Anda di halaman 1dari 6

 

PAPER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

“Berita Acara Kecelakaan Kerja”


Dosen Pengampu : Fuad Hilmi Sudasman, SKM., MKM

Disusun Oleh :
Malda Nur Aulia (CMR0180018)
Kelas Peminatan K3 Semester VI
S1 Kesehatan Masyarakat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan


 Berita Kecelakaan
Kecelakaan Kerja terjadi di PT.Citra Adi Sarana (PT CAS) di Jalan
Kapten Darmosugondo, Indro, Gresik. Kecelakaan kerja di perusahaan
konstruksi itu dikabarkan menewaskan 5 pekerjanya.
Selain dikabarkan menewaskan 5 pekerja. Dua pekerja lain mengalami luka
berat. Para korban tewas dan luka berat mengalami luka bakar. Sebagian
korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Semen Gresik dan RSUD Ibnu Sina.

“Saya nggak mengira. Saya kira kecelakaan sepeda motor," ujar Fitri, salah
satu keluarga korban tewas kepada wartawan di RSUD Ibnu Sina, Rabu
(9/6/2021).

Fitri merupakan sepupu dari Muhammad Andik, salah satu korban tewas. Ia
tak mengira sepupunya tewas karena kecelakaan kerja. Ia mengira sepupunya
tewas karena kecelakaan di jalan raya.

“Infonya terdengar ledakan tiga kali," kata Fitri.

Dari informasi yang dihimpun, kecelakaan kerja ini terjadi pada Selasa


(8/6) sekitar pukul 15.30 WIB. Diduga ada ledakan saat para pekerja
melakukan pekerjaan mengelas tabung. Dikabarkan lima pekerja tewas dan
dua lainnya luka berat. 
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki, yang mengganggu proses yang telah diatur dari suatu
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta
benda. Pada proyek konstruksi, kecelakaan kerja yang terjadi dapat
menimbulkan kerugian terhadap pekerja dan kontraktor, baik secara langsung
maupun tidak langsung.Selain itu, kecelakaan kerja berdampak pada ekonomi
yang cukup signifikan, mengakibatkan korban jiwa, biaya-biaya lainnya untuk
biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan kepada pekerja, premi
asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat biaya-biaya tidak langsung
yang merupakan akibat dari suatu kecelakaan kerja yaitu mencakup kerugian
waktu kerja (pemberhentian sementara), terganggunya kelancaran pekerjaan
(penurunan produktivitas), pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja,
memburuknya reputasi perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan
berkurangnya kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa).
Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek konstruksi
bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri atau kondisi tempat
bekerjanya saat itu. Kecelakaan di tempat kerja dapat terjadi lewat hal berikut
(Austen dan Neale, 1991) :
- runtuhnya dinding, bagian bangunan, tumpukan bahan, timbunan tanah;
- runtuhnya atau tergulingnya tangga, perancah, balok;
- jatuhnya barang kecil, alat, kepingan;
- jatuhnya orang dari tangga, atap, perancah, gedung; melalui lubang
pembuangan dan jendela; ke dalam lubang.
 Sektor Ekstraktif
Perusahaan konstruksi adalah sebuah badan usaha yang bergerak di
bidang pembangunan infrastruktur, sarana, dan prasarana fisik untuk
kepentingan masyarakat sesuai dengan rencana, peraturan, serta hukum yang
berlaku. Sebagai industri yang masih berkembang, konstruksi akan
membantu membuka lapangan pekerjaan dan mendistribusikan pendapatan
bagi masyarakat dari segala lapisan. Sebagai usaha yang menghasilkan
produk berupa sarana prasarana fisik, perusahaan konstruksi memiliki peran
vital di dalam pertumbuhan dan perkembangan nasional.
Karakteristik Perusahaan Konstruksi
1. Penuh ketidakpastian 
Perusahaan yang bergerak di bidang industri merupakan suatu bisnis
dengan resiko yang sangat tinggi serta penuh dengan ketidakpastian dengan
laba yang rendah.
2. Dipengaruhi Pembeli
Pasar dari industri konstruksi sangat dipengaruhi oleh pembeli karena
kepentingan pembeli sangat dilindungi dengan adanya : pihak pengawas,
perusahaan asuransi, serta bank yang mengikat perusahaan harus terus
mengikuti permintaan dari pembeli atau klien.
3. Budget dan Jadwal Fluktuatif
Nilai kontrak dan harga jual yang sangat konservatif namun memiliki biaya
atau budget produksi yang sifatnya sangat fluktuatif. Jadwal waktu
pengerjaan serta standar mutu yang selalu ditentukan oleh pihak klien atau
pembeli. Proses konstruksi atau pembangunan yang cenderung berubah-
ubah dikarenakan adanya perbedaan lokasi dan perencanaan sesuai
karakteristik. Pengambilan keputusan dari pembeli akan sangat dipengaruhi
oleh reputasi perusahaan.
4. Wajib Menerapkan K3
Kebijakan K3 merupakan sebuah hal wajib yang harus diperhatikan
sebelum mulai melaksanakan segala proses yang berhubungan dengan
pembangunan. Hal ini guna melindungi karyawan dari kecelakaan atau
risiko yang mengintai di lingkungan kerja. Perusahaan dapat
mensosialisasikan kebijakan K3 melalui HRD. Dengan begitu, HRD akan
menyusun dan mewajibkan tiap karyawan untuk mengikuti pelatihan K3 di
perusahaan. 
 Kerugian akibat kecelakaan kerja
Korban kecelakaan kerja dikabarkan menewaskan 5 pekerja. Dua
pekerja lain mengalami luka berat. Para korban tewas dan luka berat
mengalami luka bakar. Sebagian korban tewas dibawa ke Rumah Sakit
Semen Gresik dan RSUD Ibnu Sina.
kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang terjadi antara
lain adalah :
1. Kerusakan -> Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan alat kerja,
bahan, bagian mesin, proses atau lebih singkatnya properti perusahaan.
2. Kekacauan Organisasi -> Kerusakan di atas dapat menyebabkan
kekacauan organisasi dalam proses produksi.
3. Keluhan dan kesedihan.
4. Kelainan dan cacat.
5. Kematian.

 Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor
penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja. suatu kecelakaan kerja
tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau
beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian.
Teori penyebab terjadinya kecelakaan yang dikenal dengan “Teori
Domino”. Dalam teori domino, suatu kecelakaan kerja digambarkan dari
salah satu dari lima faktor dalam urutan yang menyebabkan kerugian. Teori
ini menggambarkan kecelakaan seperti kartu domino yang disusun, jatuh nya
salah satu akan membuat kartu lainnya terjatuh.
Timbulnya suatu kecelakaan atau cidera disebabkan oleh 5 faktor
penyebab yang secara berurutan dan berdiri sejajar antara faktor satu dengan
lainnya. ke lima faktor tersebut adalah kebiasaan, kesalahan, tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman, kecelakaan dan cidera, atau luka-luka.
Berdasarkan teori Heinrich, Birt dan Germain memodifikasi teori
domino menjabarkannya kedalam hubungan manajemen secara langsung
dengan sebab akibat kerugian kecelakaan. Penyebab kerugian melibatkan
lima faktor penyebab, yaitu :
1. kurangnya pengawasan, meliputi ketersediaan program, standar
program,
dan tidak terpenuhinya standar.
2. sumber penyebab dasar, faktor sumber penyebab dasar ini meliputi
tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan standar.
3. penyebab kontak, faktor penyebab kontak ini meliputi tindakan dan
kondisi yang tidak sesuai dengan standar.
4. insiden, terjadi karena adanya kontak bahan berbahaya.
5. kerugiaan akibat rentan faktor sebelumnya akan mengakibatkan
kerugian
pada manusia itu sendiri, harta benda atau properti dan proses produksi.

Teori penyebab akibat terkadinya kecelakaan yang selanjutnya


dikenal dengan teori 3 faktor utama (Three main factor theori). dalam teori
tersebut, suatu kecelakaan kerja disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu :
1. Faktor manusia (umur, masa kerja, tingkat pendidikan, perilaku,
pengetahuan).
2. Faktor lingkungan (kebisingan, suhu udara, penerangan, dan lantai licin).
3. Faktor peralatan (kondisi mesin, ketersediaan alat, pengaman mesin, dan
letak mesin.
 Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja
Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam
pemilihan dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya
K3. Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya K3, yakni diantaranya:
a. Eliminasi: memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya, misalnya
menyediakan APAR (Alat Pemadam Kebakaran).
b. Substitusi: pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energy
sistem, misalnya mengganti bahan baku untuk pengelasan menggunakan
bahan yang tidak menimbulkan bahaya.
c. Control teknik: merancang kembali area konstruksi, dan melakukan
pengecekan terhadap tabung yang akan di las.
d. Control administrative: melakukan sosialisasi terkait cara bekerja dan
menjalankan tugas dengan baik dan benar serta tidak mengabaikan K3,
menyediakan tenaga ahli K3, melakukan pengecekan dan pengawasan
rutin terkait K3, dan melengkapi prosedur kerja.
e. Alat pelindung diri: menggunakan helm safety, masker, kaca mata, sarung
tangan, sepatu, pelindungan telinga, dan safety belt.
 Bahaya dan Risiko

No Bahaya Risiko
.
1. Luka bakar Menderita cacat berat
2. Luka berat Luka yang dalam atau Derajat
tinggi

Daftar Pustaka

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5598863/kecelakaan-kerja-perusahaan-
konstruksi-di-gresik-5-pekerja-dikabarkan-tewas

http://repository.unimus.ac.id/997/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai