Disusun oleh:
dr. Dina Tri Amalia
NPM: 1606840115
Dosen Pembimbing :
2017
DAFTAR ISI
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya maka
saya dapat menyelesaikan makalah Basic Causes dan Lack of Control Kecelakaan Kerja
ini dengan tepat waktu. Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah satu kewajiban
dalam mata kuliah Pencegahan Kecelakaan Kerja di Program Studi Magister Kedokteran
Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya kecelakaan kerja khususnya
mengenai penyebab dasar (basic causes) terjadinya kecelakaan kerja.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas segala
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan oleh dr. Imron, MKK, Sp.Ok, selaku dosen
pengajar mata kuliah Pencegahan Kecelakaan Kerja serta semua pihak yang telah
membantu dalam pengerjaan makalah ini. Penulis masih menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga di masa mendatang dapat meningkatkan diri lebih baik
lagi.
Kerugian yang dialami perusahaan atau tempat kerja bukan hanya karena faktor efisiensi,
kualitas produk yang dihasilkan atau terkait strategi pemasaran saja namun ada juga faktor
lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan yakni terjadinya kecelakan kerja.
Kerugian yang ditimbulkan oleh faktor ini bahkan bukan hanya kerugian dalam bentuk materi
saja namun juga menghasilkan kerugian korban jiwa yang tak ternilai harganya. Kerugian
perusahaan akibat kecelakaan kerja dapat terjadi kapan dan dimana saja serta melibatkan
unsur manusia, mesin (material) dan lingkungan kerja.
Kecelakaan merupakan kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan dikarenakan peristiwa
tersebut terjadi tanpa unsur kesengajaan1. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 3 Tahun 1998 yang menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
yang tidak dikehendaki dan tidak diduga yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda. Meskipun terjadi tanpa unsur kesengajaan namun kecelakaan juga tidak terjadi
secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya baik karena kelemahan dari sisi pengusaha
atau dari sisi pekerja maupun kombinasi keduanya2.
Tiap kejadian tentu ada penyebabnya termasuk juga kejadian kecelakaan kerja. Ada banyak
teori yang menjelaskan tentang penyebab kecelakaan kerja, salah satu teori penyebab
kecelakaan kerja yang berkembang adalah Loss Causation Model. Teori ini merupakan
pengembangan teori Domino yang telah dikemukakan oleh Heinrich. Pada dasarnya teori
Domino cukup sederhana dan mampu menjelaskan bagaimana terjadinya kecelakaan sesuai
tahapan kejadian yang diuraikan, namun memang belum sepenuhnya memberikan banyak
informasi mengapa kecelakan itu bisa terjadi. Dalam teori Loss Causation Model dijelaskan
pentingnya peran manajemen untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan
yang menjadi semakin kompleks karena adanya kemajuan teknologi. Dalam teori ini
dijelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena kekurangan dalam sistem pengendalian
manajemen3,4.
1
Tidak seperti teori penyebab kecelakaan lainnya, teori Loss Causation Model yang
dikembangkan oleh Frank E. Bird ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami oleh
pengguna. Selain itu, model teori ini juga dapat membantu dalam mengungkapkan fakta –
fakta penting untuk mengendalikan kecelakaan sehingga kerugian yang timbul pada manusia,
properti dan proses kerja bisa dihindarkan. Berdasarkan teori Loss Causation Model diketahui
bahwa terjadinya kecelakaan terdiri atas beberapa tahapan yakni kurangnya pengendalian
(lack of control), penyebab dasar (basic causes), penyebab langsung (immediate causes),
insiden dan loss (kerugian)3,4.
Adanya teori mengenai penyebab kecelakaan kerja khususnya teori Loss Causation Model ini
sangat membantu dalam melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Apalagi seringkali untuk mengetahui penyebab kecelakaan butuh waktu yang cukup lama dan
perlu investigasi yang mendalam. Hal inilah yang menjadi latar belakang dibuatnya tulisan
ini yang akan membicarakan mengenai konsep-konsep yang ada mengenai penyebab
kecelakaan kerja, khususnya pada tahapan basic causes dan lack of control dari teori Loss
Causatin Model.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Loss Causation Model merupakan pengembangan dari teori domino yang dikemukakan
Heinrich. Teori yang dikembangkan oleh Frank E. Bird ini lebih sederhana daripada teori –
teori penyebab kecelakaan kerja lainnya sehingga lebih mudah dipahami pengguna. Pada
teori ini terjadinya kejadian yang menimbulkan kerugian bukan semata – mata karena
kesalahan pada manusia atau pekerja saja, melainkan lebih melihat pada bagaimana
kemampuan manajemen dalam mengambil peran untuk melakukan pengendalian agar tidak
terjadi kecelakaan. Dengan kata lain teori Loss Causation Model berisi petunjuk yang
memudahkan penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faktor penting dalam
rangka mengendalikan semakin meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan
manajemen. Pada teori ini, diketahui beberapa tahapan kecelakaan kerja yaitu antara lain3,4,5:
1. Lack of Control (Kurang Pengendalian) - Manajemen
Kata kontrol dalam faktor ini berdasarkan pada empat fungsi utama dari manajemen yang
terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading
(kepemimpinan) dan controlling (pengendalian). Kontrol menjadi salah satu fungsi utama
yang penting. Tanpa manajemen pengendalian yang memadai, maka dapat menjadi awal
terjadinya rangkaian kecelakaan.
3
penting untuk mencapai pengendalian yang lebih efektif daripada hanya mencegah gejala
dari masalah.
4. Insiden – Kontak
Insiden disebabkan adanya suatu kontak dengan sumber energi (elektrik, kimia, kinetik,
suhu, ion, radiasi dan lain – lain) yang berada di atas nilai ambang batas yang seharusnya
diterima oleh tubuh atau benda sehingga menyebabkan kerugian atau kerusakan.
5. Loss (Kerugian)
Loss merupkaan dampak yang ditimbulkan kecelakaan yang mempengaruhi pekerja,
properti ataupun proses kerja. Dalam kaitannya dengan proses produksi, kerugian yang
timbul dapat pula berupa gangguan produksi dan penurunan profit. Sementara itu,
kerugian yang dapat timbul pada manusia dapat berupa injury maupun kesakitan seperti
gangguan mental, saraf, atau sistemik akibat pajanan. Kerugian yang timbul sebagai akibat
kecelakaan bervariasi mulai dari kerugian yang tidak signifikan hingga kerugian besar
yang menimbulkan kematian pekerja. Jenis dan derajat kerugian tergantung dari hal – hal
yang dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil risiko kerugian. Dalam hal ini, upaya
meminimalisasi kerugian yang dapat dilakukan diantaranya berupa:
Pertolongan pertama yang memadai dan medical care
Upaya pemadaman kebakaran yang cepat dan efektif
Perbaikan perlengkapan dan fasilitas yang rusak
Penanganan keadaan darurat yang efisien
Rehabilitasi yang efektif agar pekerja dapat kembali bekerja dalam kondisi baik
4
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan meminimalisasi kerugian yang muncul perlu
untuk memperhatikan aspek manusia sebagai pelaku kegiatan produksi di tempat kerja.
KERUGIAN INSIDEN
3. Proses
Basic causes merupakan penyebab – penyebab nyata dibalik gejala yang terjadi dan menjadi
alasan terjadinya tindakan dan kondisi yang tidak aman.
5
Gambar 2. Basic Causes
Basic causes membantu menjelaskan mengapa orang – orang melakukan tindakan yang tidak
aman. Penyebab dasar (basic causes) terdiri dari 2 faktor yaitu faktor manusia/ pribadi
(personal factor) dan faktor pekerjaan (job factor yaitu3,6,7:
a. Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
1. Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi. Lemahnya kondisi fisik seseorang
berpengaruh pada penurunan tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja,
sedangkan konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika seseorang bekerja.
Apabila sudah terganggu maka kecelakaan kerja bisa terjadi pada pekerja.
6
seorang karyawan, maka persepsi karyawan terhadap risiko kecelakaan kerja semakin
memburuk.
3. Stress
Stress kerja sering kali dialami oleh pekerja. Stress dapat disebabkan oleh berbagai hal
seperti kelelahan kerja dan lingkungan kerja yang tidak aman sehingga dapat
mempengaruhi tingkat konsentrasi dan menyebabkan turunnya produktifitas kerja dan
kecelakaan kerja.
7
4. Perawatan (maintenance) kurang memadai
Perawatan yang kurang baik akan berpengaruh pada keausan alat, usia alat dan dapat
menyebabkan kerusakan pada alat yang digunakan setiap harinya, sehingga dapat
menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja.
7. Penyalahgunaan peralatan
Penyalahgunaan peralatan adalah penggunaan alat yang tidak sesuai dengan
kegunaan/fungsi alat tersebut.
Dari penyebab dasar akan timbul keadaan yang disebut substandar (unsafe) yang berupa
gejala gejala dan kondisi serta perbuatan sub standar.
Berdasarkan teori Loss Causation Model yang diperkenalkan oleh Bird dan Germain
dikemukakan bahwa kontrol (pengendalian) merupakan salah satu dari empat fungsi utama
dari manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. Pengendalian kecelakaan dan kerugian dapat berjalan efektif apabila
manajemen telah memahami beberapa hal yaitu program pengendalian yang dibutuhkan,
standar – standar yang digunakan, kemampuan untuk mengajak pekerja memenuhi standar
tersebut, pengukuran terhadap performa kerja, serta tindakan apa saja yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki performa tersebut3.
8
Gambar 3. Lack of Control
Terdapat tiga alasan umum di dalam sebuah organisasi yang tidak memiliki pengendalian
terhadap kerugian akibat insiden yang terjadi yaitu3,5,7,8:
1. Program yang kurang memadai.
Suatu sistem dianggap tidak memadai apabila aktivitas atau program dari sistem tersebut
terlalu sedikit dan kurang tepat. Kurangnya pengendalian terjadi salah satunya akibat
program yang terlalu sedikit sedangkan program yang dibutuhkan bermacam – macam
sesuai dengan lingkup organisasi.
Berikut ini adalah beberapa program yang menjadi kunci kesuksesan yang harus
dilaksanakan yakni terkait:
Kepemimpinan dan pengawasan
Alat pelindung diri
Pelatihan manajemen
Pengendalian kesehatan
Inspeksi terencana
Sistem evaluasi program
Prosedur dan analisis pekerjaan
9
Pengendalian teknik
Investigasi kecelakaan
Komunikasi personal
Observasi pekerjaan
Rapat grup
Persiapan tanggap darurat
Promosi umum
Peraturan organisasi
Pengendalian kebisingan
Analisis kecelakaan
Pengendalian pengadaan
Pelatihan kerja
Keselamatan di luar pekerjaan
11
Post-contact control digunakan untuk melakukan aksi pasca kecelakaan misalnya
implementasi emergency action plan (rencana tanggap darurat). Pengendali ini tidak
mencegah kecelakaan namun mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Fire-fighting equipment, sistem dan prosedur menjadi tiga tahap yang saling terkait untuk
melakukan pencegahan kecelakaan. Tergantung dari ukuran dan tipe operasi yang dilakukan,
kunci dari fire-fighting features adalah harus meliputi:
Peralatan
Hydrant system
Penyimpanan air
Alat pemadam kebaran
Sistem
Sprinkles
Detektor asap
Alarm api (fire alarm)
Prosedur
Fire-fighting organization
Fire escape markings
Fire-fighting drill
12
III. KESIMPULAN
1. Teori Loss Causation Model merupakan pengembangan dari teori domino yang
dikemukakan Heinrich yang menjelaskan bahwa terjadinya kejadian yang
menimbulkan kerugian bukan semata – mata karena kesalahan pada manusia atau
pekerja saja, melainkan lebih melihat pada bagaimana kemampuan manajemen dalam
mengambil peran untuk melakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan.
2. Berdasarkan teori Loss Causation Model diketahui beberapa tahapan kecelakaan kerja
yaitu lack of control, basic causes, immediate causes, insidens dan loss.
3. Basic causes (penyebab dasar) merupakan penyebab penyebab sebenarnya dari gejala
yang timbul dan merupakan alasan mengapa tindakan dan kondisi berbahaya terjadi.
4. Penyebab dasar (basic causes) kecelakaan kerja terdiri dari 2 faktor yaitu faktor
manusiadan faktor pekerjaan.
5. Kekurangan kontrol menjadi menjadi awal terjadinya rangkaian kecelakaan.
6. Tiga alasan utama yang menjadi penyebab terjadinya lack of control (kekurangan
kontrol) dalam kecelakaan kerja berdasarkan teori Loss Causation Model antara lain
program yang kurang, standar program yang kurang, dan juga kepatuhan terhadap
standar yang kurang diterapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Suma’mur. 2013. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Edisi 2. Gunung Agung,
Jakarta.
2. Ridley, J. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Erlangga. Jakarta.
3. Bird Jr., E.Frank dan Germain L. George. 1990. Practical Loss Control Leadership.
Georgia: Loganville.
4. HaSPA (Health and Safety Professionals Alliance). 2012. The Core Body of
Knowledge for Generalist OHS Professionals. Safety Insititute of Australia Ltd.
Australia
5. Katia. Analisis Kecelakaan Kerja pada Proyek Penambangan Batu Bara ADMO PT.
Sapta Indrasejati Berdasarkan Laporan Kecelakan Tahun 2006-2008. FKM UI.
Jakarta
6. Januarko, Awan, dkk. 2015. Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Kecelakaan
Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan Kecelakaan Kerja di PT.
Barata Indonesia (Persero) Unit Usaha Mandiri Tegal Kota Tegal Tahun 2015. FKM
Unimus. Semarang.
7. Stranks, Jeremy. 2007. Human Factors and Behavioural Safety. Elsevier Ltd. Oxford.
UK.
8. Zumrotun. 2012. Gambaran Faktor – Faktor Penyebab Kejadian Kecelakaan Bus
Tranjakarta Koridor III (Kalideres-Harmoni) Tahun 2012. FKIK UIN Syarif
Hidayatullah. Jakarta
9. Basu, R and JN Wright. 2005. Total Operations Solutions. Butterworth-Heinemann.
London. 99-100
14