Di susun oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang
pendidikan kesehatan dan bermanfaat bagi diri penulis maupun orang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................iv
A. Latar Belakang......................................................................................................iv
A. Kecelakaan Kerja................................................................................................viii
A. Kesimpulan............................................................................................................xvi
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
2. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin,
ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu
tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta
benda. Syarat-syarat keselamatan kerja ditetapkan salah satu untuk mencegah
dan mengurangi kecelakaan dan termasuk di tempat kerja yang sedang
dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya (UU No 1 Tahun
1970).Perkembangan industri jasa konstruksi di Indonesia dapat dikatakan telah
mengalami kemajuan dan mendapat porsi yang seimbang dengan perkembangan
sektor industri yang lain. Keseimbangan tersebut diindikasikan oleh peran serta
sektor konstruksi dalam aktivitas pembangunan di Indonesia. Semakin
berkembangnya industri konstruksi juga menunjukkan tantangan yang semakin
ketat dan kompleks di bidang konstruksi. Industri konstruksi memberikan
kontribusi yang esensial terhadap proses pembangunan di Indonesia. Hasil
pembangunan dapat dilihat dari semakin banyaknya gedung bertingkat, sarana
infrastruktur jalan dan jembatan, sarana irigasi dan bendungan, perhotelan,
perumahandan sarana prasarana lain (Pio, 2012).
Telah diperkirakan 2,3 juta dari pekerja konstruksi atau 65 persen dari
seluruh pekerja konstruksi bekerja pada scaffolding/perancah. Tanpa disadari
seringkali scaffoldingkurang menjadi perhatian bagi para kontraktor. Bahkan,
kecelakaan fatal dan serius dapat diakibatkan oleh pemasangan scaffolding yang
keliru. sekitar 72 persen pekerja yang terluka dalam sebuah kecelakaan yang
bekerja dengan menggunakan scaffolding yang disebabkan oleh papan tempat
mereka bekerja atau tertimpa oleh barang/bahan yang jatuh dari atas perancah
(Biro StatistikTenaga Kerjadalam skripsi mahasiswa FKM UI, 2009).
Baru-baru ini kita membaca di media bahwa telah terjadi kecelakan kerja
yang berhubungan dengan proses peledakan di PT Adaro, sebuah tambang batu
bara di Kalimantan Selatan. Memang kasusnya tidak terlalu menyita perhatian
masyarakat di Indoensia, tapi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian
merupakan suatu kecelakaan yang sangat serius di industri pertambangan.
Kasusnya adalah seorang juru ledak meninggal dunia akibat terkena batuan oleh
suatu peledakan dari hasil peledakan yang dikelolanya. Tragis memang, sebuah
gambaran begitu tidak sempurnanya apa yang telah direncanakan dan apa yang
mereka ingin hasilkan dari rencana yang telah dibuatnya. Selain dari itu, Dinas
Pertambangan dan Energi Kalimantan Selatan saat ini meminta PT Adaro untuk
menghentikan aktivitas yang berhubungan dengan peledakan sampai dalam
batas waktu yang belum ditentukan. Ini berarti aktivitas pertambangan batubara
di Adaro secara tidak langsung mengalami gangguan yang tentunya akan
berpengaruh pada produksi batubara yang hendak dicapai.
Kasus seorang juru ledak yang tewas memang tidak banyak terjadi di
Indonesia, namun kejadian atau kecelakaan kerja yang berpotensi untuk menjadi
kejadian yang lebih serius banyak terjadi di tambang-tambang di Indonesia.
Sebuah makalah yang dibuat oleh peneliti dari US Mine Safety and Health
Administration pada tahun 2001 menunjukkan bahwa terdapat empat kategori
utama kecelakaan kerja yang berhubungan dengan peledakan, yaitu (1)
keselematan dan keamanan lokasi peledakan; (2) batu terbang atau flyrock, (3)
peledakan premature (premature blasting) dan (4) misfre (peledakan mangkir)
[1]. Kasus yang terjadi di Adaro merupakan salah satu jenis kecelakaan kerja
yang ditenggarai disebabkan oleh arah peledakan (keselamatan peledakan) dan
terkena batuan hasil peledakan yang dapat dikategorikan sebagai flyrock (pada
jarak yang dekat). Ini merupakan situasi yang masuk akal karena seorang juru
ledak memang berada di daerah yang paling dekat dengan pusat kegiatan
peledakan. Hal ini merupakan salah satu contoh perlunya pengetahuan yang
lebih mendalam dalam hal blasting management system (system pengaturan atau
pengontrolan peledakan) terhadap semua yang terlibat di dalam kegiatan
peledakan. Dalam suatu peledakan terdapat banyak hal-hal yang harus
diperhatikan untuk mendapatkan hasil peledakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh tambang yang bersangkutan. Batuan yang diledakkan dalam hal ini bisa
berwujud batu bara itu sendiri dan batuan penutup (overburden and
interburden). Dalam tambang emas kita mempunyai istilah waste (sampah) dan
ore (bijih emas) yang harus diledakkan untuk memudahkan pengangkutan dan
pencucian atau proses permurnian bahan galian yang ditambang. Kegiatan
peledakan di tambang merupakan salah satu kegiatan yang dianggap mempunya
resiko cukup tinggi. Tapi bukan berarti kegiatan tersebut tidak dapat dikontrol.
Proses pemgontrolan kegiatan ini dapat dimulai dari proses pencampuran
ramuan bahan peledak, proses pengisin bahan peledak ke lubang ledak, proses
perangakain dan proses penembakan. Dalam kasus ini yang memegang peranan
penting adalah kontrol terhadap proses penembakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemampaan makalah ini saya dapat menyimpulkan bahwa proteksi atau
perlindungan perusahan terhadap karyawan sangat penting dilakukan proteksi atau
perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahteraan, kesehatan dan
terutama keselamatan kerja karyawan.