Kelompok 1
Peminatan K3-Kesling
Anggota:
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Nizwardi Azka, S.K.M., M.P.P.M., M.Pd.,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah SMK3, UUK3 dan Audit K3.
Makalah ini akan menjelaskan tentang peraturan dan perundang-undangan terkait K3.
Dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu masukan dan saran yang
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan.
6 September 2021
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja ...................................................... 3
2.2 Produk Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja ....................................................... 4
2.3 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 .............................................................................. 7
2.4 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan................................... 8
2.5 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan ........................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala resiko terjadinya kecelakaan selalu mengincar kaum pekerja di tempat kerja,
khususnya yang berada di industri dan melibatkan alat-alat berat, oleh karena itu sangat
penting untuk memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja.Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Yang bertjuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan. Sedangkan Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)
di tempat kerja.
Tujuan K3 tidak hanya untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dan
orang lain yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga untuk
mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset, dan sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Perlindungan K3 yang efektif dan efisien dapat mendorong produktivitas jika di laksanakan
dan di terapkan melalui sistem manajemen K3.
Dalam pelaksanaannya, K3 telah diatur di dalam bebrapa produk hukum dan undang-
undang. Hal ini dimaksud agar pelaksanaan K3 dimana pun mempunyai aturan dan tolak
ukur yang sama dengan landasan yang jelasdan tersedianya payung hukum bagi para pekerja.
Sehingga tercipta pelaksanaan penerapan K3 yang baik dan benar.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenati peraturan dan perundang-undangan
terkait K3. Diharapkan makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
1
2
3
4
a. Dimulai dari perkembangan desain peralatan yang aman dan nyaman digunakan untuk si
pengguna pada zaman manusia batu dan goa ketika membuat peralatan berburu seperti
kapak dan sebagainya. Pada fase iniberkembang keamanan rekayasa.
b. Perkempangan selanjutnya dilikuti dengan perkembangan kesehatan kerja dan sanitasi
lingkungan.
c. Selanjutnya terjadi pergeseran-pergeseran konsep K3 mulai dari faktor manusia sampai
kepada elaborasi faktor manusia dalam sistem manajemen terpadu. Pada zaman ini mulai
berkembang pola koordinasi antar satuan keamanan, kesehatan dan lingkungan, jadi
munculah konsep “HSE terintegrasi pengelolaan system” .
d. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa K3 ternyata mempunya ruang lingkup yang
lebih luas lagi tidak hanya terbatas di dalam duniaIndustri
Sejarah kelahiran K3 timbuldengan memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh
perusahaan industri. Pemilik industri wajib mengatur dan memelihara ruangan, alat dan
perangkat keras, serta rambu-rambu peringatan ditempat kerja. Sehingga pekerja terlindungi
dari bahaya yang mengancamkesehatan badan, kehormatan dan harta bendanya. Lahirnya
tatanan baru dalam masyarakat yang ditandai dengan menguatnya tuntutan terhadap bagian
dari pelaksanaan hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai keadilan, keterbukaan dan
demokrasi maka pelaksanaan hukum K3 mutlak harus dilaksanakan secara fair dan seimbang
disemua tempat kerja.
2.2 Produk Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan dan sasaran K3 yaitu menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja dengan melibatkan tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang aman. Oleh karena itu diperlukan suatu payung hukum untuk melindungi
para pekerja di tempat kerja. Adapun dasar hukum yang menjadi payung parapekerja tentang
K3 antara lain:
A. Undang-Undang
1. Undang-undang Nomor Stb. No.225 Tahun 1930tentang entang Undang-undang Uap
(stoom Ordonantie 1930)
5
b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan
d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk
memperoleh pekerjaan. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha.
Dalam rangka pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah menetapkan kebijakan dan
menyusun perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja meliputi, perencanaan tenaga
kerja makro danperencanaan tenaga kerja mikro.Dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan, pemerintah
harus berpedoman pada perencanaan tenaga kerja. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/buruh. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan. Perjanjian kerja yang
dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan
yang berlaku. Perjanjian kerja dibuat atas dasar :
a. kesepakatan kedua belah pihak
b. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan
10
3.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaannya, K3 telah diatur di dalam bebrapa produk hukum dan
undang-undang. Hal ini dimaksud agar pelaksanaan K3 dimana pun mempunyai aturan
dan tolak ukur yang sama dengan landasan yang jelas dan tersedianya payung hukum
bagi para pekerja. Sehingga tercipta pelaksanaan penerapan K3 yang baik dan benar.
Sejarah kelahiran K3 timbul dengan memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh
perusahaan industri. Pemilik industri wajib mengatur dan memelihara ruangan, alat dan
perangkat keras, serta rambu-rambu peringatan di tempat kerja. Adapun dasar hukum
yang menjadi payung parapekerja tentang K3 antara lain Undang-undang, peraturan
pemerintah, dan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri.
3.2 Saran
Diharapkan peraturan dan perundang-undangan K3 ini dapat dipahami dengan
seksama oleh pembaca. Agar tercapainya tujuan dan maksud dari K3 itu sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi dan Penunjukan Calon Ahll K3 Materi 9. Departemen Tenaga Kerja dan
TransmigrasiR.I
https://jdih.kemnaker.go.id/jdih.php?page=peraturan&semuajudul=&semuanomor=&semuatahu
n=0&jenis=0&tema=keselamatan-dan-kesehatan diakses pada Sabtu 4 September 2021
pukul 11:00 WIB
Labib, Syahrut. 2012. Evaluasi Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bagi Pekerja
pada Proyek Bangunan Tinggi di Wilayah Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Fakultas Teknik UM.
12
Penanggung Jawab Tugas
13