PERBENGKELAN
Oleh:
Hari Sulistiyo A1C020039
Kukuh Adji Ferdinantara A1C020071
Muhsin Qudhori A1C020037
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
III. PEMBAHASAN...............................................................................................4
A. Kecelakaan Kerja......................................................................................4
B. Landasan Hukum Kecelakaan Kerja di Indonesia....................................4
C. Prinsip K3..................................................................................................4
D. Hubungan K3 dengan Kedisiplinan Produktifitas Kerja...........................6
E. Bentuk-bentuk Kecelakaan Kerja..............................................................7
F. Klasifikasi Kecelakan Kerja....................................................................10
IV. Pengelolaan Resiko dalam K3........................................................................13
V. PENUTUP......................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................17
DAFTAR PPUPSTAKA........................................................................................18
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
III.PEMBAHASAN
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda
(Permenaker No. 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semula
kejadian yang tidak direncanakan yang menyababkan atau berpotensial
menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainya (Standar AS/NZS
4801:2001). Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut OHSAS 18991:2007
adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan
cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahanya) kejadian kematian atau
kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
1. UUD1945 Pasal 27 Ayat 2 yang menyatakan :" setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
3. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi NO: PER,01/NEN/1981
tentang penyakit-penyakit akibat kerja yang perlu dilaporkan.
4. Peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.per 02/Men/1980 tentang
pemeriksaan tenaga kerja dalam menyelenggarakan keselamtan kerja.
C. Prinsip K3
4
Penyakit akibat kerja dapat disebabkan oleh adanya paparan terhadap suatu
bahaya (hazard) zat maupun aktivitas yang memiliki risiko mengganggu
kesehatan atau menimbulkan penyakit. Bahaya dapat berupa bahaya fisika
(contoh: pencahayaan, suhu, tekanan, getaran, radiasi), kimia (zat-zat yang telibat
dalam proses produksi dari bahan baku hingga produk dan limbah), biologi
(bakteri, virus, jamur), ergonomi (seperti posisi dan pergerakan yang terus-
menerus dan menimbulkan kelelahan), sampai psikologis. Berbagai hal ini jika
terpapar pada pekerja pada jumlah dan waktu tertentu dapat menyebabkan
gangguan kesehatan.
Apabila aturan keselamatan dan kesehatan kerja tidak sepenuhnya
dilaksanakan oleh karyawan, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
lebih besar dibandingkan dengan tempat lain yang secara sungguh-sungguh
melaksanakan aturan keselamatan dan kesehatan kerja. Kecelakaan tidak terjadi
kebetulan melainkan ada sebabnya, kecelakaan tersebut dapat dicegah dengan
cara melepaskan penyebabnya dan mencari apa penyebab kecelakaan sangat
penting, karena hal itu akan dapat membantu upaya mencegah terjadinya
kecelakaan sesedikit mungkin. Kecelakaan kerja mungkin disebabkan oleh
tindakan yang berbahaya dan kondisi yang membahayakan, yang perlu diketahui
dan diperhatikan adalah bahaya yang ada pada setiap jenis pekerjaan. Berdasarkan
hal tersebut, maka sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, untuk
selanjutnya dengan usaha-usaha koreksi penyebab kecelakaan dapat dicegah dan
tidak berulang kembali. Usaha pencegahan kecelakaan kerja sangat penting untuk
menghindari kerugian yang besar, karena perusahaan harus menanggung biaya
kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah atau diantisipasi dengan memahami
Keselamataan dan Kesehatan Kerja (K3). Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) harus memegang prinsip K3 sebagai berikut:
a. Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
b. Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
c. Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai
20 %
d. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
5
e. Peran pimpinan sangat penting & menentukan.
D. Hubungan K3 dengan Kedisiplinan Produktifitas Kerja
6
merupakan tahap yang lebih sulit. Tahap perawatan membutuhkan
konsistensi bekerja secara berkesinambungan.
5. Shitsuke (Rajin), rajin berhubungan dengan pembiasaan. Bertujuan agar
seseorang terbiasa membina displin diri, mampu dan berani mengubah
perilaku ke arah yang lebih baik secara konsisten. Perubahan perilaku
harus sesuai dengan nilai-nilai budaya. Usaha perubahan dilakukan secara
terus menerus untuk meningkatkan prestasi kerja. Melakukan yang boleh
dilakukan dan mematuhi larangan atau peraturan.. Segera mungkin
melakukan perbaikan bagi yang mendapat kritik dan saran.
Kecelakaan kerja terjadi disaat yang tidak terduga. Kecelakaan kerja dapat
merugikan berbagai pihak yang terkait. Kecelakaan kerja terjadi memiliki sebab
dan akibat. Berikut bentuk-bentuk kecelakaan kerja menurut Bagaskara (2022):
1. Kecelakaan akibat human error
Kecelakaan akibat human error terjadi akibat kecerobohan pekerja.
Kecelakaan ini dapat diminimalisir dengan regulasi SOP dan jam
kerja yang optimal. Contoh kecelakaan akibat human error, yaitu
sebagai berikut:
a. Tertimpa objek di tempat kerja
b. Terpeleset atau terjatuh
c. Terkena benda tajam atau mesin
d. Cedera otot
7
Gambar 1. Kecelakaan akibat human error
8
d. Kontak dengan bahan berbahaya
e. Terkena arus listrik
9
Gambar 5. Bahan-bahan berbahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja.
Menurut Bird & German (1990), terdapat tiga klasifikasi kecelakan kerja,
yaitu sebagai berikut:
1. Accident, yaitu kecelakaan yang menimbulkan kerugian baik bagi pekerja
maupun objek.
2. Incident, yaitu kecelakaan yang tidak menimbulkan kerugian bagi pekerja
maupun objek.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka atau kejadian yang hampir
menimbulkan incident atau accident.
10
Gambar 6. Kecelakaan pekerja accident.
Apabila berdasar dengan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dapat dibagi
menjadi beberapa jenis menurut (Sedarmayanti, 2011), yaitu sebagai berikut:
1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja
2. Kecelakaan kerja pada saat waktu bekerja
3. Kecelakaan di perjalanan
4. Penyakit akibat kerja
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada
hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali setelah beristirahat
selama beberapa hari.
2. Kecelakaan kerja sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan
pengobatan dan perlu istirahat selama beberapa minggu.
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
kegagalan fungsi tubuh.
11
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku pekerja yang kurang hati-hati atau
ceroboh atau karena pengaruh lingkungan (Widodo, 2015). Terdapat penebab
kecelakaan menurut Ramli (2010), yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu faktor-faktor lingkungan fisik
yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman,
penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai
yang berminyak, dan lain-lain.
2. Tindakan berbahaya (unsafe act), yaitu faktor-faktor lingkungan fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan
yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang
berminyak, dan lain-lain.
Ridley (2008) menjabarkan lagi penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan
kerja, berikut penyebab-penyebab kecelakaan kerja:
1 Situasi kerja, yaitu disebabkan karena manajemen yang kurang dan
standar kerja yang minim.
2 Kesalahan orang, yaitu disebabkan karena keterampilan dan
pengetahuan yang kurang serta perhatian yang kurang.
3 Tindakan tidak aman, yaitu tidak menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja dan tidak mengikuti metode kerja yang ditentukan
karena ingin mengambil jalan pintas.
4 Kecelakaan, yaitu salah satu kejadian tidak terduga akibat kontak
dengan hal yang berbahaya.
Rachmawati (2018) mengelompokkan faktor-faktor kecelakaan kerja dengan
memperhitungan individu dan lingkungan.
1 Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban,
cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara,
dan lain-lain.
2 Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan
benda-benda padat.
3 Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-
tumbuhan.
12
4 Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.
5 Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara
pekerja atau dengan pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.
1 Teknik Eliminasi
Semua potensi yang bahaya yang akan muncul dihilangkan
13
2 Substitusi
Potensi bahaya yang muncul diganti atau dialihkan ke potensi
bahaya yang risiko dampaknya lebih kecil. Bahaya tetap ada, tetapi
intensitasnya relatif berkurang.
3 Isolasi
Bahaya yang timbul diisolir atau diamankan. Potensi dari bahaya
tetap ada namun dampaknya berkurang atau sudah hilang.
4 Engineering
Pengelolaan engineering adalah pengelolaan risiko yang didasarkan
pada aspek-aspek teknis seperti:
Menjaga jarak yang aman
Penggunaan sistem pengaman dan pelindung
Proses tertutup
14
5 Administrative control
Pengelolaan akan risiko bahaya dilakukan melalui pendekatan
administratif atau manajemen seperti :
1) Pengaturan waktu kerja (shiff kerja)
2) Prosedur kerja aman (SOP)
3) Rotasi
Pemilihan/seleksi pekerja
6 Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah instrumen yang melekat pada pekerja
yang bertujuan melindungi pekerja dan meminimalisir apabila terjadi
kecelakan. Sedangkan alat pengaman kerja adalah alat bantu dalam
proses pelaksanaan proyek berupa rambu-rambu yang memiliki arti
tertentu.
15
16
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda
(Permenaker No. 03/MEN/1998).
2. Prinsip K3 adalah memandang kecelakaan bukan sebuah nasib namun
kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah. oleh karena itu,
peran pimpinan sangat penting & menentukan.
3. Klasifikasi kecelakaan kerja dapat dilihat dari penyebabnya. Penyebab
kecelakaan dapat terjadi akibat individu tersebut maupun karena lingkungan.
Penyebab kecelakaan individu yaitu human error. Sedangkan penyebab
kecelakaan akibat lingkungan yaitu environtment hazard.
17
DAFTAR PPUPSTAKA
Austen, A.D. dan Neale, R.H. 1991. Memanajemeni Proyek Konstruksi, Penerbit
PT.Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Armanda D, Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan, Jakarta
Ervianto, W.I. 2007. Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Jakarta
Ridley J. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
OHSAS 18001, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta
18