Anda di halaman 1dari 36

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DASAR

Disusun oleh :
M IQBAL MUTTAQIN
RADEN ARGA SAKTI Y
SITI ROFIAH
REZA MUKHTAMAR
GILANG HUSAENI

STIKes FALETEHAN SERANG


2014 - 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah K3 Dasar dengan materi Kesehatan
Keselamatan Kerja dasar. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah K3 Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penulis sangat berharap adanya kritik
dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca..
Wassalam,

Serang,
September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR .......... i
DAFTAR ISI ................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............ 1
1.2 Rumusan masalah ...........
2
1.3 Tujuan ......... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1....................................................................................Sej
arah keselamatan dan kesehatan kerja .............
3
2.2...........................................................................Teori
teori tentang kesehatan keselamatan kerja ... 9
2.3
Pengertian k3 ....
10
2.4
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ..........
....... 11
2.5
Undang-undang yang mengatur mengenai k3
.............. 11
2.6
Jenis-jenis bahaya dalam k3 .
13
2.7
Kecelakaan kerja .......
15
2.8
Pengertian 5 faktor bahaya k3 di tempat kerja
.................... 20
2.9
Pakaian pengaman (APD) .
21
2.10 Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja ..... 27
2.11 Istilah-istilah yang ditemui dalam dalam dunia kerja ..... 27

BAB III PENUTUP


Kesimpulan .. 28
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan
keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan
pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang
dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan
yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan
untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi,
unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor
fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu

banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja


seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan
dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana
mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
1
1.2 Rumusan masalah
mengetahui apa saja dasar dari keselamatan dan kesehatan kerja
1.2

Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang keselamatan


dan kesehatan kerja dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dalam tahun 1760 sebelum Masehi, Raja hammurabi, yang
merupakan pendiri dynasti Babylonia, menyusun kumpulan
undang-undang dan peraturan yang kemudian disebut Kode
Hammurabi. Kode ini, telah diterima oleh raja dari dewa
matahari, Shamash, yang memberikan prosedur mengenai hakhak milik, hak perorangan, dan hutang-piutang. Ini diberikan
antara lain untuk mengatur kerusakan yang disebabkan oleh
pengabaian dalam berbagai perdagangan. Sebagai contoh, ini
mengatur mengenai hal berikut :
Jika seorang pembangun membangun rumah untuk seseorang
dan tidak membangunnya secara tepat, kemudian rumah
tersebut runtuh dan menewaskan pemiliknya, maka pembangun
harus dihukum mati.
Jika pembuat kapal membuat perahu untuk seseorang dan tidak
membuatnya dengan kuat, jika selama tahun yang sama perahu
tersebut rusak, maka pembuat kapal harus memperbaikinya
dengan biayanya sendiri. Kapal yang telah diperbaiki tersebut
harus diberikan kepada pemiliknya.. Peraturan-peraturan ini
tampaknya mirip dengan building codes dan OSHA standard
mengenai Pekerjaan Galangan Kapal serta persyaratan Workers
Compensation.
Hippocrates, ahli fisika Yunani yang terkenal, disebut
sebagai bapak pengobatan. Sekitar tahun 400 SM dia berusaha

menangani tetanus, membantu memeriksa wabah di sekitar


Athena, serta memberikan panduan perawatan cidera di kepala
yang disebabkan kecelakaan. Selama awal Abad Pertengahan
berbagai bahaya diidentifikasi, termasuk efek-efek paparan
timbal dan mercury, kebakaran dalam ruang terbatas, serta
kebutuhan alat pelindung perorangan.
3
Namun demikian, tidak ada standard atau persyaratan
keselamatan yang terorganisasi dan ditetapkan pada saat itu.
Para pekerja biasanya pengrajin independen atau bagian dari
toko atau pertanian keluarga dan bertanggung jawab sendiri
untuk keselamatan, kesehatan dan kesejahteraannya.
Pada awal abad 18 dan pada saat terjadinya Revolusi
Industri, Beardini Ramazini menulis Discourse on Disease of
Workers.Dikenal sebagai bapak pengobatan pekerja, dia
menggambarkan penyebab dari penyakit akibat kerja yang
terjadi pada kimiawan yang bekerja di laboratorium. Namun
demikian, perhatiannya yang besar pada kimiawan, membuatnya
percaya harus ada perlindungan terhadap profesi mereka jika dia
menyarankan intervensi keselamatan. Dia juga menggambarkan
rasa sakit yang terjadi di tangan tukang ketik, yang mengawali
pengetahuan kita mengenai cidera yang disebabkan gerakan
berulang. Sebagai tambahan pada kuesioner standard sejarah
pasien, dia juga menanyakan Apa pekerjaan anda?.
Pada akhir tahun 1700an, sistem pabrik memperkenalkan
pekerja bahaya baru dan tidak diketahui. Perusahaan tekstil
dijalankan dengan mesin pintal, gulungan kapas dan tumpukan
benang, bersama dengan resiko yang berhubungan dengan
mesin, kebisingan dan debu. Manajemen diperhadapkan dengan

keuntungan dan kerugian. Kematian dan cidera diterima sebagai


bagian dari bidang industri. Sekarang, mungkin rasa sakit dan
kesakitan mungkin diperhatikan sebagai norma dan diterima
dalam beberapa pekerjaan industri. Kemudian manajemen
keselamatan dan kesehatan, tidak dipertimbangkan atau
diperlukan. Buruh sangat banyak dan pekerja senang dengan
hanya memperoleh pekerjaan.
Pada awal tahun 1800an, Revolusi Industri melanda
Amerika Serikat, menekankan pngurangan biaya, dan tenaga
kerja menjadi makin banyak dengan buruh imigran dan buruh
anak-anak.
4
Undang-undang yang umum pada saat itu menguntungkan
para pengusaha dan manajer, dan nyatanya tidak ada
kompensasi untuk penyakit atau cidera serta tidak ada standard
yang disetujui untuk keselamatan tempat kerja. Namun
demikian, ketika cidera semakin meningkat, usaha pertama
terhadap kompensasi dimulai di Massachusetts dengan
Employers Liability Law pada tahun 1887. Namun demikian pada
banyak kasus, usaha kompensasi ditolak dengan berbagai alasan
legal jika pengusaha dapat menunjukkan bahwa pekerja lalai
atau memberikan kontribusi terhadap penyebab kecelakaan.
Abad dua puluh merupakan awal perhatian keselamatan kerja
pada arena politik. Pada tahun 1908, Theodore Roosevelt
mengatakan : Jumlah kecelakaan yang menyebabkan kematian
pekerja .... semakin meningkat.
Dalam beberapa tahun, ini meningkat dengan cepat
dengan menyebabkan kematian yang lebih besar daripada
perang besar. Ini diikuti dengan penetapan persyaratan Workers

Compensation secara federal serta di seluruh negara bagian.


Pada saat yang sama, standard-standard keselamatan mengenai
pelindung mesin dan perusahaan baja serta rel kereta api
memulai apa yang kita kenal sekarang sebagai program
manajemen keselamatan kerja. Kebakaran pabrik Triangle
Shirtwaist yang terkenal pada tahun 1911, yang menyebabkan
kematian pekerja garmen sebanyak 146 orang, membantu untuk
menggabungkan usaha-usaha ini. National Safety Council
dibentuk pada saat itu.
Sampai tahun 1931, sebagian besar dari usaha-usaha
intervensi keselamatan dan kesehatan diarahkan langsung untuk
meningkatkan kondisi pabrik. Kemudian H.W. Heinrich
menerbitkan buku yang berjudul Industrial Accident Prevention.
Dia mengusulkan konsep bahwa tindakan-tindakan orang lebih
besar menyebabkan kecelakaan daripada kondisi tempat kerja.
Dia kadang-kadang disebut sebagai Bapak Safety Modern karena
dia yang pertama mengusulkan prinsip-prinsip keselamatan kerja
yang terorganisasi.
5
Prinsip-prinsip ini revolusioner pada saat itu. Prinsip-prinsip
ini mencakup konsep bahwa kecelakaan disebabkan terutama
karena unsafe acts dari pekerja, dan bahwa unsafe act yang
sama mungkin terjadi lebih dari 300 kali. Dia juga mengusulkan
beberapa alasan mengapa orang-orang bertindak unsafe,
metodologi dasar untuk mencegah kecelakaan, serta
mengusulkan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk
melakukan pencegahan kecelakaan kerja.

Dalam tahun 1970, Occupational Safety and Health Act


(OSHA) yang bersejarah disahkan dan menjadi undang-undang
federal yang efektif pada tahun 1971. Ini diikuti dengan
beberapa kejadian, termasuk pembaharuan pada keselamatan
kendaraan dengan buku Ralph Nader yang berjudul Unsafe at
Any Speed. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi elemen
penting pada sebagian besar industri manufakturing. Standardstandard telah dimulai dan manajemen telah mengetahui bahwa
keuntungan operasi secara langsung terpengaruh ketika pekerja
mengalami lost time karena cidera yang disebabkan kerja.
Beberapa orang akan membantah bahwa OSHA Act
mengubah perhatian manajemen dari pencegahan cidera
menjadi mematuhi undang-undang. Namun demikian dengan
maksud baik, regulasi pertama keselamatan kerja diadopsi dari
dokumen-dokumen lain yang ditetapkan oleh standard yang
dihasilkan berbagai organisasi. Dalam banyak kasus, standardstandard tersebut dimaksud untuk digunakan sebagai panduan.
Tanggung jawab penerapan dari panduan keselamatan kerja
diganti dengan perilaku bagaimana kita sesuai sampai
beberapa tingkatan. Selain itu, karena undang-undang
difokuskan pada kondisi tempat kerja, mungkin akan
menghambat perkembangan perangkat manajemen keselamatan
kerja berdasarkan intervensi perilaku. Pendekatan kondisi tempat
kerja ini bertentangan dengan prinsip yang diusulkan oleh
Heinrich yang mengatakan bahwa sebagian besar kecelakaan
disebabkan oleh tindakan manusia.
6

Pada beberapa kejadian, Occupational Safety and Health


Act, bersama dengan partner penelitiannya, National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH) dan komite
penasehatnya National Advisory Committee on Occupational
Safety and Health (NACOSH), menciptakan perhatian baru dan
era baru dalam bidang keselamatan dan kesehatan. Undangundang yang memberikan sanksi terhadap ketidaksesuaian
dengan persyaratan menyediakan tempat kerja yang bebas dari
bahaya yang diketahui cenderung berorientasi pada spesifikasi
dan diberikan secara terperinci apa yang perlu dilakukan. Banyak
kesenangan yang dibuat sehubungan dengan persyaratan
rancangan tempat duduk toilet serta ketinggian letak alat
pemadam kebakaran. Peraturan yang baru telah berubah
berdasarkan orientasi kinerja, yang dapat mendorong
pengesahan alasan dan penerapan tanggung jawab terhadap
persyaratan. Suatu contoh mengenai pendekatan ini ditemukan
dalam Standard Manajemen Keselamatan Proses, yang
mempersyaratkan penakaran resiko sekitar keselamatan pabrik
kimia. Sementara sebagian besar perusahaan besar telah
mengikuti persyaratan OSHA Act dalam sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerjanya, perusahaan-perusahaan
yang progresif telah bergerak lebih maju daripada sekedar
kepatuhan. Mereka mengetahui bahwa sekedar mematuhi
peraturan safety tidak cukup. Mereka mengetahui bahwa kondisi
tempat kerja, yang menjadi fokus utama peraturan ini, hanya
satu aspek dari program yang dikelola secara baik. Peraturan
mewakili kriteria minimal dan pendekatan tingkat awal.
Off-the-job safety programming oleh beberapa perusahaan
mengambil pelajaran dari tempat kerja ke dalam rumah dan
keluarga para pekerja. Teknologi keselamatan dan kesehatan

sebagian besar telah berkembang menjadi ilmu yang matang.


Standard telah tersedia dan metodologi telah dikembangkan
untuk keselamatan kerja mekanis, penakaran resiko bahaya
kimia, standard keselamatan listrik, standard perlindungan
kebakaran, serta standard perlengkapan pelindung perorangan.
Teknologi-teknologi ini akan dibahas Bab-bab berikut.
7
Standard sekitar ergonomi tempat kerja menjadi bidang
yang berkembang secara cepat. Walaupun awal peraturan dalam
bidang ini tidak sukses, sebagian besar perusahaan besar
melihat keuntungan dari program ergonomi sebagai bagian dari
keseluruhan usaha keselamatan dan kesehatan mereka.
Beberapa orang mungkin membantah bahwa kinerja safety
aktual telah tercampur karena ditetapkannya OSHA. Statistik dari
Bureau of Labor memperlihatkan bahwa tingkat cedera total
yang tercatat telah menurun secara perlahan selama 20 tahun
terakhir dari 13.2 cidera dan penyakit per 100 pekerja menjadi
11.6 dalam sektor manufaktur. Cidera dan penyakit yang
mengakibatkan lost working time telah menurun pada periode
yang sama dari 4.4 menjadi 2.9 persen. Namun demikian sangat
sulit dibantah bahwa kondisi tempat kerja aktual telah meningkat
secara substansial dari awal industrialisasi. Di dunia Barat,
bahaya dari manufaktur berat telah berganti dengan bahaya lain
yang tidak segera tampak. Sebagai contoh, perusahaan
manufaktur sekarang telah mengalami peningkatan cacat kronis
sehubungan dengan trauma kumulatif, penyakit kulit, dan
penyakit saluran pernafasan. Beban dari cidera akut sekarang
telah muncul pada industri manufakturing di negara Dunia
Ketiga.

Selama waktu ini, satu dari para penulis yang produktif


dalam bidang keselamatan dan kesehatan adalah Dan Petersen.
Dia menulis sejumlah buku dan artikel mengenai manajemen
keselamatan dan kesehatan. Dia mengembangkan teori Heinrich.
Dia mengemukakan lima prinsip keselamatan pada buku
Techniques of Safety Management yang diterbitkan pada tahun
1978, yang pertama adalah Unsafe act, unsafe condition dan
kecelakaan adalah gejala mengenai kesalahan dalam sistem
manajemen. Bukunya Challenge of Change: Creating a New
Safety Culture pada tahun 1993, menggambarkan suatu proses
untuk menciptakan perubahan dalam sistem manajemen yang
mendorong kinerja keselamatan yang diinginkan.

8
2.2 Teori Teori Tentang Kesehatan Keselamatan Kerja
Seringkali kita dengar berita ada kecelakan di tempat kerja.
Lebih-lebih kecelakaan kerja di Proyek. Menurut beberapa
sumber terungkap bahwa sektor konstruksi menjadi penyumbang
tertinggi kecelakaan kerja bila dibanding dengan sektor lain.
1. Teori Heinrich ( Teori Domino)
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari
suatu rangkaian kejadian. Ada lima faktor yang terkait dalam
rangkaian kejadian tersebut yaitu : lingkungan, kesalahan
manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan,
dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).
2. Teori Multiple Causation

Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan


ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini
mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman.
Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan
kerja tersebut perlu diteliti.
3. Teori Gordon
Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat
dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya
kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat
dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3
faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami
mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka
karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya
kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat
diketahui secara detail.

9
4. Teori Domino Terbaru
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang
suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya
kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan
Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk
memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan
terjadinya kecelakaan.
5. Teori Reason

Reason (1995-1997) menggambarkan kecelakaan kerja


terjadi akibat terdapat lubang dalam sistem pertahanan.
Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihanpelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja.

6. Teori Frank E. Bird Petersen


Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan. Bird
mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan
menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut:

Manajemen kurang kontrol.


Sumber penyebab utama.
Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar).
Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar).
Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda).

2.3 Pengertian K3 (Keamanan, Kesehatan Dan


Keselamatan Kerja)

Secara Filosofis

Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya
dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
10

Secara Keilmuan

Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah


kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Secara umum

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar

pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan


kerja juga merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Sedangkan dalam artilain
SAFE adalah aman atau selamat.
Safety menurut kamus besar tata bahasa Indonesia yang
telah diterjema dalam bahasa Indonesia adalah mutu suatu
keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa
yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa
manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan,
keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah
manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada
khususnya.
2.4 Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.


Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
Mencegah/ mengurangi kematian.
Mencegah/mengurangi cacat tetap.
11

Mengamankan material, konstruksi, pemakaian,


pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,

instalasi dan lain sebagainya.


Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga

kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.


Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan

sumbersumber produksi lainnya.


Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan
aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan

semangat kerja.
Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan

Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:

Manusia (pekerja dan masyarakat)


Benda (alat, mesin, bangunan dll)
Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh
tumbuhan)

Dari sumber lain adapula tujuan dari keselamatan dan


kesehatan kerja antaralain yaitu: Tujuan Penerapan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja :
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang
tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi
yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang
tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat didefinisikan sebagai
setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan
kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang
mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah
dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau
mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan


mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan.
12
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti
apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara bahwa tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.


Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan

sebaik-baiknya selektif mungkin.


Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai


Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan

partisipasi kerja.
Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan

oleh lingkungan atau kondisi kerja.


Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja

2.5 Undang-Undang yang mengatur mengenai K3


Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja

Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban


pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.

13

Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus


perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja
juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan
tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23
tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan
pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal.
Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga


kerjaan

Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang


berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam
kerja, hak maternal, cuti sampi dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang
tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah
(PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun


1979 tentang Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang


Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida
14

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang


Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan

Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang


Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja.

2.6 Jenis-jenis bahaya dalam k3


Dibagi menjadi 3, yaitu:
Jenis kimia
Terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan
bahan kimia berbahaya. contoh:

abu sisa pembakaran bahan kimia


uap bahan kimia
gas bahan kimia
Jenis fisika
Suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu
dingin, keadaan yang sangat bising, keadaan udara yang tidak
normal. Contoh:
Kerusakan pendengaran
Suatu suhu tubuh yang tidak normal
Jenis proyek/ pekerjaan
Pencahayaan atau penerangan yang kurang, Bahaya dari
pengangkutan barang, Bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan.
Contoh:
Kerusakan penglihatan
Pemindahan barang yang tidak hati-hat sehingga
melukai pekerja
Peralatan kurang lengkap dan pengamanan sehngga
melukai pekerja.

15
2.7 Kecelakaan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja bertalian dengan apa yang
disebut dengan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja yang
disebabkan karena faktor melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja
juga diartikan sebagai kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
atau suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak

dikehendaki yang mengacaukan proses aktivitas kerja.


Kecelakaan kerja ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktorfaktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan
kecelakaan ini disebut sebagai bahaya kerja. Bahaya kerja ini
bersifat potensial jika faktor-faktor tersebut belum
mendatangkan bahaya.
Jika kecelakaan telah terjadi, maka disebut sebagai bahaya
nyata. Lalu Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan ada
empat faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu:

Faktor manusia, diantaranya kurangnya keterampilan atau


pengetahuan tentang industri dan kesalahan penempatan

tenaga kerja.
Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang
seharusnya dibuat dari besi dibuat dengan bahan lain yang

lebih murah sehingga menyebabkan kecelakaan kerja.


Faktor sumber bahaya, meliputi:
Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang
salah, sikap kerja yang teledor serta tidak memakai
alat pelindung diri.
Kondisi/keadaan bahaya, misalnya lingkungan kerja
yang tidak aman serta pekerjaan yang
membahayakan.
Faktor lingkungan kerja yang tidak sehat, misalnya
kurangnya cahaya, ventilasi, pergantian udara yang
tidak lancar dan suasana yang sumpek.
16

Dari beberapa faktor tersebut, Sumamur menyederhanakan


faktor penyebab kecelakaan kerja menjadi dua yaitu:

Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi

keselamatan (unsafe human act atau human error).


Keadaan lingkungan yang tidak aman. (Sumamur, 1981:

9).
Diantara penyederhanaan tersebut, faktor manusia adalah
penyebab kecelakaan kerja di Indonesia yang paling
dominan. Para ahli belum dapat menemukan cara yang
benar-benar jitu untuk menghilangkan tidakan karyawan
yang tidak aman tersebut. Tindakan-tindakan tersebut
diantaranya membuat peralatan keselamatan dan
keamanan tidak beroperasi dengan cara memindahkan,
mengubah setting, atau memasangi kembali, memakai
peralatan yang tidak aman atau menggunakannya secara
tidak aman, menggunakan prosedur yang tidak aman saat
mengisi, menempatkan, mencampur, dan
mengkombinasikan material, berada pada posisi tidak
aman di bawah muatan yang tergantung, menaikkan lift
dengan cara yang tidak benar, pikiran kacau, tidak

memperhatikan tanda bahaya dan lain-lain.


Kecelakaan kerja tentunya akan membawa suatu akibat
yang berupa kerugian. Kerugian yang bersifat ekonomis
misalnya kerusakan mesin, biaya perawatan dan
pengobatan korban, tunjangan kecelakaan, hilangnya
waktu kerja, serta menurunnya mutu produksi. Sedangkan
kerugian yang bersifat non ekonomis adalah penderitaan
korban yang dapat berupa kematian, luka atau cidera dan
cacat fisik.

17
Secara lebih rinci akibat dari kecelakan kerja dengan 5K yaitu:

Kerusakan
Kekacauan organisasi
Keluhan dan kesedihan
Kelainan dan cacat
Kematian.

jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di sektor


industry

Elektronik (manufaktur)
Teriris, terpotong
Terlindas, tertabrak
Berkontak dengan bahan kimia atau bahan
berbahaya lainnya
Kebocoran gas
Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan

Produksi metal (manufaktur)


Terjepit, terlindas
Tertusuk, terpotong, tergores
Jatuh terpeleset
Terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal,
cairan non-metal

Petrokimia (minyak dan produksi batu bara, produksi karet,


produksi karet, produksi plastic

Terjepit, terlindas
Teriris, terpotong, tergores
Jatuh terpeleset
Tertabrak
18
Terkena benturan keras
Terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan
hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan
embun yang beracun

Konstruksi
Kemungkinan jatuh dari ketinggian
Kejatuhan barang dari atas
Terinjak
Terkena barang yang runtuh, roboh
Terkena benturan keras
Terjatuh, terguling
Terjepit, terlindas
Tertabrak

Berkontak dengan suhu panas, suhu dingin,


lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion,
bising.
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan
kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa
kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap
kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut,
baik secara sendirisendiri atau bersama-sama,Tindakan tidak
aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) yaitu:
terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan
pekerjaan.
Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan.
Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

19

2.8 Pengertian (Definisi) Bahaya dan 5 Faktor Bahaya K3


Di Tempat Kerja
Pengertian (definisi) bahaya (hazard) ialah semua sumber,
situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
(kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) - definisi
berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima)
faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya
biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik,
faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.

Tabel di bawah merupakan daftar singkat bahaya dari faktorfaktor bahaya di atas :

Faktor Bahaya Biologi


1. Jamur.
2. Virus.
3. Bakteri.
4. Tanaman.
5. Binatang.
Faktor Bahaya Kimia
1. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap Berbahaya
2. Beracun.
3. Reaktif.
4. Radioaktif.
5. Mudah Meledak.
6. Mudah Terbakar/Menyala.
7. Iritan.
8. Korosif.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
1. Ketinggian.
2. Konstruksi (Infrastruktur).
3. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
20
4. Ruangan Terbatas (Terkurung).
5. Tekanan.
6. Kebisingan.
7. Suhu.
8. Cahaya.
9. Listrik.
10.
Getaran.
11.
Radiasi.
Faktor Bahaya Biomekanik
1. Gerakan Berulang.
2. Postur/Posisi Kerja.
3. Pengangkutan Manual.
4. Desain tempat kerja/alat/mesin.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologis
1. Stress.
2. Kekerasan.
3. Pelecehan.
4. Pengucilan.
5. Intimidasi.

6. Emosi Negatif.
2.9 Pakaian Pengaman (Apd)
Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
1. Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap
bahaya yang mungkin ada.
2. Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
21
3. Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
4. Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang
lepas yang sangat mungkin termakan mesin.
5. Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi
yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll)
yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak
dipakai.
6. Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari
partikelpartikel panas terkait di celana, masuk di kantong
atau terselip di lipatan-lipatan pakaian.
7. Overall katun memenuhi semua persyaratan yang
disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah
yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.

8. Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang


yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan
bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan
menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap
memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah
pada bahan kimia dan panas dengan berhenti
menghilangkan bahaya.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MENGGUNAKAN PAKAIAN KERJA

Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat,

dan berkancingkan.
Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun

baju bawah.
Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran

mesin.
Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.
22
PAKAIAN KERJA
Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betulbetul
cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan.
Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan
kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan
kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja.
Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau
terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali
terpaksa benar.

Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu


bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda
akan mengotori kendaraan
SEPATU KERJA
Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah
berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah
tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan
sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka
karena kejatuhan benda. Dianjurkan memakai sepatu
boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin
serta berkulit keras.
SARUNG TANGAN
Pada waktu mengangkat benda benda berat atau
memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya
dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada
suatu peraturan khusus yang mengatur cara
pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa.
Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta
pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup,
memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung
tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal
seperti ini sarung tangan jangan dipakai.

