


keparahannya.
Kelas IV: > 60%
Kematian terjadi karena gagal jantung
progresif atau secara mendadak (diduga
aritmia) dengan frekuensi yang kurang
lebih sama.

Pencegahan
Obati penyebab potensial dari kerusakan
miokard, faktor risiko jantung koroner
Pengobatan hipertensi yang agresif
Koreksi kelainan kongenital serta
penyakit jantung katup
Bila sudah ada disfungsi miokard,
upayakan eliminasi penyebab yang
mendasari

Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai