Anda di halaman 1dari 20

BAB 2 KESELAMATAN KERJA DAN KECELAKAAN

KERJA

Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menjelaskan keselamatan kerja dan
determinannya

2.1 Beberapa Terminologi K3


Sebelum memahami tentang penyebab kecelakaan kerja dan
kaitannya dengan keselamatan kerja, perlu diketahui beberapa terminologi
yang akan sering ditemui dalam keselamatan kerja. Terminologi yang
dimaksud adalah 1) bahaya/ hazard, 2) Kecelakaan/ accident, 3) Kejadian
hampir celaka/ near miss/ near accident, 4) Risiko/ risk, 5) Kerugian/ loss
dan 6) Keselamatan/ safety.
Bahaya/ hazard. Bahaya adalah suatu sumber yang berpotensi
menimbulkan kerusakan misalnya cidera, sakit, kerusakan properti,
lingkungan atau gabungan dari semuanya. Bahaya merupakan suatu
karakteristik yang menjadi satu atau melekat pada suatu bahan, kondisi,
sistem dan peralatan. Penting untuk memahami konsep bahaya.
Pemahaman yang keliru mengenai konsep bahaya akan mengakibatkan
bentuk pengendalian bahaya yang tidak efektif. Bahaya juga berkaitan
dengan keberadaan energi. Supaya dapat menimbulkan kecelakaan, maka
harus terjadi kontak dengan energi atau substansi.
Incident is usually the result of contact with source of energy (i.e
kinetic,electrical, chemical, thermal,etc)above the threshold limit of the
body or structure (Frank E Bird-Loss Control Management).
Bila merujuk pada pengertian ini, bahaya merupakan bentuk
energi. Jenis-jenis bahaya atau energi yang dapat membahayakan dapat
diklasifikasikan menjadi: a) Bahaya mekanis, b) Bahaya listrik, c) Bahaya
fisik, d) Bahaya biologis, e) Bahaya kimia.
Bahaya mekanis. Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mesin
yang bergerak secara mekanis. Contoh bahaya mekanis adalah mesin
pemotong kayu, mesin pengepakan, penggergajian, mesin gerindra. Jenis
karyawan yang berkaitan dengan bahaya mekanis antara lain karyawan
pemotong kayu, karyawan di proses produksi.
Bahaya listrik. Bahaya listrik berasal dari energi listrik. Contoh
bahaya listrik hubungan singkat, kebakaran, sengatan listrik
Bahaya fisik. Sumber bahaya fisik ini misalnya kebisingan,
getaran mekanis, temperatur yang ekstrim, radiasi, tekanan udara.
16 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Karyawan yang berkaitan dengan sumber bahaya ini adalah karyawan di


unit radiologi, bengkel kereta api, karyawan di pabrik pengalengan ikan,
dan penyelam.
Bahaya biologis. Sumber bahaya biologis ini bisa berupa
keberadaan virus, bakteri, jamur, protoza yang berada di lingkungan kerja.
Sumber bahaya biologis banyak terdapat di rumah sakit,laboratorium.
Karyawan sering terpapar bahaya biologis yaitu mereka yang bekerja di
penyamakan kulit, penyembelihan hewan, laboratorium.
Bahaya kimia. Sumber bahaya kimia adalah bahan-bahan kimia
dengan karakteristik yang dimiliki. Karakteristik bahaya bahan kimia
adalah korosif, mudah meledak, iritasi, mutagen, karsinogen. Contoh
bahan kimia timbal (Pb), H2SO4, karbonmonoksida (CO2), amonia (NH3).
Kecelakaan/ accident. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerugian baik pada manusia,
properti dan proses produksi. Berdasarkan jenisnya, kecelakaan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu : a) kecelakaan umum/ community accident
dan kecelakaan kerja /industrial accident.
Kecelakaan umum / community accident. Kecelakaan umum
adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan
kerugian dan tidak merujuk selain ketentuan di atas. Contoh kecelakaan
yang umum adalah kecelakaan lalu lintas, peristiwa kebakaran di rumah
tangga, seoarang anak yang tidak sengaja menelan mainannya dan
keracunan makanan.
Kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang
tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerugian dan terjadi pada saat
jam kerja dan di tempat kerja. Suatu kecelakaan dapat juga disebut
kecelakaan kerja meskipun tidak terjadi di tempat kerja, namun
kejadiannya ada di jalur rutin yang biasa dilewati dari dan ke tempat kerja.
Beberapa contoh kasus kecelakaan kerja misalnya kasus pertama,
seorang mekanik sedang bekerja di bengkel. Pintu dan jendela dalam
kondisi tertutup karena cuaca dingin. Mesin kendaraan yang berada di
samping mekanik yang sedang bekerja dalam keadaan hidup. Udara yang
mengandung karbonmonoksida memenuhi ruangan. Akibantnya mekanik
tersebut mengalami sesak nafas, apabila terjadi dalam waktu yang lama
dapat berakibat pingsan dan pada akhirnya berakibat fatal. Kasus kedua,
seorang montir listrik sedang bekerja pada tegangan tinggi. Ketika sedang
menikmati karyawanannya, obeng yang dipakainya terjatuh dan mengenai
koneksi listrik yang terbuka. Akibatnya montir tersebut tersengat listrik,
dan terjadi kebakaran. Kasus ketiga, seorang teknisi sedang membawa
indikator aliran cairan yang telah dikalibrasi untuk dipasang di tempat
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 17

kerja. Tanpa sengaja, teknisi tersebut terpeleset karena lantai yang


dilewatinya licin, dan menyebabkan alat yang di bawahnya jatuh dan
rusak.
Kejadian hampir celaka /near miss/ near accident/ incident. Jika
pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan
dapat menimbukan kerugian, kejadian hampir celaka atau near miss/ near
accident/ incident adalah kejadian yang tidak diinginkan, namun tidak
sampai menimbulkan kerugian. Contoh kejadian hampir celaka adalah
sesorang sedang mengecat bangunan lantai atas, tanpa disadari kakinya
menyenggol suatu benda dan menyebabkan tergelincir. Namun karena
orang tersebut memkai sabuk pengaman, maka bisa selamat.
Risiko/ risk. Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan dan
keparahan. Besarnya risiko dapat diketahui melalui suatu pengukuran
risiko (risk assessment). Penilaian risiko meliputi dua tahapan proses yaitu
analisis risiko (risk analisis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation).
Kerugian/loss.Sebagai akibat dari peristiwa kecelakaan adalah
kerugian. Dari gambaran definisi kecelakaan kerja, kerugian yang paling
terlihat adalah cidera pada manusia, kerusakan properti dan hilangnya
waktu proses produksi. Secara tidak langsung mengurangi performa dan
berkurangnya keuntungan. Kerugian yang diakibatkan kecelakaan kerja
berupa : cidera pada manusia yang dapat menyebabkan hilangnya waktu
kerja karyawan, bahkan meninggal dunia, hilangnya waktu kerja rekan
kerja, dan supervisor. Selain waktu kerja yang hilang, kerugian akbiat
kecelakaan kerja berupa kerusakan properti dan terhambatnya proses
produksi.
Hilangnya waktu kerja karyawan. Tingkat keparahan cidera yang
dialami karyawan akan menentukan banyaknya hari kerja yang hilang.
Karyawan yang mengalami kecelakaan akan menyebabkan jam kerjanya
berkurang dan hal ini tidak dapat digantikan oleh kompensasi karyawan.
Hilangnya waktu kerja rekan kerja. Jam kerja karyawan lainnya
juga bisa berkurang oleh karena membantu korban berobat. Jam kerja juga
bisa berkurang karena mengungkapkan simpati, mendiskusikan kasus,
menceritakan kejadian yang sama, saling menukar informasi yang
seharusnya tidak dilakukan saat jam kerja. Selain itu berkurangnya jam
kerja karyawan lainnya karena membereskan tempat kejadian,
mengumpulkan donasi untuk keluarga.
Hilangnya waktu kerja supervisor. Jam kerja pengawas dapat
bertambah karena kecelakaan. Hal ini karena pengawas menginvestigasi
kecelakaan, menyusun kesinambungan kerja, mencari material baru,
menyeleksi dan melatih karyawan baru, termasuk mendapatkan calon
18 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

karyawan, mempersiapkan laporan investigasi kecelakaan dan terlibat


dalam pembahasan kasus kecelakaan yang terjadi.
Kerugian umum. Waktu produksi berkurang karena berbagai
respon karyawan lainnya, mesin yang berhenti, cidera atau cacat yang
dialami karyawan. Selain itu tempat kerja perlu memberikan kompensasi
terhadap karyawan yang mengalami kecelakaan.
Kerugian properti. Kerusakan properti mengakibatkan pengeluaran
belanja properti, biaya perbaikan, dan biaya yang digunakan untuk
tindakan-tindakan koreksi mengalami kenaikan.
Kerugian lainnya. Kerugian lainnya berupa denda bagi perusahaan
atau tempat kerja yang menyebabkan kecelakaan kerja, proses hukum dan
ditariknya beberapa penghargaan yang pernah diterima.
Selamat / safety. Selamat mengandung arti terbebas dari kerugian,
kondisi aman dari cidera, sakit atau kerugian (free from loss). Definisi lain
yang diungkapkan oleh ILCI lebih fungsional. Pengertian berkaitan dengan
cidera, keluhan, kerusakan properti dan berkurangya waktu produksi/
proses. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
mesin, peralatan, dan suatu sistem kerja. Sasaran keselamatan kerja adalah
mesin, peralatan, proses produk si dan sistem kerja.
Dari beberapa istilah di atas maka dapat ditarik sebuah pengertian
bahwa keselamatan kerja adalah suatu upaya pengendalian bahaya supaya
tidak menyebabkan kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian
dan memberikan jaminan karyawan dan sistem kerja aman.

2.2 Teori Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja dapat dicegah bila diketahui penyebabnya.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dijelaskan melalui beberapa teori. Teori
kecelakaan kerja yang pertama adalah Teori Domino yang dikemukakan
oleh Heirich, dan kedua adalah modifikasi teori domino yang
dikemukakan oleh Frank E Bird dari International Loss Control Institute, -
yang nantinya akan dikenal sebagai dasar manajemen K3.
Teori kecelakaan kerja Heinrich/ Teori Domino. Teori ini
digunakan secara meluas sebagai salah satu prinsip pencegahan
kecelakaan dan pengendalian kerugian. Heinrich mengadopsi domino
untuk menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Berikut ilustrasinya
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 19

Gambar 2.1 Teori Domino Heinrich

Penjelasan
Keturunan/ herediter. Keturunan atau herediter dalam hal ini
adalah karakteristik atau kondisi yang dimiliki oleh seseorang yang
berisiko celaka. Misalnya keras kepala, ceroboh, lalai.
Perilaku tidak aman. Perilaku tidak aman adalah kebiasaan yang
berisiko terjadi kecelakaan. Misalnya tidak memakai alat pelindung anti
radiasi ketika bekerja di instalasi radiologi, bekerja melebihi jam kerja,
atau kerja lembur pada malam hari tanpa istirahat yang cukup.
Kondisi tidak aman. Kondisi tidak aman adalah keadaan yang
berisiko menimbulkan kecelakaan. Misalnya mesin dibiarkan tanpa
penutup, ruang kerja tanpa ventilasi cukup, pencahayaan yang tidak
memenuhi standar.
Kecelakaan. Pada penjelasan sebelumnya telah didefinisikan
dengan tegas tentang kecelakaan kerja.
Kerugian. Pada penjelasan sebelumnya telah didefiniskan dengan
tegas tentang kerugian.
Menurut Heinrich, kecelakaan bisa dicegah dengan ”mengambil”
salah satu domino, misalnya domino nomer 2, yaitu kondisi tidak aman.
Kondisi tidak aman ini diperbaiki, dipelihara sehingga aman. Misalnya
pencahayaan yang kurang terang atau terlalu silau diganti dengan yang
lebih baik. Mesin gerindra yang dibiarkan tanpa penutup, ditutup sehingga
lebih aman. Tidak harus domino 2 (kondisi tidak aman), pencegahan bisa
pula dengan memperbaiki perilaku. Memperbaiki perilaku misalnya
dengan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan mengenai suatu objek,
sehingga pengetahuan dan ketrampilannya meningkat. Secara ringkas teori
20 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Domino ini menjelaskan bahwa kecelakaan kerja bisa dicegah dengan


memperbaiki salah satu faktor penyebabnya.

Gambar 2.2. Teori Domino Heinrich dalam Mencegah Kecelakaan

Teori kecelakaan kerja Frank E Bird/ ILCI. Teori Domino


telah digunakan secara meluas di banyak negara dalam menjelaskan
terjadinya kecelakaan kerja dan upaya pengendaliannya. Namun dalam
perkembangnya muncul berbagai pendapat yang mengungkapkan bahwa
kecelakaan kerja tidak bukan disebabkan satu faktor saja, melainkan
interaksi multifaktor yang merupakan refleksi dari manajemen. Salah satu
orang yang mengungkapkan hal ini adalah Frank E Bird. Frank E Bird
memodifikasi Teori Domino. Teori ini bisa dilihat dari ilustrasi di bawah
ini.
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 21

Gambar 2.3 Modifikasi Teori Domino (ILCI Teori Frank E Bird)

Penjelasan
Pertama, lemahnya manajemen pengendalian (lack of control).
Pengendalian merupakan salah satu dari empat fungsi dari manajemen.
Fungsi ini berkaitan dengan manajer di semua lini administrasi,
pemasaran, quality control, teknik, pemesanan, keselamatan. Supervisor /
pimpinan/ manajemen harus menerapkan funsgi manajamen ini. Seorang
manajer yang profesional mengetahui program pengendalian bahaya;
mengetahui standar;merencanakan dan merancang standar kerja;
mendorong karyawan untuk memenuhi standar;mengukur
kinerja;mengevaluasi hasil dan kebutuhan. Ini semua merupakan
manajemen pengendalian. Tanpa manajemen pengendalian yang memadai,
kecelakaan penyebab dan akibatnya akan terjadi. Ada tiga hal yang
termasuk lemahnya manajemen pengendalian, yaitu 1)program tidak
memadai, 2)standar program tidak memdai, 3)ketidakpatuhan terhadap
standar. Penjelasannya sebagai berikut:
Program tidak memadai. Program K3 tidak memadai karena
terlalu sedikit. Program K3 seharusnya dirancang sesuai dengan lingkup
dan karakteristik perusahaan, kebiasaan, berdasarkan hasil penelitian yang
bermakna dan mengambil pengalaman berharga dari perusahaan sejenis.
Sasaran program K3 yang baik seharusnya meliputi kepemimpinan dan
22 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

administrasi, pelatihan manajemen, inspeksi, investigasi kecelakaan,


observasi tugas, tanggap darurat, analisis kecelakaan, pelatihan karyawan,
alat pelindung diri, pelayanan kesehatan, sistem evaluasi, komunikasi
personal, promosi, penempatan kerja.
Standar program tidak memadai. Secara umum, penyebab
kegagalan dalam menerapkan program K3 adalah standar yang tidak
spesifik, tidak cukup jelas atau cukup tinggi. Secara ringkas contoh standar
yang memadai adalah adanya kepastian dari manajemen tentang
pengenalan peraturan terhadap karyawan baru dan memastikan bahwa
karyawan tersebut memahami dan melaksanakan; adanya tindakan atau
kondisi yang berbahaya yang ditemukan oleh karyawan segera
ditindaklnjuti dengan cepat dan dilaporkan pada sistem pelaporan bahaya.
Perusahaan yang menerapkan manajemen K3 dengan baik, memberikan
kepastian adanya pedoman K3. Masing –masing karyawan mendapatkan
penjelasan tentang uraian pekerjaan mereka dan memastikan ada pedoman
K3 yang rutin disampaikan sehingga K3 dapat diterapkan sebagai budaya
kerja sebagai refleksi tanggung jawab pekerjaan. Contoh refleksi tanggung
jawab K3 sebagai buday misanya setiap karyawan memakai alat pelindung
diri secara tepat dan selalu termotivasi untuk memakainya selama bekerja;
setiap kejadian kecelakaan kerja selalu dilaporkan dan diinvestigasi
dengan segera.
Ketidakpatuhan terhadap standar. Ketidak patuhan terhadap
standar merupakan masalah umum yang sering terjadi. Pada perusahaan
yang telah menerapkan K3 dengan baik dijamin adanya kepastian reward
dan punisihment. Ketidakpastian dalam penerapan aturan, membuka
peluang kegagalam dalam menerapakn sistem K3 yang baik.
Penyebab dasar (Basic causes). Penyebab dasar ini terdiri atas
faktor manusia (personal factor) dan faktor pekerjaan (job factor). Faktor
manusia meliputi tidak memadainya: a) Kemampuan fisik/ fisiologi, b)
Kemampuan mental, c) Tekanan fisik, d) Tekanan psikis, e) Pengetahuan
rendah, f) Ketrampilan rendah, g) Motivasi kurang. Sedangkan faktor
pekerjaan meliputi a) Kepemimpinan dan pengawasan, b) Teknik tidak
tepat, c) Pemesanan barang, d) Perawatan, e) Alat dan peralatan, dan f)
Standar kerja.
Kemampuan fisik meliputi tidak seimbangnya tinggi badan, berat
badan, kekuatan, jangkauan terbatasnya gerakan tubuh. Terbatasnya
kemampuan untuk menopang posisi tubuh, sensitif dan alergi terhadap
suatu zat sensitif terhadap rangsangan ekstrim (misalnya temperatur,
suara), penglihatan kabur, pendengaran kabur, lemahnya pancaindra
(menyentuh, mengecap, membau, keseimbangan) juga merupakan
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 23

kemampuan fisik yang dapat mempengaruhi kondisi karyawan.


Pemeriksaan kesehatan pra karya terhadap calon karyawan dapat
membantu perusahaan untuk mendapatkan karyawan dengan kondisi fisik
yang sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan.
Kemampuan mental meliputi ketakutan dan fobia,
ketidakseimbangan emosi, gangguan jiwa, tingkat intelegensi, kemampuan
memahami rendah, kemampuan dalam mengambil keputusan rendah,
lemahnya koordinasi, waktu reaksi lamban, bakat mekanik rendah,
kemampuan belajar rendah, kegagalan memori. Kemampuan mental calon
karyawan dapat diketahui dengan serangkaian tes mental.
Tekanan fisik/ fisiologi, adalah disebabkan oleh cidera atau sakit,
kelelahan karena beban kerja dan durasi kerja panjang, kelelahan karean
tidak cukup istirahat, terpajan bahaya terhadap kesehatan, terpajan
temperatur ekstrim, kurang oksigen, tekanan atmosfer yang bervariasi,
gerakan-gerakan yang terpaksa, asupan gula darah kurang, penggunaan
obat-obatan.
Tekanan psikis, disebabkan oleh beban emosi berat,kelelahan
mental, pengambilan keputusan yang ekstrim, rutinitas, monoton,
kewaspadaan yang luar biasa, karyawan dengan tuntutan konsentrasi,
aktivitas yang tidak berarti, arahan yang membingungkan, memiliki
masalah di luar pekerjaan, frustasi.
Pengetahuan rendah, disebabkan oleh kurang pengalaman,orientasi
tidak memadai, pelatihan awal tidak cukup, pelatihan penyegaran untuk
tidak cukup, arahan tidak dimengerti.
Ketrampilan rendah, disebabkan instruksi awal tidak jelas, praktik
tidak memadai, lemahnya pelatihan, motivasi kurang, disebabkan oleh
kinerja yang tidak tepat justru mendapat penghargaan, kinerja yang bagus
jutru mendapat sangsi, kurangnya insentif yang diterima, frustasi yang
berlebihan, perbuatan agresi yang tidak tepat, usaha yang tidak tepat dalam
mengurangi ketidaknyamanan, usaha yang tidak tepat dalam mencari
perhatian, tekanan dari rekan kerja, pemberian contoh dari supervisor yang
tidak tepat, umpan balik kinerja yang tidak tepat.
Kepemimpinan/ pengawasan adalah kemampuan pimpinan dalam
mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai keberhasilan tujuan K3
dalam perusahaan. Kepemimpinan yang baik diperlukan untuk mengurangi
ketidakjelasan atau konflik yang mengganggu hubungan kerja. Pemimpin
yang baik dapat mendelegasi orang dengan tepat, membuat kebijakan,
prosedur, standar, praktik dan rencana program yang benar disertai
instruksi orientasi dan pemberian pelatihan yang sesuai. Pengawasan
sangat diperlukan untuk memastikan seluruh kegiatan dilakukan sesuai
24 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

dengan prosedur. Ketersediaan dokumen rujukan, pedoman dan petunjuk


serta publikasi kegiatan K3 merupakan bagian dari kepemimpinan dan
pengawasan. Kepemimpinan membutuhkan pemimpin yang memiliki
pengetahuan K3 yang luas.
Teknik tidak tepat dalam hal pengukuran kerugian, pertimbangan
faktor manusia/ ergonomi, standar yang digunakan, spesifikasi dan kriteria
desain, monitoring kosntruksi, penilaian kesiapan operasi, monitoring
kesiapan operasi awal, evaluasi perubahan.
Pemesanan barang, dalam hal spesifikasi dan pengambil alihan
peruntukan materi/ perlatan, spesifikasi penjual, moda pengiriman barang,
pemeriksaan penerima, data K3, penanganan material, penyimpanan
material, pengangkutan material, identifikasi bahaya.
Perawatan, dalam hal penilaian kebutuhan perawatan (jarang
dilakukan), pembeian pelumas, perakitan, pembersihan, jadwal
penggunaan.
Alat dan peralatan, dalam hal penilaian kebutuhan dan risiko,
pertimbangan faktor manusia/ ergonomi, standar/ spesifikasi, ketersediaan,
perawatan/ reparasi, penggantian barang-barang yang tidak sesuai.
Standar kerja, dalam hal pengembangan standar tidak memadai
(inventarisasi dan evaluasi paparan dan kebutuhan, rancangan proses,
keterlibatan karyawan, ketidakkonsistenan standar/ prosedur/ aturan.
komunikasi standar kerja (publikasi, disribusi, alih bahasa, penguatan
dengan menggunakan tanda, peringatan, kode warna. Perawatan standar,
upadating, monitoring standar
Kesalahan dalam hal perencanaan, pengembangan, inspeksi dan
monitoring, perawatan, penggunaan yang salah.
Penyebab utama (immediate causes).Penyebab utama meliputi a)
Praktik di bawah standar (sub standard action) dan b) Kondisi di bawah
standar (sub standard condition). Praktik/ tindakan di bawah standar (sub
standar action) adalah tindakan karyawan yang dilakukan tanpa suatu
prosedur yang benar. Sedangkan kondisi di bawah standar (substandar
condition) adalah keadaan di tempat kerja meliputi mesin, peralatan,
material, proses yang tidak memiliki pedoman keselamatan kerja.
Praktik/ tindakan di bawah standar (sub standar action) meliputi
pengoperasian mesin tanpa wewenang, kegagalan dalam memberi aba-aba,
kegagalan dalam pengamanan, pengoerasian mesin dengan kecepatan yang
tidak tepat, penggunaan peralatan keamanan yang tidak dapat diperasikan,
memindakan peralatan keamanan, penggunaan alat pelindung diri yang
telah cacat atau rusak, penggunaan alat pelindung diri yang tidak tepat,
kegagalan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, pembebanan yang
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 25

tidak tepat, penempatan yang tidak tepat, pengangkutan yang tidak tepat,
perbaikan peralatan saat sedang dioperasikan, berkelakar saat bekerja,
bekerja di bawah pengaruh alkohol. Tindakan yang tidak standar ini bisa
dikurangi jika perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan pada
karyawannya.
Kondisi-kondisi di bawah standar meliputi tidak memadainya
pelindung mesin, tidak memadainya alat pelindung diri, alat, peralatan
dalam kondisi rusak, terdapat penghalang, sehingga pekerjaan tidak lancar,
sistem kewaspadaan tidak bekerja dengan baik, bahaya kebakaran dan
ledakan, ketatarumahtanggaan tempat kerja buruk, lingkungan kerja
berbahaya (gas, debu, asap, fume dan uap), paparan kebisingan, paparan
radiasi, paparan temperatur ekstrim, pencahayaan tidak memadai, ventilasi
tidak memadai. Untuk menurunkan bahaya karena kondisi yang tidak
standar dilakukan inspeksi tempat kerja secara teratur.
Kecelakaan/incident contact with energy or substance. Mengacu
pada definisi yang sudah dipelajari sebelumnya, kecelakaan/ accident/
incident adalah kotak dengan energi atau zat. Apabila jumlah energi yang
dipidahkan jumlahnya terlampau besar atau dengan kata lain melebihi
batas penerima maka akan terjadi kerusakan. Kerusakan ini bisa berupa
cidera, sakit, kerusakan properti, dan berkurangnya waktu kerja.
Kerugian/loss. Hasil dari sebunah kecelakaan adalah berupa
kerugian. Beberapa kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya
kecelakaan kerja telah dijelaskan pada materi di atas. Kerugian yang
diakibatkan oleh kecelakaan kerja bisa diibaratkan sebagai sebuah
fenomena gunung es.
26 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Gambar 2.4. Fenomena Gunung Es Kecelakaan Kerja


Sumber. ILCI.1990. Accredited Safety Auditors-Pre Course
Reading, Georgia

Frank E Bird menggambarkan rasio kecelakaan kerja berdasarkan


akibat yang terjadi yaitu kecelakaan kerja yang berakibat serius/ mayor,
cidera ringan, kerusakan properti dan insiden yang tidak terlihat dengan
menggunakan rasio1: 10 : 30 : 600. Lihat ilustrasi di bawah ini.
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 27

Gambar 2.5. Rasio Kecelakaan Kerja


Sumber. ILCI.1990. Accredited Safety Auditors-Pre Course
Reading, Georgia.

2.3 Statistik Kecelakaan Kerja


Statististik adalah suatu alat dalam pengumpulan data,
pengolahan data dan interpretasi data sehingga data bisa diolah menjadi
informasi yang berguna. Dalam K3, penggunaan statistik bertujuan untuk
menilai kinerja program K3 dalam upaya penurunan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Beberapa ukuran yang sering dipakai untuk menilai
program K3 adalah: a) Rerata kekerapan kecelakaan (frequency rate), b)
rerata keparahan kecelakaan (severity rate, c) persentase kejadian
kecelakaan kerja (incident rate, d)rerata hilangnya waktu kerja (average
time lost injury/ ATLR) dan e) Perbandingan kinerja K3 pada tahun
berjalan dan tahun sebelumnya (Safe T Score).
Rerata kekerapan kecelakaan (frequency rate).Frekuensi Rate
(FR) digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan
tidak bisa bekerja per sejuta orang karyawan. Data yang digunakan untuk
menganalisis FR, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja
(lost time injury); dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (total
person-hours worked/ man hours). Rumus :

jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja x 1.000.000


FR =
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan
28 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Contoh soal
Suatu tempat kerja memiliki karyawan sebanyak 500 orang,jumlah jam
kerja yang dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama
cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 46. Berapa
nilai FR?

Jawab :
FR = (46 x 1.000.000) / 1.150.000\
FR = 40
Nilai frekuensi 40 ini berarti bahwa pada periode orang kerja
tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per sejuta orang
kerja. Angka ini tidak bisa mengidikasikan tingkat keparahan kecelakaan
kerja. Angka ini mengindikasikan bahwa karyawan tidak berada di
tempat kerja.
Rerata keparahan kecelakaan (severity rate). Severity rate
(SR) digunakan sebagai indikator hilangnya hari kerja untuk per sejuta
jam kerja orang. Data yang digunakan untuk menganalisis SR adalah
hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja dan jumlah jam kerja orang
yang telah dilakukan (man hours). Rumus:

jumlah hari kerja hilang x 1.000.000


SR =
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan

Contoh soal
Sebuah tempat kerja telah mengkaryawankan karyawan dengan jumlah
jam kerja 365.000 jam orang.Selama setahun telah terjadi 5 kasus
kecelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya hari kerja sebanyak 175
hari. Berapa nilai SR?
Jawab:
SR = (175 x 1.000.000/ 365.000)
SR = 479
Nilai SR = 479 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu terbeut
berarti telah terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam
kerja orang.
Persentase kejadian kecelakaan kerja (incident rate)/. Incident rate (IR)
digunakan untuk menginformasikan mengenai persentase jumlah
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 29

kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja. Data yang digunakan untuk
menganalisis IR adalah a)Jumlah kasus, b)Jumlah tenaga kerja terpapar.
Rumus:

jumlah kasus x 100


IR =
jumlah tenaga kerja yang terpapar

Contoh soal
Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang
terlah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury (LTI)
sebesar 46. Berapakah nilai IR ?
Jawab:
IR = 46 x 100/ 500
IR = 9,2%

Rerata hilangnya waktu kerja (average time lost injury/ ATLR).


Ukuran indikator ini sering juga disebut duration rate, digunakan untuk
mengindikasikan tinkat keparahan suatu kecelakaan. Penggunaan ALTR
yang dikombinasikan dengan FR akan lebih menjelaskan hasil kinerja
program K3. ALTR dihitung dengan membagi jumlah hari yang hilang
akinbat kecelakan kerja dengan jumlah jam kerja yang hilang (LTI).
Contoh soal
Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja sebanyak 500 orang,
jumlah jam kerja yang telah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan
Lost Time Injury (LTI) sebesar 46. Misalkan dari laporan kecelakaan kerja
selama 6 bulan diperoleh informasi sebagai berikut: terdapat 10 kasus
hilang waktu kerja selama 3 hari sekali = 30; terdapat 8 kasus hilang waktu
kerja selama 6 hari sekali = 48, terdapat 12 kasus hilang waktu kerja
selama 14 hari sekali = 168, terdapat 4 kasus hilang waktu kerja selama 20
hari sekali= 80, terdapat 10 kasus hilang waktu kerja selama 28 hari sekali
= 280, terdapat 2 kasus hilang waktu kerja selama 42 hari sekali =
84, Dari keseluruhann kasus total waktu kerja hilang = 690. Sehingga
rerata hilangnya waktu kerja yaitu 690/ 46 = 15.
Informasi ini memberi gambaran mengenai hilangnya waktu kerja
kecelakaan sebesar 40 tiap sejuta jam kerja orang dengan rata-rata
menyebabkan 15 hari tidak masuk kerja.
30 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Perbandingan kinerja K3 pada tahun berjalan dan tahun


sebelumnya (Safe T Score). Safe T Score adalah nilai indikator untuk
menilai tingkat perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan. Nilai
signifikansi perbedaan ini dalamn statistik disebut t-test. Perbedaan ini
dipakai untuk menilai kinerja yang telah dilakukan.

Rumus

FR sekarang - FR sebelumnya
Safe T Score =
√ (FR sebelumnya/ juta jam kerja sekarang)

Interpretasi hasil:
Skor positif mengindikasikan jeleknya rekam kejadian, sebaliknya skor
negatif menunjukkan peningkatan rekam sebelumnya. Secara lebih
lengkap:
Safe T Score di antara +2 hingga -2, artinya tidak ada perbedaan
bermakna
Safe T Score ≥ +2, menunjukkan penurunan kinerja
Safe T Score ≤ -2, menunjukkan peningkatan kinerja

Contoh soal.
tempat kerja kasus jam kerja FR
A kecelakaan orang
tahun lalu 10 10.000 1.000
tahun 15 10.000 1.500
sekarang

tempat kerja kasus jam kerja FR


B kecelakaan orang
tahun lalu 1.000 1.000.000 1.000
tahun 1.100 1.000.000 1.000
sekarang

Nilai FR pada lokasi A meningkat 50 %, sedangkan pada lokasi B


meningkat 10 %. Apakah nilai FR lokasi A dan B bermakna ?
Lokasi A
Safe T score = (1.500-1.000)/ √(1000/0,01)
= 500/317
= + 1,58
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 31

Artinya peningkatan FR 50% pada lokasi A tidak bermakna.


Lokasi B
Safe T score = (1.100-1.000)/ √(1.000/0,01)
= 100/317
= +3,17
Artinya peningkatan 10% pada lokasi B ini ada perbedaan yang bermakna,
yaitu penurunan kinerja yang perlu mendapatkan perhatian.

2.4 Ringkasan
Keselamatan kerja adalah suatu upaya pengendalian bahaya
supaya tidak menyebabkan kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan
kerugian dan memberikan jaminan karyawan dan sistem kerja aman.
Terjadinya kecelakaan kerja dapat dijelaskan melalui teori Domino, teori
ILCI. Kecelakaan kerja dapat dihitung dengan statistik kecelakaan. Untuk
menganalisis kecelakaan kerja yang terjadi dapat digunakan beberapa
kriteria, yaitu Rerata kekerapan kecelakaan kerja (frequency rate), Rerata
keparahan (severity rate), Persentase kejadian kecelakaan kerja (incident
Rate), rerata hilangnya waktu kerja (average time lost injury/ ATLR).

2.5 Rujukan Pengayaan


ILCI, 1990. Accredited Safety Auditors-Pre Course Reading, ILCI,
Georgia
Ramli, Soehatman, 2010. Manjemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk
Managemen. Jakarta. Dian Rakyat.
Ramli, Soehatman, 2010. Pedoman Praktis Manjemen Bencana (Disaster
Manjemen. Jakarta. Dian Rakyat.
Ramli, Soehatman, 2010. Sistem manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja: OHSAS 18001, Jakarta. Dian Rakyat.
Ridley, John, 2004. Health and Safety in Brief Third Edition. England.
Ridley, John, 2004. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi
Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Suardi, Rudi, 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Penerbit PPM. Jakarta

2.6 Pertanyaan Diskusi


1. Berkaitan dengan K3 ada beberapa istilah yang sering dijumpai yaitu
accident, incident, near miss/ near incident, risk dan loss. Jelaskan
dengan singkat dan berikan contoh !
Jawab :
32 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

