Anda di halaman 1dari 18

KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

PERKEMBANGAN TEORI DOMINO


KECELAKAAN KERJA

Disusun oleh :
Fida Dewi Ambarsari
NPM 1506768753

Pembimbing :
dr. Imron Khasim, MKK, Sp.Ok

PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
2017

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul ”Perkembangan Teori Domino Kecelakaan Kerja”, yang
merupakan salah satu tugas dalam bidang studi Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Kecelakaan, Semester II Program Studi Magister Kedokteran Kerja.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis memperoleh bimbingan dan bantuan dari dr. Imron
Khasim, MKK, Sp.Ok dan Ibu Ambar W Roestam, SKM, MOH. Selain itu penulis juga
memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sebagai suatu karya tulis yang sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak sehingga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membacanya.

Jakarta, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................1

B. KECELAKAAN KERJA ...................................................................................1

BAB II. TEORI DOMINO MENURUT HEINRICH..........................................................3

BAB III. PERKEMBANGAN TEORI DOMINO KECELAKAAN KERJA ....................6

BAB IV.KECELAKAAN KERJA DIKAITKAN DENGAN TEORI DOMINO ...........12

A. ILUSTRASI KASUS KECELAKAAN KERJA .............................................12

B. ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA (TEORI DOMINO) ......13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 257,9 juta orang dengan
pekerja sektor formal sebesar 41,72% dan sektor informal 58,28% (BPS 2016). Pada setiap tempat
kerja memiliki berbagai potensi bahaya kesehatan dan kecelakaan kerja.

Menurut ILO/WHO (1998), Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu promosi,
perlindungan dan peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya mencakup aspek
fisik, mental dan sosial untuk kesejahteraan seluruh pekerja di semua tempat kerja.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian langsung dan juga tidak langsung yaitu
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi dan kerusakan
lingkungan kerja. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan
kecelakaan, kecacatan hingga kematian akibat kecelakaan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu upaya perlindungan yang
ditunjukkan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya, agar tenaga kerja dan
orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua
sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja harus benar-benar diterapkan dalam setiap tempat kerja baik formal maupun
informal. Hal ini dilakukan karena di setiap tempat kerja memiliki berbagai potensi bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerjanya, sehingga manusia adalah
faktor yang paling penting dalam suatu proses kerja.

B. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja menurut Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi
dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda. Sedangkan berdasarkan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja adalah suatu kejadian yang

1
tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur
dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia atau harta benda.

Menurut Peraturan pemerintah No 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan program


jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian bahwa Kecelakaan Kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja.

Bird and Germain (1990) mengatakan kecelakaan kerja adalah kejadian tidak diharapkan
yang mengakibatkan kesakitan (cedera atau korban jiwa) pada orang, kerusakan pada
property dan kerugian dalam proses yang terjadi saat pekerjaan dilakukan. Dari pengertian
tersebut dapat dilihat ada 2 aspek utama dari kecelakaan:
a. Keadaan apapun yang membahayakan pada tempat kerja maupun di lingkungan kerja.
Keadaan ini menimbulkan cedera dan sakit bagi manusia.
b. Dalam suatu kejadian yang menyebabkan kerusakan atau kerugian tetapi tidak
menimbulkan cedera pada manusia maka disebut juga kecelakaan. Kecelakaan ini
menimbulkan kerusakan pada peralatan, barang dan terhentinya proses kerja.

2
BAB II
TEORI DOMINO MENURUT HEINRICH

Pada tahun 1931, seseorang dari perusahaan asuransi yaitu Herbert William Heinrich adalah
seorang teknik mesin dan ahli dalam penilaian risiko sebagai pengemuka yang menerapkan
keselamatan kerja di sektor industri. Menurut Heinrich, kecelakaan kerja adalah salah satu
bagian yang dapat menyebabkan cedera. Faktor-faktor penyebabnya dapat digambarkan
sebagai bagian dari domino saat diposisikan berdiri, dimana saat satu kartu domino terjatuh
maka akan menimpa kartu lain dan akan roboh secara bersama. Ilsutrasi ini mirip efek domino,
jika satu bangunan roboh akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya
bangunan lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap faktor/bagian sangat tergantung dari
faktor di sekitarnya.

Gambar 1. Teori Domino

3
Berdasarkan teori domino dapat dijelaskan masing-masing komponen domino tersebut antara
lain:
1. Lingkungan dan kebiasaan
Lingkungan keluarga dan sekitar memiliki peran serta dalam membentuk kebiasaan
seseorang, beberapa karakteristik seperti kecerobohan, serakah dan mudah marah dapat
menjadi suatu kebiasaan. Sehingga kebiasaan seseorang dapat meningkatkan peran serta
bagi seorang pekerja dalam melakukan kesalahan.
2. Kesalahan orang
Beberapa kebiasaan yang tidak baik seperti ketidakpedulian, ceroboh dan mudah marah
sebagai faktor pembawaan yang terbentuk dari lingkungan keluarga dan sosial sekitarnya.
Kepribadian menjadi bagian kehidupan yang berperan dalam kondisi dan tindakan yang
tidak aman
3. Kondisi dan tindakan tidak aman
Kondisi dan tindakan yang tidak aman ditandai dalam kartu domino sebagai pusat dari
tahapan yang berperan terhadap kecelakaan. Keadaan ini adalah faktor terbesar untuk
menyebabkan kecelakaan. Mempertahankan domino untuk tetap berdiri adalah hal
termudah dan paling efisien dalam mencegah kecelakaan
4. Kecelakaan
Kecelakaan adalah kondisi yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan untuk terjadi
yang menyebabkan cedera. Keadaan ini bisa berupa jatuhnya pekerja dari ketinggian atau
pekerja yang jatuh dan terbentur benda
5. Cedera
Cedera adalah konsekuensi dari kerusakan pada tubuh seseorang

Interpretasi hal tersebut menyimpulkan kecelakaan mempunyai urut-urutan tertentu, dimana


kelalaian seseorang mengalami cedera maka biasanya disebabkan oleh kecelakaan. Kecelakaan
ini disebabkan oleh adanya dua hal yaitu bahaya mekanis atau sumber daya energi yang tidak
terkendali dan tindakan yang tidak aman. Dan kedua hal ini terjadi karena kesalahan orang,
yang menurut Heinrich disebabkan oleh faktor lingkungan atau keturunan. Karena itu dalam
menganalisa suatu kecelakaan akan terlihat keadaan yaitu cedera disebabkan oleh kecelakaan
disebabkan oleh bahaya mekanis/sumber energi yang tidak terkendali dan tindakan yang tidak
aman. Kedua hal ini merupakan penyebab langsung. Ini terjadi karena kesalahan manusia, yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan sebagai penyebab dasar.

4
Menurut Teori Domino oleh Heinrich, dari kelima hal penyebab kecelakaan tersebut,
disimpulkan bahwa 88% dari kecelakaan disebabkan oleh pekerja, 10% disebabkan oleh
pekerjaan, dan 2% karena takdir Tuhan. Kontrol terhadap tindakan tidak aman dan kondisi
tidak aman dapat menjadi kunci utama untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Dalam banyak
kasus, kontrol atas kondisi tidak aman dapat dilakukan sejak tahap desain maupun dengan
rekayasa teknologi. Sementara itu, kontrol atas tindakan tidak aman terdiri atas pendidikan,
keterlibatan personel dalam keselamatan kerja, dan faktor tidak terukur lainnya (Woodside and
Kocurek, 1997).

Teori pertama yang dikemukan oleh Heinrich merupakan yang paling dapat dipahami dan teori
paling jelas dalam mendeskripsikan proses kecelakaan, tetapi masih memiliki beberapa
kelemahan dalam penerapannya. Sebagai salah satu kelemahan dari teori tersebut sehingga
mengalami perkembangan teori karena dalam teori ini menyatakan faktor individu sebagai
faktor yang paling berperan dan tidak mempertimbangkan kesalahan dari manajemen dan
organisasi. Selain itu, teori ini meyakini bahwa kecelakaan disebabkan hanya oleh satu hal
sebagai penyebab tanpa mempertimbangkan penyebab yang lebih dari satu.

5
BAB III
PERKEMBANGAN TEORI DOMINO KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan yang menimpa pekerja serta implikasinya terhadap kerugian besar yang harus
ditanggung perusahaan kurang disadari. Kebanyakan manajer tidak merasakan betaoa banyak
biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan disamping besarnya kerugian asset produksi,
termasuk dari kerugian tidak langsung. Sebagian berpikir bahwa kerugian kecelakaan hanya
berupa kompensasi dan biaya pengobatan bagi pekerja yang tertimpa kecelakaan itu.

Secara umum kecelakaan disebabkan oleh dua golongan penyebab, antara lain (Suma’mur,
1981):
1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
Yang dapat dikategorikan sebagai penyebab akibat faktor manusia antara lain:
a. Umur
Usia muda relative lebih mudah terkena kecelakaan kerja dibandingkan dengan usia
lanjut yang mungkin dikarenakan sikap ceroboh dan tergesa-gesa. Pengkajian usia dan
kecelakaan akibat kerja menunjukkan angka kecelakaan yang pada umumnya lebih
rendah dengan bertambahnya usia tetapi keparahan cedera dan penyembuhannya lebih
serius. Angka kejadian kecelakaan lebih tinggi pada pekerja muda yaut kurang dari 24
tahun dibandingkan pada pekerja lanjut usia (WHO, 1993)
b. Jenis Kelamin
Tingkat kecelakaan akibat kerja pada perempuan akan lebih tinggi daripada laki-laki.
Perbedaan kekuatan fisik antara perempuan dengan kekuatan fisik laki-laki adalah 65%.
Secara umum, kapasitas kerja perempuan rata-rata sekitar 30% lebih rendah daripada
laki-laki. Tugas yang berkaitan dengan gerak berpindah, laki-laki memiliki waktu
rreaksi lebih cepat daripada perempuan baik pergerakan kaki, tangan dan lengan
c. Koordinasi Otot
Koordinasi otot berpengaruh terhadap keselamatan pekerja, diperkirakan kekakuan dan
reaksi yang lambat berperan dalam timbulnya kecelakaan kerja.
d. Kecenderungan celaka
Konsep popular dalam penyebab kecelakaan adalah “accident prone theory” yang
didasarkan pada pengamatan bahwa ada pekerja yang lebih besar mengalami
kecelakaan dibandingkan pekerja lainnya. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri yang ada
dalam pribadi yang bersangkutan
6
e. Pengalaman kerja
Semakin pekerja berpengalaman maka semakin kecil risiko terjadinya kecelakaan
kerja.
f. Tingkat pendidikan
Pendidikan formal dan informal akan mempengaruhi peningkatan pengetahuan pekerja
dalam menerima informasi dan perubahan dalam perilaku bekerja.
g. Kelelahan
Kelelahan dapat menimbulkan kecelakaan karena dimana seseorang mengalami
penurunan fungsi kesadaran otak dan perubahan pada organ di luar kesadaran. Hal ini
dapat ditimbulkan karena kurang istirahat, terlalu lama bekerjam pekerjaan rutin tanpa
variasi, lingkungan kerja yang buruk dan adanya konflik baik di dalam maupun di luar
tempat kerja.
2. Keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition)
a. Tempat kerja
Lingkungan tempat kerja sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja, sehingga
diperlukan adanya lingkungan kerja yang aman dan sehat.
b. Perlengkapan/Peralatan
Proses produksi merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan sehingga
diperlukan perencanaan yang baik dalam memilih peralatan dan perlengkapan yang
efektif dan sesuai.
c. Shift kerja
Shift kerja malam lebih banyak menimbulkan kecelakaan kerja dibandingkan dengan
shift kerja siang dikarenakan adanya perubahan mekanisme tubuh dalam
menyesuaikan. Sehingga perlunya diperhatikan pembagian dan pemantauan pekerja.
d. Sumber kecelakaan
Sumber kecelakaan merupakan asal dari timbulnya kecelakaan yang bisa berawal dari
jenis peralatan/perlengkapan, kesalahan pengoperasian atau kondisi alam.

Sebagai pencetus teori penyebab kecelakaan kerja, Heinrich dengan teori dominonya masih
memiliki kekurangan. Sehingga sejalan dengan penerapan di sektor industri maka teori ini terus
berkembang.

7
Beberapa perkembangan teori domino tentang penyebab kecelakaan kerja antara lain:
1. Teori Multiple Causation atau Teori Gordon (1949)
Teori yang dikemukan oleh Gordon menerangkan tentang multiple causation model dengan
acuan epidemiologi yang diadopsi dari Heinrich model dari konsep loss control yang
dikembangkan oleh Bird dan Loftus. Menurut Gordon, teori ini berdasarkan pada
kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya
kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan
mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih
memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari
korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung
harus dapat diketahui secara detail.

2. Teori Domino terbaru


Setelah tahun 1969 telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar
terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus
mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen
dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Tahapan baru yang dianggap berperan antara
lain:
1) Kurangnya kendali/manajemen sebagai penyebab dasar
2) Penyebab mendasar atau genetik (faktor individu dan faktor pekerjaan)
3) Penyebab cepat (immediate) atau gejala yaitu kondisi dan tindakan tidak aman
4) Kecelakaan yaitu keadaan yang mampu menyebabkan seseorang celaka atau kerusakan
harta benda
5) Kehilangan seperti harta benda, orang/manusia dan proses produksi.

Gambar 2. Teori Domino Baru

8
Berdasarkan modifikasi teori domino yang mengutamakan aturan manajemen, proses
terjadinya kecelakaan berawal dari kurangnya kendali manajemen. Perencanaan,
pengendalian, pengaturan dan dipimpin oleh manajemen adalah faktor-faktor yang dapat
mencgah terjadinya kecelakaan.

3. Teori Frank E. Bird Petersen


Beliau merupakan salah satu orang Amerika yang mengatakan bahwa dalam penerapan
teori Heinrich terdapat kesalahan yang prinsip dimana orang terpaku pada pengambilan
salah satu domino yang seolah-olah menanggulangi penyebab utama kecelakaan yakni
kondisi dan tindakan tidak aman tetapi mereka lupa untuk menelusuri sumber yang
mengakibatkan kecelakaan. Bird mengadakan modifikasi teori domino Heinrich dengan
menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut:
a. Manajemen yang kurang kendali
b. Sumber penyebab utama
c. Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)
d. Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar)
e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda)

Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari memperbaiki
manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi di
bawah standar merupakan penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala
penyebab utama akibat kesalahan manajemen. (Soekidjo, 2010).

4. Teori Reason (1995-1997)


Reason menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem
pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan, prosedur atau peraturan
mengenai keselamatan kerja.

5. Teori Faktor Manusia/Human Factor Theory (2003)


Menurut Goetsch (2003), Human Factors Theory merupakan teori yang menempatkan
kecelakaan sebagai rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh kesalahan manusia.

9
Teori ini terdiri atas tiga faktor :
1) Kelebihan beban/overload
Kapasitas personal merupakan produk dari faktor-faktor seperti kemampuan, pelatihan,
kondisi mental, kelelahan, tekanan, dan kondisi fisik. Beban yang harus ditanggung
oleh seorang pekerja terdiri atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya ditambah
dengan beban lingkungan sekitar (contoh: kebisingan), beban internal (masalah pribadi,
tekanan emosional, kekhawatiran), dan faktor situasional (level risiko, instruksi yang
kurang jelas). Kelebihan beban terjadi saat ada ketidakseimbangan antara kapasitas
seseorang dengan beban yang harus ditanggungnya.
2) Respon yang tidak tepat atau ketidaksesuaian
Cara seseorang merespon situasi dapat mencegah atau mengakibatkan kecelakaan. Jika
seseorang mengabaikan kondisi bahaya, maka hal itu termasuk dalam respon yang tidak
tepat. Selain respon yang tidak tepat, terdapat pula ketidaksesuaian (peralatan dan
perlengkapan di tempat kerja). Ketidaksesuaian tempat kerja dengan pekerjanya dari
aspek ukuran, gaya kerja, pencapaian, serta ergonomi dapat meningkatkan resiko
kecelakaan.
3) Aktivitas yang tidak sesuai
Seseorang yang mengerjakan pekerjaan tanpa memahami prosedur pelaksanaan dapat
dikategorikan dalam aktivitas yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian tersebut dapat
meningkatkan resiko kecelakaan.

6. Teori Kecelakaan/insiden
Teori kecelakaan/insiden (Accident/Incident Theory) merupakan kelanjutan dari Human
Factors Theory. Teori yang dikemukakan Dan Petersen ini menyebutkan tiga elemen baru
ke dalam penyebab kecelakaan yaitu faktor ergonomi, keputusan untuk membuat
kesalahan, dan kegagalan sistem.

Keputusan untuk membuat kesalahan dapat terjadi berdasarkan logika atau tanpa sadar.
Berbagai macam tekanan eksternal seperti tenggat waktu, rekan kerja, dan faktor anggaran
atau sumber dana dapat membuat pekerja memutuskan untuk bekerja dengan tidak aman.
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan tersebut yakni sindrom “itu tidak akan terjadi
padaku” atau menganggap sebuah kecelakaan tidak akan terjadi. Elemen selanjutnya adalah
kegagalan sistem. Elemen kegagalan sistem ini berupa faktor eksternal berupa perilaku dan
keputusan dari pihak manajemen. Pihak manajemen berperan penting dalam pencegahan
10
awal kecelakaan melalui kebijakan, peraturan, pelatihan, inspeksi, koreksi, dan penetapan
standar.

11
BAB IV
KECELAKAAN KERJA DIKAITKAN DENGAN TEORI DOMINO

Kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan banyak terjadi pada pekerja, terutama banyak terjadi pada
perusahaan industri. Dari kecelakaan yang terjadi tersebut ada yang mengakibatkan kematian, cacat
permanen atau cacat sementara. Berdasarkan teori yang telah berkembang tentang penyebab kecelakaan
kerja, perlu dilakukan analisa pada setiap kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja.

A. ILUSTRASI KASUS KECELAKAAN KERJA


Kasus kecelakaan pabrik gula rafinasi, PT. Darma Pala Usaha Sukses di Cilacap Jawa
Tengah pada tanggal 29 Juli 2009. Empat pekerja cleaning servis tewas setelah tersiram air
panas didalam tangki. Satu pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah. Diduga
kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang di dalam tangki. Pihak
perusahaan terkesan menutup-nutupi insiden ini.

Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang ada di komplek
Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Musibah bermula
saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki gula kristal di pabrik tersebut.
Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah kedalam tangki mengeluarkan air panas
yang diperkirakan mencapai 400 derajat Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada
didalamnya tewas seketika dengan kondisi mengenaskan karena panasnya uap dan satu
orang selamat dengan luka bakar parah.

Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam tangki setelah
tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga operator kran tidak
mengetahui jika pekerjaan di dalam tangki tersebut belum selesai.

Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja tersebut, karena
semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha menghindar saat ditemui
wartawan. Sementara polisi juga belum mau memberikan keterangan atas musibah
tersebut. (Nanang Anna Nur/Sup).

12
B. ANALISIS KASUS BERDASARKAN TEORI PENYEBAB KECELAKAAN
KERJA (TEORI DOMINO)
Kecelakaan kerja yang terjadi diatas dilakukan analisa berdasarkan teori Domino untuk
menentukan tiap komponen faktor penyebab kecelakaan kerja tersebut. Komponen tersebut
antara lain:
a. Lingkungan/keturunan
Dilihat dari segi keturunan, penyebab terjadinya kecelakaan ini adalah faktor
kecerobohan petugas.

b. Kesalahan Manusia
Menurut saya, jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada operator
kran. Dikarenakan, petugas operator yang kurang teliti dalam melakukan pekerjaannya,
hal ini tentunya dipengaruhi oleh rendahnya pengawasan terhadap pelaksanaan setiap
proses kerja, sehingga menyebabkan sang operator tidak mengetahui bahwa didalam
tangki mesin tersebut masih terdapat beberapa orang pekerja yang masih belum selesai
dalam melakukan pekerjaanya didalam tangki tersebut. Menanggapi kecelakaan yang
telah menewaskan empat orang tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih
hati-hati serta teliti yaitu dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital
tersebut telah kosong serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan
kerja tersebut tidak akan terjadi.

c. Tindakan & Kondisi Berbahaya ( unsafe act & unsafe condition)


Berdasarkan kasus tersebut, tindakan tidak aman dan berbahaya adalah dikarenakan
pekerja masih melakukan pekerjaan didalam tangki mesin tanpa ada pertanda atau
simbol yang mengindikasikan bahwa didalam tangki masih terdapat pekerja yang masih
melakukan pekerjaaanya. Ditambah lagi mengingat lemahnya pengawasan dan
penerapan SMK3 ini menyebabkan faktor potensial bahaya semakin besar. Melihat
mesin tangki yang digunakan ini merupakan mesin otomatis yang jika ditekan saja
tombol power, maka air panas akan otomatis masuk memenuhi isi tangki mesin
tersebut, ini menjadikan faktor resiko bahaya yang amat besar dapat terjadi pada pekerja
apabila tidak dilakukan sebuah sistem pengawasan terhadap pelaksanaannya.

13
Untuk itu, selain dari faktor kurangnya pengawasan manajemen dalam bidang
kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada perusahaan tersebut. Sistem manajemen
yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya terhadap alat ini menyadari alat ini
memiliki risiko yang besar untuk menghasilkan loss atau kerugian. Beberapa tindakan
manajemen yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan kamera-kamera di dalam
alat tersebut sehingga operator kran dapat memastikan bahwa di dalam tangki benar-
benar tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat
diterapkan di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di
mana apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah
lampu yang menyala yang mengindikasikan di dalam tangki tersebut terdapat orang
atau benda asing.

d. Kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi tentu tidak terlepas dari kelalaian si pekerja, baik petugas
operator maupun pekerja yang berada didalam tangki mesin tersebut. Seharusnya
petugas operator harus lebih teliti, memeriksa kembali, dan mengawasi setiap prosedur
kerja yang sedang dilaksanakan, sedangkan untuk pekerja yang berada didalam tangki
mesin, seharusnya member tanda bahwasanya didalam tangki mesin masih terdapat
aktivitas kerja yang belum selesai, sehingga kecelakaan seperti ini tidak terjadi.

e. Kerugian
Dari kecelakaan yang terjadi, banyak kerugian yang ditimbulkan, diantaranya adalah
kerugian dari pekerja itu sendiri yang menjadi korban kelalaian dalam melakukan
pekerjaan yang berujung hilangnya nyawa. Sedangkan bagi setiap perusahaan, pekerja
merupakan aset berharga yang harus dijaga kesehatan dan keselamatannya, namun dari
kejadian tersebut perusahaan juga mengalami banyak kerugian, selain kehilangan
karyawan yang dapat diandalkan, perusahaan juga akan mengalami penurunan
produktifitas hasil produksi yang akan berdampak pada benefit perusahaan yang
tentunya akan merugikan perusahaan itu sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa dalam suatu kecelakaan kerja banyak faktor yang berperan sebagai
penyebabnya dan tiap faktor memiliki keterkaitan. Sehingga dalam suatu lingkungan tempat
kerja perlunya penguatan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadiputro, Sajidi. Manajemen Kmprehensif Keselamatan Kerja. Patra Tarbiyyah,
Jakarta: 2014
2. Santoso, Gempur. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, Prestasi Pustaka
Publisher, Jakarta: 2014
3. Sabet, Pejman, et al. Application of Domino Theory to Justify and Prevent Accident
Occurance in Construction Sites. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering
(IOSR-JMCE), Volume 6, Issue 2 (Mar-Apr 2013), PP 72-76.
http://www.iosjournals.org
4. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Sagung Seto,
Jakarta:2009.
5. Kamal, Kasyunnil. Penerapan Kesehatan Kerja Praktis bagi dokter dan Manajemen
Perusahaan. FKUI, Jakarta:2007
6. Woodside, G., Kocurek, D. (1951). Environmental, Safety, and Health Engineering.
New York : John Wiley & Sons Inc.
7. Goetsch, David L. (2003). Construction Safety and Health. Pearson Education Inc. New
Jersey. United States of America.
8. Artikel kesehatan . Teori Domino Kecelakaan Kerja. November 2015.
http://artikelkesehatan10.blogspot.co.id/2015/11/teori-domino-kecelakaan-kerja-
beserta.html

15

Anda mungkin juga menyukai