Tim Penyusun:
Nama Institusi
Dr. Sulhatun, ST.,MT Universitas Malikussaleh
Dr. Lukman Hakim, ST, M.Eng Universitas Malikussaleh
Prof. Dr. M. Sayuti, ST.,M.Sc.,IPM Universitas Malikussaleh
Puji syukur khadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul K3 .
Modul ini merupakan salah satu hasil pengumpulan berbagai referensi tentan K3,
yang dapat dijadikan sebagai bahan tambahan sekaligus informasi untuk
pengetahuan dalam belajar, khususnya pengetahuan tentang keselamatan dan
Kecelakan Kerja . Penyusunan modul ini bertujuan untuk mempermudah
mahasiswa memperoleh informasi tentan matakuliah K3 yang mencakup Dasar -
dasar K3, meliputi pengertian K3 , Prinsip Dasar penerapan K3, Dasar Hukum
Penerapan K3, Sistem Manajemen K3 dan bab lainnya .
Modul makalah ini adalah saduran dari berbagai informasi terkait dengan
K3 Keselamatan dan Kecelakaan Kerja semoga bermanfaat bagi
pembaca. .Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari modul
ini. Oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi modul ini. Terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
3
DAFTAR ISI
1.
PRAKATA.......................................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 4
MODUL 1 DASAR - DASAR K3 ..................................................... Error! Bookmark not defined.
3. Fungsi K3
4. Tujuan K3
5. Ruang Lingkup K3
4
MODUL 1
DASAR - DASAR K3
Kurang lebih 1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerjaan
Babylonia dalam kitab undang-undangnya menyatakan bahwa :
5
dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut
dibunuh”.
Sejak revolusi industri di Inggris dimana banyak terjadi kecelakaan dan dapat
banyak membawa korban, pengusaha pada waktu itu berpendapat bahwa hal
tersebut adalah bagian dari resiko pekerjaan dan penderitaan para korban,
karena bagi pengusaha sendiri, hal tersebut dapat dengan mudah
ditanggulangi dengan jalan mempekerjakan tenaga baru. Akhirnya barang
orang yang berpendapat bahwa membiarkan korban berjatuhan apalagi tanpa
ganti rugi bagi korban dianggap tidak manusiawi. Para pekerja mendesak
pengusaha untuk mengambil langkah-langkah positif untuk menanggulangi
masalah tersebut.
6
Di Inggris pada mulanya aturan perungdangan yang hampir sama telah juga
diberlakukan, namun harus dibuktikan bahwa kecelakaan kerja tersebut
bukanlah terjadi karena kesalahan si korban.Jika terbukti bahwa kecelakaan
yang terjadi adalah akibat kesalahan atau kelalaian si korban maka ganti rugi
tidak akan diberikan. Karena pekerja berada pada posisi yang lemah, maka
pembuktian salah tidaknya pekerja yang bersangkutan selalu merugikan
korban. Akhirnya peraturan perundangan tersebut diubah tanpa memandang
apakah si korban salah atau tidak.
7
Dari sisi akibat kecelakaan kerja bukan hanya dalam bentuk cairan
manusia tapi berupa kerugian baik langsung maupun tidak langsung.
Dunia industri, manufaktur dan konstruksi tidak lepas dari tenaga kerja
manusia dengan bantuan alat mesin. Dalam proses kerjanya, terdapat ketentuan
K3 yang perlu dilaksanakan oleh setiap bagian di lingkungan kerja tersebut.
Peraturan keselamatan kerja mencakup berbagai hal mulai prosedur, fungsi
hingga dasar hukum yang melindunginya. Pada Suba bab modul ini kami akan
membahas berbagai hal mengenai K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
8
a. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
b. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk
memastikan keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja
pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan
budaya menuju masyarkat adil dan makmur.
Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal
penting yang wajib diterapkan oleh semua perusahaan. Hal ini juga tertuang
dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87.
Secara Etimologi : Merupakan suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat kerja
serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber danproses
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien dalam pemakaiannya.
