Dosen Pengampu:
Siti Asyiah, M.T
Disusun Oleh:
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Teori Efek Domino dan
Prosedur Darurat Pada Pekerjaan Kontruksi” tepat pada waktunya. Saya juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah K3,
yaitu Ibu Siti Aisyah, M.T., yang telah bersedia membimbing penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
Selain itu penulis juga tidak lupa meminta maaf apabila ada kesalahan yang di sengaja
ataupun yang tidak di sengaja yang membuat pembaca tidak nyaman. Penulis juga menyadari
bahwa makalah yang telah di buat memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu, penulis
berharap dengan adanya kritik dan saran yang membangun guna membuat laporan ini jadi
lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk membaca makalah yang di buat oleh penulis, dan penulis
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama untuk
kalangan Teknik Sipil.
BAB 1
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. K3 tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu
K3 mempunyai dampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerja. Oleh sebab itu, isu
K3 pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja,
akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Dengan kata lain, pada saat ini K3 bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah
menjadi kebutuhan bagi setiap pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Sebagai
gambaran bahwa demikian luar biasanya korban kecelakaan yang diambil perbandingan
antara korban perang dengan korban akibat kecelakaan kerja. Jumlah korban perang di
negara Amerika Serikat pada Perang Dunia Kedua Tahun 1939-1945 sebanyak 22.088
(luka dan meninggal), sedangkan korban kecelakaan kerja di perusahaan adalah 1.219
meninggal dunia dan 160.747 luka-luka. Demikian pula untuk Inggris, korban peperangan
mencapai 8.126, sedangkan korban kecelakaan di perusahaan adalah 107 kematian dan
22.002 luka-luka (Suma’mur, 2009). Sedangkan data statistik untuk kematian yang
disebabkan oleh peperangan antara Spanyol-Amerika Serikat dan kematian yang
disebabkan oleh industri selama 2 satu tahun antara 1906-1907 tercatat ada kematian
sebanyak 385 kasus yang selama peperangan, dan 520 kematian yang disebabkan oleh
industri (Hammer, 1989).
Herbert William Heinrich adalah salah satu pionir dalam dunia keselamatan kerja.
Beliau lahir di tahun 1881 dan pernah menjadi Assistant Superintendent of The
Engineering and Inspection Division di sebuah perusahaan asuransi dan juga pernah
menjadi Dosen Mata Kuliah Keselamatan Kerja di Universitas New York.
Salah satu karya Heinrich yang terkenal adalah bukunya yang berjudul Accident
Prevention: A Scientific Approach yang telah diterbitkan dalam 3 edisi. Dalam buku
tersebut, terdapat banyak konsep-konsep keselamatan kerja yang masih dipakai hingga
sekarang, misalnya adalah konsep yang dikenal Teori Domino.
Domino theory Heinrich merupakan teori yang menggambarkan terjadinya kecelakaan
kerja sebagai akibat dari jatuhnya domino-domino penyebab kecelakaan. Prinsipnya, jika satu
domino jatuh, maka selanjutnya akan menjatuhkan 4 domino di depannya. Untuk mencegah
keseluruh domino jatuh, maka salah satu domino harus dicabut. Biasanya cara termudah dan
dianggap paling efektif adalah menghilangkan bagian tengah yang memiliki label “unsafe act
or condition”. Teori ini dianggap cukup jelas dan dianggap bisa diaplikasikan di lapangan.
Teori ini biasa digunakan pada aktivitas inspeksi dan investigasi insiden. Pada investigasi
insiden, teori ini digunakan untuk menilai 5 elemen yang dianggap menjadi penyebab
terjadinya insiden. Sedangkan pada aktivitas inspeksi, elemen elemen pada domino
diidentifikasi jika ditemukan adanya kekurangan dari 5 elemen tersebut akan menjadi temuan
yang menghasilkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan.
Dalam latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah yaitu resiko yang akan
terjadi jika pekerja tidak mematuhi prosedur dengan benar dan tidak mengetahui teori efek
domino yang menggambarkan terjadinya kecelakaan kerja sebagai akibat dari jatuhnya
domino-domino penyebab kecelakaan untuk mencegah keseluruh domino jatuh.
1.3 Tujuan
Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi
melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja
yang saling berhubungan sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit
akibat kerja / PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Terdapat faktor-faktor penyebab
kecelakaan kerja antara lain : penyebab langsung kecelakaan kerja, penyebab tidak langsung
kecelakaan kerja dan penyebab dasar kecelakaan kerja.
Termasuk dalam faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak
aman/berbahaya (unsafe condition) dan tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe action).
Kondisi tidak aman, beberapa contohnya antara lain : tidak dipasang (terpasangnya)
pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun panas, terdapat
instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak rapi), alat
kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada kemasan bahan
(material) berbahaya, dsj. Termasuk dalam tindakan tidak aman antara lain : kecerobohan,
meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri(APD), bekerja tanpa
perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak
melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak mengurus izin kerja berbahaya
sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya tinggi.
Dalam faktor penyebab tidak langsung kecelakaan kerja ialah faktor pekerjaan dan
faktor pribadi. Termasuk dalam faktor pekerjaan antara lain : pekerjaan tidak sesuai dengan
tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan beresiko
tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dsj.
Termasuk dalam faktor pribadi antara lain : mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai
dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.
Termasuk dalam faktor penyebab dasar kecelakaan kerja ialah lemahnya manajemen
dan pengendaliannya, kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya, kurangnya
komitmen, dsb.
Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab
kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%.
Sedangkan 10% lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor
lain-lain
Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan
yaitu :
1) Kondisi kerja
2) Kelalaian manusia
3) Tindakan tidak aman
4) Kecelakaan
5) Cedera
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh,
maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Jadi
apabila ada satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa beruntun yang
menyebabkan robohnya bangunan lain.
Faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja adalah (kondisi kerja). Faktor
tersebut meliputi pekerjaan yang tidak sesuai dengan tenaga kerja, pekerjaan yang tidak
sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan berisiko tinggi namun belum ada upaya
pengendalian di dalamnya, beban kerja yang tidak sesuai, dan sebagainya. Sedangkan faktor
pribadi antara lain mental atau kepribadian tenaga kerja tidak sesuai dengan pekerjaan,
konflik, stres, dan keahlian yang tidak sesuai.
Faktor penyebab langsung kecelakaan kerja ialah kondisi tidak aman atau berbahaya
(unsafe condition) dan tindakan tidak aman atau berbahaya (unsafe action). Kondisi tidak
aman, contohnya adalah tidak adanya safetyline, safetydesk, yang dipasang di sekitar
bangunan, tidak adanya label/tanda padada bagian mesin yang berputar, masih adanya kabel
yang tergenang air, alat kerja/mesin/kendaraan yang rusak, tidak terdapat label pada kemasan
bahan (material) berbahaya, dan 14 sebagainya. Sedangkan yang masuk dalam tindakan tidak
aman antara lain mengerjakan sesuatu tidak sesuai SOP, tidak menggunakan alat pelindung
diri (APD), mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu yang dipasang di sekitar
proyek, tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, dan lain-lain.
2.2 Prosedur darurat pada pekerjaan kontruksi
Perencanaan harus dimulai sebelum pekerjaan apapun dimulai pada proyek. Meski mungkin
ada sedikit waktu antara pemberian kontrak dan dimulainya proyek, tanggap darurat yang baik
rencana dapat bersifat umum dan, dengan beberapa perubahan kecil, dapat dengan mudah
diadaptasi ke situs tertentu dan siap diimplementasikan. Hal ini terutama terjadi ketika
kontraktor mengkhususkan diri pada tipe yang serupa proyek.
• Risiko dari kondisi lingkungan kerja (kegiatan masyarakat umum, aktifitas tetangga,
jalur transportasi / pelayaran / udara, dan sebagainya).
g. Pelatihan / Drill
Memastikan perencanaan ERP terpelihara sesuai perkembangan keadaan dan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta memastikan kompetensi tim penanganan
keadaan darurat terjaga, maka perlu dikembangkan program drill / exercise sesuai dengan
ERP yang dikembangkan.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1) Penulis mengharapkan semoga makalah yang di buat bisa di baca dengan baik oleh
pembaca sehingga bisa mewujudkan pemahaman dan pengetahuan bagi pembacanya.
2) Di harapkan dengan dibuatnya makalah ini saya sebagai penulis bisa berfikir secara
cermat dan menambah ilmu baru khususnya di bidang K3.
3) Penulis berharap ketika pembaca membaca makalah ini ada kritikan dan saran yang
masuk kepada penulis sebagai acuan untuk belajar lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA