B. Sebab dasar. Pada hakekatnya ini merupakan sebab yang paling mendasar
terhadap kejadian kecelakaan yang meliputi antara lain:
D. Kecelakaan. Jika ketiga urutan di atas tercipta, maka besar atau kecil akan
timbul peristiwa atau kejadian yang tidak diinginkan dan tidak direncakan yang
dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk cidera dan kerusakan akibat kontak
dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur.
Sejak zaman purba pada awal kehidupan manusia, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya manusia bekerja. Pada saat bekerja mereka mengalami kecelakaan
dalam bentuk cidera dan atau luka. Dengan akal pikirannya mereka berusaha
mencegah terulangnya kecelakaan serupa dan ia dapat mencegah kecelakaan
secara preventif.
Selama pekerjaan masih dikerjakan secara perorangan atau dalam kelompok maka
usaha pencegahan tidaklah terlalu sulit. Sifat demikian segera berubah, manakala
revolusi industri dimulai, yakni sewaktu umat manusia dapat memanfaatkan
hukum alam dan dipelajari sehingga menjadi ilmu pengetahuan dan dapat
diterapkan secara praktis.
Kurang lebih 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dan kerajaan Babylonia
dalam kitab undang-undang nya menyatakan bahwa: “Bila seorang ahli bangunan
membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan
baik sehingga rumah itu roboh dan menimpa pemilik hingga mati, maka ahli
bangunan tersebut dibunuh”.
Dalam zaman Mozai sekitar 5 abad setelah Hamurabi, dinyatakan bahwa ahli
bangunan bertanggungjawab atas keselamatan para pelaksana dan pekerjanya,
dnegan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada setiap sisi luar atap
rumah.
Sekitar 80 tahun sesudah masehi, Plinius seorang ahli Ecyclopedia bangsa Romawi
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai tutup hidung.
Sejak revolusi industri di Inggris di mana banyak terjadi kecelakaan, dan banyak
membawa korban, para pengusaha pada waktu itu berpendapat bahwa hal
tersebut adalah bagian dan resiko pekerjaan dan penderitaan para korban, karena
bagi pengusaha sendiri, hal tersebut dapat dengan mudah ditanggulangi dengan
jalan mempekerjakan tanga baru. Akhirnya banyak orang berpendapat bahwa
membiarkan korban berjatuhan apalagi tanpa ganti rugi bagi para korban
dianggap tidak manusiawi. Para pekerja mendesak pengusahan untuk mengambil
langkah-langkah positif untuk menanggulangi masalah tersebut. Yang diusahakan
pertama-tama adalah memberikan perawatan kepada para korban di mana
motifnya berdasarkan perikemanusiaan.
Di Inggris pada mulanya aturan perundangan yang hampir sama telah juga
diberlakukan, namun harus dibuktikan bahwa kecelakaan tersebut bukanlah
terjadi karena kesalahan si korban. Jika terbukti bahwa kecelakaan yang terjadi
adalah akibat kesalahan atau kelalaian si korban maka ganti rugi tidak akan
diberikan. Karena para pekerja berada pada posisi yang lemah, maka pembuktian
salah tidaknya pekerja yang bersangkutan selalu merugikan korban. Akhirnya
peraturan perundangan tersebut diubah tanpa memandang apakah si korban
salah atau tidak.
H.W Heinrich dalam bukunya yang terkenal “Industri Accident Prevention” (1931),
dianggap sebagai suatu titik awal, yang bersejarah bagi semua gerakan
keselamatan kerja yang teroganisir secara terarah. Pada hakekatnya, prinsip-
prinsip yang dikemukakan Heinrich di tahun 1931 adalah merukana unsur dasar
bagi program keselamatan kerja berlaku saat ini.
Hazard, disebut juga potensi bahaya, ialah suatu keadaan yang memungkinkan
atau dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan atau kerugian berupa cedera,
penyakit, atau kerusakan benda dan lingkungan sekitar.
Danger, disebut juga tingkat bahaya, merupakan ungkapan adanya potensi bahaya
secara relatif. kondisi berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat menjadi
tidak begitu berbahaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan
atau antisipasi.
Pengertian K3 secara filosofi, adalah suatu pemikiran dan usaha untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur.
Tujuan K3
-Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk
kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi.
Oleh karena itu setiap usaha keselamatan dan kesehatan kerja tidak lain adlah
usaha pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
PENDAHULUAN
Mungkin selama ini kita bingung mengenai perbedaan antara accident (kecelakaan), incident (insiden),
dan near miss (hampir celaka). terkadang kita juga sering melihat dan mendengar di TV "Insiden
tabrakan di Jl Gatsu Medan menewaskan 5 orang.....". Mari kita liat pengertian yang saya dapat dari
beberapa sumber, termasuk dari para trainer-trainer K3 senior.
Accident akan menyebabkan kerugian-kerugian. Accident dapat terjadi pada apa saja termasuk pada
manusia. Kerugian yang berkaitan dengan terjadinya accident pada manusia seperti: kematian, luka
berat, patah tulang, atau cedera lainnya seringkali menjadi pusat perhatian. Namun kerugian dapat juga
menimpa apa saja selain manusia seperti: kekayaan/ aset, kerusakan peralatan, kehilangan waktu kerja,
berkurangnya kualitas kerja, hilangnya atau berkurangnya minat kerja, berkurangnya public image, atau
bahkan sampai pada suatu kebangkrutan sauatu perusahaan.
Sebagaimana kejadian suatu penyakit akibat kerja, accident merupakan hasil dari serangkaian kejadian.
Accident tidak terjadi karena hanya satu sebab, tetapi adalah karena banyak sebab sebab yang tersusun
kedalam suatu rangkaian kejadian. Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi sebagai: Pertama,
penyebab langsung di mana ia sangat dekat hubungannya dengan kejadian accident; Kedua, penyebab
tidak langsung; dan Ketiga, penyebab dasar.
Dalam bab ini ada beberapa istilah yang sengaja tidak diterjemahkan dengan maksud tidak menyimpang
atau tumpah tindih pengertian bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Definisi Accidents
Terdapat banyak sekali definisi tentang ‘accident’. Disini akan diberikan hanya beberapa definisi saja yang
dapat mewakili variasi definisi-definisi yang ada. Beberapa definisi baku adalah sebagai berikut:
Acccident adalah suatu kejadian yang tidak dapat diduga yang sering berakibat pada cedera, kerugian
lainnya.
Kejadian yang tidak direncanakan, kejadian yang diluar kendali yang dapat mengakibatkan cedera pada
manusia, kerusakan atau/ dan kerugian kerugian lainnya.
Kejadian yang tidak diharapkan, tidak direncanakan dalam suatu rangkaian kejadian. Kerugiannya berupa
gangguan fisik pada individu (cedera, penyakit), kerusakan pada properti, kebangkrutan bisnis, atau
kombinasi dari semuanya itu.
Accident adalah kejadian yang merupakan hasil dari serangkaian kejadian yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan/ tak terkendalikan/ tak terduga yang dapat menimbulkan segala bentuk kerugian baik materi
maupun non materi baik yang menimpa diri manusia, benda benda fisik berupa kekayaan atau aset,
lingkungan hidup, masyarakat luas. (Satrya, 2005).
Definisi Incident
Accident dibedakan dengan ‘incident’. Perbedaan antara keduanya adalah ada atau tidaknya loss
(kerugian). Accident selalu disertai dengan timbulnya kerugian, sedangkan incident tidak disertai dengan
kerugian.
Incident adalah mirip dengan accident, namun bedanya adalah incident tidak disertai dengan kerugian.
Yang termasuk kedalam kategori incident adalah: nearmiss, dan kejadian-kejadian berbahaya.
KESIMPULAN:
Dari penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa;
1. Yang biasa disebut di TV, surat kabar atau lainnya insiden, itu sebenarnya bukan insiden, tapi accident
atau kecelakaan, karena sudah menyebabkan kerugian baik nyawa, cedera, maupun harta benda.
3. Salah satu contoh dari Insiden adalah Near Miss, yang orang banyak bilang 'nyaris'. Near Miss
merupakan Insiden yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia.
Setiap Orang yang yang beraktivitas di Jalan Raya pastinya pernah mengalami kejadian yang
namanya “Near Miss”. Jika di Indonesia kan maka memiliki makna “Nyaris”. Yap, Ketika kita
sehari-hari memiliki aktivitas di jalan Raya tentunya akan ada potensi paling rawan untuk
mengalami Near Miss, dalam hal ini adalah Nyaris Kecelakaan.
Pernahkah kita nyaris jatuh? pernah nyaris menyeruduk kendaraan lain? Pernah Hampir
tertabrak kendaraan lain? Pernah Nyaris menyerempet Angkot? Pernah Nyaris menabrak
Pejalan kaki? Pernah nyaris menyenggol Kaca Spion Mobil? dan Nyaris-Nyaris lainnya?.
“Near Miss” adalah sebuah kejadian tak terduga/tak terencana (unplanned event) yang tidak
menghasilkan kerusakan atau cedera tapi memiliki potensi untuk mengarah kesana. Umumnya
kejadian ini murni karena kesalahan manusia atau Human Error. Bahasa lain menyebutnya
dengan “Close Call” dan juga “Near Collision”.
Menimbang bahwa populasi kendaraan di Indonesia sudah sedemikian pesat, tentunya akan
beriringan dengan angka kecelakaan yang semakin besar ,sesuai dengan efek peningkatan
populasi kendaraan yang besar tadi. Disinilah angka-angka “Near Miss” terus bermunculan.
- Anggaplah perjalanan kita sebagai lahan latihan (Training). Setiap Kilometer yang kita tempuh
berpotensi mengalami Kecelakaan. Every K over is a Killer.
- Hitung secara umum seberapa besar atau sering kita mengalami event “Near Miss”. Semakin
Kecil kita terlibat dalam kondisi nyaris (kecelakaan) tentunya akan semakin.
- Hari pertama dalam perjalanan terjadi 5 kali nyaris (celaka) maka di hari berikutnya angka
tersebut harus di turunkan hingga ke nilai terkecil.
Nah, ada korelasi antara “Near Miss” dengan sebuah “Fatalitas” berupa kematian, yakni
Piramida Kecelakaan (the Accident Pryramid) menyuguhkan data pada 600 kejadian/insiden
“Near Miss” di sana aka mengerucut ke atas dengan 30 cedera ringan lalu angka 10 cedera berat
dan 1 fatalitas akan ada di puncak piramid. So, mulailah menghindari memiliki kebiasaan
“nyaris-nyaris” ketika berkendara. Sebanyak 600 kali saja kita punya kebiasaan melanggar lampu
merah di persimpangan, maka angka potensial 1 fatalitas akan setia menunggu anda di puncak
piramida. Mengerikan, untuk itu lakukan beberapa hal di bawah ini :
--Berkendaralah demi keselamatan pribadim orang lain, keluarga, dll. Ber empati lah. (Attention)
-Hormati pengguna jalan lain dan selalu menaati tata tertib di jalan raya. (Attitude)
Jika di dunia usaha, angka “nyaris” ini waib dilaporkan maka kita sendirilah yang menjadi
manager saat berkendara. Laporkan pada diri sendiri agar senantiasa memperkecil resiko dan
selalu berupaya agar tidak tinggal di angka2 “Near Miss”.
-KONDISI KERJA;
-KELALAIAN MANUSIA;
-KECELAKAAN;
-CEDERA.
KELIMA FAKTOR INI TERSUSUN LAYAKNYA KARTU DOMINO YANG
DIBERDIRIKAN. JIKA SATU KARTU JATUH, MAKA KARTU INI AKAN
MENIMPA KARTU LAIN HINGGA KELIMANYA AKAN ROBOH SECARA
BERSAMA.ILUSTRASI INI MIRIP DENGAN EFEK DOMINO YANG TELAH
KITA KENAL SEBELUMNYA, JIKA SATU BANGUNAN ROBOH, KEJADIAN INI
AKAN MEMICU PERISTIWA BERUNTUN YANG MENYEBABKAN
ROBOHNYA BANGUNAN LAIN.
DEFINISI K3
A. KEPANJANGAN
B. FILOSOFI
C. KEILMUAN
SUATU ILMU PENGETAHUAN DAN PENERAPANNYA DALAM UPAYA
MENCEGAH KECELAKAAN, KEBAKARAN, PELEDAKAN, PENCEMARAN,
PENYAKIT AKIBAT KERJA, DLL.
TUJUAN K3
SAFETY (KESELAMATAN)
HEALTH (KESEHATAN)
HARM
ACCIDENT
INCIDENT
DANGER (BAHAYA)
RISK (RESIKO)
PENILAIAN RESIKO
RUMUS RESIKO
• GAGAL MEMPERINGATKAN
• GAGAL MENGAMANKAN
• BERCANDA, MAIN-MAIN
UNSAFE CONDITION
• PERALATAN RUSAK
• BAHAYA KEBAKARAN
• KEBISINGAN
• TERPAPAR RADIASI
• TEMPERATUR EXTRIM