Agar memudahkan kita dalam memahami apa arti K3, maka kita dapat merujuk
pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian K3 (Keamanan,
Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) menurut para ahli:
b. Ardana
c. Flippo
d. Hadiningrum
9
Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin,
material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak
mengalami kecelakaan.
e. Widodo
3. Fungsi K3
4. Tujuan K3
Menurut UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, tujuan dari K3 adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan pekerjaan. Selain itu, K3
juga berfungsi untuk melindungi semua sumber produksi agar dapat digunakan
secara efektif.
10
b. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang
yang berada di lingkungan kerja.
c. Untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan secara aman dan efisien.
1. orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin keselamatannya.
2. Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman.
3. Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
5.Ruang Lingkup K3
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi
lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk
meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam
proses produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus
diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan
pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan
kesehatan kerja terjaga dengan baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara
mengoperasik
11
B. Prinsip Dasar Penerapan K3
Ada 3 Prinsip Dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ialah salah satu sarana atau instrumen
yang bisa memberikan proteksi pada pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan itu adalah
hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Terdapat 3 (tiga) hal utama
sebagai prinsip dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk di
perhatikan yakni :
1. Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
2. Status Kesehatan Pekerja
3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja
Usaha K3 ialah sebuah usaha penyerasian pada kemampuan kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja dengan cara sehat tanpa
ada membahayakan dirinya ataupun orang-orang seputarnya agar didapat
produktivitas kerja yang maksimal. Untuk lebih detilnya dapat diliat pada ilustrasi
berikut ini :
a. Kapasitas Kerja
Kapasitas kerja ialah kemampuan fisik dan mental seorang untuk melakukan
pekerjaan dengn beban tertentu dengan cara maksimal, di mana kemampuan
kerja seorang di pengaruhi oleh kesehatan umum dan status gizi pekerja,
pendidikan dan kursus. perlu di ketahui kalau tingkat kesehatan dan kekuatan
seorang pekerja adalah modal awal utuk melakukan sebuah pekerjaan.
b. Beban Kerja
Beban kerja mencakup beban kerja fisik dan mental yang dirasa oleh pekerja
dalam melakukan pekerjaannya. beban kerja yang tidak cocok dengan kekuatan
pekerja dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang dapat juga berpengaruh
pada tingkah laku dan hasil kerjanya.
c. Lingkungan Kerja
Status kesehatan seorang pekerja dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu :
12
a. Lingkungan Kerja
b. Perilaku Pekerja
c. Pelayanan Kesehatan Kerja
d. Faktor Herediter (Genetik)
a. Lingkungan Kerja
1. Aspek Fisik
2. Aspek Kimia.
Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi yaitu semua bahan kimia yang dipakai
dalam sistem kerja di lingkungan kerja yang berupa :
13
Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dan lain-lain)
dapat mengakibatkan masalah pernapasan, dermatitis
Uap zat anaestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menyebabkan
gangguanpernafasan
Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dan lain-lain) dapat mengakibatkan
kecelakaan misalnya luka.
Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dan lain-lain) dapat mengakibatkan
Masalah Pernapasan yang bisa jadi Kanker paru-paru dalam periode panjang
Keracunan (zat desinfektan, Insektisida)
Ledakan/kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dan lain-lain.
3.Biologi
VIRUS. Penyakit yang dpt dikarenakan oleh virus, misalnya : Hepatitis (nakes
di RS), Rabies (petugas laboratorium), dll
5.Aspek Psikologi
Yakni suasana kerja yg tidak serasi misalnya pekerjaan monoton, gaji yg kurang,
jalinan atasan-bawahan yg kurang baik, dan lain-lain. Hal itu Dapat menyebabkan
stres kerja dengan tanda-tanda psikosomatis berbentuk mual, muntah, sakit
kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar, dan lain-lain.
14
beban kerja dan cara melakukan pekerjaan.
1. Service promotif
2. Service preventif
3. Service kuratif
4. Service rehabilitatif.
5. Aspek Genetik (Herediter)
Dibanding denganKetiga aspek yang lain aspek genetik ini sangat kecil
peranannya pada status kesehatan seseorang pekerja. Tetapi aspek genetik
seorang dpt mengakibatkan seseorang pekerja lebih rawan terserang suatu
penyakit.
e. Faktor Genetik
a. Pengertian Bahaya
Bahaya ialah suatu hal yang mempunyai potensi menjadi pemicu kerusakan serta
bisa mengakibatkan kerugian baik pada harta benda, lingkungan, atau manusia.
Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat
memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang
yang bekerja.
15
mekanik 5. Potensi bahaya gravitasi 6. Potensi bahaya radiasi 7. Potensi bahaya
mikrobiologi
b.Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi
dan Psikologi.
1. Bahaya kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin
absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat
akut,kronis atau kedua-duanya.
Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada
permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan
adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam
dan basa , fosfor.\
Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak.
Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada
alat-alat pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas,
peradangan dan oedema (bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut,
minyak. Dan pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide,
phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas
telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah
bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada
hewan .
Contoh:
Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver
angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih );
asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);
Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,
dichromates, beryllium.
Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka
pada organ atau sistem tubuh. Contoh :
Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
- Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).
4. Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
16
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
a. Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk
bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan media dimana
mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja
pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,
Legionnaire’s disease.
b.Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan
alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu
dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-bahan alergen pada industri
berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses
pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur
jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala
alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool,
bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
c.Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak,
penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax,
brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.
3. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan
intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi.
a.Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang
dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan
antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.
Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya
konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.
Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu
dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen
adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan
kayu, tekstil, metal, dll.
b.Getaran
17
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:
frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered
tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal
sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada
sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram
dan sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain
saws.
c.Pencahayaan
Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman. Efek pencahayaan yang
buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya kemampuan
melihat, dan menyebabkan kecelakaan.Keuntungan pencahayaan yang baik :
meningkatkan semangat kerja, produktivitas, mengurangi kesalahan,
meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi
kecelakaan kerja.
4. Bahaya Psikologi
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti :
penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta
hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap
setiap tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka
hal ini dinamakan stress.
Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,
penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,
gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial,
penyakit kulit seperti eksim,dll.
5. Bahaya Fisiologi
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi
yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku,
dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja
yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan
mesin.
18
5..Pembebanan Kerja Fisik
Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial
ekonomi dan derajat kesehatan. Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari
kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam
sehari. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia
adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka
beban maksimum tersebut harus disesuaikan. Oleh karena penetapan
kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan
adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di
atas denyut nadi sebelum bekerja.
C, Tipe-tipe Bahaya
Bahaya keselamatan (safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang ikut
serta dalam proses, perlengkapan, serta teknologi. Dampak safety hazard bersifat
akut, resiko tinggi, serta probabilitas untuk terjadi rendah. Bahaya keselamatan
(Safety hazard) bisa menimbulkan resiko cidera, kebakaran, serta segala kondisi
yang bisa mengakibatkan kecelakaan pada tempat kerja. Beberapa jenis safety
hazard, diantaranya :
Mechanical Hazard, bahaya yang ada pada benda atau proses yang bergerak
yang bisa mengakibatkan efek, seperti tertusuk, terpotong, terjepit, tergores,
terbentur, dan sebagainya.
Hazard Electrical, adalah bahaya yang berasal dari arus listrik.
Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik berbentuk gas, cair, serta padat
yang memiliki sifat gampang terbakar, gampang meledak, serta korosif.
2..Bahaya Kesehatan
19
Bahaya kesehatan fokus pada kesehatan manusia. Resiko bahaya kesehatan
bersifat akut, konsekuensi rendah, berbentuk tiada henti, serta probabilitas untuk
berlangsung tinggi. Beberapa jenis bahaya kesehatan, diantaranya :
Physical Hazard, Bahaya ini berasal dari berbagai hal yang berhubungan dengan
fisika dan berpotensi merusak kesehatan dan keselamatan jika terjadi kontak.
Contoh bahaya K3 jenis fisika: Temperatur ekstrim (terlalu dingin atau terlalu
panas).Suara terlalu bising yang dapat membuat pendengaran rusak. Kondisi
udara yang tidak wajar berupa energi seperti kegaduhan, radiasi, pencahayaan,
temperature ekstrim, getaran, dan sebagainya.
Chemical Hazard, berwujud bahan kimia baik berbentuk gas, cair, serta padat
yang memiliki karakter toksik, beracun, iritan, serta patologik.Jenis bahaya kimia
berasal dari berbagai bahan kimia yang berpotensi merusak kesehatan jika
terhirup atau terjadi kontak. Contoh bahaya K3 jenis kimia: Gas bahan kimia yang
beracun, Uap bahan kimia dan Abu sisa pembakaran bahan kimia
Ergonomi, adalah Bahaya ini berasal dari jenis pekerjaan/ proyek yang berpotensi
merusak kesehatan dan mengancam keselamatan jiwa pekerja. Contoh bahaya
K3 jenis ini:
Biasanya di semua tempat kerja tetap ada sumber bahaya yang bisa meneror
keselamatan atau kesehatan tenaga kerja. Menurut Syukri Sahab (1997), Sumber
bahaya itu bisa datang dari :
1. Manusia
Termasuk juga pekerja serta manajemen. Kesalahan penting kebanyakan
kecelakaan, kerugian, serta kerusakan terdapat pada karyawan yang kurang
bergairah, kurang trampil, kurang pas, terganggu emosinya yang biasanya
mengakibatkan kecelakaan serta kerugian. Disamping itu apa yang diterima atau
20
gagal diterima lewat pendidikan, motivasi, dan pemakaian perlengkapan kerja
berhubungan langsung dengan sikap pimpinan dalam tempat kerja.
2. Bangunan, Instalasi, serta Perlengkapan
Proses bahaya yang berasal dari bangunan, instalasi, serta perlengkapan yang
diperlukan dapat berbentuk konstruksi bangunan yang kurang kuat serta tidak
memenuhi syarat-syarat yang ada. Diluar itu design ruangan serta tempat kerja
dan ventilasi yang baik adalah beberapa hal yang perlu dilihat.
3.Bahan Baku
Bahan baku yang dipakai pada proses produksi bisa mempunyai bahaya serta
dampak yang sesuai karakter bahan baku, diantaranya :
Bahaya dari proses benar-benar beragam bergantung dari teknologi yang dipakai.
Proses yang ada di industri ada yang simpel, tapi ada pula yang prosedurnya sulit.
Ada proses yang beresiko serta ada pula proses yang kurang beresiko. Dalam
proses kebanyakan dipakai suhu serta tekanan tinggi yang jadi besar dampak
bahayanya. Proses dari ini kadang muncul asap, debu, panas, gaduh, serta
bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa bahan. Ini bisa
menyebabkan kecelakaan serta penyakit karena kerja.
4.Langkah Kerja
Bahaya dari langkah kerja yang dikerjakan oleh pekerja yang bisa membahayakan
pekerja tersebut atau orang lain di sekelilingnya, yakni :
5.Lingkungan
Bahaya yang datang dari lingkungan kerja bisa dikelompokkan atas beberapa tipe
bahaya yang bisa menyebabkan beberapa masalah keselamatan serta kesehatan
kerja, dan penurunan produktivitas kerja serta efisiensi kerja.
21
11 prinsip dasar K3:
9. Penyelidikan insiden
C. Pengertian dalam K3
Pengertian :
Keselamatan (Safety):
Kesehatan (Health)
Derajat /Tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (The degree of psycological
well being of the individual)
Aman (selamat)
Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat
dikendalikan ketingkat yang memadai dan ini lawan dari danger
22
Danger (Bahaya)
Tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya
Danger x Safe
Incident ( Kejadian)
Suatu kejadian yang tidak diinginkan , bilamana pada saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident
Accident (Kecelakaan)
D. Rancangan Tugas
8. Sebutkan dan jelaskan metode identifikasi sumber bahaya (Berikan salah satu
contoh)
9. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3)
di Indonesia?
10. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
11. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
12. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?
13. Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?
14. Jelaskan perbedaan tugas antara inspektur dan Auditor
23
24