Accident. Accident atau kecelakaan adalah peristiwa yang tidak


diinginkan yang terjadi dan menimbulkan kerugian pada manusia,
material, waktu kerja dan proses produksi. Kecelakaan kerja terjadi
karena interaksi antar energi. Contoh pekerja mengalami peristiwa
tersengat listrik ketika sedang memperbaiki instalasi listrik tanpa
menggunakan peralatan pelindung.
Incident. Istilah insiden merujuk pada kejadian kecelakaan kerja
namun tidak sampai menimbulkan kerugian. Dalam bidang
epidemiologi, incident adalah kasus yang pertama kali terjadi pada
waktu tertentu. Misalnya kasus penumoloniosis yang terjadi pada
bulan Februari 2012.
Near miss/ near accident. Near miss/ near accident adalah peristiwa
hampir celaka. Kejadian yang tidak diinginkan, tidak terduga sudah
terjadi, namun tidak sampai menimbulkan kerugian, karena pekerja
dapat mengendalikan Risk. Risk atau risiko merujuk pada
kemungkinan suatu peristiwa (kecelakaan) terjadi. Risiko dapat
diketahui dengan melakukan penilaian risiko. Contoh risiko
kebakaran, risiko meledak, risiko keracunan.
Loss atau kerugian adalah akibat yang terjadi karena peristiwa
kecelakaan. Kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan bisa berupa
cidera atau bahkan kematian, kerugian terhentinya proses produksi,
kerusakan properti dan hilangnya jam kerja.
2. Kecelakaan kerja terjadi oleh karena interaksi antara energi atau zat.
Energi bisa dalam bentuk energi listrik, mekanis, kimia. Jelaskan
dengan singkat bahwa kecelakaan kerja merupakan kontak dengan
energi atau zat, dan berikan contoh!
Jawab :
Kecelakaan kerja bisa terjadi karena adanya kontak atau interaksi
manusia dengan energi yang melebih batas toleran yang bisa diterima
oleh struktur tubuh manusia. Misalnya kontak dengan energi mekanis.
Energi mekanis akan menimbulkan getaran mekanis. Bila getaran
mekanis ini ditransmisikan melewati tubuh manusia, maka tubuh
manusia ikut merasakan resonansi. Ini akan menyebabkan organ
tubuh yang seharusnya berada pada posisi tenang, menjadi bergetar.
Bila pajanan getaran ini dari segi energinya besar dan terpajan cukup
lama maka akan timbul gangguan kesehatan. Timbulnya penyakit
akibat kerja karena pajanan getaran juga merupakan suatu peritiwa
yang tidak diinginkan.
K e s e l a m a t a n K e r j a d a n K e c e l a k a a n K e r j a | 33

3. Bila merujuk pada pengertian bahaya, bahaya merupakan bentuk


energi. Jenis-jenis bahaya atau energi yang dapat membahayakan
dapat diklasifikasikan menjadi: a) Bahaya mekanis, b) Bahaya listrik,
c) Bahaya fisik, d) Bahaya biologis, e) Bahaya kimia. Jelaskan dan
berikan contoh!

Jawab :
Bahaya mekanis. Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mesin
yang bergerak secara mekanis. Contoh bahaya mekanis adalah mesin
pemotong kayu, mesin pengepakan, penggergajian, mesin gerindra.
Jenis karyawanan yang berkaitan dengan bahaya mekanis antara lain
karyawan pemotong kayu, karyawan di proses produksi.
Bahaya listrik. Bahaya listrik berasal dari energi listrik. Contoh
bahaya listrik hubungan singkat, kebakaran, sengatan listrik
Bahaya fisik. Sumber bahaya fisik ini misalnya kebisingan, getaran
mekanis, temperatur yang ekstrim, radiasi, tekanan udara.
Karyawanan yang berkaitan dengan sumber bahaya ini adalah
karyawan di unit radiologi, bengkel kereta api, karyawan di pabrik
pengalengan ikan, dan penyelam.
Bahaya biologis. Sumber bahaya biologis ini bisa berupa keberadaan
virus, bakteri, jamur, protoza yang berada di lingkungan kerja.
Sumber bahaya biologis banyak terdapat di rumah sakit,laboratorium.
Karyawan sering terpapar bahaya biologis yaitu mereka yang bekerja
di penyamakan kulit, penyembelihan hewan, laboratorium.
Bahaya kimia. Sumber bahaya kimia adalah bahan-bahan kimia
dengan karakteristik yang dimiliki. Karakteristik bahaya bahan kimia
adalah korosif, mudah meledak, iritasi, mutagen, karsinogen. Contoh
bahan kimia timbal (Pb), H2SO4, karbonmonoksida (CO2), amonia
(NH3).
4. Terjadinya kecelakaan kerja dapat dijelaskan melalui teori kecelakaan
kerja. Teori kecelakaan kerja menurut Domino dan modifikasi teori
domino Farank E Bird. Jelaskan perbedaan kedua teori tersebut!
Jawab :
Teori domino mengemukakan bahwa kecelakaan kerja diakibatkan
oleh faktor yang diilustrasikan seperti kartu domino yang berjejer
yaitu faktor keturunan, kesalahan manusia, kondisi tidak aman yang
pada akhirnya menyebabkan kecelakaan dan kerugian. Supaya tidak
terjadi kecelakaan kerja, salah satu kartu harus diambil, dalam hal ini
dikendalikan. Hampir sama dengan teori Domino Frank E Bird
memodifikasi teori domino. Dikatakan kecelakaan kerja tidak
34 | D a s a r K e s e l a m a t a n d a n K e s e h a t a n K e r j a

diakibatkanoleh salah satu faktor saja, melainkan seluruh faktor.


Pengendalian dilakukan dengan mengelola faktor penyebab
kecelakaan dalam sebuah managemen. Teori Frank E Bird ini
dianggap sebagai peletak dasar manajemen K3.

2.7 Peta Ingatan (Mind Map)

Anda mungkin juga menyukai