Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH K3 DASAR

TEORI KECELAKAAN KERJA ( TEORI HUMAN FAKTOR )

Di Susun Oleh Kelompok 2 :

1. Diva Meza Aulia ( 2326020049 )


2. Ahlun Nazar ( 2326020053 )
3. Nabella Putri Anggilina ( 2326020042 )
4. Esi Puspa Utami ( 2326020072 )
5. Hera Apriani ( 2326020063 )
6. Cicilia ( 2326020036 )
7. Chandra Dinata ( 2326020057 )
8. Hilmy Haries Ans Ramadan ( 2326020067 )

KELAS 2B
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “K3 DASAR” tentang teori
kecelakaan kerja ( teori human faktor ) dengan tepat waktu tanpa apapun.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca
tentang perkembangan obat dalam kehidupan sehari-hari Bagaimana pun kami telah berusaha
membuat makalah ini dengan sebaik - baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya
manusia.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3

A. Latar Belakang...........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Definisi.......................................................................................................................5
B. Fokus Utama Faktor manusia dalam teori kecelakan kerja.......................................5
C. Faktor lingkungan dan organisasi menurut perspektif teori human factor................7
D. Hubungan psikologis dan prilaku manusia dengan kecelakaan kerja .......................8
E. Penerapan pencegahan teori human factor.................................................................9
F. Peran teknologi dalam memperbaiki faktor – faktor manusia...................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan tidak
terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau
properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau
yang berkaitan dengannya. Kecelakaan kerja sebesar 80-85% disebabkan oleh
kelalaian pekerja saat bekerja. Selain faktor kelalaian saat bekerja faktor manusia
lainnya yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu
perilaku penggunaan APD saat bekerja.

Teori kecelakaan kerja yang melibatkan faktor manusia sangat penting untuk
dipahami guna mencegah terjadinya kecelakaan dan memperbaiki kondisi kerja yang
lebih aman. Faktor manusia dalam konteks kecelakaan kerja mencakup berbagai
aspek, seperti perilaku, keterampilan, motivasi, kelelahan, dan faktor psikologis
lainnya yang dapat memengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja.

Mengidentifikasi jenis kesalahan manusia yang dapat terjadi dalam lingkungan


kerja, seperti kesalahan kognitif, kesalahan pengambilan keputusan, atau kesalahan
tindakan fisik. Memahami jenis kesalahan ini membantu dalam merancang sistem
yang lebih toleran terhadap kesalahan dan mencegah kecelakaan.

Menyelidiki sebab-akibat dari kecelakaan dengan melihat serangkaian


peristiwa atau faktor yang saling terkait dan berkontribusi pada terjadinya kecelakaan.
Hal ini membantu dalam mengidentifikasi pemicu kecelakaan serta memperbaiki
sistem untuk mengurangi risiko kecelakaan di masa depan.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana teori Human Factor memengaruhi pemahaman tentang penyebab


kecelakaan kerja?

2. Apa saja faktor manusia yang menjadi fokus utama dalam teori kecelakaan kerja?

3
3. Bagaimana faktor lingkungan dan organisasi memainkan peran dalam kecelakaan
kerja menurut perspektif teori Human Factor?

4. Apa hubungan antara kondisi psikologis dan perilaku manusia dengan kejadian
kecelakaan kerja?

5. Bagaimana penerapan teori Human Factor dapat membantu dalam mencegah


kecelakaan kerja di tempat kerja?

6. Apa peran teknologi dalam memperbaiki faktor-faktor manusia yang berkontribusi


pada kecelakaan kerja?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan peran penting faktor – faktor manusia dalam risiko kecelakaan kerja.
2. Menguraikan model teori faktor manusia daalam kecelakaan kerja.
3. Menjelaskan bagaimana hubungan antara kondisi psikologis dan prilaku manusia
dengan kejadian kecelakaan kerja.

D. Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dikemukakan dalam makalah ini yaitu :


Untuk menambah pemahaman tentang peran faktor manusia dalam kecelakaan kerja dan
mengindentifikasi strategi meningkatkan yang efektif untuk mencegahnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses. Juga kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu zat
atau sumber energy.

WHO (World Health Organization) World Health Organization (WHO)


menjelaskan definisi kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dipersiapkan
tindak penanggulangan sebelumnya sehingga mengakibatkan cedera yang bersifat riil.
Menurut WHO selaku organisasi kesehatan dunia, kecelakaan terjadi karena adanya
kombinasi dari beberapa fakto salah satu nya yaitu, yaitu faktor manusia.

Teori faktor manusia memainkan peran penting dalam pemahaman tentang


penyebab kecelakaan kerja dengan menyoroti berbagai faktor psikologis, sosial, dan
ergonomis yang mempengaruhi perilaku manusia di lingkungan kerja. Berikut adalah
beberapa cara di mana teori faktor manusia mempengaruhi pemahaman tentang
penyebab kecelakaan kerja.

Teori faktor manusia menekankan bahwa kesalahan manusia bukanlah akibat


dari ketidakmampuan individu semata, tetapi seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti kelelahan, tekanan kerja, kurangnya pelatihan, atau sistem yang tidak
mendukung. Pemahaman ini membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan risiko kecelakaan.

B. Fokus Utama Faktor manusia dalam teori kecelakaan kerja

Dalam teori kecelakaan kerja, faktor manusia menjadi fokus utama karena
pengaruhnya yang signifikan terhadap keselamatan dan kecelakaan di tempat kerja.
Berikut adalah beberapa faktor manusia yang menjadi fokus utama dalam teori
kecelakaan kerja:

5
1. Keterampilan dan Kemampuan:

Kemampuan dan keterampilan kerja individu dapat memengaruhi kemungkinan


terjadinya kecelakaan. Ini mencakup kemampuan fisik, kognitif, dan psikomotorik
yang diperlukan untuk melakukan tugas dengan aman.

2. Pengetahuan dan Pelatihan:

Tingkat pengetahuan tentang tugas kerja dan pelatihan yang diberikan kepada
pekerja juga penting. Pemahaman yang baik tentang prosedur kerja, peralatan, dan
bahaya potensial dapat mengurangi risiko kecelakaan.

3. Kondisi Fisik dan Kesehatan:

Kondisi fisik dan kesehatan individu seperti kelelahan, sakit, atau pengaruh obat-
obatan juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja dengan
aman dan waspada.

4. Faktor Psikologis

Aspek psikologis seperti motivasi, kepercayaan diri, sikap terhadap risiko, dan
stres juga dapat berdampak pada perilaku kerja dan reaksi terhadap situasi yang
berpotensi berbahaya.

5. Kepatuhan dan Kecelakaan

Kepatuhan terhadap prosedur keselamatan, aturan kerja, dan penggunaan


peralatan pelindung juga merupakan faktor penting dalam mencegah kecelakaan
kerja.

6. Komitmen terhadap Keselamatan

Sikap individu terhadap keselamatan, termasuk kepedulian terhadap keselamatan


diri sendiri dan rekan kerja, juga berperan dalam menciptakan lingkungan kerja
yang lebih aman.

7. Keterlibatan dan Pengawasan Manajemen

6
Peran manajemen dalam memberikan pengawasan, pelatihan, dan dukungan
terhadap keselamatan kerja juga merupakan faktor penting dalam mencegah
kecelakaan.

Dengan memahami faktor-faktor manusia ini, perusahaan dapat


mengimplementasikan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan keselamatan
kerja dan mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja.

