Anda di halaman 1dari 18

Prinsip-Prinsip Dasar Kecelakaan

Rentetan kejadian kecelakaan

Pencegahan kecelakaan adalah ilmu dan seni karena menyangkut masalah


sikap dan perilaku manusia, masalah teknis seperti peralatan dan mesin, dan
masalah lingkungan.

Pengawasan diartikan sebagai petunjuk atau usaha yang bersifat koreksi


terhadap permasalahan tetrsebut. Usaha pencegahan kecelakaan adalah faktor
penting dalam setiap tempat kerja untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dan mencegah adanya kerugian.

Sebelum mulai melakukan usaha pencegahan kecelakaan rangkaian kejadian


dan faktor penyebab kecelakaan harus dapat diidentifikasi, untuk dapat
menentukan faktor penyebab yang paling dominan. Rangkaian kejadian dan faktor
penyebab kecelakaan dikenal dengan ‘teori domino’.

Gambar di atas menunjukkan darngkaian atau deretan faktor faktor penyebab


kejadian kecelakaan (an updated squence by Frank birds Jr).

A. Kelemahan pengawasan oleh manajemen . pengawasan ini diartikan sebagai


fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian kepemimpinan
(pelaksana) dan pengawasan. Partisipasi aktif manajemen sangat menentukan
keberhasilan usaha pencegaha kecelakaan seorang pimpinan unit di samping
memahami tugas operasional tapi juga harus mampu:

- Memahami program pencegahan kecelakaan

- Memahami standar , mencapai standar

- Membina, mengukur, dan mengevaluasi performa bawahannya.

Inilah yang dimaksud dengan kontrol.

B. Sebab dasar. Pada hakekatnya ini merupakan sebab yang paling mendasar
terhadap kejadian kecelakaan yang meliputi antara lain:

a. Kebijasanaan dan keputusan manajemen

b. Faktor manusia/pribadi seperti kurang pengetahuan dan keterampilan serta


pengalaman, tidak adanya motivasi, dan masalah fisik dan mental.

c. Faktor lingkungan/ pekerjaan misalnya kurang atau tidak adanya sntadar,


desain dan pemeliharaan yang kurang memadai, pemakaian yang abnormal.

C. Sebab yang merupakan gejala. Ini disebabkan masih adanya substandard


practices and conditions yang mengakibatkan terjadinya kesalahan. Dalam hal ini
kita kenal dengan tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman. Faktor faktor ini
sebenarnya adalah sympton (gejala) atau pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak
beres apakah pada sistem ataukah pada menejemen.

D. Kecelakaan. Jika ketiga urutan di atas tercipta, maka besar atau kecil akan
timbul peristiwa atau kejadian yang tidak diinginkan dan tidak direncakan yang
dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk cidera dan kerusakan akibat kontak
dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur.

Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Sejak zaman purba pada awal kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia bekerja. Pada saat bekerja mereka mengalami kecelakaan
dalam bentuk cidera dan atau luka. Dengan akal pikirannya mereka berusaha
mencegah terulangnya kecelakaan serupa dan ia dapat mencegah kecelakaan
secara preventif.

Selama pekerjaan masih dikerjakan secara perorangan atau dalam kelompok maka
usaha pencegahan tidaklah terlalu sulit. Sifat demikian segera berubah, manakala
revolusi industri dimulai, yakni sewaktu umat manusia dapat memanfaatkan
hukum alam dan dipelajari sehingga menjadi ilmu pengetahuan dan dapat
diterapkan secara praktis.

Penerapan ilmu pengetahuan tersebut dimulai pada abad 18 dengan munculnya


industri tenun, penemuan ketel uap untuk keperluan industri. Tenaga uap sangat
bermanfaat bagi dunia industri, namun pemanfaatannya juga mengandung resiko
terhadap peledakan karena adanya tekanan.

Selanjutnya menyusul revolusi listrik, revolusi tenaga atom dan penemuan-


penemuan baru di bidang teknik dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi umat
manusia. Di samping manfaat tersebut, pemanfaatan teknik dan teknologi dapat
merugikan dalam bnetuk resiko terhadap kecelakaan apabila tidak diikuti dengan
pemikiran tenang upaya kesematan dan kesehatannya.

