Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SMK3, UU K3, DAN AUDIT K3

Perundang-Undangan Dan Peraturan Terkait K3

Kelompok 1

Peminatan K3-Kesling

Anggota:

1. Fakhri Ikhwana DN 1911212046


2. Nita Oktaviona 2111216005
3. Nurul Khairunnisa 2011216006
4. Regina Muthia Sahirah 1911212038
5. Rida Tartila 1911212048
6. Viona Puti Chairunisa 1911213005

Dosen Pengampu :

Nizwardi Azka, S.K.M., M.P.P.M., M.Pd., M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin. Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas


segala nikma-NYA. Kemudian sholawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad SAW.
Yan telah membawa umatnya kearah yang berilmu pengetahuan.

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Nizwardi Azka, S.K.M., M.P.P.M., M.Pd.,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah SMK3, UUK3 dan Audit K3.

Makalah ini akan menjelaskan tentang peraturan dan perundang-undangan terkait K3.
Dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan.

6 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................................... 3
2.2 Produk Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja ....................................................... 4
2.3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 .............................................................................. 7
2.4 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan................................... 8
2.5 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ........................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala resiko terjadinya kecelakaan selalu mengincar kaum pekerja di tempat kerja,
khususnya yang berada di industri dan melibatkan alat-alat berat, oleh karena itu sangat
penting untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Yang bertjuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan. Sedangkan Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)
di tempat kerja.
Tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan
orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga untuk
mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset, dan sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perlindungan K3 yang efektif dan efisien dapat mendorong produktivitas jika di laksanakan
dan di terapkan melalui sistem manajemen K3.
Dalam pelaksanaannya, K3 telah diatur di dalam bebrapa produk hukum dan undang-
undang. Hal ini dimaksud agar pelaksanaan K3 dimana pun mempunyai aturan dan tolak
ukur yang sama dengan landasan yang jelasdan tersedianya payung hukum bagi para pekerja.
Sehingga tercipta pelaksanaan penerapan K3 yang baik dan benar.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenati peraturan dan perundang-undangan
terkait K3. Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah hukum kesehatan dan keselamatan kerja?
2. Bagaimana produk hukum kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Apa saja perundang-undangan terkait kesehatan dan keselamatan kerja?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai beikut:
1. Mengetahui sejarah hukum kesehatan dan keselamatan kerja
2. Mengetahi produk hukum kesehatan dan keselamatan kerja
3. Mengetahui perundang-undangan terkait kesehatan dan keselamatan kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Labib (2012:1) peraturan K3 di Indonesia telah ada sejak pemerintahan
Hindia Belanda, peraturan K3 yang berlaku pada saat ituadalah Veiligheids Reglement.
Setelah kemerdekaan dan, diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945, maka beberapa
peraturan termasuk peraturan keselamatan telah dicabut dan diganti, Peraturan yang
mengatur tentang K3 adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970.
Lahirnya Undang-undang keselamatan kerja sebagaimana yang kitakenal dengan
UUK3 tidak lepas dari sejarah pahit perjuangan bangsa. Dalam literatur hukum perburuhan
yang ada, riwayathubungan perburuhan di Indonesia diawali dengan suatu masa yang sangat
suram yakni zaman perbudakan, rodi dan poenali sanksi. Menurut Abduh (dalam Labib,
2012: 2) "di Indonesia tingkat kecelakaan kerja merupakan salah satu yang tertinggi di dunia,
sedikitnya pada tahun 2007 terjadi 65.000 kasus kecelakaan kerja Data tersebut diperkirakan
50% yang tercatat oleh Jamsostek dari jumlah sebenarnya".Menyadari akan pentingnya
peranan pekerja bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pemikiran agar pekerja dapat
menjaga keselamatannya dalam menjalankan pekerjaannya.
Menunut Mangkunegara (2002: 163) "K3 adalah suatu pemikiran danupaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah. Keutuhan dan
kesempurnaan tersebut ditujukan secara khusus terhadap tenaga kerja, jadi menghasilkan
suatu hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Penerapan konsep K3 muncul sejak manusia mengenal suatu pekerjaan, keselamatan
kerja bertujuan dalam melakukan pekerjaan agar diperoleh suatu cara yang mudah dan
menjamin keselamatan dari gangguan alam, binatang maupun gangguan dari manusia
lainnya. Masalah K3 juga merupakan bagian dari suatu upaya perencanaan dan pengendalian
proyek sebagaimana mestinya selain itu dengan biaya, perencanaan, pengadaan serta
kualitas. Hal itu saling mempunyal keterkaitan yang sangat erat (Barrie, 1995365)
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengemukakan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja mengalami beberapa perkembangan,antara lain:

3
4

a. Dimulai dari perkembangan desain peralatan yang aman dan nyaman digunakan untuk si
pengguna pada zaman manusia batu dan goa ketika membuat peralatan berburu seperti
kapak dan sebagainya. Pada fase iniberkembang keamanan rekayasa.
b. Perkempangan selanjutnya dilikuti dengan perkembangan kesehatan kerja dan sanitasi
lingkungan.
c. Selanjutnya terjadi pergeseran-pergeseran konsep K3 mulai dari faktor manusia sampai
kepada elaborasi faktor manusia dalam sistem manajemen terpadu. Pada zaman ini mulai
berkembang pola koordinasi antar satuan keamanan, kesehatan dan lingkungan, jadi
munculah konsep “HSE terintegrasi pengelolaan system” .
d. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa K3 ternyata mempunya ruang lingkup yang
lebih luas lagi tidak hanya terbatas di dalam duniaIndustri
Sejarah kelahiran K3 timbuldengan memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh
perusahaan industri. Pemilik industri wajib mengatur dan memelihara ruangan, alat dan
perangkat keras, serta rambu-rambu peringatan ditempat kerja. Sehingga pekerja terlindungi
dari bahaya yang mengancamkesehatan badan, kehormatan dan harta bendanya. Lahirnya
tatanan baru dalam masyarakat yang ditandai dengan menguatnya tuntutan terhadap bagian
dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan dan
demokrasi maka pelaksanaan hukum K3 mutlak harus dilaksanakan secara fair dan seimbang
disemua tempat kerja.
2.2 Produk Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan dan sasaran K3 yaitu menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja dengan melibatkan tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang aman. Oleh karena itu diperlukan suatu payung hukum untuk melindungi
para pekerja di tempat kerja. Adapun dasar hukum yang menjadi payung parapekerja tentang
K3 antara lain:
A. Undang-Undang
1. Undang-undang Nomor Stb. No.225 Tahun 1930tentang entang Undang-undang Uap
(stoom Ordonantie 1930)
5

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2003 tentang pengesahan ILo


ConventionNo.81 mengenai pengawasan ketenagakerjaan dalam industri dan
perdagangan.
3. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
4. Undang- undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No.19tahun1973tentang pengaturan dan pengawasan
keselamatan kerja di bidang pertambangan,
2. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian
dan pengolahan minyakdan gas bumi.
3. Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengesahan Convention
Concerning The Promotional Framework For Occupational Safety And Health/
convention 187, 2006 (konvensi Mengenai Kerangka Kerja Peningkatan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja/konvensi 187, 2006)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat
Radioaktif
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan Dan Penggunaan Pestisida
9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
C. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-01/MEN/1978 tentang
keselamatan dan kesehatan keria dalam penganekutan dan penebangan kayu.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-03/MEN/1978 tentang
persyaratan penunjukkan dan wewenang, serta kewajiban pegawai pengawas
keselamatan dan kesehatan kerja dan ahli keselamatan kerja.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-01/MEN/1980 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pada konstruksi bangunan,
6

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-03/MEN/1999 tentang


syarat-syarat keselamatan dankesehatan kerja lift untuk pengangkutan orang dan
barang.
5. Peraturan Menteri Tenaga Keria dan Transmigrasi RU No.Per-03/MEN/1985 tentang
keselamatan dan kesehatan kerjapemakaian asbes
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-03/MEN/1986 tentang
syarat-syarat keselamatan dankesehatan keria di tempat kerja yang mengelola
pestisida.
7. Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja
Pesawat Angkat dan Angkut
8. Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
9. Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Elevator dan Eskalator
10. Peraturan Menteri Nomor 38 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi
11. Peraturan Menteri Nomor 37 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
12. Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dalam Pekerjaan Ketinggian
13. Peraturan Menteri Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat Kerja
14. Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
15. Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
16. Peraturan Menteri Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
17. Peraturan Menteri Nomor PER.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
7

18. Peraturan Menteri Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan di Tempat Kerja
19. Peraturan Menteri Nomor PER.11/MEN/VI/2005tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya di Tempat Kerja
20. Peraturan Menteri Nomor PER-04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
21. Peraturan Menteri Nomor PER-01/MEN/1992 tentang Syarat-Syarat Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid
2.3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
Ketentuan-ketentuan penerapan K3 yang dijelaskan dalam UndangUndang No. 1
Tahun 1970 adalah:
a. Tempat kerja yang menggunakan mesin.pesawat, perangkat keras,
b. Tempat kerja pembangunan perbaikan, perawatan,pembongkaran gedung,
c. Tempat usaha pertanian, perkebunan, pekerjaan hutan,
d. Pekerjaan usaha pertambangan dan pengelolahan emas, perak, logam, serta biji logam
lainnya,
e. Tempat transportasi barang. binatang, dan manusia baik di daratan, melaluiterowongan,
permukaan air, dalam air dan di udara Sesuai dengan undang Undang tersebut, maka
tempat yang telah disebutkan harus dilakukan pelaksanaan prosedur K3.
Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun1970 tentang keselamatan kerja, dapat
diketahui struktur pengawasan hukumadatah sebagai berikut:
8

Bagan 1: Struktur Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Penjelasan:
1. Direktur pengawasan adalah Menteri Tenaga Kerja yang melakukan pengawasan
pelaksanakan umum terhadap Undang-undang K3
2. Pegawai pengawas ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya
Undang-undang K3 dan membantu pelaksanaannya.
3. Ahli K3 merupakan instansi-instansi pemerintah dan instansi instansi swasta yang
dapat mengoperasikan K3 dengan tepat, sama seperti pegawai pengawas Ahli K3
ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang K3
dan membantu pelaksanaannya.
4. Panitia Banding adalah panitia teknis yang anggota-anggotanya terdiri dariahli-ahli
dalam bidang yang diperlukan
5. Panitia Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) bertugas
mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban bersama dibidang K3, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
2.4 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan berasal dari kata tenaga kerja, yang dalam undang undang
ketenagakerjaan Pasal1 angka 2 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan
bahwa “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.”
Sedangkan pengertian dari ketenagakerjaan sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.”
Pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan ketenagakerjaan diselenggarakan atas
asas keterpaduan dengan melalui koordinasi fungsional lintas sektoral pusat dan
daerah.Pembangunan Ketenagakerjaan bertujuan untuk :
a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
9

b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk
memperoleh pekerjaan. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha.
Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan
menyusun perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja meliputi, perencanaan tenaga
kerja makro danperencanaan tenaga kerja mikro.Dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan, pemerintah
harus berpedoman pada perencanaan tenaga kerja. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/buruh. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang
dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku. Perjanjian kerja dibuat atas dasar :
a. kesepakatan kedua belah pihak
b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan
10

d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,


dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
2.5 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal dan informal.Upaya
kesehatan kerjaberlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat
kerja.Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi kesehatan pada lingkungan tentara nasional
Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta kepolisian Republik Indonesia.
Pemerintah menetapkan standar kesehatan kerja, pengelola tempat kerja wajib
menaati standar kesehatan kerja dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta
bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. Pengelola tempat kerja wajib
bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala
bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan
bagi tenaga kerja.Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat
dan menaati peraturan yang berlaku di tempat kerja. Dalam penyeleksian pemilihan calon
pegawai pada perusahaan/instansi, hasil pemeriksaan kesehatan secara fisik dan mental
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya, K3 telah diatur di dalam bebrapa produk hukum dan
undang-undang. Hal ini dimaksud agar pelaksanaan K3 dimana pun mempunyai aturan
dan tolak ukur yang sama dengan landasan yang jelas dan tersedianya payung hukum
bagi para pekerja. Sehingga tercipta pelaksanaan penerapan K3 yang baik dan benar.
Sejarah kelahiran K3 timbul dengan memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh
perusahaan industri. Pemilik industri wajib mengatur dan memelihara ruangan, alat dan
perangkat keras, serta rambu-rambu peringatan di tempat kerja. Adapun dasar hukum
yang menjadi payung parapekerja tentang K3 antara lain Undang-undang, peraturan
pemerintah, dan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri.

3.2 Saran
Diharapkan peraturan dan perundang-undangan K3 ini dapat dipahami dengan
seksama oleh pembaca. Agar tercapainya tujuan dan maksud dari K3 itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Barrie, Donald 5. Dan Boyd C. Jr Paulson. 1995. Manajemen KonstruksiProfesional(Sudinarto,


Ed.). Jakarta: Erlangga.Husen, Abrar. 2009, Manajemen Proyek. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahll K3 Materi 9. Departemen Tenaga Kerja dan
TransmigrasiR.I

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Direktorat


Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan, Kementerian TenagaKerja dan Transmigrasi R..

https://jdih.kemnaker.go.id/jdih.php?page=peraturan&semuajudul=&semuanomor=&semuatahu
n=0&jenis=0&tema=keselamatan-dan-kesehatan diakses pada Sabtu 4 September 2021
pukul 11:00 WIB

Labib, Syahrut. 2012. Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja
pada Proyek Bangunan Tinggi di Wilayah Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Fakultas Teknik UM.

Mangkunegara, AA Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia PerusahaanBandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

12
Penanggung Jawab Tugas

1. Fakhri Ikhwana DN (1911212046) : Mencari Materi


2. Nita Oktaviona (2111216005) : Mencari Materi
3. Nurul Khairunnisa (2011216006) : Menyatukan Makalah, Membuat Daftar Isi, dan
Nomor Halaman
4. Regina Muthia Sahirah (1911212038) : Menggabungkan Materi dan Menyusun Daftar
Pustaka
5. Rida Tartila (1911212048) : Membuat Cover Makalah, Kata Pengantar, BAB
1 dan Bab 3
6. Viona Puti Chairunisa (1911213005) : Membuat Power Point (PPT) Presentasi

Dokumentasi Diskusi Kelompok

13

Anda mungkin juga menyukai