Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA


”SUPIR TRUK LORI TEWAS TERTIMPA BALOK
KAYU MUATANNYA ”

Oleh :

1. Misbahul Zaman ( 0517040033 )


2. Nadya Shintadevi ( 0517040034 )
3. Natiqa Mutafania Prastiti ( 0517040035 )

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKTIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
suatu hambatan apapun. Kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Eko Julianto,M.Sc., MRINA selaku direktur Politeknik


Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Ibu Rina Sandora,ST., MT. selaku dosen pembimbing.
Dimana yang telah ikhlas mencurahkan waktu dan rela membantu kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa digunakan
sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi kami serta bagi para pembaca.

Kami sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari


sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah selanjutnya.

Surabaya, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah .....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................3

2.1 Definisi Kecelakaan ....................................................................................................3

2.2 Investigasi Kecelakaan ................................................................................................4

2.3 Kronologis Kecelakaan ...............................................................................................5

2.4 Analisis Penyebab Kecelakaan ....................................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................11

4.2 Saran ..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri di Indonesia dewasa ini berkembang cukup pesat,
seiring dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk, industri mebel
salah satunya. Industri ini merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya
sangat pesat, hal ini berkaitan dengan konsumsi hasil hutan yang mencapai 33 juta
m³ per tahun. Industri perkayuan telah menjadi kontributor penting terhadap
penerimaan devisa, produk domestik bruto, dan penyerapan tenaga kerja di
Indonesia. Selain itu, industri pengolahan kayu juga memberikan kontribusi
devisa bagi negara yang sangat signifikan.

Dilain pihak, seiring dengan perkembangan industri global saat ini aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu isu yang sangat
penting bagi setiap perusahaan industri. Munculnya standar ISO 1800 dan
berbagai regulasi pemerintah tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja,
menjadikan aspek ini hal yang penting yang harus diperhatikan baik dari sisi
perusahaan maupun pekerja. Penataan ruang yang tidak tepat, penggunaan alat
yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi, akan dapat berakibat pada buruknya
kesehatan seorang pekerja. Dalam K3, salah satu tujuan yang perlu diperhatikan
adalah melindungi tenaga kerja. Dengan menciptakan lingkungan dan peralatan
yang membuat mereka aman akan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Saat
ini, penggunaan alat keselamatan kerja seperti sepatu boot, baju pelindung, helm
proyek, maupun alat-alat seperti crane, forklift, forwarders, bego, dan lain-lain,
merupakan alat-alat yang penting bagi pekerja demi keselamatan dalam bekerja.

Pada mulanya perusahaan pengolahan kayu menerima kayu log (masih


berupa batang kayu) ataupun kayu potongan (berupa kayu yang telah dipotong-
potong). Sebagian besar metode operasi pada industri pengolahan kayu adalah
kerja manual maupun dengan menggunakan alat sederhana. Dari prelimary study
yang telah dilakukan, didapatkan suatu keadaan dimana tingkat kecelakaan kerja

1
2

yang terjadi pada sektor industri ini masih relatif tinggi, terutama pada beberapa
bagian pekerjaan yang masih menggunakan metode operasi manual. Kecelakaan
kerja yang dapat terjadi pada industri pengolahan kayu yaitu tertimpa balok-balok
kayu pada saat pekerja menurunkan yang hanya dengan menggunakan tangan
hampa.

Kecelakaan kerja merupakan hal terburuk yang harus ditangani karena


tidak ada satupun orang yang menginkan kecelakaan kerja terjadi. Apabila
kecelakaan kerja sudah terjadi, maka harus melakukan investigasi untuk
mengidentifikasi apa yang menjadi akar penyebab (root cause) dari kecelakaan
tersebut. Fungsinya tentu agar akar penyebab kecelakaan kerja ini dapat dicarikan
solusi sehingga kecelakaan kerja yang serupa tidak akan terulang lagi atau paling
tidak mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja yang serupa. Investigasi
seperti ini tidak hanya diperuntukkan untuk kecelakaan kerja, tapi juga untuk
penyakit akibat kerja, kejadian-kejadian yang berhubungan dengan lingkungan
(misalnya tumpahan minyak), insiden terkait proses industri, near miss (nyaris
terjadi kecelakaan) bahkan sampai dengan kejadian-kejadian seperti tindakan
kriminal di industri, kebakaran dan sebagainya.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana kronologi kecelakaan supir truk lori tewas tertimpa balok kayu
muatannya?
2. Apa saja penyebab kecelakaan supir truk lori tewas tertimpa balok kayu
muatannya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui kronologi kecelakaan supir truk lori tewas tertimpa balok
kayu muatannya.
2. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan supir truk lori tewas tertimpa balok
kayu muatannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kecelakaan


Menurut Frank Bird, “an accident is undesired event that result in physical
harm to a person or damage to property. It is usually the result of a contact with a
source of energy (kinetic, electrical, chemical, thermal, etc)” (Soehatman, 2010)
Kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang
menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan, atau
kerugian lainnya. (Standar AS/NZS 4801:2001). Sementara itu, menurut OHSAS
18001:2007 Kecelakaan Kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari
keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan
kematian. Pengertian ini digunakan juga untuk kejadian yang dapat menyebabkan
merusak lingkungan (Sumber : OHSAS 18001:2007).
Menurut Heinrich, Petersen dan Roos, 1980 “Kecelakaan kerja atau
kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak
terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang atau
radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya”. (Mayendra,
2009).
Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3 adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang adapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
kecelakaan akibat kerja adalah suatu peristiwa yang tidak terduga, tidak terencana
tidak dikehendaki dan menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta yang
disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan yaitu ketika
pulang dan pergi ke tempat kerja melalui rute yang biasa dilewati.

3
4

2.2 Investigasi Kecelakaan


Investigasi kecelakaan adalah suatu cara untuk mencari fakta-fakta yang
berkaitan dengan kecelakaan. Penyebab-penyebabnya dan mengembangkan
langkah-langkah untuk mengatasi serta upaya untuk mengendalikan resikonya.
Investigasi atau menyelidiki kecelakaan dilakukan guna mencari sebab-sebab
dasar dari suatu kecelakaan sehingga kecelakaan serupa tidak terulang kembali.
Investigasi biasanya dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap korban,
saksi-saksi serta rekonstruksi atau pengulangan kejadian guna mendapatkan data
data proses terjadinya kecelakaan, dimana data-data tersebut akan digunakan
sebagai bahan untuk menganalisa dalam mencari sebab dasar dari suatu
kecelakaan. (Permatasari, 2009)

OHSAS 18001 mensyaratkan diadakannya penyelidikan setiap insiden


yang terjadi dalam organisasi. Insiden adalah semua kejadian yang menimbulkan
atau dapat menimbulkan kerugian baik materi, kerusakan atau cedera pada
manusia. Insiden meliputi kecelakaan, kebakaran, penyakit akibat kerja,
kerusakan dan hampir celaka (nearmiss). Penyelidikan kecelakaan (insiden)
merupakan suatu bagian yang vital dari manajemen keselamatan proses.
Terjadinya kecelakaan sebaiknya dilihat sebagai kesempatan untuk meningkatkan
sistem manajemen, bukan untuk mencari-cari kesalahan.

Idealnya, investigasi kecelakaan harus dilakukan oleh individu atau


kelompok yang kompeten dan memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang
investigasi kecelakaan agar akar penyebab kejadian dapat dianalisa secara tepat
dan akurat. Canadian Centre for Occupational Health and Safety (CCOHS)
merekomendasikan agar investigasi dilakukan secara bersama-sama, baik
manjemen maupun perwakilan dari tenaga kerja atau pihak-pihak yang relevan.

Dalam melakukan investigasi suatu kecelakaan terdapat beberapa langkah


yang dapat digunakan, yaitu :

1. Mengendalikan keadaan darurat secara tepat cepat


2. Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan kejadian tersebut
3. Analisa semua penyebab yang penting
4. Kembangkan dan ambillah tindakan perbaikan
5

5. Peninjauan ulang/review
6. Melaksanakan tindakan yang efektif

Tujuan utama dari proses investigai yaitu untuk mencari apa yang
sebenarnya terjadi dan mendapat solusi yang terbaik guna mengatasi masalah-
masalah yang berkaitan dengan kecelakaan yang sering terabaikan. Bahkan meski
tujuan dari investigasi telah terdefinisi secara baik, investigasi sering tidak dapat
dilakukan dengan baik, investigasi sering tidak dapat dilakukan dengan baik. Hal
tersebu kemungkinan besar disebabkan karena tidak dipahaminya manfaat dan
keuntungan nyata yang begitu banyak dari investigasi kecelakaan.

2.3 Kronologis Kecelakaan

Berdasarkan informasi dari sumber berita Tomo News, pada hari kamis, 23 Maret
2017 pagi, Azman Aziz (56) seorang supir truk lori yang mengantar muatan
balok kayu ke pabrik Latitude Tree Furniture. Dalam truk lori tersebut terdapat
banyak balok kayu yang kemungkinan baru saja ditebang dari hutan. Berdasarkan

laporan dari supervisor-nya, insiden tersebut terjadi saat Azman menurunkan


muatan balok kayu dari lori. Namun nahas nasib Azman, gelondongan kayu
tersebut justru jatuh dan menimpa tubuhnya. Azman meninggal seketika dengan
luka parah di bagian kepala dan tubuh atasnya. Mayat Azman dibawa ke rumah
sakit untuk diotopsi.

Waktu Kejadian Kamis, 23 Maret 2017, Pagi


Pabrik Latitude Tree Furniture
Lokasi Kejadian
Malaysia
Peralatan yang Digunakan -
Data Korban Azman Aziz (56)
Saksi Pekerja Lainnya
Supir truk ( Azman Aziz ) meninggal
Akibat Kerja
dunia
6

2.4 Analisis Penyebab Kecelakaan


Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dilakukan analisis penyebab
kecelakaan tersebut yaitu dengan melakukan investigasi kecelakaan. Beberapa
metode investigasi kecelakaan sebagaimana disebutkan Center for Chemical
Process Safety (CCPS) yaitu : Action Error Analysis (AEA), Fault Tree
Analysis (FTA), Hazard and Operability Study (HAZOP), Work Safety
Analysis, Systematic Cause Analysis Technique (SCAT), dan lainnya.
Pemilihan metode investigasi memegang peranan yang krusial, karena tiap
metode memiliki teori dan konsepnya masing-masing yang bisa menghasilkan
output, fokus isu keselamatan dan rekomendasi yang berbeda. Namun pada
kasus ini penulis menggunakan teori domino Frank Bird JR dalam melakukan
tahapan investigasi kecelakaan.
Langkah-langkah Pelaksanaan Investigasi :
1. Mengendalikan keadaan darurat secara tepat cepat
Begitu mendengar adanya kecelakaan kerja, supervisor harus
segera pergi ketempat kejadian. Pertolongan pertama harus segera
dilakukan oleh karena itu para saksi bisa langsung memanggil tim
medis, jika nyawa nya tidak memungkinkan ditolong maka pekerja
harus segera dibawa ke Rumah Sakit / Klinik terdekat. Tak hanya itu,
supervisor harus memblokir tempat kejadian guna mengumpulkan
seluruh informasi yang berhubungan dengan kejadian atau kecelakaan
yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai petunjuk awal untuk
menjelaskan kejadian yang sudah terjadi. Untuk mencapai tujuan
diatas, pertama-tama harus dilakukannya pengendalian ditempat
terjadinya kecelakaan agar tidak terjadi potensi kecelakaan susulan.
Lalu supervisor memberitahu kepada manajer yang bersangkutan.
2. Kumpulkan informasi yang berhubungan dengan kejadian tersebut

3. Analisa semua penyebab yang penting


Dalam menentukan penyebab kecelakaan maka perlu
mengidentifikasi dengan menggunakan Teori Domino Frank Bird JR.
Berdasarkan teori Heinrich, Bird dan Germain (1986) memodifikasi teori
7

domino dengan merefleksikan ke dalam hubungan manajemen secara


langsung dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Model penyebab
kerugian melibatkan 5 faktor penyebab secara berentetan (Tarwaka, 2008).
Kelima faktor tersebut adalah :
1. Lemahnya Kontrol
Jika kontrol dari suatu perusahaan lemah maka akan
mengakibatkan jatuhnya kartu domino yg lain. Ada 3 alasan
penyebab lemahnya kontrol namun pada kasus ini ditemui satu
alasan, yakni standar yang tidak sesuai. Hal ini dibuktikan bahwa
tidak adanya APD maupun bantuan dari alat berat sehingga para
pekerja melakukan pekerjaan ini secara manual. Hal ini juga
dikarenakan kurangnya pengawasan dari manajemen K3
2. Penyebab Dasar
Penyebab dasar membantu menjelaskan mengapa timbul
tindakan dan kondisi yang tidak standar. Ada dua kategori yang
menjadi penyebab dasarnya, yitu :
a. Faktor pribadi
Ditandai dengan tidak mumpuninya kemmapuan fisik
dari pekerja nya, hal ini dibuktikan dengan usia dari pekerja
yang sudah mencapai umur 50 tahun keatas, meskipun belum
bisa dikatakan sebagai lansia (65-70tahun) namun tetap saja
fisik dari seorang yang berusia 50 dibandingkan 40 pasti
lebih mudah cepat lelah.
b. Faktor Kerja
 Kurangnya pengawasan dari manajemen K3
sehingga membuat pekerja tertimpa balok kayu.
 Kurangnya peralatan. Peralatan yang dimaksudkan
disini adalah penggunaan alat berat, alat berat patut
digunakan ketika kemampuan dari manusia yang
tidak layak.
3. Penyebab Tak Langsung
a. Perbuatan Tak aman
8

 Gagal mengikuti prosedur


 Memangkat tidak layak  Tidak menggunakan
alat khusus untuk menurunkan kayu, seperti beco /
crane.
 Posisi tidak aman  pekerja tersebut dalam posisi
yang tidak aman sehingga membuat balok kayu
terjatuh hingga menimpa tubuhnya, jika saja ada
pengawas yang membantu mengarahkan pasti hal
ini tidak akan terjadi.
 Pekerja juga tidak menggunakan APD yang
sewajarnya digunakan dalam melakukan pekerjaan
berat ini.
b. Kondisi Tak Aman
 Suhu ekstrim hingga menyebabkan pekerja
kelelahan sampai-sampai tidak fokus pada
pekerjaannya.
4. Insiden
 Caught on beam of wood (Tertimpa balok kayu)
 Struck downn
5. Kerugian
 1 pekerja tewas.
 Terhambatnya proses produksi pabrik Latitude Tree
Furniture Malaysia.

Teori domino telah memecahkan masalah mengenai penyebab


utama pada Pabrik Latitude Tree Furniture Malaysia. Menurut
teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi
melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab
kecelakaan kerja yang saling berhubungan sehingga
menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja /
PAK) serta beberapa kerugian lainnya. Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah
gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan
9

ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan


dengan pekerjaan.( Hebbie Ilma Adzim, 2013)

Pabrik Latitude Tree Furniture Malaysia adalah industri formal


yang bergerak di bidang produsen furnitutre rumah tangga, yang
mengkhususkan diri dalam pembuatan dan penjualan mebel kayu dan
komponen terutama mebel kayu karet untuk pasar domestik dan ekspor.
Pada olahan produksinya memiliki potensi bahaya yaitu debu yang
dihasilkan oleh serpihan kayu yang dapat menyebabkan terganggunya
fungsi paru, serpihan kayu yang dapat menyebabkan tertusuknya tangan
hingga terluka, suara mesin yang bising yang lama kelamaan dapat
menggangu pendegaran para pekerja dan potensi bahaya lainnya yaitu
tertimpa balok kayu saat memindahkan kayu. Kondisi industri tersebut
dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih sangat kurang
memadai dan juga kurang mendapatkan perhatian. Hambatan yang terjadi
disebabkan oleh para pekerjanya sendiri yang tidak paham akan konsep
keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga banyak pekerja yang
mengabaikan keselamatan dan kesehatan dirinya sendiri baik melalui
perilaku yang tidak aman ataupun tidak berusaha untuk mengantisipasi
resiko bahaya di saat mereka bekerja dengan menggunakan APD.

Kondisi lingkungan di tempat kilang papan memiliki resiko potensi


bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. Resiko yang dapat
dialami oleh pekerja antara lain tertimpa kayu saat memindahkan kayu,
potensi terjadinya kecelakaan kerja pada mesin pemotongan kayu, potensi
debu dari serbuk kayu yang dapat menyebabkan kerusakan paru. Suara
mesin yang keras dan kontinu dapat membuat gangguan pendengaran bisa
terganggu. Beberapa para pekerja juga mangalami gangguan batuk-batuk
dan sesak nafas, pendengaran dari beberapa pekarjapun sepertinya
berkurang karena mereka baru bisa mendengar suara temannya jika
berteriak . Melihat tingginya risiko terhadap gangguan kesehatan pada
para pekerja kilang maka perlu dilaukan upaya-upaya pencegahan
terhadap kejadian penyakit atau traumatik akibat lingkungan kerja dan
10

faktor manusianya yang salah, upaya yang dapat digunakan salah satunya
yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri serta penggunaan alat berat yaitu
pesawat angkat dan angkut.

4. Kembangkan dan ambilah tindakan perbaikan


Selanjutnya adalah perancangan rekomendasi perbaikan. Dengan
adanya usulan perbaikan yang diberikan nanti perusahaan dapat
mengurangi tingkat kecelakaan dan mencegah adanya kecelakaan yang
serupa lagi dengan sebelumnya. Berikut merupakan usulan perbaikan yang
diberikan:
b. Menempatkan pengawas lapangan dilokasi kerja untuk menegur
para pekerja serta mengawasi tindakan-tindakan mereka
c. Dalam kegiatan pengangkutan barang berat dilakukan sistem sedia
alat yang sekiranya dapat membantu menurunkan / memindahkan
barang berat tersebut, seperti crane, bego, forwarders, dan lain
sebagainya.
d. Rekomendasi perbaikan sikap pekerja berupa jadwal pelatihan K3
tentang penggunaan APD yang akan diselenggarakan oleh pihak
manajemen.
5. Peninjauan ulang / review
Apabila informasi tidak dapat diperoleh hanya dengan bertanya
pada saksi, maka dapat dilakukan peninjauan ulang pada tingkat yang
lebih tinggi dengan menjelaskan ataupun melakukan dengan gerakan
lambat tahap demi tahap apa yang terjadi hingga menyebabkan
kecelakaan. Saat melakukan tahapan itu, harus dipastikan bahwa
semua dalam keadaaan baik-baik saja. Dari kasus tersebut yang harus
dipastikan adalah balok kayu tersebut tidak jatuh untuk yang kedua
kalinya. Reka ulang ini untuk menggambarkan kejadian yang
sesungguhnya, merupakan fase yang sangat kritis untuk memperbaiki
seluruh penyebab-penyebab yang teridentifikasi.
Hal ini dilakukan dengan alasan :
a. Membuktikan bahwa masalah telah ditetapkan dan dipecahkan
11

Menurut analisa teori domino yang sudah didapatkan


diatas, dijelaskan bahwa penyebab kecelakaan adalah
kemampuan fisik pekerja yang tidak mumpuni (hal ini dapat
dilihat dari umur pekerja) serta pengawasan dilapangan yang
kurang hingga menyebabkan pekerja berani mengambil
tindakan mengangkat balok kayu tanpa seorang rekan lainnya
dengan cara manual tanpa bantuan alat. Reka ulang ini
dilakukan untuk menetapkan masalah yang didapat dari teori
domino agar tidak merembet ke dugaan-dugaan berikutnya
b. Menentukan siapa-siapa yang harus mengetahuinya
 Para pekerja lain yang berada dalam satu lokasi kejadian
atau divisi lain yang letaknya berdampingan dengan lokasi
kejadian.
 Supervisor
 Pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar
keselamatan dan kesehatan kerja dapat berjalan dengan
baik.
c. Menganalisa mengapa progam keselamatan tidak dapat
mengendalikan bahaya
6. Melaksanakan tindakan efektif ( saran-saran solutif)
Hal ini dilakukan untuk menentukan solusi yang diusulkan untuk
melakukan koreksi keadaan yang tidak aman, serta dalam jangka
panjang digunakan untuk memperbaiki sistem yang ada. Saran - saran
tersebut adalah :
- Seharusnya para pekerja lebih tau terhadap kemampuan fisiknya,
apakah pekerjaan ini sesuai dengan kemampuan yang ia miliki atau
tidak.
- Pihak perusahaan seharusnya selalu menempatkan alat-alat berat
yang sebaiknya digunakan jika memang kekuatan manusia tidak dapat
menanganinya.
12

- Seorang supervisor sebaiknya selalu memberikan pengawasan


kepada para pekerja nya dengan tegas tentang penggunaan APD atau
alat kerja lainnya.
Tak hanya berupa saran-saran solutif tetapi dalam investigasi ini
dapat ditarik kesimpulan mengenai rekomendasi perbaikan yang ada.
Perbaikan ini bisa mencakup hierarki pengendalian yang ada :
a. Memberikan pelatihan/training mengenai prosedur kerja pada
bidang ini secara berkala kepada setiap pekerja kurang lebih 1
kali dalam sebulan.
b. Menugaskan tim oengawas khusus dari perusahaan untuk
mengawasi pekerja ketika melakukan aktivitas yang beresiko
terhadap keselamatannya. Yang mana gunanya untuk
mengontrol dan menindaklanjuti atas setiap kecerobohn dan
kesalahan kerja yang dilakukan pekerja di lapangan.
c. Melakukan pengecekan secara rutin dan berkala terhadap
kondisi fisik dan kesehatan pekerja.
d. Mengeluarkan aturan tegas dan sanksi atas setiap pelanggaran
aturan standar operasional yang telah dibuat dan ditetapkan
oleh perusahaan.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan
bahwa
 .

4.2 Saran

 Teruslah berinovasi, asahlah kreatifitas kalian, jangan pernah malu

bertanya dan jangan pernah berhenti belajar dari pengalaman

11
DAFTAR PUSTAKA

http://us.tomonews.com/malaysian-man-crushed-by-logs-in-workplace-mishap-
3311619

12

Anda mungkin juga menyukai