Sebagai gambaran tentang sejarah perkembangan keselamtan dan kesehatan


kerja dapat disampaikan sebagai berikut:

Kurang lebih 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dan kerajaan Babylonia
dalam kitab undang-undang nya menyatakan bahwa: “Bila seorang ahli bangunan
membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan
baik sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik hingga mati, maka ahli
bangunan tersebut dibunuh”.
Dalam zaman Mozai sekitar 5 abad setelah Hamurabi, dinyatakan bahwa ahli
bangunan bertanggungjawab atas keselamatan para pelaksana dan pekerjanya,
dnegan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada setiap sisi luar atap
rumah.

Sekitar 80 tahun sesudah masehi, Plinius seorang ahli Ecyclopedia bangsa Romawi
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai tutup hidung.

Tahun 1450 Dominico Fontana diserahkan tugas membangun Obelisk di tengah


lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu mensyaratkan agar para pekerja memakain
topi baja.

Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut menggambarkan bahwa masalah


keselamatan dan kesehatan manusia pekerja menjadi perhatian para ahli waktu
itu.

Sejak revolusi industri di Inggris di mana banyak terjadi kecelakaan, dan banyak
membawa korban, para pengusaha pada waktu itu berpendapat bahwa hal
tersebut adalah bagian dan resiko pekerjaan dan penderitaan para korban, karena
bagi pengusaha sendiri, hal tersebut dapat dengan mudah ditanggulangi dengan
jalan mempekerjakan tanga baru. Akhirnya banyak orang berpendapat bahwa
membiarkan korban berjatuhan apalagi tanpa ganti rugi bagi para korban
dianggap tidak manusiawi. Para pekerja mendesak pengusahan untuk mengambil
langkah-langkah positif untuk menanggulangi masalah tersebut. Yang diusahakan
pertama-tama adalah memberikan perawatan kepada para korban di mana
motifnya berdasarkan perikemanusiaan.

Pada tahun di Amerika Serikat diberlakukan undanga undang Works


Compensation Law di mana disebutkan bahwa tidak memandang apakah
kecelakaan tersebut terjadi akibat kesalahan si korban atau tidak, yang
bersangkutan akan mendapatkan gani rugi, jika terjadi dalam pekerjaan. Undang-
undang ini menandai permulaan usaha pencegahan kecelakaan yang lebih
terarah.

Di Inggris pada mulanya aturan perundangan yang hampir sama telah juga
diberlakukan, namun harus dibuktikan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah
terjadi karena kesalahan si korban. Jika terbukti bahwa kecelakaan yang terjadi
adalah akibat kesalahan atau kelalaian si korban maka ganti rugi tidak akan
diberikan. Karena para pekerja berada pada posisi yang lemah, maka pembuktian
salah tidaknya pekerja yang bersangkutan selalu merugikan korban. Akhirnya
peraturan perundangan tersebut diubah tanpa memandang apakah si korban
salah atau tidak.

Berlakunya peraturan perundangan terssebut dianggap sebagai permulaan dari


gerakan kesematan kerja, yang membawa angin segar dalam usaha pencegahan
kecelakaan industri.

H.W Heinrich dalam bukunya yang terkenal “Industri Accident Prevention” (1931),
dianggap sebagai suatu titik awal, yang bersejarah bagi semua gerakan
keselamatan kerja yang teroganisir secara terarah. Pada hakekatnya, prinsip-
prinsip yang dikemukakan Heinrich di tahun 1931 adalah merukana unsur dasar
bagi program keselamatan kerja berlaku saat ini.

Perbedaan Hazard dan Danger

Hazard, disebut juga potensi bahaya, ialah suatu keadaan yang memungkinkan
atau dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan atau kerugian berupa cedera,
penyakit, atau kerusakan benda dan lingkungan sekitar.

Danger, disebut juga tingkat bahaya, merupakan ungkapan adanya potensi bahaya
secara relatif. kondisi berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat menjadi
tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan
atau antisipasi.

