PENDAHULUAN
Sejarah pemodelan kecelakaan itu sendiri di buat oleh Herbert W
Heinrich, pengarang buku Indutrial Accident Preventing pada 1931, yang
menjadi tuntunan utama pada pemahaman terjadinya kecelakaan.
Heinrich menyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar penerapan ilmu untuk
mencegah kecelakaan haruslah :
1. Melalui ide serta keinginan untuk aktif dalam keselamatan
2. Melalui pencarian fakta
3. Mengarah ke tindakan korektif berdasarkan fakta
Serta berusaha untuk memahami faktor berurutan yang menyebabkan
kecelakaan.
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian
kejadian. Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut
yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak
aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari
satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan,
kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan
penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Gordon
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang
mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah
ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan
teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam
mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason
Controls
Man Failure
Knowledge – Attitude – Fitness -
Ability
Which cause
Accidents
2% are unpreventable
50% are practicably prevventable
96% are of a preventtable type
Gambar 4. Direct and proximate accident causes according to heinrich
(1931)
Teori Zabetakis
Dr. Michael Zabetakis (dalam Heinrich, 1980) mengembangkan teori
Domino Heinrich yang membagi penyebab kecelakaan menjadi 3 bagian,
yaitu:
11. Penyebab Langsung
Dalam menganalisis sebuah kecelakaan secara detail, haruslah
mempertimbangkan penyebab langsung yang mendasari terjadinya yaitu
pelepasan energi dan atau material yang berbahaya. Orang-orang yang
menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan lebih tertarik pada penyebab
langsung karena sangat memungkinkan untuk memperbaiki dan
memodifikasi peralatan, material dan fasilitas, pelatihan karyawan untuk
lebih sadar terhadap bahaya yang ada disekitar lingkungan kerja,dan
menyediakan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan.
2. Ledakan
Ledakan di area kerja acap kali terjadi akibat kelalaian pekerja atas
perilaku yang tidak aman dalam bekerja. Ledakan pernah terjadi di
area pengelasan yang disebabkan karena terakumulasinya gas di
dalam tool box tempat penyimpanan lampu potong (cutting torch).
Pada saat peletakkan lampu potong, pekerja tidak menyadari bahwa
tangkai pengangan (handle/valve) lampu potong masih dalam
keadaan terbuka, sehingga tertekan dengan tidak sengaja di dalam
tool box dan terjadilah akumulasi gas. Percikan api dari pengelasan
yang berada di area tool box menyebabkan gas dan api bertemu dan
menimbulkan ledakan di lingkungan kerja.
3. Kebakaran
Kebakaran yang terjadi dalam hal ini tidak hanya berdampak negatif
pada pekerja dan peralatan, tetapi juga pada lingkungan kerja dan
sekitar.
1. Unsafe acts
Menurut Reason, unsafe acts dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu errors dan violations. Errors merupakan gambaran dari suatu
kegiatan fisik dan mental seseorang yang tidak berhasil melakukan
sesuatu yang diinginkan. Errors dibagi menjadi tiga yaitu decision errors,
skill-based errors, dan perceptual errors. Violations menunjukkan adanya
keinginan untuk mengabaikan petunjuk atau aturan yang telah ditetapkan
untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Violations dibagi menjadi dua
jenis, yaitu rutin dan khusus.
Gambar 7 Unsafe Act
Dalam penerapan aspek keselamatan di tempat kerja, seringkali pekerja
tanpa sadar melakukan unsafe act salah satunya adalah pada saat
pengambilan keputusan (gambar 3). Seperti dalam menilai risiko, pekerja
seringkali menganggap remeh risiko yang dihadapi selama bekerja
sehingga sering terjadi kecelakaan akibat kelalaian tersebut. Selain itu,
kesalahan dalam penetapan prioritas dalam bekerja, terburu-buru,
menunda-nunda, mengabaikan peringatan, dan kesalahan dalam memilih
tindakan atau perilaku yang akan dilakukan.
Salah satu bentuk Unsafe act yang terjadi di tempat kerja adalah
Violations (Gambar 6) yaitu kelalaian yang dilandasi oleh "kesengajaan" untuk
melanggar. Violations dibagi menjadi dua jenis, yaitu rutin dan khusus.
Violation pada skill-based level merupakan pelanggaran rutin yaitu
pelanggaran yang otomatis telah menjadi bagian dari rutinitas seseorang
bekerja. Violation pada rule-based level merupakan pelanggaran situasi
yaitu pelanggaran dengan meakai berbagai cara untuk mendapatkan
suatu pekerjaan atau penerapan aturan yang salah. Selanjutnya
Exceptional violation merupakan pelanggaran yang kadang-kadang dirasa
cukup serius secara alami.
Gambar 11 Violations
2. Preconditions of unsafe acts
Unsafe acts merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan.
Dalam penyelidikan kecelakaan, perlu dicari dasar atau penyebab
terjadinya unsafe acts tersebut ataupun dapat dikatakan preconditions of
unsafe acts. Precondition of unsafe acts dikategorikan menjadi dua, yaitu
kondisi dari operator yang tidak memenuhi standar dan pekerjaan yang
dilakukan oleh operator yang tidak memenuhi standar. Kondisi dari
operator dibagi lagi menjadi tiga, yaitu keadaan mental dan fisiologis yang
merugikan serta keterbatasan fisik dan mental. Sedangkan pekerjaan
yang tidak memenuhi standar dapat terjadi karena terjadinya pengelolaan
SDM yang tidak baik serta kesiapan personal yang kurang.
3. Unsafe supervision
Reason (1990) melihat bahwa rantai urutan suatu peristiwa
dilandasi oleh urutan perintah yang dikeluarkan oleh pengawas. Ada
empat komponen dari Unsafe supervision, yaitu pengawasan yang tidak
cukup (inadequate supervision), perencanaan operasi yang tidak tepat
(planned inappropriate operations), kegagalan untuk memperbaiki
masalah yang dikenal (failure to correct a known problem), dan
pelanggaran pengawasan (supervisory violation). Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
4. Organizational Influence
Pengaruh organisasi merupakan suatu hal yang sering tidak
diperhatikan dalam kegagalan laten. Padahal, pengaruh organisasi yang
berasal dari sumber manajemen, iklim kerja, dan proses organisasi
merupakan akar dari kegagalan yang terjadi di tempat kerja. Hal tersebut
menjadi penting karena keputusan yang dikeluarkan oleh tingkat
manajemen yang lebih tinggi akan berpengaruh dalam melakukan praktek
pengawasan. Di bawah ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang
memberikan efek pada organisasi, yaitu :
Gambar 18 Organizational Influence