Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga kertas kerja ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga kertas kerja ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam pembuatan kertas kerja ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan kertas kerja ini.

Medan, Mei 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Selalu ada resiko kegagalan pada setiap aktifitas pekerjaan. Dan
saat kecelakaan kerja terjadi, seberapapun kecilnya akan mengakibatkan
efek kerugian. Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi
kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi
dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah
perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku
usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan
marginal dalam perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari
kecelakaan kerja pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban
jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga
dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
BAB II

2.1. LANDASAN TEORI

Kecelakaan Kerja Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian


yang tak terduga. Sebenarnya, setiap kecelakaan kerja dapat diramalkan atau
diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan
(Bennet N. B. Silalahi, 1995:40). Kecelakaan sebelumnya dianggap sebagai
kehendak Tuhan, karena itu orang tertimpa kecelakaan menerimanya sebagai
nasib atau takdir.
Heinrich adalah orang yang pertama mengamati kecelakaan. Ia
menyimpulkan bahwa kecelakaan mempunyai urut-urutan tertentu (Syukri Sahab,
1997:7). Dalam Permenaker No.03/MEN/1998 tentang tata cara pelaporan dan
pemeriksaan kecelakaan, disebutkan bahwa kecelakaan adalah suatu kejadian
yang tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda (Himpunan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 2004:88).
Sedangkan menurut M. Sulaksomo (1997)dalam Gempur Santoso (2004:7)
kecelakaan adalah kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan
proses suatu aktivitas yang telah diatur.
Adapun definisi lain dari kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan
tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan (Sumamur PK.,
1989:5). Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan
kerja pada perusahaan. Hubungan kerja dapat berarti bahwa kecelakaan itu terjadi
karena pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Kadang-kadang
kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputijuga 15
kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau
transpor ke dan dari tempatkerja (Sumamur PK., 1989:5). Sedangkan pengertian
kecelakaan kerja yang tercantum dalam petunjuk teknis penyelesaian jaminan
kecelakaan kerja PT. Jamsostek (Persero) (Jamsostek, 2005:1) adalah kecelakaan
yang terjadi berhubung denganhubungan kerja termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalananberangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Kecelakaan industri adalah kejadian
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, karena untuk sampai pada kecelakaan
akibat kerja harus melalui prosedur investigasi (Depkes RI, 2007:2).

Teori Penyebab Kecelakaan Kerja ,Kecelakaan biasanya timbul sebagai


hasil gabungan dari beberapa faktor. Tiga yang paling utama adalah faktor
peralatan teknis, lingkungan kerja dan pekerja itu sendiri (ILO, 1989: 15).
Kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh banyak faktor dan sering diakibatkan
oleh berbagai penyebab (AM. Sugeng Budiono, 2003:237)
Teori tentang terjadinya kecelakaan banyak dikemukakan, antara lain:
1. Teori Kebetulan Murni (Pure Chance Theory).
Merupakan teori yang menyatakan bahwa kecelakaan terjadi atas
Kehendak Tuhan sehingga tidak ada pola yang jelas dalam
rangkaian peristiwa. Karena itu kecelakaan terjadi secara kebetulan,
2. Teori Kecenderungan Kecelakaan (Accident Prone Theory).
Pada pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan karena sifat-
sifat pribadinya yang cenderung mengalami kecelakaan.
3. Teori Tiga Faktor Utama (Three Main Factor Theory)
yang menyebutkan bahwa suatu penyebab kecelakaan adalah
peralatan, lingkungan, dan faktor manusia pekerja itu sendiri,
4. Teori Dua faktor (Two Factor Theory).
Dimana kecelakaan disebabkan oleh kondisi berbahaya (Unsafe
Condition) dan tindakan atau perbuatan yang berbahaya (Unsafe Act),
5. Teori faktor Manusia (Human Factor Theory).
Menekankan bahwa akhirnya semua kecelakaan kerja langsung
atau tidak langsung disebabkan karena
Kesalahan manusia (AM. Sugeng Budiono, 1992:224). Oleh HW.
Heinrich dikembangkan teori tentang terjadinya kecelakaan kerja, yang
sebenarnya merupakan rangkaian yang berkaitan satu dengan lainnya. Mekanisme
terjadinya kecelakaan kerja dinamakan dengan Domino Sequence berupa :
1. Ancesetry and Social Environment.
Yakni pada orang yang keras kepala atau mempunyai sifat tidak
baik lainnya yang diperoleh karena faktor keturunan, pengaruh lingkungan
dan pendidikan, mengakibatkan seseorang bekerja kurang hati-hati, dan
banyak berbuat kesalahan,
2. Fault of Person.
Merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan
tersebut diatas, yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan
pekerjaan,
3. Unsafe Act and or Mechanical or Physical Hazards
Yang menerangkan bahwa tindakan berbahaya disertai bahaya
mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaian berikutnya,
4. Accident.
Merupakan peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dan
umummya disertai oleh berbagai kerugian,
5. Injury.
Bahwa Kecelakaan mengakibatkan cedera atau luka ringan atau
berat, kecacatan, dan bahkan kematian (AM. Sugeng Budiono, 1992:224).
Menurut Frank E. Bird dan Petterson dalam AM. Sugeng Budiono,
(2003:236), pada awal 1970 mengemukakan bahwa penyebab utama
kecelakaan adalah ketimpangan pada sistem manajemen, sedangkan
tindakan maupun keadaan yang tidak aman (unsafe) hanya mempengaruhi
saja.
2.2 ISI
2.2.1 Berita kecelakaan kerja

Tertimpa Mesin Saat Bekerja, TKI Asal Magelang


Meninggal di Jepang

Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Yefta Setiawan (20) asal Dusun
Citromenggala, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah, tewas akibat kecelakaan kerja di Jepang.

FA Nyoto, Ketua RT 01/RW 05 Kampung Losmenan, mengungkapkan, orangtua


Yefta, Jonathan Agus Mujiyono dan Debora Sri Magoti, yang tinggal di Kampung
Losmenan, Kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Magelang Tengah, Kota
Magelang saat ini sedang menunggu kedatangan jenazah Yefta.

Informasi yang diperoleh Nyoto, Yefta meninggal akibat tertimpa mesin press di
pabrik tempat dia bekerja, pada Selasa (25/4/2017).

Kabar kecelakaan tersebut disampaikan oleh agen penyalur TKI yang


menaunginya kepada pihak sekolah SMK Kristen 2 Kota Magelang. Yefta adalah
alumni sekolah tersebut.

"Orangtua Yefta diberi tahu oleh pihak sekolah bahwa Yefta meninggal dunia
akibat kecelakaan tersebut, pada Selasa (25/4/2017) malam," ujar Nyoto, Jumat
(28/4/2017).

Nyoto menceritakan, Yefta sudah hampir dua tahun bekerja di Jepang. Almarhum
sempat berpamitan denganya dan tetanga-tetangganya di Kampung Losmenan
sebelum berangkat ke Negeri Sakura itu.
Anak sulung dari dua bersaudara itu dikenal sebagai anak yang pintar dan
mempunyai banyak prestasi. Maka tidak heran jika orangtuanya sangat
membanggakannya.

Belum lama ini, Yefta mengirim uang kepada keluarga untuk membeli sepeda
motor sang adik yang masih sekolah.

"Dia anak kebanggaan orangtua, pintar, berprestasi, makanya dia bisa lolos seleksi
dan bisa bekerja di Jepang," katanya.

Yefta terakhir menghubungi Nyoto melalui video call awal tahun 2017 lalu. Saat
itu, tidak ada pembicaraan yang dinilai janggal oleh Nyoto, hanya bertanya
tentang kabar masing-masing.

Selama hidup di kampung Losmenan Yefta juga dinilai baik, dia aktif berbagai
kegiatan karang taruna di kampung.

"Dia aktif karang taruna. Kami punya banyak kenangan tentang Yefta. Dia pandai
musik juga kerap gitaran di sini," kata Nyoto yang tinggal tepat di depan rumah
keluarga Yefta.

Menurut dia, sampai Jumat malam keluarga masih menunggu kepulangan jenazah
Yefta. Diperkirakan, jenazah akan tiba ke Indonesia setelah melalui proses yang
panjang di Jepang.

"Informasinya, kemungkinan jenazah lima hari ke depan sampai di Magelang


karena harus ada proses autopsi dan sebagainya," ujar Nyoto.

Pada awal April 2017 lalu, Imam Widiyanto, seorang TKI asal Desa Banjarnegoro,
Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang juga meninggal akibat kecelakaan
kerja di sebuah kapal tongkang di perairan Serawak Malaysia.
2.2.2. Pembahasan / Analisis Kecelakaan Kerja

A. Kronologi Cerita

Yefta meninggal akibat tertimpa mesin press di pabrik tempat dia bekerja,
pada Selasa (25/4/2017).Kabar kecelakaan tersebut disampaikan oleh agen
penyalur TKI yang menaunginya kepada pihak sekolah SMK Kristen 2 Kota
Magelang. Yefta adalah alumni sekolah tersebut.

Yefta sudah hampir dua tahun bekerja di Jepang. Almarhum sempat


berpamitan denganya dan tetanga-tetangganya di Kampung Losmenan sebelum
berangkat ke Negeri Sakura itu.

Menurut dia, sampai Jumat malam keluarga masih menunggu kepulangan


jenazah Yefta. Diperkirakan, jenazah akan tiba ke Indonesia setelah melalui
proses yang panjang di Jepang.

B. Analisa

Penyebab Umum

Korban teledor dan tidak berhati-hati dalam bekerja sehingga mengakibatkan diri
sendiri celaka .

Penyebab Terperinci

Tidak adanya penyuluhan Standart Opersional Prosedure (SOP) dari pihak


perusahaan sehingga karyawan sesuka hati dalam menggunakan alat dan
karyawan tidak memikirkan akibat atau resiko dari keteledoran tersebut.

Penyebab Pokok

Tingkat kecelakaan kerja merupakan catatan penting mengenai kecelakaan


kerja karyawan selama bekerja. Survei yang didapatkan dilapangan bahwa masih
banyak pekerja yang tidak mematuhi peraturan yang ada dan menganggap bahwa
dengan mematuhi peraturan yang ada tidak menutup kemungkinan untuk terjadi
kecelakaan kerja. Pekerja pada bagian proses mengetahui adanya standar
operasional prosedur yang sudah ditetapkan, tetapi dalam penerapannya masih
sangatlah kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dari para
pekerja akan pentingnya menerapkan standar operasional prosedur dalam bekerja,
kurangnya pengetahuan pekerja akan bahaya yang dapat muncul bila bekerja tidak
sesuai dengan SOP, dan masih kurangnya pengawasan dari pimpinan dan instansi
terkait, serta belum adanya sanksi terhadap pekerja yang tidak menerapkan
standar operasional prosedur pada saat bekerja. Pekerja merasa bahwa prosedur
hanya akan membebani dan menjadikan pekerjaan menjadi lebih lama selesai.

Strategi Pengendalian

1. Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang


diperlukan pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan
kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.
2. Pekerja di berikan pengawasan dalam berkerja seperti bekerja
dengan berkelompok agar hal hal yang tidak di inginkan dapat diminimalisir
. dan jika ada suatu kecelakaan terjadi dapat diketahui secara dini
3. Untuk mencegah kecelakaan dalam menghidupkan mesin, maka mesin harus
diberi kebijakan bahwa tidak diperbolehkan untuk menghidupkan mesin
dalam keadaan sakit , mengantuk, mabuk, dan lain lain. Dan dalam
menghidupkan mesin tidak boleh satu orang , harus ada rekan atau partner
pekerja agar perkerja dapat saling mengingatkan.
4. Perusahaan harus memasang sistem pengaman cctv atau sejenisnya agar
perkerja dapat terkontrol keselamatannya dalam berkerja.
5. Operator mesin ataupun alat produksi lainnya sebaiknya diberi peringatan
setiap sesudah dan sebelumnya mengoperasikan apakah ada petugas yang
masih disana ataupun tidak. sebaiknya operator mesin dilatih agar tetap siaga
dan tanggap dengan tanggung jawabnya.
6. Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerjaan harus bertanggung
jawab menjalankan penanggulangan kecelakaan, rencanaan penanganan
darurat, serta melakukan bimbingan pelaksanaan setiap bagian.
7. Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling
memperhatikan satu sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang
kecelakaan yang terjadi.

Pencegahan Dengan Cara Efektif

Pencegahan kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah


program yang terintegrasi, rangkaian kegiatan yang terkoordinasi,
diarahkan untuk kontrol kondisi mekanis yang tidak aman. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan bahaya mekanis dari lingkungan, dan
tindakan tidak aman dari orang-orang, sebelum kecelakaan terjadi.
Kecelakaan adalah peristiwa tidak direncanakan yang mengakibatkan
kecelakaan (cedera atau kerusakan properti).
Semua kecelakaan memiliki konsekuensi langsung dan tidak
langsung, seperti cedera pribadi dan harta benda, sedangkan biaya tidak
langsung termasuk hilangnya pendapatan, peningkatan biaya pengobatan
dan semangat kerja karyawan menurun. Pencegahan kecelakaan kerja
dapat dilakukan karena kecelakaan akibat dari keadaan. Kecelakaan yang
bukan hasil dari keadaan atau keberuntungan karena kecelakaan tidak bisa
terjadi tanpa alasan.
Mayoritas dari tindakan yang tidak aman terjadi karena berbagai
alasan seperti; kegagalan untuk mengikuti prosedur kerja yang aman,
bekerja pada peralatan hidup, penggunaan peralatan atau perkakas,
penyalahgunaan tangan atau bagian tubuh, membuat perangkat
keselamatan dioperasi, mengoperasikan peralatan dalam yang tidak aman
secara posisi, tidak aman atau postur.
Kadang-kadang para pekerja bisa memiliki keterampilan yang
diperlukan tapi lingkungan kerja mereka tidak aman seperti menyerahkan
mesin tidak aman atau tua atau peralatan, dalam kasus lain, mereka
mungkin dikelilingi oleh bahaya lubang terbuka seperti, diperas tempat,
salah obyek dsb Semua kondisi ini membuat lingkungan rawan
kecelakaan, di mana meskipun keterampilan keselamatan dan pelatihan,
kecelakaan pasti terjadi. Dalam kasus lain beberapa orang melakukan
tindakan tidak aman karena mereka tidak memiliki pengetahuan
keselamatan kerja atau tidak memiliki keterampilan untuk koordinatif
dalam lingkungan tim kerja. Kadang-kadang sikap yang tidak tepat yang
mengarah ke dalam kecelakaan .
Kecelakaan tidak terjadi di udara, mereka memiliki beberapa
alasan dan penyebabnya, berdasarkan yang ahli telah mengembangkan
beberapa teori. Teori pertama untuk menjelaskan kecelakaan adalah Teori
Domino dikembangkan oleh HW Heinrich.
Menurut Teori Domino, sebuah kecelakaan adalah salah satu
faktor secara berurutan yang dapat menyebabkan cedera. Faktor-faktor
dapat dilihat sebagai rangkaian domino berdiri di tepi; ketika seseorang
jatuh, hubungan yang diperlukan untuk reaksi berantai selesai. Setiap
faktor tersebut tergantung pada faktor sebelumnya.
Cedera pribadi hanya terjadi sebagai akibat dari kecelakaan.
Sebuah kecelakaan terjadi sebagai akibat dari bahaya pribadi atau
mekanis. bahaya Pribadi dan mekanis ada karena kesalahan orang.
Kesalahan orang yang diwarisi atau diperoleh dari lingkungan mereka.
Teori Domino menunjukkan bahwa satu peristiwa mengarah ke yang lain,
kemudian dan lain lain yang berpuncak pada kecelakaan atau bencana.
Ditemukan bahwa 88% kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman
orang, 10% oleh tindakan tidak aman dan 2% oleh tindakan Tuhan.
Multi Penyebab Teori di sisi lain melihat faktor yang berkontribusi
secara acak mengakibatkan kecelakaan kerja. Sebagai contoh, ketika
seorang pekerja terluka, mungkin karena kurangnya pelatihan, kurangnya
kesadaran keselamatan atau mungkin atasannya tidak membimbingnya
dengan benar atau ia mengoperasikan peralatan dalam keadaan berubah
pikiran. Satu atau lebih faktor dalam situasi di atas dapat menyebabkan
kecelakaan.
Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa kecelakaan itu
terjadi bukan karena faktor tunggal, tetapi satu atau lebih faktor;
berkontribusi kejadiannya; seperti kurangnya kompetensi, motivasi yang
lebih kecil, atau persepsi negatif terhadap pelatihan dan keamanan.
Semua masalah ini dapat diatasi melalui berbagai perangkat
manajemen risiko, seperti budaya, pelatihan, pelatihan keselamatan
kesadaran, pemberdayaan dan kepemilikan masalah keselamatan.
Manajemen risiko adalah alat yang ampuh, ketika digunakan dengan
benar. Ini membantu personel, fokus pada pekerjaan yang akan
dilaksanakan berhasil. Dengan fokus ini, personil dapat memutuskan
tindakan yang akan diambil untuk menghilangkan risiko dari pekerjaan.
Jika kita dapat menghilangkan bahaya sama sekali, atau menghilangkan
kondisi tidak aman di mana orang mungkin terluka kita berada di jalan
yang benar pencegahan kecelakaan.
Dalam beberapa latihan pencegahan kecelakaan perusahaan hanya
terjadi hanya, ketika bencana yang melanda. Manajer yang sukses
mengambil tindakan keselamatan sebelum kecelakaan terjadi. Pencegahan
kecelakaan dapat dikurangi melalui pelatihan yang konsisten dan
kesadaran keselamatan yang mungkin biaya uang dalam tindakan-tindakan
pencegahan jangka pendek tetapi seperti dapat menyimpan kekayaan
perusahaan dalam jangka panjang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dari analisis kecelakaan kerja diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa
pentingnya hubungan antara pengusaha dan pekerja dalam keselamatan pekerja.
Juga dapat simpulkan bahwa melalui pengenalan, pengetahuan serta pengalaman
mengenai faktor penyebab, sumber bahaya, dan, penyelidikan kasus-kasus
kecelakaan, sekaligus juga melakukan analisis yang mendalam, maka
identitifikasi tentang jenis dan macam sumber bahaya kecelakaan kerja dapat
lebih mudah dilakukan.
Upaya perbaikan secara teknis pada semua proses produksi lebih ditujukan
ke arah upaya pencegahan kecelakaan, bukan sekedar perbaikan untuk teknis
operasional. Hal ini tentunya akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas
pekerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya
diperlukan kerja sama dan koordinasi antara berbagai pihak terkait, baik dari
pemerintah, pengusaha, dan pekerja.

3.2. Saran
Dan saran penulis untuk kita semua adalah mari kita berama-sama
mematuhi peraturan-peratuan dalam lingkungan kita berkerja dan saling menjaga
komunikasi antar pekerja dan pemilik usaha agar kecelakaan dalam bekerja dapat
di minimalisir.
DAFTAR PUSTAKA

Bernett N.B., Rumondang Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja, PT.Pustaka Binaman Pressindo

Gempur S, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka


Publisher

Sumamur P.K. 1995. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:


PT TokoGunung Agung

http://regional.kompas.com/read/2017/04/28/20570051/tertimpa.mesin.saat.bekerja.tki
.asal.magelang.meninggal.di.jepang

Anda mungkin juga menyukai