23
Alat-alat pelindung anggota badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya
itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan.
Alat-alat pelindung bagian adalah sbb:
Alat pelindung mata,
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang
menyilaukan dan juga dari debu.
Alat pelindung kepala

Topi atau helm adalah alat pelindung kepala


bila bekerja pada bagian yang berputar,
misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal
ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran
bor atau rambut terkena percikan api.
Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya
mesin yang sangat bising juga penahan bising
dari letupan-letupan.
Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.
Alat pelindung tangan
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan
disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:
Sarung tangan kain, digunakan untuk
memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
Sarung tangan asbes, digunakan terutama
untuk melindungin tangan terhadap bahaya
panas.
Sarung tangan kulit, digunakan untuk
melindungi tangan dari benda-benda tajam
pada saat mengangkat suatu barang.
24
Sarung tangan karet, digunakan pada waktu
pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel,
vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan
dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan
cairan.
Alat pelindung kaki
untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau
terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu
pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa

hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan


sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan
yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh.
Alat pelindung badan,
Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan
pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api,
terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan
baju jangan digulung, sebab lengan baju yang panjang
akan melindungi tangan dari sinar api.
Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja
Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi
resiko dari adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha membentuk
Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk menyusun program
keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia
tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja, pakaian kerja, alat pelindung diri
dan lingkungan kerja.
Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua
orang di dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan dari
gangguan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu lalang di
sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus
diberi tanda,
25
misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan
untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada tempatnya. Kalengkaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat
yang tidak beresiko kebocoran. Jika perusahaan yang bersangkutan
mengeluarkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan
sirkulasi udara di ruang kerja juga harus diperhatikan
Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu
longgar. Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja

melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau lingkungan yang


dihadapi. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi
aktivitas kerjanya. Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan
beresiko menimbulkan kecelakaan. Memakai cincin di dekat mesin
yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.
Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung
tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
mengurangi resiko kecelakaan kerja.
Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan memakai alat pelindung
diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja.
Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat
pelindung diri tersebut.
Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan warna.
Udara yang baik dalam suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada
aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak mengandung
CO2, ventilasi dan AC juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi
pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja. Untuk
mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan
yang dilengkapi dengan peredam suara. Pencahayaan disesuaikan
dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam
dan sifat pekerjaan.
26
2.10 Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja
Pengendalian teknik
Contoh:

Mengganti prosedur kerja


Menutup atau mengisolasi bahan bahaya
Menggunakan otomatisasi pekerja
Ventilasi sebaga pengganti udara yang cukup

Pengendaan administrasi
Contoh:

Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istirahat
Menyusun peraturan k3
Memasang tanda-tanda peringatan
Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat.

2.11 Istilah-istilah yang ditemui dalam dalam dunia kerja


Harzard adalah suatu keadaan yng dapat menimbulkan kecelakaan,
penyakit dan kerusakan yang menghambat kemampuan pekerja.
Danger/ bahaya adalah tingkat bahaya suatu kondisi yang dapat
mengakibatkan peluang bahaya yang mulai tampak sehingga
mengakibatkan memunculkan suatu tindakan.
Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus
tertentu.
Incident adalah memunculnya kejadian yang bahaya yang dapat
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
normal.
Accident adalah kejadan bahaya yang disertai dengan adanya korban
atau kerugian baik manusia maupun peralatan.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan

perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan


keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan
produktivitas nasional.

28
DAFTAR PUSTAKA
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalahkeselamatan-dan-kesehatan-kerja.html#ixzz3DNz5FEsF
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalahkeselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
http://arnaldowaric.wordpress.com/2014/01/19/makalahkesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/
http://navale-engineering.blogspot.com/2013/02/pengertian-k3keamanan-kesehatan-dan.html

http://hanscoy.blogspot.com/2009/04/sejarah-keselamatan-dankesehatan-kerja.html
http://www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/keselamatandan-kesehatan-kerja/pertanyaan-mengenai-keselamatan-dankesehatan-kerja-di-indonesia-1
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09
/pengertian-bahaya-dan-faktor-faktor.html
http://pujiiastutii.wordpress.com/2012/09/11/manfaat-k3-dalambekerja-beserta-tujuannya/

Anda mungkin juga menyukai