Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH K3

“TIPE-TIPE KECELAKAAN KERJA”

Disusun oleh : 1. JOSHUA VALENTINO (5192431001)

2. EGIA PRANANTA PINEM (5193331003)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang ......................................................................................................... 2
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecelakaan kerja……………………………………………………… 4
B. Jenis-jenis Kecelakaan Kerja .................................................................................. 6
C. Faktor terjadinya Kecelakaan Kerja ........................................................................ 7
D. Undang-Undang Kecelakaan Kerja ........................................................................ 8
E. Peran Jamsostek ...................................................................................................... 10
F. Pencegahan Kecelakaan Kerja ................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Saran………………………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau

kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan

yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun

pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya

hubungan kerja, (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).

Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan

tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda

tentunyahal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.

Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai dimana banyak terjadi dilingkungan

pekerjaan non-formal. Hal ini yang menunjukan bahwa sanya pentingnya sebuah

keselamatan dalam bekerja, sekalipun sektor tersebut hanya sedikit bahkan tidak sama

sekali di dukung oleh pemerintah.

Seperti banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi di area pertambangan, dimana

para pekerjanya kurang menggunakan alat keselamatan kerja. Ada juga pekerjaan dalam

membangun bangunan di kota (pembangunan yang dibangun untuk pemerintah) dimana

pekerjanya hanya menggunakan topi, sendal, skrap (penutup hidung dan mulut). Mengapa

bisa hal tersebut dapat terjadi??? Padahal bisa dilihat mata pemerintah tidak mungkin

sependek yang kita lihat.

B. Rumusan Masalah

Setelah kita membaca latar belakang diatas maka kami tim penulis memberikan

rumusan masalahnya, yakni :

3
1) Bagaimana pengertian kecelakaan kerja !

2) Menjelaskan jenis – jenis kecelakaan kerja !

3) Menjelaskan factor terjadinya kecelakaan kerja !

4) Menyebutkan Undang – undang yang mengatur kecelakaan kerja !

5) Menjelaskan bagaimana peranan jamsostek terhadap korban kecelakaan kerja !

6) Menjelaskan bagaimana cara pencegahan kecelakaan kerja !

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki

yang mengacaukan proses yang telah diatur dfari suatu aktivitas dandapat menimbulkan

kerugian baik korban manusia dan atau harta benda (Depnaker, 1999:4).

Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu kejadian atauperistiwa yang tidak

diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak hartabenda atau kerugian

terhadap proses (Didi Sugandi, 2003 : 171).

Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat

mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,

(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ).

Kecelakaan kerja juga dapat didefinisikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan

tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda

tentunya hal ini dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda.

Dengan demikian menurut definisi tersebut ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan :

a. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki

b. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta benda

c. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber energi yang

melebihi ambang batas tubuh atau struktur.

Adapun teori – teori penyebab kecelakaan kerja antara lain :

1. Teori Heinrich ( Teori Domino)

5
Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian

kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu :

lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman,

kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).

2. Teori Multiple Causation

Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu

penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau

situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya

kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.

3. Teori Gordon

Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara

korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang

kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah

satudari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai

penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban

kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung

harus dapat diketahui secara detail.

4. Teori Domino terbaru

Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang

mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah

ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori

Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam

mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

5. Teori Reason

6
Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat

“lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-

pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja,

6. Teori Frank E. Bird Petersen

Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan . Bird mengadakan

modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen,

yang intinya sebagai berikut (M.Sulaksmono,1997) :

 Manajemen kurang control

 Sumber penyebab utama

 Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)

 Kontak peristiwa ( kondisi di bawah standar )

 Kerugian gangguan ( tubuh maupun harta benda )

B. Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja

Menurut Suma’mur, secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan,

yaitu :

1) Kecelakaan industri ( industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi ditempat

kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.

2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi di

luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja

ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni:

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk atau

terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi kemampuan,

Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan-bahan berbahaya atau

radiasi

7
b. Klasifikasi menurut penyebab :

• Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik.

• Alat angkut: alat angkut darat, udara, dan air.

• Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat

listrik, dan sebagainya.

• Bahan-bahan,zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak,gas,zat-zat kimia, dan

sebagainya.

• Lingkungan kerja ( diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)

c. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo),

Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di permukaan,

Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak, Pengaruh radiasi

d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan, Anggota

atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk dalam klsifikasi

tersebut.

Jenis-jenis Kecelakaan Kerja | Memahami K3, alangkah baiknya kita juga mengetahui

terkait jenis-jenis kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. Adapun jenis-jenis

tersebut dapat kita klasifikasikan dalam beberapa jenis berdasarkan skenario/bentuk

kontak korban dengan energi/bahan.

Klasifikasi kecelakaan disesuaikan dengan panduan dari ILO dan dalam Permenaker

No.03/MEN/1998 tentang Pelaporan dan Penyelidikan Kecelakaan. Ada 11 tipe

kecelakaan kerja yaitu ;

1. Struck Against

Tipe kecelakaan ini melibatkan kejadian dimana seorang pekerja bergerak dan

membentur suatu benda baik diam atau bergerak. Energi benturan datangnya dari pihak

korban. Misal : pekerja membentur pipa, bagian mesin yang menjorok keluar, bagian

yang tajam, dll.

8
2. Struck By

Tipe kecelakaan ini melibatkan sesuatu (misal; forklift, truk, bagian mesin bergerak) yang

bergerak dan dengan tenaganya menabrak/membentur korban. Energi berasal dari

bendanya atau dari hasil perbuatan korban.

3. Contact With

Tipe kecelakaan jenis ini melibatkan adanya agen (bisa beruba bahan kimia, uap panas,

api, cairan panas) yang bergerak ke arah korban.

4. Contact By

Tipe kecelakaan ini berbanding terbalik dengan contact with, dimana pada kecelakaan ini

korban bergerak menuju dimana ada agen yang berbahaya

5. Caught In

Tipe kecelakaan ini terjadi bila seseorang atau salah satu anggota tubuhnya

terperangkap/terjepit pada sebuah bukaan/enclosure.

6. Caught On

Tipe kecelakaan ini melibatkan pakaian korban terperangkat pada bagian mesin/alat

yang bergerak. Akibatnya korban akan tertarik dan mengalami cidera akibat kontak

dengan mesin/alat.

7. Caught Between

Tipe kecelakaan ini melibatkan anggota tubuh korban terjepit antara benda bergerak dan

benda yang diam atau diantara dua benda bergerak.

8. Fall Same Level

Tipe kecelakaan yang berupa akibat kaki terantuk benda dan korban jatuh pada lantai

yang sama levelnya. Bisa pula korban tergelicir akibat menginjak cairan licin di lantai dan

jatuh pada lantai yang sama.

9. Fall to Below

Tipe kecelakaan dimana korban bekerja di ketinggian dan jatuh ke permukaan tanah.

10. Overexertion

Tipe kecelakaan yang melibatkan cidera akibat korban melakukan kegiatan mengangkat,

menarik, dan mendorong. Korban pada tipe kecelakaan ini juga cidera akibat posisi

9
tubuh yang tidak normal saat melakukan kegiatan tersebut atau pekerjaan berulang-

ulang dilakukan korban.

11. Exposure

Tipe kecelakaan kerja ini melibatkan korban terpapar dengan kondisi lingkungan kerja

misalnya suhu, kebisingan, gas, dll.

C. Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh 2 faktor utama yakni faktor fisik dan

faktor manusia. Kecelakaan kerja ini mencakup 2 permasalahan pokok, yakni:

a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan (PAK)

b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan (PAHK)

Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi

sehingga mencakup kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan

atau transport ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang

menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka

menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja

pada umumnya digolongkan menjadi 2, yakni:

a. Faktor Fisik

Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition

misalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan sebagainya.

b. Faktor Manusia

Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya karena

kelengahan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada,

85 % dari kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.

D. Undang – Undang Kecelakaan Kerja

Kecelakaan Kerja diatur dalam UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

10
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Ayat 1 : Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja

dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang

hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami

oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal

dunia.

BAB III

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Bagian Kedua

Jaminan Kecelakaan Kerja

Pasal 8

(1)Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan Kecelakaan

Kerja.

(2) Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja ialah:

a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah

maupun tidak;

b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah

perusahaan;

c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.

Pasal 9

Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi:

a. biaya pengangkutan;

b. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan;

c. biaya rehabilitasi;

11
d. santunan berupa uang yang meliputi:

1. santunan sementara tidak mampu bekerja;

2. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya;

3. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.

4. santunan kematian.

Pasal 10

(1) Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja kepada

Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam waktu tidak

lebih dari 2 kali 24 jam.

(2) Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan

Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga kerja yang

tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacat atau

meninggal dunia.

(3) Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada

Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

(4) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan oleh Menteri.

E. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut

keselamatan kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :

a. Manusia.

b. Manajemen ( unsur pengatur ).

c. Material ( bahan-bahan ).

d. Mesin ( peralatan ).

e. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).

12
Kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat

dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :

Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan

pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur

kelompok tersebut, yaitu :

Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :

 Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara

bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.

 Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan

dengan pekerjaannya.

 Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan

keperluan perusahaan.

 Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.

 Pengawasan dan disiplin yang wajar.

Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain :

 Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang,

mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.

 Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan,

penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai

dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.

 Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.

 Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan.

 Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia.

13
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level

manajemen, antara lain :

 Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.

 Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung jawab.

 Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi

sistem/prosedur

 kerja yang benar.

 Pembuatan sistem pengendalian bahaya.

 Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja yang

terpadu.

 Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.

 Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada.

Adapun cara pengendalian lingkungan kerja untuk meminimalisir kecelakaan

para pekerja sebagai berikut :

 Pengendalian teknik

 Pengendalian administrative

 Menggunakan APD

Berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan keselamatankerja

dalam industri dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-

halseperti kondisi kerja umum, perancangan, konstruksi,

pemeliharaan,pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri,

kewajiban-kewajiban para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan

kesehatan,pertolongan pertama dan pemeriksaan kesehatan.

14
b. Standarisasi, yaitu menetapkan standar-standar resmi, setengah resmi,

ataupuntidak resmi.

c. Pengawasan, sebagai contoh adalah usaha-usaha penegakan peraturan

yangharus dipatuhi.

d. Riset teknis, termasuk hal-hal seperti penyelidikan peralatan dan ciri-ciri

daribahan berbahaya, penelitian tentang pelindung mesin, pengujian

maskerpernapasan, penyelidikan berbagai metode pencegahan ledakan gas dan

debudan pencarian bahan-bahan yang paling cocok serta perancangan tali

kerekandan alat kerekan lainya

e. Riset medis, termasuk penelitian dampak fisiologis dan patologis dari faktor-

faktor lingkungan dan teknologi, serta kondisi-kondisi fisik yang

amatmerangsang terjadinya kecelakaan.

f. Riset psikologis, sebagai contoh adalah penyelidikan pola-pola psikologisyang

dapat menyebabkan kecelakaan.

g. Riset statistik, untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,

berapabanyak, kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban,

dalamkegiatan seperti apa dan apa saja yang menjadi penyebab.

Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja

 Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan

berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja

basah dan ventilasi pergantian udara.

 Pengendalian administrasi: mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan

keselamatan dan kesehatan, memakai alat pelindung, memasang tanda – tanda

peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan

pelatihan sistem penangganan darurat.

15
 Pemantauan kesehatan : melakukan pemeriksaan kesehatan.

BAB  III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan
K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B.    Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan


Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja.  Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung, 1985

-------------------,1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia. [s.]:Direktorat Bina


Peran Masyarakat Depkes RT.

17

Anda mungkin juga menyukai