C. Faktor Lingkungan Dan Organisasi Menurut Perspektif Teori Human Factor


Faktor lingkungan dan organisasi memainkan peran yang sangat penting dalam
kecelakaan kerja menurut perspektif teori Human Factor. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai peran keduanya:

1. Faktor Lingkungan
- Lingkungan kerja yang tidak aman seperti kebisingan yang tinggi,
pencahayaan yang buruk, atau ventilasi yang tidak memadai dapat
mengganggu konsentrasi dan respons pekerja, meningkatkan risiko
kecelakaan.
- Perancangan ruang kerja yang tidak ergonomis, seperti meja atau kursi
yang tidak sesuai, juga dapat menyebabkan cedera atau kelelahan pada
pekerja.
- Kondisi Psikologis faktor lingkungan dan organisasi juga dapat
memengaruhi kondisi psikologis karyawan, seperti tingkat stres, kelelahan,
atau kurangnya motivasi. Kondisi-kondisi ini dapat memengaruhi
kewaspadaan dan konsentrasi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan
risiko kecelakaan.

2. Faktor Organisasi
- Kebijakan dan prosedur kerja yang tidak jelas atau tidak terstandarisasi
dapat menyebabkan kebingungan atau kesalahan pada pekerja,
meningkatkan risiko kecelakaan.

7
- Kurangnya pelatihan atau pemahaman yang tepat tentang tugas dan
tanggung jawab juga dapat menyebabkan kesalahan manusia yang
berpotensi berujung pada kecelakaan.
- Budaya keselamatan yang buruk di tempat kerja, di mana kesalahan atau
pelanggaran keselamatan diabaikan atau bahkan didorong, juga dapat
meningkatkan risiko kecelakaan.
- Sistem Manajemen Keselamatan Organisasi perlu memiliki sistem
manajemen keselamatan yang kuat untuk mengidentifikasi, mengurangi,
dan mengelola risiko kecelakaan. Ini termasuk prosedur keselamatan yang
jelas, pelatihan untuk karyawan, dan pengawasan yang efektif terhadap
kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan.
Dengan memperhatikan dan memperbaiki faktor-faktor ini, organisasi dapat
mengurangi risiko kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih
aman dan sehat bagi semua pekerja.

D. Hubungan psikologis dan prilaku manusia dengan kecelakaan kerja


Kondisi psikologis dan perilaku manusia memiliki keterkaitan yang signifikan
dengan kejadian kecelakaan kerja. Beberapa hubungan yang dapat diidentifikasi
antara keduanya adalah sebagai berikut:

1. Fokus dan Konsentrasi


Kondisi psikologis seseorang, seperti tingkat stres, kelelahan, atau distraksi
mental, dapat memengaruhi fokus dan konsentrasi saat bekerja. Ketika seseorang
tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik, risiko terjadinya kecelakaan kerja
meningkat karena kemungkinan membuat kesalahan atau mengabaikan langkah-
langkah keamanan.
2. Kepatuhan terhadap Prosedur Keselamatan
Perilaku manusia yang terkait dengan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan,
seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) atau mengikuti protokol kerja yang
ditetapkan, juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Seseorang yang kurang
memperhatikan aturan keselamatan atau merasa terlalu percaya diri cenderung
meningkatkan risiko kecelakaan.

8
3. Stres dan Kondisi Emosional
Tingkat stres dan kondisi emosional yang tidak seimbang dapat mengganggu
kemampuan seseorang untuk merespons situasi darurat atau mengambil keputusan
dengan cepat dan tepat saat terjadi potensi bahaya di tempat kerja.
4. Keterampilan Komunikasi dan Kolaborasi
Perilaku komunikasi yang kurang efektif atau kurangnya kolaborasi antar tim
dapat menyebabkan kesalahpahaman atau kurangnya koordinasi saat melakukan
tugas-tugas yang melibatkan banyak orang, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan risiko kecelakaan.
5. Pengaruh Sosial dan Budaya Kerja
Lingkungan kerja yang tidak mendukung, seperti budaya yang mengabaikan
keselamatan atau tekanan dari rekan kerja untuk mengambil risiko yang tidak
perlu, dapat memengaruhi perilaku manusia terkait keselamatan di tempat kerja.

Dengan memahami hubungan antara kondisi psikologis dan perilaku manusia


dengan kejadian kecelakaan kerja, organisasi dapat mengimplementasikan strategi
yang lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran akan keselamatan, meningkatkan
pelatihan untuk mengelola stres dan emosi, mempromosikan budaya keselamatan
yang kuat, dan mendorong kolaborasi serta komunikasi yang lebih baik di lingkungan
kerja. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

E. Penerapan pencegahan teori human factor


Penerapan teori human factor atau faktor manusia dalam konteks mencegah
kecelakaan kerja di tempat kerja sangat penting karena fokusnya pada perilaku,
keterampilan, interaksi manusia, dan lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa cara
di mana penerapan teori human factor dapat membantu dalam mencegah kecelakaan
kerja:

1. Desain Pekerjaan yang Aman


Dengan mempertimbangkan teori human factor, pekerjaan dapat didesain agar
lebih aman dan ergonomis. Ini termasuk mempertimbangkan kebutuhan fisik dan
mental karyawan, meminimalkan kelelahan, dan mengurangi risiko cedera yang
disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan.

9
2. Pelatihan Keselamatan
Teori human factor memandu pengembangan program pelatihan keselamatan
yang efektif. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga
mengajarkan karyawan untuk mengenali dan mengatasi faktor manusia yang dapat
menyebabkan kecelakaan, seperti kurangnya kesadaran, kecerobohan, atau stres.
3. Komunikasi dan Konsultasi
Dengan memahami teori human factor, manajemen dapat memperbaiki
komunikasi di tempat kerja dan mendorong konsultasi antara karyawan dan
manajemen mengenai masalah keselamatan. Hal ini dapat meningkatkan
kesadaran akan risiko dan memperkuat budaya keselamatan di tempat kerja.
4. Evaluasi Tugas dan Lingkungan Kerja
Dengan menerapkan prinsip-prinsip teori human factor, tugas-tugas kerja dan
lingkungan kerja dapat dievaluasi secara menyeluruh untuk mengidentifikasi
potensi bahaya dan risiko. Tindakan preventif dapat diambil untuk mengurangi
risiko kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia.
5. Kebijakan dan Prosedur Keselamatan
Teori human factor membantu dalam pengembangan kebijakan dan prosedur
keselamatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik manusia. Ini
termasuk mempertimbangkan faktor psikologis, sosial, dan perilaku dalam
menetapkan standar keselamatan dan prosedur darurat.
6. Pengelolaan Stres dan Beban Kerja
Teori human factor juga membantu dalam mengelola stres dan beban kerja yang
dapat memengaruhi kinerja dan keselamatan karyawan. Strategi dapat
dikembangkan untuk mengurangi tekanan kerja, memperbaiki manajemen waktu,
dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Dengan demikian, penerapan teori human factor tidak hanya memperhatikan


aspek teknis dari keselamatan kerja, tetapi juga memperhatikan faktor manusia yang
kompleks. Ini membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman,
produktif, dan ramah karyawan.

10
F. Peran teknologi dalam memperbaiki faktor – faktor manusia
Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam memperbaiki faktor-faktor
manusia yang berkontribusi pada kecelakaan kerja. Beberapa peran utamanya adalah:

1. Pemantauan Keselamatan
Teknologi memungkinkan pemasangan sensor dan sistem pemantauan yang dapat
melacak perilaku pekerja dan kondisi lingkungan kerja. Contohnya, penggunaan
sensor di helm untuk memantau kelelahan atau sistem pemantauan gas beracun di
lingkungan kerja.
2. Pelatihan Virtual
Teknologi memungkinkan pelatihan virtual yang realistis tanpa risiko kecelakaan
nyata. Ini membantu pekerja untuk belajar dan berlatih tanpa membahayakan diri
sendiri atau orang lain.
3. Robotika dan Automasi
Penggunaan robot dan sistem otomatisasi dapat mengurangi keterlibatan manusia
dalam tugas-tugas berbahaya. Misalnya, menggunakan robot untuk melakukan
pekerjaan di lingkungan berbahaya seperti dalam tambang atau bahan kimia.
4. Kommunikasi dan Peringatan Cepat
Teknologi memungkinkan komunikasi yang lebih cepat antara pekerja dan tim
darurat jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat lainnya. Sistem peringatan dini
juga dapat dipasang untuk memberi tahu pekerja tentang bahaya yang mungkin
terjadi.
5. Analisis Data
Teknologi memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang lebih baik tentang
faktor-faktor penyebab kecelakaan. Ini dapat membantu organisasi untuk
mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin memerlukan perbaikan dalam
prosedur atau lingkungan kerja.

Dengan memanfaatkan teknologi dengan bijak, kita dapat meminimalkan risiko


kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua
orang.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pentingnya memperhatikan faktor manusia dalam analisis kecelakaan kerja


tidak dapat disangkal. Teori human faktor memberikan pandangan yang holistik
terhadap peran manusia dalam kecelakaan dan menekankan pentingnya desain
sistem yang sesuai dengan karakteristik manusia.

Konsep "error chain" atau rantai kesalahan merupakan aspek penting dalam
teori kecelakaan berbasis human faktor. Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan
seringkali bukanlah akibat dari satu kesalahan tunggal, tetapi merupakan hasil dari
serangkaian kesalahan dan kondisi yang saling berhubungan.

Penggunaan pendekatan sistematis dalam menganalisis kecelakaan, seperti


model Swiss cheese atau keju Swiss, membantu dalam mengidentifikasi dan
memahami berbagai lapisan pertahanan yang gagal sehingga kecelakaan terjadi.

Faktor-faktor seperti perilaku manusia, kondisi lingkungan kerja, dan desain


sistem memainkan peran kunci dalam kejadian kecelakaan. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kecelakaan harus melibatkan pemahaman mendalam terhadap faktor-
faktor tersebut.

Penekanan pada peran manajemen, pelatihan yang tepat, budaya keselamatan


yang kuat, dan desain sistem yang ergonomis menjadi kunci dalam menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan mengurangi risiko kecelakaan.

Dengan demikian, makalah ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis teori


human faktor sangat relevan dan penting dalam upaya mencegah kecelakaan kerja
dan meningkatkan keselamatan di tempat kerja.

B. Saran

Di harapkan agar pembaca mengetahui pemahaman tentang peran faktor manusia


dalam kecelakaan kerja dan mengidentifikasi strategi yang efektif untuk
pencegahannya.

DAFTAR PUSTAKA

12
Reason, J. (1990). Human Error. Cambridge University Press.

Wiegmann, D. A., & Shappell, S. A. (2003). A Human Error Approach to


Aviation Accident Analysis: The Human Factors Analysis and Classification
System. Ashgate Publishing, Ltd.

Dekker, S. (2006). The Field Guide to Understanding Human Error. Ashgate


Publishing, Ltd.

Leveson, N. G. (2012). Engineering a Safer World: Systems Thinking Applied to


Safety. The MIT Press.

Carayon, P. (Ed.). (2006). Handbook of Human Factors and Ergonomics in Health


Care and Patient Safety. CRC Press.

Salas, E., et al. (Eds.). (2012). The Oxford Handbook of Crew Resource
Management. Oxford University Press.

Hughes, R. G. (Ed.). (2008). Patient Safety and Quality: An Evidence-Based


Handbook for Nurses. Agency for Healthcare Research and Quality (US).

Hollnagel, E. (2014). Safety-I and Safety-II: The Past and Future of Safety
Management. Ashgate Publishing, Ltd.

Stanton, N. A., et al. (Eds.). (2005). Human Factors Methods: A Practical Guide
for Engineering and Design. Ashgate Publishing, Ltd.

Rasmussen, J., Pejtersen, A. M., & Goodstein, L. P. (1994). Cognitive Systems


Engineering. John Wiley & Sons.

13

Anda mungkin juga menyukai