Anda di halaman 1dari 11

PIRAMIDA INSIDENS

SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

MAGISTER KEDOKTERAN KERJA

Disusun oleh :

Nama : Lista Wimarlie

NIM : 1606840134

Dosen Pembimbing :

Dr. Imron Khasim MKK, Sp.OK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

KATA PENGANTAR

PIRAMIDA INSIDENS

Latar belakang 1

Sejarah 1

Piramida Insidens 4

DAFTAR PUSTAKA 8
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pencegahan Kecelakaan Kerja, pada Program Studi Kedokteran
Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, April 2017

Penulis
PIRAMIDA INSIDENS

I. Latar Belakang

Kecelakaan akibat kerja mulai meningkat sejak pertengahan abad 18,pasca


Revolusi Industri, yaitu sejak ditemukan mesin uap yang meyebabkan
berkembangnya industri – industri yang mempergunakan mesin – mesin baru.
Perusahaan mendapatkan keuntungan berlipat dan mampu meningkatkan operasinya
dengan membangun pabrik baru. Namun kecelakaan yang menimpa pekerja serta
implikasinya terhadap kerugian besar yang ditanggung perusahaan masih kurang
disadari oleh perusahaan.Sebagian berpikir bahwa kerugian kecelakaan hanya berupa
kompensasi dan biaya pengobatan bagi pekerja yang tertimpa kecelakaan itu. Lebih
buruk lagi bahwa kerugian akibat dari kecelakaan dianggap sebagai suatu hal yang
tidak dapat dihindari (inevitable cost) atau sebagai konsekuensi biaya asuransi
(accident costs by the insurance carrier).

Walaupun mungkin ada yang memaklumi bahwa kecelakaan juga


menimbulkan kerugian produksi, namun mereka masih sulit untuk memahami
penyebab dari kecelakaan itu. Dengan memahami akibat kerugian nyata dari
kecelakaan dan melakukan analisis penyebab kecelakaan sesungguhnya merupakan
suatu langkah maju bagi perusahaan.

2. Sejarah

Heinrich menyimpulkan kecelakaan mempunyai urutan yang dikenal sebagai


teori Domino Heinrich. Jika seseeorang mengalami cedera maka biasanya disebabkan
oleh kecelakaan.

1
Gambar 1. Teori Domino

Teori Domino Heinrich terdiri dari:

a. Social Environment and Ancestry

Domino pertama ini berhubungan dengan faktor kepribadian pekerja.


Dimana ada ancaman dari kepribadian si pekerja, contohnya ceroboh,
sembrono, tidak teliti, dapat menimbulkan suasana lingkungan kerja dari si
pekerja dan saling berkaitan ( nature and nuture)

b. Fault of Person

Domino kedua ini masih berhubungan dengan ancaman dari kepribadian si


pekerja, contohnya emosional, tidak bertanggung jawab, cuek, dan ceroboh
sehingga berkontribusi terhadap kecelakaan.

2
c. Unsafe Act or Mechanical or Physical Hazard (unsafe condition)

Heinrich berpendapat domino ketiga ini merupakan faktor sentral dalam


mencegah kecelakaan dan paling mudah untuk diperbaiki Kecelakaan ini
disebabkan oleh adanya dua hal, yaitu bahaya mekanis (unsafe conditions)
dan tindakan yang tidak aman (unsafe acts). Unsafe acts dilakukan oleh
pekerja seperti contoh mengoperasikan mesin tanpa izin, gagal memberikan
peringatan, gagal memberikan pengaman, mengoperasikan mesin dengan
tidak layak, membuat alat keselamatan tidak berfungsi, memindahkan alat
menggunakan peralatan yang rusak, dan lain sebagainya. Contoh dari unsafe
conditions adalah peralatan dan alat pelindung diri yang tidak layak, bekerja
di tempat yang sempit, tempat kerja berantakan, kondisi lingkungan kerja
yang berbahaya, paparan sushu yang tingi/rendah, pencahayaan kurang, dan
lain sebagainya. Unsafe conditions mempuntai faktor personal dan faktor
pekerjaan. Faktor personal yaitu manusianya sendiri mungkin sedang tidak
baik, kurang pengetahuan kurang keterampilan, dan motivasi tidak
baik.Faktor pekerjaan disebabkan karena kepimpinan dan supervise kurang
,rekayasa teknologi tidak baik , penyediaan alat pelindung diri tidak cukup,
standar keja yang tidak baik,dan lain sebagainya.

d. Accident

Menurut Heinrich yang disebut kecelakaan adalah jatuh terpeleset ,


terkena benda yang jatuh dari ketinggian.

e. Injury

Cidera disebabkan oleh kecelakaan, contohnya patah tulang, luka robek.

3
3. Piramida Insiden

Herbert William Heinrich (1886- June 22, 192), adalah pionir keselamatan di
bidang indusri sejak tahun 1930. Dia menerbitkan buku Industrial Accident
Prevention, A Scientific Approach pada tahun 1931. Satu bukti empiris dari buku
tersebut adalah Heinrich’s Law, dimana menyebutkan bahwa di suatu tempat kerja, di
setiap kecelakaan yang menyebabkan cedera mayor ( major injury), ada 29 kecelakaan
yang menyebabkan cedera minor (minor injuries) dan 300 kecelakaan yang tidak
menyebabkan cidera.

Gambar 2. Piramida Insidens

Near misses (hampir celaka) suatu kejadian yang menyebabkan kerugian


korban cidera atau harta benda, namun apabila tidak dilakukan suatu usaha
pencegahan akan berpotensi menjadi insiden.

Minor incident : suatu insiden yang tidak menyebabkan korban jiwa (fatality)
atau kerugian harta benda yang diperkirakan kurang dari USD 1 juta.

4
Pada tahun 1969 Frank E. Bird Jr. mengadakan riset dengan menganalisis
1.753.498 laporan kecelakaan dari 297 perusahaan yang mencakup 21 area industri
yang berbeda dengan pekerja mencapai 1.750.000 pekerja yang mencakup 3 miliar
lebih jam kerja. Hasilnya pada setiap satu kecelakaan berat (major injury) terdapat 9,8
kecelakaan ringan (minor injury) lalu terdapat 30,2 kerusakan properti dan 600
insiden. Piramida Bird memunculkan angka rasio 1-10-30-600.

Gambar 3. Piramida Birch

Bird mengatakan dari 30 kecelakan yang dilaporkan adalah kecelakaan yang


serius dan ada yang fatal. Bird juga mengatakan akibat dari kecelakaan yang hampir
mencapai jutaan dolar pertahun disebut near accidents. Istilah ini membuat rancu
apakah setiap situasi kerusakan menghasiklan cidera pada pekerja. Sehingga istilah
kecelakaan ini hanya dihubungkan pada setiap kejadian cidera.

5
Pada tahun 2003 ConocoPhillips Marine memulai studi yang sama tentang
perbedaan ratio kecelakaan yang serius dan near misses. Studi tersebut menemukan
bahwa dari 300.000 perilaku yang beresiko, adalah aktivitas yang tidak sesuai dengan
keselamatan kerja baik dari segi pelatihan dan komponen dari mesin. Contoh dari
perilaku ini adalah melewati atau menghilangkan langkah keselamatan dalam proses
produksi dimana dianggap sesuatu yang memperlambat ritme kerja. Sebenarnya dengan
pelatihan yang tepat dan melakukan langkah keselamtan malah mengurangi angka
kejadian beresiko tinggi dan near misses. Perbedaan yang menyebabkan ada atau tidak
nya kecelakaan menimbulkan interval waktu kerja yang hilang yang di miliki oleh
pekerja

Gambar 4. Piramida Insidens dari Conoco Philips

6
Banyak perusahaan dengan tim K3 nya meembuat analisa hazard di tempat kerja
mereka dengan memakai piramida insidens.

Gambar 5. Safety Pyramid dari Perusahaan Wintermar

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Hadipoetro,Sajidi. 2014 Manajemen Komprehensif Keselamatan Kerja.Jakarta:


Yayasan Patra Tarbiyyah Nusantara.
2. Suma’mur.2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Edisi 2. Jakarta: Sagung
Seto.
3. Modul Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan.2015.
Yogyakarta : Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Daerah Istimewa Yogyakarta
4. http://www.ijsrp.org/research-paper-0115/ijsrp-p3723.pdf(diakses tanggal 25 Maret
2017)
5. http://www.conference.net.au/chemeca2012/papers/258.pdf(diakses tanggal 25 Maret
2017)
6. http://signalsafety.ca/files/Predictive-Safety-Near-Miss-Hazard-Reporting.pdf
(diakses tanggal 25 Maret 2017)
7. http://www.safetyandhealthmagazine.com/articles/print/6368-examining-the-
foundation(diakses tanggal 25 Maret 2017)
8. http://crsp-safety101.blogspot.co.id/2012/07/the-safety-triangle-explained.html
(diakses tanggal 25 Maret 2017)
9. http://www.hrdp-idrm.in/e5783/e17327/e24075/e27388/ (diakses tanggal 25 Maret
2017)
10. https://www.safetysign.co.id/news/280/Upaya-Pencegahan-Kecelakaan-Kerja-
Saatnya-Mengenal-Paradigma-Baru-Thomas-Krause (diakses tanggal 25 Maret 2017)
11. Rendi. “Paradigma Piramida Kecelakaan Kerja yang Baru”
https://surabaya.proxsisgroup.com/paradigma-piramida-kecelakaan-kerja-yang-baru/
(diakses tanggal 25 Maret 2017)
12. http://www.wintermar.com/wintermar/qhse/wins-integrated-safety-system/?lang=id
(diakses tanggal 25 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai