DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
dr. KARTIKA DAMAYANTI dr. NUR RAHMAWATI M.
dr. LAKSITA ARUNA PUTRI dr. PRAYOGA ADINAWER S
dr. LIA LARASWATI dr. PUTU SRI AGUNG P.K
dr. LUCIANA DEWI dr. RAHAYU LARASATI H
dr. MAIMUNAH RAHMAWATI dr. RATNA FITRIAH IKE S.N
dr. MARITA PURI YULI STIANA dr. TIKA GUSTIA SARASWATI
dr. MUHFLIKATUR RASYIDAH dr. TSULUTSI NABILLA S.
dr. NEFRIZAL WICAKSONO dr. VITO CAMBODIAWAN
dr. NIDA NABILA AKMAL dr. WENDY RACHMADHANY
dr. NINA FITRIANA dr. WIJI MULYANINGSIH
dr. NOOR ALIA SUSIANTI dr. YUDI FERIANDI
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME atas segala rahmar dan karunia Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan perusahaan dengan aspek
keselamatan kerja dan penanggulangan bahaya kebakaran pada kunjungan ke PT Adi Satria
Abadi di Kabupaten Bantul Provinsi Yogyakarta.
Kunjungan yang kami lakukan ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam
pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi dokter perusahaan yang diselenggarakan oleh
Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi D.I. Yogyakarta. Kunjungan ini sekaligus
sebagai evaluasi peserta terhadap pelatihan yang telah diberikan pada hari-hari sebelumnya
sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk menjadi dokter perusahaan.
Kami ucapkan terima kasih kepada para pengajar dan pembimbing dari Balai
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Provinsi D.I. Yogyakarta dan jajaran direksi, manajemen,
dan para pekerja PT Adi Satria Abadi serta rekan-rekan sejawat pelatihan hiperkes yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Demikian laporan ini dibuat sehingga bisa
menjadi acuan dan referensi dalam penerapan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya kemajuan di era globalisasi, tuntutan dalam
pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkemanusiaan semakin
meningkat. Dunia usaha tidak lagi hanya bergantung dari kuantitas produksinya,
namun juga memerlukan kualitas yang terbaik untuk bersaing secara sehat. Untuk
mendukung itu semua diperlukan tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat,
selamat dan nyaman dan menjamin peningkatan produktivitas kerja. Berbagai
peraturan dan keputusan pemerintah nasional dan internasional telah dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan dunia akan sumber daya manusia yang berkualitas.
ILO (International Labour Organization) memaparkan bahwa, setiap tahun di
seluruh dunia, 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini,
354.000 mengalami kecelakaan fatal. Di samping itu, setiap tahun ada 270 juta
pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta orang yang terkena
penyakit akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja
ini amat besar. ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaan
kecelakaan dan penyakit penyakit akibat kerja setiap tahun leih dari USS 1,25
triliun atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP).
Indonesia sendiri telah begitu lama memiliki undang-undang yang melindungi
tenaga kerja, namun perkembangan maupun penerapannya dapat dikatakan sedikit
terhambat dan masih membutuhkan banyak dukungan. ILO pun juga mempunyai
pendapat yang sama bahwa apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan
dan kesehatan pekerja adalah hak asasi manusia yang mendasar, yang bagaimanapun
juga tetap harus dilindungi, baik sewaktu negara tengah mengalami pertumbuhan
ekonomi maupun ketika tengah dilanda resesi.
Pada hari Jumat, 22 Januari 2016 telah dilakukan kunjungan ke salah satu
industri kulit di PT Adi Satria Abadi di daerah Kabupaten Bantul Provinsi D.I.
Yogyakarta. Dalam kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam proses
kerja, dan dari data tersebut akan dilakukan analisis masalah yang selanjutnya
diupayakan alternatif pemecahan masalah.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor keselamatan dan kecelakaan kerja di PT Adi Satria
Abadi
b. Tujuan Khusus
i. Mengidentifikasi potensi bahaya mekanik di PT Adi Satria Abadi
ii. Mengidentifikasi potensi bahaya listrik di PT Adi Satria Abadi
iii. Mengidentifikasi potensi bahaya bahan kimia di PT Adi Satria Abadi
iv. Mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran dan peledakan di PT Adi
Satria Abadi
v. Mengidentifikasi adanya APAR (Alat pemadam Api Ringan) di PT
Adi Satria Abadi
vi. Mengidentifikasi penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di PT Adi
Satria Abadi
vii. Mengidentifikasi adanya organisasi K3 dan Unit Tanggap Darurat
C. Manfaat
a. Bagi Peserta Pelatihan
Memahami pelaksanaan kunjungan perusahaandengan melakukan
identifikasi bahaya potensial serta upaya pencegahan gangguan
padakeselamatandankesehatankerja dan mengetahui masalah yang
berhubungan dengan faktor yang tidak sesuai di lingkungan kerja dan akibat
yang ditimbulkannya
b. Bagi Perusahaan
Memperoleh informasi tentang bahaya potensial keselamatan dan
kesehatan kerja yang ditemukan di lingkungan kerja, sehingga dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan efektivitas program
pencegahan bahaya potensial keselamatan dan kesehatan kerja
c. Bagi Pekerja
Teridentifikasinya bahaya potensial keselamatan dan kesehatan kerja
di lingkungan kerja PT Adi Satria Abadidan terhindarnya pekerja dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Keselamatan Kerja
2.1.Definisi
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengelolaan, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, 1991).
Keselamatan kerja diatur dalam UU No 1 tahun 1970.
IDENTITAS PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : PT Adi Satria Abadi
2. Jenis Perusahaan : Perusahaan penyamakan kulit
3. Alamat Perusahaan : Desa Banyakan II, Kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta
4. Jumlah Tenaga Kerja : 230 pekerja (196 orang laki-laki dan 34 orang perempuan)
5. Tanggal Kunjungan : 15 September 2017
PROSES PRODUKSI
1. Bahan yang diperlukan :
a. Bahan Baku : Kulit Kambing, Kulit Domba yang dipasok dari :
i. Lokal : Jawa Timur, Jawa Barat dan Rembang.
ii. Impor : Kenya, Nigeria, Etiopia
b. Bahan Tambahan : Digunakan untuk proses kulit dan pewarnaan kulit
i. NaCl (Garam)
ii. Soda Kue
iii. Sodium Asetat
iv. Pro Enzim
v. Kromosal B
vi. Sodium Sulfat
vii. Prevantol (Anti Jamur)
viii. Bedak
ix. Pewarna (sesuai permintaan costumer. Hitam, biru, cokelat, merah, dll)
2. Mesin / Peralatan Kerja yang digunakan :
a. Drum Kayu
b. Mesin Shaving
c. Mesin Setter
d. Drum
e. Batu milling
f. Mesin staking
g. Mesin buffing
h. Toggle
i. Mesin polish
j. Mesinukur
k. Mesin packaging
3. Proses Produksi : Proses produksi mulai dari kulit datang sampai packaging
memakan waktu 30 hari (1 siklus)
KESREK
Proses menghilangkan sisa daging pada kulit
TANNING
Proses pencampuran bahan kimia untuk melemaskan kulit.
selama 3 hari
SORTING
Proses mensortir kualitas kulit berdasarkan corak yang
terdapat pada kulit akibat kutu, dan perilaku hewan pada
saat hidup.
SHAVING
Proses untuk mengatur ketebalan kulit berdasarkan
permintaan konsumen.
Selama 1-2 hari
TRIMMING
Proses merapikan sisi kulit dengan gunting
DYING
Proses pewarnaan sesuai permintaan konsumen
Selama 2 hari
ENZYN SETTER
Proses pemerasan dan mengoptimalkan luas kulit
HUNGING
Proses pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari
atau blower (jika cuaca buruk)
Selama 1 hari
MILLING
Proses pelemasan kulit dengan memukul kulit dengan
bola.
Selama 20 menit
TRIMMING
Proses merapikan sisi kulit dengan gunting
STACKING
BUFFING POLISH
Proses meratakan bagian luar kulit. Proses meratakan, menghaluskan dan
mengkilapkan bagian dalam kulit
TOGLING
Proses merentankan meng oven kulit dengan suhu 50-
60o C selama 5 menit untuk mendapatkan luas
optimal dan mencegah kerutan pada kulit.
GUDANG FINISHING
Pengukuran
Proses pengukuran lembar kulit dengan mesin otomatis.
Packing
Proses mengemas kulit berdasarkan kualitas kulit
SPRAY
Proses untuk meningkatkan kualitas kulit dan dilakukan
hanya sesuai permintaan konsumen.
4. Barang yang dihasilkan :
a. Produk Utama : Kulit kambing dan domba untuk bahan baku pembuatan
sarung tangan golf.
b. Bahan Sampingan : Kulit kambing dan domba untuk bahan baku pembuatan
sarung tangan kerja
Chamois untuk bahan baku pembuatan kanebo
5. Limbah :
a. Cair : Sisa limbah cair yang dihasilkan selama proses produksi akan di
alirkan dan di proses di Instalasi Produksi Air dan Limbah (IPAL). Proses ini
dilakukan penyaringan zat dan bahan padat yang terkandung, sehingga
terbentuk endapan yang nantinya masuk ke limbah padat dan limbah cair yang
yang lebih bersih. Setelah terurai, air akan dialirkan kesungai sebagai tempat
pembuangan akhir.
b. Padat : Sisa bahan setelah penyamakan (serbuk bekas kulit), endapan dari
limbah cair, dan sampah rumah tangga tersimpan di TPS. Sebulan sekali
limbah tersebut akan diambil dan dibuang ke daerah Cileungsi, Bogor.
8. Masalah penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang kurang disiplin dan kurang
memadai bisa membahayakan diri sendiri pada saat bekerja.
Pengendalian yang harus dilakukan : memperketat regulasi pemakaian APD dan
memperbaiki APD perusahaan.
2. BAHAYA LISTRIK
Alat pemadam api ringan (fire extinguisher) yang biasa disingkat dengan APAR
adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil.
Pada umumnya APAR berentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang
bertekanan tinggi. Dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja (K3), APAR merupakan
peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap perusahaan dalam mencegah terjadinya
kebarakan yang dapat mengancam keselamatan kerja dan aset perusahaan.
Dalam hal penggunaan APAR, PT Adi Satria Abadi mengunakan APAR jenis serbuk
kimia (dry chemical powder) terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari
mono-ammonium dan ammonium sulfta. APAR jenis ini tidak disarankan untuk digunakan
dalam industri karena akan mengotori dan merusak peralatan.
APAR yang tercatat dalam perusahaan ini berjumlah 22 tetapi yang dapat terlihat
hanya 8 buah.
10. Toggling Fisika (Jatuhan Masker, sarung Masker, sarung Hanya sebagian
benda dan tangan, helm, tangan kain, yang memakai
Panas), apron, kacamata, apron APD
mekanik, sepatu safety
ergonomis
ORGANISASI K3
Organisasi Program Keterangan
P2K3 Job Safety Analysis Tidak Ada, Belum ada tim P2K3 (masih dalam
proses di Disnaker dan hanya memiliki 1 orang
ahli K3 Kimia)
Evaluasi SOP Ada, Sesuai dengan kebutuhan perusahaan namun
jarang dilaksanakan dan tidak setiap tahun
dievaluasi
Identifikasi Potensi Ada, namun tidak komprehensif dan hanya
Bahaya dilakukan apabila ada kunjungan mahasiswa PKL
(hanya kebisingan saja). Bahaya kebakaran
dilakukan melalui bantuan Dinas Pemadam
Kebakaran saat pelatihan pemadam kebakaran
Pengujian Lingkungan Ada, namun tidak komprehensif dan hanya
Kerja dilakukan apabila ada kunjungan mahasiswa PKL
(hanya kebisingan saja)
Pengujian Keselamatan Dahulu pernah dilakukan dengan balai hiperkes
Kerja
Unit Penanggulangan
Tanggap Kebakaran :
Darurat Identifikasi Potensi Ada, dibantu oleh Dinas Pemadam Kebakaran
Bahaya Kebakaran
Regu Pemadam Tidak ada, namun telah dilatih 1 orang di setiap
Kebakaran unit produksi.
APAR Di setiap bagian Gedung terdapat minimal 1, total
22 Unit APAR. Kadaluarsa pada Februari-Maret
2018, sebagian besar dilakukan pengecekan 1
tahun sekali, terdapat beberapa APAR yang tidak
dilakukan pengecekan berkala, terdapat APAR
yang overcharge dan undercharge (jarum kuning
penunjuk tekanan berada di luar area hijau pada
manometer APAR), diperiksa oleh perusahaan
pihak ketiga (CV Wahana Tunggal) setahun sekali.
Alat Pemadam APAR dengan isi dry chemical
Kebakaran Tidak Ada
-Hydrant System Tidak Ada
-Sprinkler
Organisasi Program Keterangan
Sistem Alarm Tidak ada
Kebakaran : Tidak ada
-Alarm Otomatis Tidak ada
-Alat Deteksi Api Dini
-Ruang Panel
Kebakaran
Jalur Evakuasi Ada, terdapat tanda penunjuk arah evakuasi namun
jumlahnya masih kurang dan belum menggunakan
tanda yang bersifat fluorescent.
Tanda evakuasi mengarah menuju Lorong utama
(2 lorong) menuju Assembly Point (Titik
Berkumpul)
Assembly Point Area lapangan yang terletak di Depan masjid dan
depan gedung pabrik dengan luas + 500m2
Sepanjang tahun 2017 (Januari s.d September) dilaporkan terdapat tiga kasus
kecelakaan kerja yang bersifat minor berupa tergoresnya punggung tangan pekerja oleh
mesin pada proses shaving.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Terdapat potensi bahaya kecelakaan kerja pada aspek bahaya Fisika, Kima, Biologis, dan
Ergonomis yang tidak dilakukan identifikasi secara berkala dan komprehensif.
2. Perusahaan sudah mengatur Penggunaan APD, tetapi perlu ditingkatkan lagi pada aspek
kesesuaian APD dengan bahaya potensial serta didukung kesadaran masing masing
individu pekerja yang masih perlu ditingkatkan pula.
3. Sistem penyediaan dan penggunaan APAR cukup baik
4. Tim P2K3 belum terbentuk
5. Unit tanggap darurat bahaya kebakaran belum ada secara khusus.
6. Hanya terdapat alat pemadam kebakaran APAR, tidak terdapat Hydrant System, dan tidak
ada sistem alarm kebakaran otomatis.
SARAN
1. Melakukan identifikasi secara berkala dan komprehensif terhadap potensi bahaya
kecelakaan kerja pada aspek bahaya Fisika, Kima, Biologis, dan Ergonomis
2. Meningkatkan jenis dan kesesuaian APD dengan bahaya potensial yang terdapat di
Perusahaan dan meningkatkan kesadaran masing masing individu pekerja terhadap
penggunaan APD terutama pada unit dengan bahaya potensial tinggi
3. Sistem penyediaan dan penggunaan APAR lebih ditingkatkan baik jumlahnya sesuai
dengan standar Permenaker No PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat pemasangan
dan pemeliharaan APAR.
4. Segera membentuk tim P2K3
5. Membentuk Unit tanggap darurat bahaya kebakaran secara khusus dan melakukan
pelatihan berkala.
6. Membangun instalasi Hydrant System dan menyediakan sistem alarm kebakaran
otomatis.