Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kader posyandu lansia adalah kader yang bertugas di posyandu lansia

dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat

pemeriksaan kesehatan pasien lansia (Cahyo Ismawati S, dkk, 2010). Menurut

Depkes RI (2003), terdapat beberapa syarat menjadi kader, antara lain : dipilih

dari dan oleh masyarakat setempat, bersedia dan mau bekerja bersama

masyarakat secara sukarela, bisa membaca dan menulis huruf latin, dan sabar

dalam memahami usia lanjut. Posyandu lansia adalah sebuah wadah UKBM

(Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) yang mempunyai perana

sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya

dibidang kesehatan. Dalam Undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada bab 1pasal 1 ayat 2 lanjut usia (lansia) adalah

seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas, baik pria maupun wanita. Usia

termasuk yang rentan terhadap masalah kesehatan. Pembinaan lanjut usia

saangat memerlukan perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya, jika hal ini

tidak diperhatikan maka akan menimbulkan permasalahaan yang cukup besar,

yaitu angka kesakitan (morbidity rates) lansia akan semakin menigkat. Statistik

penduduk lanjut usia tahun 2014 mengatakan bahwa angka kesakitan lansia

tahun 2014 sebesar 25,05 %, berarti bahwa sekitar 1 dari 4 lansia pernah
mengalami sakit. Keberadaan posyandu lansia dapat menanggulangi

permasalahan ini dan akan memberikan peran yang penting yaitu peningkatan

derajat kesehatan, pengetahuan tentang posyandu lansia.

Pada keadaan lanjut usia juga biasanya terjadi penurunan tingkat

kebersihan gigi dan mulut dan juga berkurangnya gigi geligi yang berakibat

kehilangan gigi. Kehilanag gigi ini biasanya terjadi pada lansia dan dapat

mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi pengunyahan, fungsi temporo

mandibular joint (TMJ), dan psikolog yaitu estetika dan fungsi bicara. Penyebab

utama kehilangan gigi lansia di Indonesia adalah karies dan penyakit

periodontal. Dalam penelitian Wiyatini, Tri (2009) kelompok periodontitis dan

tidak periodontitis yang tidak memakai gigi tiruan mempunyai proporsi sama

yaitu 95.6 %. kelompok periodontitis dan tidak periodontitis yang memakai gigi

tiruan mempunyai proporsi sama yaitu4.4 %. kelompok periodontitis dan tidak

periodontitis proporsi terbesar pada tingkat pengetahuan kurang, pada

kelompom periodontitis sebanyak 80.9 % dan pada kelompok tidak periodontitis

sebanyak 88.2%. sedangkan kelompok periodontitis proporsi terendah pada

tingkat pengetahuan baik yaitu 19.1 %, pada kelompok yang tidak periodontitis

proporsi terendah pada tingkat pengetahuan baik yaitu 11.8%.

Oleh sebab itu peneliti tertarik dan mengangkat sebuah judul penelitian

tentang “Gambaran Pengetahaun Kader Posyandu Lansia Tentang Penyuluhan

Gigi Tiruan Di Puskesmas Kota Pekanbaru ”.


B. Rumusan masalah

Kader posyandu lansia adalah kader yang bertugas di posyandu lansia

dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat

pemeriksaan pasien lansia. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa kader

posyandu lansia menyimpulkan bahwa kader posyandu lansia kurang mengenal

dan memahami tentang gigi tiruan. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan gigi dan mulut pada lansia. Sehingga rumusan masalah dari

peneliti ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan kader tentang penyuluhan

gigi tiruan di puskesmas kota pekanbaru.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Kader Posyandu Lansia Tentang

Penyuluhan Gigi Tiruan di Puskesmas Kota Pekanbaru

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran Distribusi Frekuensi Umur Kader

Posyandu Lansia Tentang Penyuluhan Gigi Tiruan di Puskesmas

b. Untuk mengetahui Gambaran Distribusi Frekuensi Pendidikan Kader

Posyandu Lansia Tentang Penyuluhan Gigi Tiruan di Puskesmas

c. Untuk mengetahui Gambaran Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kader

Posyandu Lansia Tentang Penyuluhan Gigi Tiruan di Puskesmas.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi puskesmas

Sebagai tambahan pengetahuan tentang penyuluhan gigi tiruan di puskesmas

kota pekanbaru

2. Bagi institusi pendidikan

Menjadi salah satu sumber informasi bagi pembaca dan menjadi bahan acuan

bagi peneliti selanjutnya serta menjadi salah satu bahan refrensi

perpustakaan di sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKes) hantuah pekanbaru

3. Bagi penulis

Sebagai tambahan pengetahuan , wawasan dan pengalaman untuk dapat

mengetahui gambaran pengetahuan kader posyandu lansia tentang

penyuluhan gigi tiruan di puskesmas kota pekanbaru

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan kader posyandu

lansia tentang penyuluhan gigi tiruan yang dilakukan di puskesmas kota

pekanbaru. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran tentang

pengetahuan kader dalam meningkatkan derajat kesehatan pada kaum lansia.

Responden dalam penelitian ini yaitu para kader posyandu lansia yang aktif di

puskesmas kota pekanbaru dengan menyebarkan kuesioner.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, maka dapat digambarkan kerangka teori

sebagai berikut:

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal Gambaran Pengetahuan

- Pendidikan Kader Posyandu Lansia

- Pekerjaan Tentang Penyuluhan Gigi

- Umur Tiruan di Puskesmas Kota

b. Faktor Eksternal Pekanbaru

- Lingkungan
- Budaya
- Ekonomi

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka teori tersebut, maka disusun

kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut:

Variable Independen Variable Dependen

- Umur Gambaran Pengetahuan Kader

- Pendidikan Posyandu Lansia Tentang

- Pekerjaan Penyuluhan Gigi Tiruan di


Puskesmas Kota Pekanbaru
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat

deskriptif karena bermaksud melihat Gambaran Pengetahuan Kader

Posyandu Lansia Tentang Penyuluhan Gigi Tiruan di Puskesmas Kota

Pekanbaru.

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah kader posyandu

lansia aktif, yang bekerja di wilayah puskesmas kota pekanbaru.

2. Sample

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam

penelitian ini sebagian dari kader posyandu.

C. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sampling proporsional (proportional sampling). Teknik sampling

proporsional yaitu sample yang dihitung berdasarkan perbandingan.

Rumusan Proportional Sampling adalah :

Anda mungkin juga menyukai