Pengertian K3 dan Tujuan K3

Pengertian K3 secara filosofi, adalah suatu pemikiran dan usaha untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur.

Pengertian K3 secara keilmuan, adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya


dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.

Pengertian K3 secara praktis, merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga


kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di
tempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber
dan proses produksi dapat secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.

Tujuan K3

Sebagaimana dinyatakan dalam pengertian K3 secara filosofi bahwa K3 ditujukan


untuk menjamin kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya
dan budayanya.

Oleh karena itu K3 bertujuan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya


kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menjamin bahwa:
-Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapatkan
perlindungan atas keselamatannya.

-Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.

-Proses produksi berjalan lancar.

Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk
kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi.

Oleh karena itu setiap usaha keselamatan dan kesehatan kerja tidak lain adlah
usaha pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.

Pencegahan dan penanggulangan kerja haruslah ditujukan untuk mengenal dan


menemukan sebab-sebabnya bukan gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat
mungkin menghilangkan atau mengeliminirnya.

PENDAHULUAN
Mungkin selama ini kita bingung mengenai perbedaan antara accident (kecelakaan), incident (insiden),
dan near miss (hampir celaka). terkadang kita juga sering melihat dan mendengar di TV "Insiden
tabrakan di Jl Gatsu Medan menewaskan 5 orang.....". Mari kita liat pengertian yang saya dapat dari
beberapa sumber, termasuk dari para trainer-trainer K3 senior.

Accident akan menyebabkan kerugian-kerugian. Accident dapat terjadi pada apa saja termasuk pada
manusia. Kerugian yang berkaitan dengan terjadinya accident pada manusia seperti: kematian, luka
berat, patah tulang, atau cedera lainnya seringkali menjadi pusat perhatian. Namun kerugian dapat juga
menimpa apa saja selain manusia seperti: kekayaan/ aset, kerusakan peralatan, kehilangan waktu kerja,
berkurangnya kualitas kerja, hilangnya atau berkurangnya minat kerja, berkurangnya public image, atau
bahkan sampai pada suatu kebangkrutan sauatu perusahaan.
Sebagaimana kejadian suatu penyakit akibat kerja, accident merupakan hasil dari serangkaian kejadian.
Accident tidak terjadi karena hanya satu sebab, tetapi adalah karena banyak sebab sebab yang tersusun
kedalam suatu rangkaian kejadian. Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi sebagai: Pertama,
penyebab langsung di mana ia sangat dekat hubungannya dengan kejadian accident; Kedua, penyebab
tidak langsung; dan Ketiga, penyebab dasar.

Dalam bab ini ada beberapa istilah yang sengaja tidak diterjemahkan dengan maksud tidak menyimpang
atau tumpah tindih pengertian bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.

DEFINISI ACCIDENT DAN INCIDENTS

Definisi Accidents
Terdapat banyak sekali definisi tentang ‘accident’. Disini akan diberikan hanya beberapa definisi saja yang
dapat mewakili variasi definisi-definisi yang ada. Beberapa definisi baku adalah sebagai berikut:

Acccident adalah suatu kejadian yang tidak dapat diduga yang sering berakibat pada cedera, kerugian
lainnya.

Kejadian yang tidak direncanakan, kejadian yang diluar kendali yang dapat mengakibatkan cedera pada
manusia, kerusakan atau/ dan kerugian kerugian lainnya.

Kejadian yang tidak diharapkan, tidak direncanakan dalam suatu rangkaian kejadian. Kerugiannya berupa
gangguan fisik pada individu (cedera, penyakit), kerusakan pada properti, kebangkrutan bisnis, atau
kombinasi dari semuanya itu.

Accident adalah kejadian yang merupakan hasil dari serangkaian kejadian yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan/ tak terkendalikan/ tak terduga yang dapat menimbulkan segala bentuk kerugian baik materi
maupun non materi baik yang menimpa diri manusia, benda benda fisik berupa kekayaan atau aset,
lingkungan hidup, masyarakat luas. (Satrya, 2005).

Definisi Incident

Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau tidaknya loss
(kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian, sedangkan incident tidak disertai dengan
kerugian.

Incident adalah mirip dengan accident, namun bedanya adalah incident tidak disertai dengan kerugian.
Yang termasuk kedalam kategori incident adalah: nearmiss, dan kejadian-kejadian berbahaya.

KESIMPULAN:
Dari penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa;

1. Yang biasa disebut di TV, surat kabar atau lainnya insiden, itu sebenarnya bukan insiden, tapi accident
atau kecelakaan, karena sudah menyebabkan kerugian baik nyawa, cedera, maupun harta benda.

2. Insiden tidak sampai terjadi kerugian, tapi hampir terjadi kerugian.

3. Salah satu contoh dari Insiden adalah Near Miss, yang orang banyak bilang 'nyaris'. Near Miss
merupakan Insiden yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia.

PENGERTIAN NEAR MISS

Setiap Orang yang yang beraktivitas di Jalan Raya pastinya pernah mengalami kejadian yang
namanya “Near Miss”. Jika di Indonesia kan maka memiliki makna “Nyaris”. Yap, Ketika kita
sehari-hari memiliki aktivitas di jalan Raya tentunya akan ada potensi paling rawan untuk
mengalami Near Miss, dalam hal ini adalah Nyaris Kecelakaan.

Pernahkah kita nyaris jatuh? pernah nyaris menyeruduk kendaraan lain? Pernah Hampir
tertabrak kendaraan lain? Pernah Nyaris menyerempet Angkot? Pernah Nyaris menabrak
Pejalan kaki? Pernah nyaris menyenggol Kaca Spion Mobil? dan Nyaris-Nyaris lainnya?.

“Near Miss” adalah sebuah kejadian tak terduga/tak terencana (unplanned event) yang tidak
menghasilkan kerusakan atau cedera tapi memiliki potensi untuk mengarah kesana. Umumnya
kejadian ini murni karena kesalahan manusia atau Human Error. Bahasa lain menyebutnya
dengan “Close Call” dan juga “Near Collision”.

Menimbang bahwa populasi kendaraan di Indonesia sudah sedemikian pesat, tentunya akan
beriringan dengan angka kecelakaan yang semakin besar ,sesuai dengan efek peningkatan
populasi kendaraan yang besar tadi. Disinilah angka-angka “Near Miss” terus bermunculan.

Beirikut Tips untuk mengatasi kejadian “Near Miss” :

- Anggaplah perjalanan kita sebagai lahan latihan (Training). Setiap Kilometer yang kita tempuh
berpotensi mengalami Kecelakaan. Every K over is a Killer.

- Hitung secara umum seberapa besar atau sering kita mengalami event “Near Miss”. Semakin
Kecil kita terlibat dalam kondisi nyaris (kecelakaan) tentunya akan semakin.

- Hari pertama dalam perjalanan terjadi 5 kali nyaris (celaka) maka di hari berikutnya angka
tersebut harus di turunkan hingga ke nilai terkecil.

Nah, ada korelasi antara “Near Miss” dengan sebuah “Fatalitas” berupa kematian, yakni
Piramida Kecelakaan (the Accident Pryramid) menyuguhkan data pada 600 kejadian/insiden
“Near Miss” di sana aka mengerucut ke atas dengan 30 cedera ringan lalu angka 10 cedera berat
dan 1 fatalitas akan ada di puncak piramid. So, mulailah menghindari memiliki kebiasaan
“nyaris-nyaris” ketika berkendara. Sebanyak 600 kali saja kita punya kebiasaan melanggar lampu
merah di persimpangan, maka angka potensial 1 fatalitas akan setia menunggu anda di puncak
piramida. Mengerikan, untuk itu lakukan beberapa hal di bawah ini :

--Berkendaralah demi keselamatan pribadim orang lain, keluarga, dll. Ber empati lah. (Attention)

-Hormati pengguna jalan lain dan selalu menaati tata tertib di jalan raya. (Attitude)

-Bekali kemampuan dan keahlian berkendara dengan baik. (Ability)

Jika di dunia usaha, angka “nyaris” ini waib dilaporkan maka kita sendirilah yang menjadi
manager saat berkendara. Laporkan pada diri sendiri agar senantiasa memperkecil resiko dan
selalu berupaya agar tidak tinggal di angka2 “Near Miss”.

Ref. Majalah Motomaxx edisi 13. Maret 2012. Hal. 34

TEORI DOMINO HEINRICH: TEORI ILMIAH PERTAMA TENTANG


PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

DALAM BUKU INDUSTRIAL SAFETY, DAVID COLLING, MENDEFINISKAN


KECELAKAAN KERJA (SELANJUTNYA AKAN DITULIS KECELAKAAN SAJA)
SEBAGAI BERIKUT:

“KEJADIAN TAK TERKONTROL ATAU TAK DIRENCANAKAN YANG


DISEBABKAN OLEH FAKTOR MANUSIA, SITUASI, ATAU LINGKUNGAN,
YANG MEMBUAT TERGANGGUNYA PROSES KERJA DENGAN ATAU TANPA
BERAKIBAT PADA CEDERA, SAKIT, KEMATIAN, ATAU KERUSAKAN
PROPERTI KERJA.”
ADA BEBERAPA TEORI YANG BERKEMBANG UNTUK MENJELASKAN
TERJADINYA KECELAKAAN INI. SALAH SATU YANG TERNAMA ADALAH
YANG DIUSULKAN OLEH H.W. HEINRICH DENGAN TEORINYA YANG
DIKENAL SEBAGAI TEORI DOMINO HEINRICH. DALAM TEORI DOMINO
HEINRICH, KECELAKAAN TERDIRI ATAS LIMA FAKTOR YANG SALING
BERHUBUNGAN:

DALAM BUKU INDUSTRIAL SAFETY, DAVID COLLING, MENDEFINISKAN


KECELAKAAN KERJA (SELANJUTNYA AKAN DITULIS KECELAKAAN SAJA)
SEBAGAI BERIKUT:

“KEJADIAN TAK TERKONTROL ATAU TAK DIRENCANAKAN YANG


DISEBABKAN OLEH FAKTOR MANUSIA, SITUASI, ATAU LINGKUNGAN,
YANG MEMBUAT TERGANGGUNYA PROSES KERJA DENGAN ATAU TANPA
BERAKIBAT PADA CEDERA, SAKIT, KEMATIAN, ATAU KERUSAKAN
PROPERTI KERJA.”

ADA BEBERAPA TEORI YANG BERKEMBANG UNTUK MENJELASKAN


TERJADINYA KECELAKAAN INI. SALAH SATU YANG TERNAMA ADALAH
YANG DIUSULKAN OLEH H.W. HEINRICH DENGAN TEORINYA YANG
DIKENAL SEBAGAI TEORI DOMINO HEINRICH. DALAM TEORI DOMINO
HEINRICH, KECELAKAAN TERDIRI ATAS LIMA FAKTOR YANG SALING
BERHUBUNGAN:

-KONDISI KERJA;

-KELALAIAN MANUSIA;

-TINDAKAN TIDAK AMAN;

-KECELAKAAN;

-CEDERA.
KELIMA FAKTOR INI TERSUSUN LAYAKNYA KARTU DOMINO YANG
DIBERDIRIKAN. JIKA SATU KARTU JATUH, MAKA KARTU INI AKAN
MENIMPA KARTU LAIN HINGGA KELIMANYA AKAN ROBOH SECARA
BERSAMA.ILUSTRASI INI MIRIP DENGAN EFEK DOMINO YANG TELAH
KITA KENAL SEBELUMNYA, JIKA SATU BANGUNAN ROBOH, KEJADIAN INI
AKAN MEMICU PERISTIWA BERUNTUN YANG MENYEBABKAN
ROBOHNYA BANGUNAN LAIN.

MENURUT HEINRICH, KUNCI UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN ADALAH


DENGAN MENGHILANGKAN TINDAKAN TIDAK AMAN SEBAGAI POIN
KETIGA DARI LIMA FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN. MENURUT
PENELITIAN YANG DILAKUKANNYA, TINDAKAN TIDAK AMAN INI
MENYUMBANG 98% PENYEBAB KECELAKAAN.

TERUS BAGAIMANA PENJELASAN DENGAN MENGHILANGKAN


TINDAKAN TIDAK AMAN INI DAPAT MENCEGAH KECELAKAAN? KEMBALI
KE ANALOGI KARTU DOMINO TADI, JIKA KARTU NOMER 3 TIDAK ADA
LAGI, SEANDAINYA KARTU NOMOR 1 DAN 2 JATUH, INI TIDAK AKAN
MENYEBABKAN JATUHNYA SEMUA KARTU. DENGAN ADANYA
GAP/JARAK ANTARA KARTU KEDUA DENGAN KARTU KEEMPAT, PUN JIKA
KARTU KEDUA TERJATUH, INI TIDAK AKAN SAMPAI MENIMPA KARTU
NOMER 4. AKHIRNYA, KECELAKAAN (POIN 4) DAN CEDERA (POIN 5)
DAPAT DICEGAH.
DENGAN PENJELASANNYA INI, TEORI DOMINO HEINRICH MENJADI
TEORI ILMIAH PERTAMA YANG MENJELASKAN TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA. KECELAKAAN TIDAK LAGI DIANGGAP SEBAGAI SEKEDAR NASIB
SIAL ATAU KARENA PERISTIWA KEBETULAN.

BEBERAPA ISTILAH DALAM HSE/K3 BAGIAN I

DEFINISI K3

A. KEPANJANGAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

B. FILOSOFI

PEMIKIRAN DAN UPAYA UNTUK MENJAMIN KEUTUHAN DAN


KESEMPURNAAN :

- TENAGA KERJA DAN MANUSIA PADA UMUMNYA, BAIK JASMANI


MAUPUN ROHANI,

- HASIL KARYA DAN BUDAYA MENUJU MASYARAKAT ADIL, MAKMUR


DAN SEJAHTERA.

C. KEILMUAN
SUATU ILMU PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA DALAM UPAYA
MENCEGAH KECELAKAAN, KEBAKARAN, PELEDAKAN, PENCEMARAN,
PENYAKIT AKIBAT KERJA, DLL.

TUJUAN K3

• MELINDUNGI PARA PEKERJA DAN ORANG LAIN DI TEMPAT KERJA

• MENJAMIN AGAR SETIAP SUMBER PRODUKSI DAPAT DIPAKAI


SECARA AMAN DAN EFISIEN

• MENJAMIN PROSES PRODUKSI BERJALAN LANCAR

SAFETY (KESELAMATAN)

• MENGENDALIKAN KERUGIAN DARI KECELAKAAN (CONTROL OF


ACCIDENT LOSS)

• KEMAMPUAN UNTUK MENGIDENTIFIKASIKAN DAN


MENGHILANGKAN (MENGONTROL) RESIKO YANG TIDAK BISA
DITERIMA (THE ABILITY TO IDENTIFY AND ELIMINATE UNACCEPTABLE
RISKS).

HEALTH (KESEHATAN)

ADALAH DERAJAT/TINGKAT KEADAAN FISIK DAN PSIKOLOGI INDIVIDU


(THE DEGREE OF PHYSIOLOGICAL AND PSYCHOLOGICAL WELL BEING OF
THE INDIVIDUAL)
HAZARD (POTENSI/SUMBER BAHAYA)

ADALAH SUMBER BAHAYA POTENSIAL YANG DAPAT MENYEBABKAN


KERUSAKAN (HARM). HAZARD DAPAT BERUPA BAHAN-BAHAN KIMIA,
BAGIAN BAGIAN MESIN, BENTUK ENERGI, METODE KERJA ATAU SITUASI
KERJA.

HARM

ADALAH KERUSAKAN ATAU BENTUK KERUGIAN BERUPA KEMATIAN,


CIDERA, SAKIT FISIK ATAU MENTAL, KERUSAKAN PROPERTI, KERUGIAN
PRODUKSI, KERUSAKAN LINGKUNGAN ATAU KOMBINASI DARI
KERUGIAN-KERUGIAN TADI.

ACCIDENT

SUATU KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN BERAKIBAT CEDERA PADA


MANUSIA, KERUSAKAN BARANG, GANGGUAN TERHADAP PEKERJAAN
DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN.

INCIDENT

SUATU KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN, BILAMANA PADA SAAT ITU


SEDIKIT SAJA ADA PERUBAHAN MAKA DAPAT MENGAKIBATKAN
TERJADINYA ACCIDENT. CONTOHNYA SEBAGAI BERIKUT; SESEORANG
SEDANG DUDUK DI SUATU RUANGAN, SETELAH ITU DIA BERDIRI
BEBERAPA SAAT DENGAN MAKSUD HENDAK BERJALAN KE DEPAN. SAAT
DIA SEDANG BERDIRI UNTUK SIAP-SIAP MELANGKAH, TIBA-TIBA
SEBUAH BENDA JATUH DARI LANTAI ATAS TEPAT SEJENGKAL DI DEPAN
BADANNYA. SEANDAINYA ORANG ITU LEBIH CEPAT SAJA DIA UNTUK
MELANGKAH, TENTU DIA AKAN MENDAPAT KECELAKAAN.

DANGER (BAHAYA)

MERUPAKAN TINGKAT BAHAYA DARI SUATU KONDISI DI MANA ATAU


KAPAN MUNCUL SUMBER BAHAYA. DANGER ADALAH LAWAN DARI
AMAN ATAU SELAMAT.

AMAN / SELAMAT (SAFE CONDITION)

ADALAH SUATU KONDISI DI MANA ATAU KAPAN MUNCULNYA SUMBER


BAHAYA TELAH DAPAT DIKENDALIKAN KE TINGKAT YANG MEMADAI.

RISK (RESIKO)

ADALAH UKURAN KEMUNGKINAN KERUGIAN YANG AKAN TIMBUL DARI


SUMBER BAHAYA (HAZARD) TERTENTU YANG TERJADI. UNTUK
MENENTUKAN RESIKO MEMBUTUHKAN PERHITUNGAN ANTARA
KONSEKUENSI / DAMPAK YANG MUNGKIN TIMBUL DAN PROBABILITAS,
YANG BIASANYA DISEBUT SEBAGAI TINGKAT RESIKO (LEVEL OF RISK).

PENILAIAN RESIKO

ADALAH PELAKSANAAN METODE-METODE UNTUK MENGANALISA


TINGKAT RESIKO, MEMPERTIMBANGKAN RESIKO TERSEBUT DALAM
TINGKAT BAHAYA (DANGER) DAN MENGEVALUASI APAKAH SUMBER
BAHAYA ITU DAPAT DIKENDALIKAN SECARA MEMADAI SERTA
MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH YANG TEPAT.

RUMUS RESIKO

RISK = PROBABILITY X CONSEQUENCES (KEMUNGKINAN TERJADI X


KEPARAHAN)

UNSAFE BEHAVIOR (PERBUATAN TIDAK AMAN)

• OPERASI TANPA OTORISASI

• GAGAL MEMPERINGATKAN

• GAGAL MENGAMANKAN

• KECEPATAN TIDAK LAYAK

• MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI

• PAKAI ALAT RUSAK

• PAKAI APD TIDAK LAYAK

• PEMUATAN TIDAK LAYAK

• PENEMPATAN TIDAK LAYAK

• MENGANGKAT TIDAK LAYAK

• POSISI TIDAK AMAN

• SERVIS ALAT BEROPERASI

• BERCANDA, MAIN-MAIN

• MABOK ALKOHOL, OBAT


• GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR

UNSAFE CONDITION

• PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK

• APD KURANG, TIDAK LAYAK

• PERALATAN RUSAK

• RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS

• SISTEM PERINGATAN KURANG

• BAHAYA KEBAKARAN

• KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG

• KEBISINGAN

• TERPAPAR RADIASI

• TEMPERATUR EXTRIM

• PENERANGAN TIDAK LAYAK

• VENTILASI TIDAK LAYAK

• LINGKUNGAN TIDAK AMAN

Anda mungkin juga menyukai