Anda di halaman 1dari 14

Disusun oleh:

IRMA FAHRIZAL BUTSI NINGSIH, ST., MT.


untuk perkuliahan K3 Prodi Teknik Mesin POLTESA
Teori Silogisme

K3 siapa yang bertanggung jawab atas


akibat terjadinya gangguan keselamatan dan
kesehatan kerja
 Kecelakaan timbul karena ada sebab musababnya
yaitu kerja (perbuatan) dan keadaan /kondisi yang
tidak aman.
 masyarakat yang menganggap bahwa kecelakaan itu
merupakan tanggungjawab tenaga kerja atas
kelalaiannya. Akan tetapi kemudian berubah menjadi
kecelakaan itu merupakan peristiwa yang kejadiannya
tidak dapat ditolak lagi, sehingga penangulangannya
juga merupakan tanggungjawab pemerintah,
pengusaha dari semua pihak yang terkait.
 Kerja (perbuatan) dan keadaan yang tidak aman itu
ditimbulkan oleh kesalahan manusia yang
bersangkutan atau dalam hal ini tenaga kerja /
pengusaha. Kasalahan manusia disebabkan oleh
berbagai faktor antara lainlingkungannya, kondisi
sosial ekonominya, tingkat pengetahuan dan
ketrampilannya serta adat kebiasaannya.
Jalan pemikiran diatas mempunyai implikasi
penting yaitu:
 Kegagalan manusia dalam memanfaatkan
lingkungan dan

 Kegagalan tersebut tidak boleh sepenuhnya


dipertanggungjawabkan kepada pelaku yang
terlibat langsung yang dalam hal ini tenaga
kerja/karyawan, akan tetapi kepada semua
pihak yang berkepentingan dengan usaha
berproduksi.
 Pengenalan keselamatan kerja dalam industri
sebenarnya telah dimulai sejak diperkenalkannya
Undang–Undang Keselamatan Pabrik di Ingris,
yang dikenal sebagai England’s Factori Act pada
tahun 1802

 Akan tetapi, sejarah kesehatan kerja baru


mengenal keselamatan kerja sebagai profesi
khusus ketika US Steel Corporation memprakasai
pembentukan Amerikan’ Society of Safety
Engineer tahun 1911, yang dianggap sebagai
”landmark” dari pertumbuhan konsep menajemen
keselamatan kerja didalam dunia industri yang
mengharuskan industri mempekerjakan tenaga
ahli keselamatan kerja dalam industri untuk
mencegah terjadinya kecelakaan industri.
 Di tahun 1931, Herbert Heinrich seorang pioner
Kesehatan kerja Industri menulis buku tentang
pencegahan kecelakaan ” Acident Prevention”,
meskipun belum merupakan suatu sistem
menajemen keselamatan kerja yang terkenal
dengan Heinrich Domino Theory.
 Munculnya ”Bird’s Iceberg Theory” seorang pakar
keselamatan kerja industri di Amerika Serikat
bernama Frank Brid, pada tahun 1961
memprakarsai konsep bahwa kecelakaan industri
adalah adalah sesuatu yang dapat dicegah
dengan tulisannya berjudul ”Demage Control A
New Horizon in accident Prevention”.
Fank Bird -George Germain melanjutkan teori
Heinrich melakukan studi penelitian pada 297
perusahaan industri dibenua Amerika dan Eropa,
serta melakukan penelitian lebih dari 1,7 juta
kecelakaan industri. Hasil penelitiannya
kemudian dikenal sebagai”Brid’s Iceberg Theory”
yang menggambarkan hubungan statistik antara
kecelakaan fatal dengan insiden atau ”Near
Misses”.
Sejak saat itulah dianggap sebagai titik tolak
mulai berkembangnya konsep – konsep modern
dalam sistem keselamatan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang bebas dari resiko
kecelakaan (”Rrisk Free Working Environment”)
 Konsep moderen dalam sistem keselamatan
kerja mulai beralih dari program yang
berorientasi pada kecelakaan kerja (”Injury
oriented safety progran”) menjadi sistem
manajemen pencegahan kecelakaan kerja
(”Accident Prevention Safety Manajemen
Sistem”). Pada saat itulah bermunculan sistem
– sistem manajemen keselamatan kerja yang
dikenal antara lain adalah NOSA (Afrika
Aelatan), OSHA dan ISRS (Amerika Serikat),
NSCA (Australia), JISS Jepang dan lain – lain
Pada akhir abad ke – 20 ini muncul lagi
konsep ”behavioural Safety System” atau
konsep keselamatan kerja berdasarkan
perilaku manusia sebagai konsep tingkat
lanjutan untuk penerapan aspek praktis
sistem keselamatan kerja didalam industri.

Salah satu pakar keselamatan kerja di


Amerika Serikat yang kemudian
mempopulerkan konsep behavioural safety
dipertengahan tahun 1995 adalah Scott Geller
dari Virginia Polytecnic, Center for Applied
Behavioural system.
Berdasarkan kebijakan sosial Traktat
Amterdam 1997 (1997 Amterdam Treaty),
bidang utama yang ditangani meliputi:
 Kesehatan dan keselamatan para pekerja
 Kondisi – kondisi tempat kerja
 Hak untuk mendapatkan informasi dan
konsultasi
 Persamaan hak antara pria dan wanita
 Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di
mana para karyawan terlindungi dari cedera
yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan
yang berhubungan dengan pekerjaan.

 Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di


mana para karyawan terbebas dari berbagai
penyakit fisik dan emosional yang
disebabkan oleh pekerjaan.
 Mencegah kerugian fisik dan finansial yang
bisa diderita karyawan.
 Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
 Menghemat biaya premi asuransi.
 Menghindari tuntutan hukum.
 Program keselamatan kerja difokuskan pada
dua aspek:
◦ Perilaku Kerja:
 Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan
kerja
 Mendorong upaya seluruh karyawan untuk
mewujudkan keselamatan kerja, mulai dari manajemen
puncak hingga karyawan level terendah
 Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja

◦ Kondisi Kerja:
 Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja
fisik yang aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat
pengaman
 Analisis Bahaya Pekerjaan
 Proses yang dirancang untuk mempelajari dan
menganalisis sebuah tugas dan bahaya-bahaya
potensial yang bisa timbul dari pelaksanaan tugas
tersebut.
 Selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang
lebih aman guna mencegah bahaya-bahaya potensial
tersebut.

 Ergonomika
 Studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus
dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,
serta lingkungan kerjanya.
 Yang perlu disesuaikan adalah mesin-mesin dan
lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para
karyawan, bukan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai