Anda di halaman 1dari 24

MODUL PERKULIAHAN

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Tim Penyusun:

Nama Institusi
Dr. Sulhatun, ST.,MT Universitas Malikussaleh
Dr. Lukman Hakim, ST, M.Eng Universitas Malikussaleh
Prof. Dr. M. Sayuti, ST.,M.Sc.,IPM Universitas Malikussaleh

Program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI)


Universitas Malikussaleh
Tahun 2021
2
PRAKATA

Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul K3 .
Modul ini merupakan salah satu hasil pengumpulan berbagai referensi tentan K3,
yang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan sekaligus informasi untuk
pengetahuan dalam belajar, khususnya pengetahuan tentang keselamatan dan
Kecelakan Kerja . Penyusunan modul ini bertujuan untuk mempermudah
mahasiswa memperoleh informasi tentan matakuliah K3 yang mencakup Dasar -
dasar K3, meliputi pengertian K3 , Prinsip Dasar penerapan K3, Dasar Hukum
Penerapan K3, Sistem Manajemen K3 dan bab lainnya .

Modul makalah ini adalah saduran dari berbagai informasi terkait dengan
K3 Keselamatan dan Kecelakaan Kerja semoga bermanfaat bagi
pembaca. .Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari modul
ini. Oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi modul ini. Terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis

Dr. Suhatun, ST,MT

3
DAFTAR ISI
1.

PRAKATA.......................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 4
MODUL 1 DASAR - DASAR K3 ..................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Sejarah perkembangan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja .............................Error! Bookmark not defined.

B. P.engertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)... Error! Bookmark not


defined.
1. Pengertian K3 Secara Umum

2. Pengertian K3 Menurut Para Ahli

3. Fungsi K3

4. Tujuan K3

5. Ruang Lingkup K3

C. Prinsip Dasar Penerapan K3......................................... Error! Bookmark not defined.

1. Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


2. Status Kesehatan Pekerja
3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja

D. Istilah Dalam K3.................................................................Error! Bookmark not defined.


E Rancangan Tugas............................................................. Error! Bookmark not defined.
F. Daftar Pustaka.................................................................... Error! Bookmark not defined.

4
MODUL 1

DASAR - DASAR K3

A. Sejarah perkembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sejak zaman purba pada awal kehidupan manusia, untuk memenuhi


kebutuhan hidupnya manusia bekerja. Pada saat bekerja mereka mengalami
kecelakaan dalam bentuk cidera atau luka. Dengan akal pikirannya mereka
berusaha mencegah terulangnya kecelakaan serupa dan ia dapat mencegah
kecelakaan kerja secara preventif.

Selama pekerjaan masih dikerjakan secara perorangan atau dalam


kelompok maka usaha pencegahan tidaklah sulit, sifat demikian segera
berubah, tatkala revolusi industri dimulai, yakni sewaktu umat manusia dapat
memanfaatkan hukum alam dan dipelajari sehingga menjadi ilmu
pengetahuan dan dapat diterapkan secara praktis.

Penerapan ilmu pengetahuan tersebut dimulai pada abad 18 dengan


munculnya industri tenun, penemuan ketel uap untuk keperluan industri.
Tenaga uap sangat bermanfaat bagi dunia industri, namun pemanfaatannya
juga mengandung resiko terhadap peledakan karena adanya tekanan.

Selanjutnya menyusul revolusi listrik, revolusi tenaga atom dan penemuan-


penemuan baru di bidang teknik dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi
manusia. Disamping manfaat tersebut, pemanfaatan teknik dan teknologi
dapat merugikan dalam bentuk resiko terhadap kecelakaan apabila tidak
diikuti dengan pemikiran tentang upaya keselamatan dan kesehatannya.

Sebagai gambaran tentang sejarah perkembagan keselamatan dan kesehatan


kerja dapat disampaikan sebagai berikut :

 Kurang lebih 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerjaan
Babylonia dalam kitab undang-undangnya menyatakan bahwa :

“Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang dan


pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu roboh

5
dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut
dibunuh”.

 Dalam zaman Mozai ± 5 abad setelah Hamurabi, dinyatakan bahwa ahli


bangunan bertanggung jawab atas keselamatan para pelaksana dan
pekerjanya, dengan menetapkan pemasangan pagar pengaman pada
setiap sisi luar atap rumah

 Kurang lebih 80 tahun sesudah masehi, Pinius seorang ahli Ecyclopedia


bangsa Roma mensyaratkan agar pekerja tambang diharuskan memakai
tutup hidung

 Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk di tengah


lapangan St. Pieter Roma. Ia selalu mensyaratkan agar para pekerja
memakai topi baja

Peristiwa sejarah tersebut menggambarkan bahwa masalah keselamatan dan


kesehatan manusia pekerja menjadi perhatian ahli pada waktu itu.

Sejak revolusi industri di Inggris dimana banyak terjadi kecelakaan dan dapat
banyak membawa korban, pengusaha pada waktu itu berpendapat bahwa hal
tersebut adalah bagian dari resiko pekerjaan dan penderitaan para korban,
karena bagi pengusaha sendiri, hal tersebut dapat dengan mudah
ditanggulangi dengan jalan mempekerjakan tenaga baru. Akhirnya barang
orang yang berpendapat bahwa membiarkan korban berjatuhan apalagi tanpa
ganti rugi bagi korban dianggap tidak manusiawi. Para pekerja mendesak
pengusaha untuk mengambil langkah-langkah positif untuk menanggulangi
masalah tersebut.

Yang diusahakan pertama-tama adalah memberikan perawatan kepada para


korban dimana motifnya berdasarkan perikemanusiaan .

Pada tahun di Amerika Serikat diberlakukan undang-undang work,


Compensation Law dimana disebutkan bahwa tidak memandang apakah
kecelakaan tersebut terjadi akibat kesalahan si korban atau tidak, yang
bersangkutan akan mendapat ganti rugi, jika terjadi dalam pekerjaan. Undang-
undang ini menandai permulaan usaha pencegahan kecelakaan yang lebih
terarah.

6
Di Inggris pada mulanya aturan perungdangan yang hampir sama telah juga
diberlakukan, namun harus dibuktikan bahwa kecelakaan kerja tersebut
bukanlah terjadi karena kesalahan si korban.Jika terbukti bahwa kecelakaan
yang terjadi adalah akibat kesalahan atau kelalaian si korban maka ganti rugi
tidak akan diberikan. Karena pekerja berada pada posisi yang lemah, maka
pembuktian salah tidaknya pekerja yang bersangkutan selalu merugikan
korban. Akhirnya peraturan perundangan tersebut diubah tanpa memandang
apakah si korban salah atau tidak.

Berlakunya peraturan perundangan tersebut dianggap sebagai permulaan dari


gerakan keselamatan kerja, yang membawa angin segar dalam usaha
pencegahan kecelakaan industri.

HW Heinrich dalam bukunya yang terkenal “Industrial Accident Prevention”


(1931), dianggap sebagai suatu titik awal, yang bersejarah bagi semua
gerakan keselamatan kerja yang terorganisir secara terarah. Pada
hakekatnya, prinsip-prinsip yang dikemukakan Heinrich di tahun 1931 adalah
unsur dasar bagi program keselamatan yang berlaku saat ini.

Dalam perkembangannya banyak para ahli menyampaikan teori domino yang


berbeda namun mengacu pada prinsip H.W. Heinrich. Para ahli
mengembangkan bahwa faktor penyebab kecelakaan bukan saja dari faktor
unsafe act dan unsafe condition tetapi sudah mengarah pada
ketidakmampuan manajemen (Lack of control management) bahkan pada
saat ini faktor penyebab kecelakaan adalah ketimpangan sistem (Lack of
system)

Dengan demikian pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bukan


melalui pendekatan parsial tetapi sudah harus menerapkan K3 berdasarkan
kesisteman yaitu sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
dilaksanakan secara holistik dan komprehensif. Di tingkat perusahaan, K3
bukan hanya menjadi tanggung jawab ahli K3, bagian K3, dll tetapi menjadi
tanggung jawab semua pihak di perusahaan.

Di bawah ini kita gambarkan perkembangan K3 sampai saat ini :

7
Dari sisi akibat kecelakaan kerja bukan hanya dalam bentuk cairan
manusia tapi berupa kerugian baik langsung maupun tidak langsung.

B. P.engertian (Difinisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Dunia industri, manufaktur dan konstruksi tidak lepas dari tenaga kerja
manusia dengan bantuan alat mesin. Dalam proses kerjanya, terdapat ketentuan
K3 yang perlu dilaksanakan oleh setiap bagian di lingkungan kerja tersebut.
Peraturan keselamatan kerja mencakup berbagai hal mulai prosedur, fungsi
hingga dasar hukum yang melindunginya. Pada Suba bab modul ini kami akan
membahas berbagai hal mengenai K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1. Pengertian K3 Secara Umum

Apa yang dimaksud dengan K3? Pengertian K3 adalah bidang yang


berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan manusia yang
bekerja pada sebuah institusi ataupun lokasi proyek.

Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dibagi 2


yaitu:

8
a. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
b. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk
memastikan keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja
pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan
budaya menuju masyarkat adil dan makmur.

Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal
penting yang wajib diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga tertuang
dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87.

3. Pengertian K3 Menurut Para Ahli

Secara Etimologi : Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber danproses
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.

Agar memudahkan kita dalam memahami apa arti K3, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) menurut para ahli:

a. Mathis dan Jackson

Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin


terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental
melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan
tugas dari karyawan dan pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku,
baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.

b. Ardana

Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar


tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat sehingga setiap sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

c. Flippo

Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang


menyeluruh dan spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek
perusahaan di tempat kerja dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda,
dan sanksi lain.

d. Hadiningrum

9
Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin,
material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak
mengalami kecelakaan.

e. Widodo

Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan kesehatan,


keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek.

f. World Health Organization (WHO)

Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan


dan memelihara derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya
bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.

3. Fungsi K3

Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan bermanfaat,


baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah beberapa fungsi K3
secara umum:

1. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya


risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.
2. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir, desain
tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
3. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja.
4. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur dan program.
6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya
dan program pengendalian bahaya

4. Tujuan K3

Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3
juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan
secara efektif.

Berikut ini adalah fungsi dan tujuan K3 secara umum:

a. Untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga


kerja sehingga kinerjanya dapat meningkat.

10
b. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang
yang berada di lingkungan kerja.
c. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara aman dan efisien.
1. orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin keselamatannya.
2. Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman.
3. Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

5.Ruang Lingkup K3

Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus


diperhatikan oleh perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:

1. Lingkungan Kerja

Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi
lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk
meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.

2. Alat Kerja dan Bahan

Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam
proses produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus
diperhatikan.

3. Metode Kerja

Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan
pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan
kesehatan kerja terjaga dengan baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara
mengoperasik

11
B. Prinsip Dasar Penerapan K3
Ada 3 Prinsip Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ialah salah satu sarana atau instrumen
yang bisa memberikan proteksi pada pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan itu adalah
hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Terdapat 3 (tiga) hal utama
sebagai prinsip dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk di
perhatikan yakni :
1. Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2. Status Kesehatan Pekerja
3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja

1. .Upaya Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Usaha K3 ialah sebuah usaha penyerasian pada kemampuan kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja dengan cara sehat tanpa
ada membahayakan dirinya ataupun orang-orang seputarnya agar didapat
produktivitas kerja yang maksimal. Untuk lebih detilnya dapat diliat pada ilustrasi
berikut ini :

a. Kapasitas Kerja

Kapasitas kerja ialah kemampuan fisik dan mental seorang untuk melakukan
pekerjaan dengn beban tertentu dengan cara maksimal, di mana kemampuan
kerja seorang di pengaruhi oleh kesehatan umum dan status gizi pekerja,
pendidikan dan kursus. perlu di ketahui kalau tingkat kesehatan dan kekuatan
seorang pekerja adalah modal awal utuk melakukan sebuah pekerjaan.

b. Beban Kerja

Beban kerja mencakup beban kerja fisik dan mental yang dirasa oleh pekerja
dalam melakukan pekerjaannya. beban kerja yang tidak cocok dengan kekuatan
pekerja dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang dapat juga berpengaruh
pada tingkah laku dan hasil kerjanya.

c. Lingkungan Kerja

Lingkungan Pekerja yaitu lingkungan ditempat kerja dan lingkungan pekerja


sebagai individu atau lingkungan diluar tempat kerja. Pengertian yang lain dari
lingkungan kerja yaitu beberapa aspek di lingkungan tempat kerja itu yang bisa
menyebabkan masalah kesehatan pekerja.

2. Status Kesehatan Pekerja

Status kesehatan seorang pekerja dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu :

12
a. Lingkungan Kerja
b. Perilaku Pekerja
c. Pelayanan Kesehatan Kerja
d. Faktor Herediter (Genetik)

a. Lingkungan Kerja

tatus kesehatan seseorang pekerja di pengaruhi oleh 4 (empat) aspek terpenting


yakni :

1. Aspek fisika (kebisingan, getaran, suhu, dll),


2. Aspek Kimia (semua bahan kimia yang digunakan dalam sistem kerja)
3. Aspek Biologi (Bakteri, virus, mikrobiologi yang lain)
4. Aspek Faal ergonomi
5. Aspek Psikososial (Stress kerja)

1. Aspek Fisik

Fisik diantaranya : Nada (Kebisingan), Radiasi, Suhu (Panas/dingin), Vibrasi


(Getaran), Desakan Hawa (Hiperbarik/Hipobarik), Pencahayaan. Bahaya atau
masalah kesehatan yang bisa muncul dari aspek lingkungan ini :

 Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi


alat, dan lain-lain)
 Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dan lain-lain)
 Raynaud’s syndrom karena getaran (Generator, bengkel dan lain-lain)
 Terpleset atau tergelincir disarankan menggunakan sepatu safety terbaru
 Leukemi akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dan lain-lain)
 Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang,
 Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll

2. Aspek Kimia.

Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi yaitu semua bahan kimia yang dipakai
dalam sistem kerja di lingkungan kerja yang berupa :

 Debu (asbes, berilium, biji timah putih, dan lain-lain)


 Uap (Uap logam)
 Gas (Sianida, gas asam sulfida, CO, dan lain-lain)
 Larutan (asam kuat atau basa kuat

 Bahaya bahan kimia dapat datang dari :

13
 Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dan lain-lain)
dapat mengakibatkan masalah pernapasan, dermatitis
 Uap zat anaestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menyebabkan
gangguanpernafasan
 Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dan lain-lain) dapat mengakibatkan
kecelakaan misalnya luka.
 Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dan lain-lain) dapat mengakibatkan
Masalah Pernapasan yang bisa jadi Kanker paru-paru dalam periode panjang
 Keracunan (zat desinfektan, Insektisida)
 Ledakan/kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dan lain-lain.

3.Biologi

 BAKTERI. Penyakit yang bisa dikarenakan oleh bakteri, misalnya : penyakit


antraks, Penyakit TBC, dll

 VIRUS. Penyakit yang dpt dikarenakan oleh virus, misalnya : Hepatitis (nakes
di RS), Rabies (petugas laboratorium), dll

 JAMUR, misalnya : Dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang bersihkan,


dan lain-lain.

 PARASIT, misalnya : Ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya terkena


oleh pekerja diperkebunan, pertanian, kehutanan, dll

4.Aspek Faal ergonomic


Biasanya dikarenakan oleh perlengkapan kerja yang tidak cocok dengan
ukuran badan atau anggota tubuh (tidak ergonomik). Hal semacam ini dapat
menyebabkan kelelahan dengan cara fisik dan ada keluhan-keluhan dan masalah
kesehatan, misalnya : Carpal tunnel syndrome, tendinitis, tenosynovitis, dan lain
sebagainya.

5.Aspek Psikologi
Yakni suasana kerja yg tidak serasi misalnya pekerjaan monoton, gaji yg kurang,
jalinan atasan-bawahan yg kurang baik, dan lain-lain. Hal itu Dapat menyebabkan
stres kerja dengan tanda-tanda psikosomatis berbentuk mual, muntah, sakit
kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar, dan lain-lain.

b.. Perilaku Pekerja

Dipengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan-keb


asaan&fasilitas yang tersedia. Jadi erat hubungannya dengan beberapa aspek
ekonomi, sosial &budaya. Perilaku kerja akan memengaruhi kemampuan kerja,

14
beban kerja dan cara melakukan pekerjaan.

c.. Pelayanan Kesehatan Kerja

Program Service Kesehatan Kerja, mencakup :

1. Service promotif
2. Service preventif
3. Service kuratif
4. Service rehabilitatif.
5. Aspek Genetik (Herediter)

Dibanding denganKetiga aspek yang lain aspek genetik ini sangat kecil
peranannya pada status kesehatan seseorang pekerja. Tetapi aspek genetik
seorang dpt mengakibatkan seseorang pekerja lebih rawan terserang suatu
penyakit.

e. Faktor Genetik

Dibandingkan denganKetiga faktor lainnya faktor genetik ini sangat kecil


peranannya terhadap status kesehatan seorang pekerja. Namun faktor genetik
seseorang dpt menyebabkan seorang pekerja lebih rentan terkena suatu penyakit.

3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja

a. Pengertian Bahaya

Bahaya ialah suatu hal yang mempunyai potensi menjadi pemicu kerusakan serta
bisa mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan, atau manusia.

Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat
memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang
yang bekerja.

Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja Upaya K3 merupakan sebuah


usaha penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya maupun
masyarakat sekelilingnya agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal.Potensi
bahaya (hazard) yang terdapat di sekitar tempat kerja dapat terdiri dari bahan-
bahan yang berbahaya, diantaranya : 1. Potensi bahaya udara bertekanan 2.
Potensi bahaya udara panas 3. Potensi bahaya kelistrikan 4. Potensi bahaya

15
mekanik 5. Potensi bahaya gravitasi 6. Potensi bahaya radiasi 7. Potensi bahaya
mikrobiologi
b.Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi
dan Psikologi.
1. Bahaya kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin
absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat
akut,kronis atau kedua-duanya.
 Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada
permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan
adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam
dan basa , fosfor.\
 Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak.
Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada
alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas,
peradangan dan oedema (bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut,
minyak. Dan pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide,
phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
 Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas
telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah
bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada
hewan .
Contoh:
 Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver
angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih );
asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);
 Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,
dichromates, beryllium.
 Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka
pada organ atau sistem tubuh. Contoh :
 Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
 Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
 Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
 Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
 - Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).

4. Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari

16
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
a. Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk
bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana
mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja
pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,
Legionnaire’s disease.
b.Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan
alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu
dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada industri
berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses
pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur
jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala
alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool,
bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
c.Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak,
penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax,
brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.
3. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan
intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi.
a.Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang
dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan
antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.
Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya
konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu
dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen
adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan
kayu, tekstil, metal, dll.
b.Getaran

17
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:
frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered
tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal
sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada
sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram
dan sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain
saws.
c.Pencahayaan
Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman. Efek pencahayaan yang
buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan
melihat, dan menyebabkan kecelakaan.Keuntungan pencahayaan yang baik :
meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan,
meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi
kecelakaan kerja.
4. Bahaya Psikologi
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap
setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka
hal ini dinamakan stress.
Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,
penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,
gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial,
penyakit kulit seperti eksim,dll.
5. Bahaya Fisiologi
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi
yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku,
dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja
yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan
mesin.

18
5..Pembebanan Kerja Fisik
Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial
ekonomi dan derajat kesehatan. Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari
kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam
sehari. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia
adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka
beban maksimum tersebut harus disesuaikan. Oleh karena penetapan
kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan
adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di
atas denyut nadi sebelum bekerja.

C, Tipe-tipe Bahaya

Terkait dengan Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja, para pekerja


harus diberikan edukasi mengenai jenis-jenis bahaya yang ada. Berikut ini adalah
beberapa jenis bahaya dalam K3:

1. Bahaya Keselamatan (Safety Hazard)

Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang ikut
serta dalam proses, perlengkapan, serta teknologi. Dampak safety hazard bersifat
akut, resiko tinggi, serta probabilitas untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan
(Safety hazard) bisa menimbulkan resiko cidera, kebakaran, serta segala kondisi
yang bisa mengakibatkan kecelakaan pada tempat kerja. Beberapa jenis safety
hazard, diantaranya :

 Mechanical Hazard, bahaya yang ada pada benda atau proses yang bergerak
yang bisa mengakibatkan efek, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores,
terbentur, dan sebagainya.
 Hazard Electrical, adalah bahaya yang berasal dari arus listrik.
 Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik berbentuk gas, cair, serta padat
yang memiliki sifat gampang terbakar, gampang meledak, serta korosif.

2..Bahaya Kesehatan

19
Bahaya kesehatan fokus pada kesehatan manusia. Resiko bahaya kesehatan
bersifat akut, konsekuensi rendah, berbentuk tiada henti, serta probabilitas untuk
berlangsung tinggi. Beberapa jenis bahaya kesehatan, diantaranya :

Physical Hazard, Bahaya ini berasal dari berbagai hal yang berhubungan dengan
fisika dan berpotensi merusak kesehatan dan keselamatan jika terjadi kontak.
Contoh bahaya K3 jenis fisika: Temperatur ekstrim (terlalu dingin atau terlalu
panas).Suara terlalu bising yang dapat membuat pendengaran rusak. Kondisi
udara yang tidak wajar berupa energi seperti kegaduhan, radiasi, pencahayaan,
temperature ekstrim, getaran, dan sebagainya.

Chemical Hazard, berwujud bahan kimia baik berbentuk gas, cair, serta padat
yang memiliki karakter toksik, beracun, iritan, serta patologik.Jenis bahaya kimia
berasal dari berbagai bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan jika
terhirup atau terjadi kontak. Contoh bahaya K3 jenis kimia: Gas bahan kimia yang
beracun, Uap bahan kimia dan Abu sisa pembakaran bahan kimia

Biological Hazard, bahaya dari mikroorganisme, terutama yang pathogen yang


bisa mengakibatkan gangguan kesehatan.

Ergonomi, adalah Bahaya ini berasal dari jenis pekerjaan/ proyek yang berpotensi
merusak kesehatan dan mengancam keselamatan jiwa pekerja. Contoh bahaya
K3 jenis ini:

 Penerangan di lokasi kerja sangat minim yang berpotensi mengakibatkan


kerusakan penglihatan.
 Pekerjaan pengangkutan barang/ material menggunakan manusia yang
kurang hati-hati dan mengakibatkan luka/ cedera.
 Peralatan dan pengamanan yang kurang lengkap yang dapat
mengakibatkan pekerja terluka/ cedera.

bahaya yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan sebagai akibat


ketidaksesuaian bentuk kerja dengan pekerja. Urutan kerja yang salah serta
dipaksakan bisa mengakibatkan gampang capek hingga kerja jadi kurang efektif
serta dalam periode panjang bisa menyebakan masalah fisik serta psikologis
(stress) dengan keluhan yang seringkali ialah nyeri pinggang kerja

D. Sumber-Sumber Bahaya di Lingkungan Kerja

Biasanya di semua tempat kerja tetap ada sumber bahaya yang bisa meneror
keselamatan atau kesehatan tenaga kerja. Menurut Syukri Sahab (1997), Sumber
bahaya itu bisa datang dari :

1. Manusia
Termasuk juga pekerja serta manajemen. Kesalahan penting kebanyakan
kecelakaan, kerugian, serta kerusakan terdapat pada karyawan yang kurang
bergairah, kurang trampil, kurang pas, terganggu emosinya yang biasanya
mengakibatkan kecelakaan serta kerugian. Disamping itu apa yang diterima atau

20
gagal diterima lewat pendidikan, motivasi, dan pemakaian perlengkapan kerja
berhubungan langsung dengan sikap pimpinan dalam tempat kerja.
2. Bangunan, Instalasi, serta Perlengkapan
Proses bahaya yang berasal dari bangunan, instalasi, serta perlengkapan yang
diperlukan dapat berbentuk konstruksi bangunan yang kurang kuat serta tidak
memenuhi syarat-syarat yang ada. Diluar itu design ruangan serta tempat kerja
dan ventilasi yang baik adalah beberapa hal yang perlu dilihat.

3.Bahan Baku
Bahan baku yang dipakai pada proses produksi bisa mempunyai bahaya serta
dampak yang sesuai karakter bahan baku, diantaranya :

 Gampang terbakar serta meledak


 Mengakibatkan alergi
 Bahan iritan
 Karsinogen
 Berbentuk racun
 Radioaktif
 Proses Kerja

Bahaya dari proses benar-benar beragam bergantung dari teknologi yang dipakai.
Proses yang ada di industri ada yang simpel, tapi ada pula yang prosedurnya sulit.
Ada proses yang beresiko serta ada pula proses yang kurang beresiko. Dalam
proses kebanyakan dipakai suhu serta tekanan tinggi yang jadi besar dampak
bahayanya. Proses dari ini kadang muncul asap, debu, panas, gaduh, serta
bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa bahan. Ini bisa
menyebabkan kecelakaan serta penyakit karena kerja.

4.Langkah Kerja

Bahaya dari langkah kerja yang dikerjakan oleh pekerja yang bisa membahayakan
pekerja tersebut atau orang lain di sekelilingnya, yakni :

 Langkah mengangkut serta mengangkat, jika dikerjakan secara salah karena


itu bisa mengakibatkan cidera serta yang seringkali ialah cidera pada tulang
punggung.
 Langkah kerja ang menyebabkan hamburan debu serta serbuk logam,
percikan api, dan tumpahan bahan beresik. Menggunakan alat pelindung diri
yang tidak seharusnya/ tidak cocok keperluan serta langkah menggunakan
yang salah.

5.Lingkungan

Bahaya yang datang dari lingkungan kerja bisa dikelompokkan atas beberapa tipe
bahaya yang bisa menyebabkan beberapa masalah keselamatan serta kesehatan
kerja, dan penurunan produktivitas kerja serta efisiensi kerja.

21
11 prinsip dasar K3:

1. Kepemimpinan K3 (Safety Leadership)

2. Terbentuk dan berfungsinya komite K3

3. Peran supervisor pelaksanaan dan supervisor K3 selaku advisor dalam


menangani aspek K3

4. Menerbitkan dan melaksanakan prosedur K3

5. Pemberian motivasi kepada pekerja

6. Pelaksanaan inspeksi dan audit K3

7. Instruksi dan komunikasi K3

8. Pemberian pelatihan bagi pekerja

9. Penyelidikan insiden

10. Membuat sasaran K3

11. Pengukuran kinerja aspek K3.

C. Pengertian dalam K3

Pengertian :

Keselamatan (Safety):

Mengendalikan Kerugian dari Kecelakaan (Control of Accident Loss)

Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (Mengontrol ) Resiko


yang tidak bisa diterima (The Ability to identify and eliminate unacceptable risks)

Kesehatan (Health)

Derajat /Tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (The degree of psycological
well being of the individual)

Aman (selamat)

Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ketingkat yang memadai dan ini lawan dari danger

22
Danger (Bahaya)

Tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya

Danger x Safe

Incident ( Kejadian)

Suatu kejadian yang tidak diinginkan , bilamana pada saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident

Accident (Kecelakaan)

Suatu kejadian yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan , gangguan


terhadap pekerjaan berakibat cedera pada manusia,kerusakan barang dan
pencemaran lingkungan.

D. Rancangan Tugas

1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Dalam perkembangan pelaksanaan K3 terakhir faktor penting apa saat ini


sebagai faktor penyebab utama kecelakaan. Sebutkan dan Jelaskan

3. Bagaimana keterkaitan antara K3 dengan produktivitas perusahaan? Jelaskan

4. Apa perbedaan Insiden dan Acident Jelaskan

5. Apa perbedaan pronsip sumber bahaya (Hazard) Keselamatan dan Kesehatan?

6. Apa yang dimaksud dengan Domino Theory Model

7. Jelaskan Tahapan Pencegahan Kecelakaan

8. Sebutkan dan jelaskan metode identifikasi sumber bahaya (Berikan salah satu
contoh)

9. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
di Indonesia?
10. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
11. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
12. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
13. Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?
14. Jelaskan perbedaan tugas antara inspektur dan Auditor

23
24

Anda mungkin juga menyukai