Anda di halaman 1dari 22

DINAS TENAGA KERJA DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL

PROVINSI BALI

DASAR DASAR KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA

I MADE RIKA AGUSTIKA, S.SOS.


SEJARAH KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Sejak jaman dahulu manusia melakukan pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila terjadi kecelakaan
yang menyebabkan cedera atau luka maka dengan akal
pikirannya mereka mencegah terulangnya kecelakaan serupa.
Selama pekerjaan masih dikerjakan secara perorangan atau
kelompok kecil maka usaha pencegahan tidaklah terlalu sulit.
Sifat ini segera berubah pada abad 18 sejak dimulainya
revolusi industri yakni sewaktu umat manusia dapat
memanfaatkan hukum alam dan dipelajari sehingga menjadi
ilmu pengetahuan dan diterfapkan secara praktis.
Revolusi Industri di Inggris
Banyak terjadi kecelakaan kerja.
Banyak korban.

Pengusaha
Resiko Pekerjaan.
Ditanggung sendiri.
Diganti dengan TK baru.

Pekerja
Mendesak pengusaha mengambil langkah langkah yang
positif.
Di Amerika Serikat ganti rugi korban.

Di Inggris tidak dapat ganti rugi korban.

Peraturan perundangan merugikan korban

salah atau benar.


Berlakunya peraturan perundangan sebagai permulaan dari
gerakan keselamatan kerja dalam usaha pencegahan
kecelakaan industri.

Industrial Accident Prevention H.W. Hendrich 1931


dianggap sebagai suatu titik awal gerakan
keselamatan kerja yang terorganisir dan terarah.
Di Indonesia 1847.
Pengawasan bukan pemakaian pesawat uap

kebakaran pemakaian mesin uap.

Pengawasannya pada waktu itu diserahkan pada instansi Dienst


Van Het Stoomwezen. Untuk pertama kalinya di Indonesia
pemerintah secara nyata mengadakan usaha perlindungan bagi
tenaga kerja dari bahaya kecelakaan
TK Belanda.
1905 Statsblad No.521 Veiligheid Reglement
1910 Statsblad No.406 Dinas Stoomwezen
1930 Stoom Ordonantie dan Stoom Verordening
berkembangnya type dan model pesawat uap.
1931 Bahan bahan mengandung racun
Pabrik cat, accu, percetakan.

1932 & 1933 Pabrik petasan.

1938 & 1939 Jalan Rel Kereta Api, Loko dan


Gerbongnya.

1970 Undang-Undang Keselamatan Kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara filosofi adalah


pemikiran dan upaya untuk menjamin keadaan,
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju
pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga
kerja pada khususnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara Keilmuan adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang
mempelajari tentang cara pencegahan dan pengendalian
kecelakaan kerja di tempat kerja.

Keselmatan dan Kesehatan Kerja secara Praktis adalah


merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama
melakukan pekerjaan di tempat kerja serta begitu pula
bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun
sumber dan proses produksi dapat secara aman dan
efisien dalam pemakaiannya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara Hukum adalah


Himpunan ketentuan yang mengatur tentang pencegahan
kecelakaan untuk melindungi tenaga kerja agar tetap
selamat dan sehat.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
yang dapat menimbulkan kerugian harta benda
dan atau korban manusia termasuk penyakit
akibat kerja.

Aman dan Selamat adalah bebas dari mala petaka ( bebas dari
bahaya ).

Tindakan Bahaya adalah perbuatan yang menyimpang dari


tata cara atau prosedur aman.

Kondisi Berbahaya adalah keadaan lingkungan kerja yang


memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Sehat adalah suatau kondisi seseorang yang terbebas dari


penyakit baik fisik maupun mental.
Penyakit akibat kerja adalah keadaan terganggunya kesehatan
seseorang yang diakibatkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah kadar tertinggi suatu zat di


lingkungan kerja yang tidak akan mengakibatkan
gangguan kesehatan terhadap pekerja terpapar
terus menerus selama 8 (delapan) jam sehari dan
40 (empat puluh) jam seminggu.

Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


1. Setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja dalam
keadaan selamat dan sehat.
2. Setiap sumber produksi dipergunakan secara aman dan
efisien.
3. Proses produksi dapat berjalan lancar.
KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan Industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan


yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau
bahaya kerja.

Kecelakaan dalam perjalanan (Commuty Accident) yaitu


kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja dalam kaitannya
dengan adanya hubungan kerja.

Unsur-unsur Kecelakaan
Tidak diduga semula dan tidak diinginkan.
Mengganggu proses.
Mengakibatkan kerugian fisik dan material.
SEBAB KECELAKAAN
Sebab Dasar / Asal Mula
Sebab dasar adalah merupakan sebab atau faktor yang
mendasari secara umum terhadap kejadian kecelakaan.
Diantaranya :
1. Partisipasi pihak manajemen/pimpinan perusahaan dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Faktor manusia atau dalam hal ini pekerja.
3. Faktor kondisi lingkungan kerja.

Sebab Utama
Ini disebabkan adanya faktor dan persyaratan yang belum
dilaksanakan. Apabila pimpinan perusahaan/manajemen
telah melaksanakan program-program K3 diperusahaannya,
sebab ini tidak akan timbul.
Sebab Utama :
1. Kondisi tidak aman ( unsafe conditions ) dari :
- Mesin, peralatan, pesawat, bahan.
- Lingkungan.
- Proses.
- Sifat Pekerjaan.
- Cara Kerja.
2. Perbuatan tidak amam ( unsafe actions ), yaitu
perbuatan bahaya dari manusia, yang didalam beberapa hal
dapat dilatar belakangi oleh faktor-faktor :
- Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan.
- Cacat tubuh tidak ketara.
- Keletihan dan kelesuan.
- Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.
AKIBAT KECELAKAAN
a. Kerugian ekonomi.
- Kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan.
- Biaya pengobatan dan perawatan korban.
- Tunjangan kecelakaan.
- Hilangnya waktu kerja.
- Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.

b. Kerugian yang bersifat non ekonomi.


Penderitaan si korban baik itu berupa kematian, luka/cidera
berat maupun ringan.
Penderitaan keluarga bila korban meninggal atau cacat.

PENCEGAHAN KECELAKAAN
Pencegahan kecelakaan adalah ilmu dan seni, karena
menyangkut masalah sikap dan prilaku manusia, masalah
tehnis seperti peralatan dan mesin, dan masalah lingkungan.
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan karena lemahnya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Partisipasi
manajemen sangat menentukan keberhasilan pencegahan
kecelakaan. Dengan demikian seorang pimpinan unit harus mampu
memahami program pencegahan kecelakaan, memahami standar,
pencapaian standar, membina, mengukur dan mengevaluasi
ferformance bawahannya.

KONTROL
PROGRAM TERPADU METODE
KOORDINASI PENCEGAHAN
PENGAWASAN KECELAKAAN

SIKAP
PENGAWASAN TERARAH PENGETAHUAN
KEMAMPUAN
TAHAPAN POKOK PENCEGAHAN KECELAKAAN

ORGANISASI K3
STRUKTURAL SAFETY DEPARTEMENT

FUNGSIONAL SAFETY COMMITTEE

A. PEMIMPIN
B. TEKNISI
C. DUKUNGAN MANAJEMEN
D. PROSEDUR YANG SISTEMATIS, KREATIFITAS,
PEMELIHARAAN MOTIVASI DAN MORAL PEKERJAM

MENEMUKAN FAKTA DAN MASALAH


SURVEY, INSPEKSI, OBSERVASI, INVESTIGASI, REVIEW.
ANALISIS
FAKTA & MASALAH DIPECAHKAN

SEBAB UTAMA MASALAH


TINGKAT KEKERAPAN
LOKASI
KAITANNYA DENGAN MANUSIA MAUPUN KONDISI

PEMILIHAN/PENETAPAN ALTERNATIF/PEMECAHAN
Dari berbagai alternatif pemecahan, perlu diadakan seleksi untuk
ditetapkan satu pemecahan yang benar benar efektif dan efisien
serta dapat dipertanggung jawabkan.

PELAKSANAAN
Apabila sudah dapat ditetapkan alternatif pemecahan maka harus
diikuti dengan tindakan atau pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Agar tidak terjadi penyimpangan maka diperlukan pengawasan.
LANGKAH LANGKAH MENANGGULANGI KECELAKAAN KERJA
MENURUT ILO
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
Dengan adanya pembentukan peraturan perundangan yang
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
yang menyangkut syarat-syarat K3 dapat mengurangi atau
mencegah secara dini terjadinya kecelakaan kerja.

STANDARISASI
Baik buruknya K3 di tempat kerja diketahui melalui pemenuhan
standar misalnya alat-alat pelindung diri dan alat-alat industri
sesuai syarat-syarat K3.

INSPEKSI
Adalah suatu kegiatan untuk membuktikan apakah kondisi di
tempat kerja sesuai dengan peraturan perundangan dan standar
yang berlaku.
RISET TEKNIS
Adalah suatu penelitian untuk mendapatkan data, sifat-sifat dan ciri-ciri
bahan berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-
alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan
debu atau penelaahan bahan-bahan dan peralatan lainnya.

RISET MEDIS
Adalah suatu penelitian untuk mendapatkan data tentang efek
psikologi, patologis, faktor-faktor lingkungan dan keadaan fisik yang
menyebabkan kecelakaan.

RISET PSIKOLOGIS
Adalah suatu penelitian tentang pola-pola kejiwaanyang menyebabkan
terjadinya kecelakaan.

RISET STATISTIK
Adalah suatu penelitian yang menyangkut dengan jenis kecelakaan,
banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebab –
sebab lainnya.
PENDIDIKAN
Adalah penyampaian materi K3 dalam sekolah-sekolah, kursus, atau
kurikulum teknis dan lain-lain.

LATIHAN
Adalah latihan praktek bagi tenaga kerja khusunya tenaga kerja baru
dalam K3 disamping untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan
ketrampilan K3 bagi tenaga kerja.

PERSUASI
Adalah merupakan suatu aneka cara penyuluhan dan pendekatan
bidang K3 untuk menimbulkan sikap mengutamakan K3 dengan tidak
menerapkan dan tidak memaksakan melalui sanksi-sanksi.

ASURANSI
Adalah insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan misalnya
dengan diterapkannya pembayaran premi yang lebih rendah terhadap
perusahaan yang memenuhi syarat K3 dan mempunyai tingkat
kekerapan dan keparahan kecelakaan yang kecil di perusahaan.
ANALISIS KECELAKAAN KERJA
Di Indonesia setiap kejadian kecelakaan wajib dilaporkan kepada
Disnaker selambat-lambatnya 2 (dua) kali 24 jam setelah
kecelakaan tersebut terjadi. Hal ini diwajibkan oleh :
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
dan Undang-Undang No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Tujuan dari kewajiban melaporkan melaporkan kecelakaan kerja adalah :
 Agar tenaga kerja yang bersangkutan mendapat haknya dalam
bentuk jaminan dan tunjangan.
 Agar dapat dilakukan penyidikan dan penelitian serta analisis
untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa.

Analisis perlu disusun secara sistematis, didata dan dicatat untuk


mendorong pelaksanaan K3 yang lebih baik. Hendaknya setiap
kecelakaan yang terjadi, termasuk yang tidak membawa kerugian,
keadaan yang disebut hampir celaka (insident) perlu mendapat perhatian.
Analisis kecelakaan kerja disamping merupakan usaha mencari
penyebab kecelakaan, mencegah kecelakaan serupa juga sangat
diperlukan dalam sistem statistik kecelakaan. Oleh karena itu
laporan analisis kecelakaan harus dapat menggembarkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Bentuk kecelakaan - type cedera pada tubuh.
2. Anggota badan yang cedera akibat kecelakaan.
3. Sumber cedera - misalnya objek,pemaparan bahan.
4. Type kecelakaan - peristiwa yang menyebabkan cedera.
5. Kondisi berbahaya - kondisi fisik yang menyebabkan
kecellakaan.
6. Penyebab kecelakaan - objek, peralatan,mesin berbahaya.
7. Sub penyebab kecelakaan - bagian khusus dari mesin,
peralatan y7ang berbahaya.
8. Perbuatan tidak aman - suatu perbuatan atau tindakan yang
menyimpang dari prosedur aman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai