Anda di halaman 1dari 20

KONDISI BAHAYA ATAU TANGGAP

DARURAT
Pengertian, Perencanaan, Pelaksanaan,
1 dan Evaluasi Program Tanggap Darurat

POB (Prosedur Operasional Baku)


2 Tanggap Darurat

Tanggap Darurat di Tempat Kerja


3
Peringatan Dini, Evakuasi, dan Simulasi
4 Tanggap Darurat

Tanggap Darurat Kebakaran (Menteri Tenaga


5 Kerja RI No. : KEP.186/MEN/1999 Kebakaran)

Tanggap Darurat Bahan Beracun dan


6 Berbahaya

Tanggap Darurat Bencana Alam


7
Pengertian, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Program Tanggap Darurat

• Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan
• Perencanaan tanggap darurat bertujuan untuk membimbing setiap individu
yang berada pada situasi kecelakaan atau keadaan darurat guna
mencegah atau meminimalkan cedera, kerusakan aset serta kerugian
material
• Langkah-langkah penyusunan tanggap darurat menurut Okleqs(2008):
1. Mitigation (Mitigasi)
2. Preparedness (Kesiapsiagaan)
3. Response(Kesigapan)
4. Recovery(Pemulihan)
Pengertian, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Program Tanggap Darurat

• Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk:


1)Memberikan masukan untuk perencanaan program,
2)Memberikan masukan untuk kelanjutan program,
3)Memberi masukan untuk modifikasi program,
4)Memperoleh informasi tentang factor pendukung dan penghambat program,
5)Memberikan masukan untuk motivasi dan pembinaaan pengelolaan pelaksana
program, dan
6)Memberikan masukan untuk memahami landasan dan keilmuan bagi evaluasi
program
• Aspek-aspek yang akan dievaluasi
1)Hasil program, hasil program terdiri dari goal, purpose, dan output
2)Proses program berupa aktivitas atau tindakan yang dilakukan
3)Input program
POB (Prosedur Operasional Baku)

Prosedur operasional baku adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai
suatu petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu
prosedur pasti atau terstandarisasi, tanpa kehilangan keefektifannya.

Prosedur operasional baku tanggap darurat antara lain:


1.Rencana dalam menghadapi keadaan darurat
2.Sistem pelaporan keadaan darurat
3.Rencana pemulihan setelah keadaan darurat
Tanggap Darurat di Tempat Kerja

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja ketika situasi darurat, yaitu:
1.Mengetahui jenis-jenis bahaya di tempat kerja
2.Memahami tanda-tanda peringatan bahaya di tempat kerja dan di tempat umum
3.Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan bahaya
4.Mengetahui prosedur keadaan darurat di perusahaan atau tempat umum
disesuaikan dengan kondisi perusahaan
Peringatan Dini, Evakuasi, dan Simulasi Tanggap Darurat

• Peringatan dini berfungsi untuk memberitahukan secara cepat potensi/ancaman,


hingga terjadinya bencana, merespon secara cepat dan tepat potensi/ancaman
terjadinya bencana, membantu evakuasi penyelamatan penduduk lebih cepat,
mencegah dan mengurangi dampak bencana. Alat yang digunakan yaitu
sirine/pengeras suara atau kentongan.

• Menurut KBBI, evakuasi adalah pengungsian atau pemindahan penduduk dari


daerah-daerah yang berbahaya, misal bahaya perang, bahaya banjir, meletusnya
gunung api ke daerah yang aman.
Peringatan Dini, Evakuasi, dan Simulasi Tanggap Darurat

Menurut KBBI, simulasi adalah metode pelatihan yang memeragakan sesuatu dalam
bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya.

Tujuan pelatihan simulasi darurat adalah agar tim tanggap darurat dan semua
karyawan memahami dan terlatih dalam mengahdapi keadaan darurat serta untuk
memastikan semua sarana/peralatan darurat selalu dalam keadaan siap pakai dan
berfungsi dengan baik.
JENIS TANGGAP DARURAT

1. TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM (BANJIR,


GEMPA BUMI, LETUSAN GUNUNG, TANAH LONGSOR,
DLL)
2. TANGGAP DARURAT NON BENCANA ALAM
(KEBAKARAN, TUMPAHAN MINYAK, B3, -- DLL
Tanggap Darurat Kebakaran
(Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.KEP.186/MEN/1999
Kebakaran)

Pasal 1 Pasal 2
Pengertian tempat kerja, Pengurus atau
BAB I : tenaga kerja, penanggulangan Perusahaan wajib
kebakaran, unit mencegah,
penanggulangan kebakaran, mengurangi dan
KETENTUAN memadamkan
petugas peran
UMUM penanggulangan kebakaran, kebakaran dan latihan
regu penanggulangan penganggulangan
kebakaran, ahli keselamatan kebakaran di tempat
kerja, pegawai pengawas, kerja.
pengurus, dan pengusaha.
BAB II : PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6

Pembentukan Klasifikasi Unit Jumlah petugas


unit tingkat potensi penanggulangan peran
penanggulangan bahaya kebakaran kebakaran dan
kebakaran kebakaran koordinator unit
penanggulangan
kebakaran
BAB III :
TUGAS DAN SYARAT UNIT
Pasal 7 : Tugas dan syarat Pasal 11 : PENANGGULANGAN
menjadi petugas peran Tata cara KEBAKARAN.
kebakaran penunjukan
Pasal 12 : Kursus teknik
ahli K3 penanggulangan kebakaran
Pasal 13 : Tenaga kerja yang telah
Pasal 8 : Pasal 10 : Tugas, mengikuti kursus teknik
Tugas dan wewenang, dan syarat penanggulangan kebakaran berhak
syarat mendapat sertifikat yang ditanda
menjadi ahli K3
menjadi regu tangani oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
penanggulan
gan Pasal 14 : Kursus teknik
kebakaran Pasal 9 : Tugas dan penanggulangan kebakaran
syarat menjadi diselenggarakan oleh Perusahaan Jasa
koordinator unit K3 yang telah ditunjuk oleh Menteri atau
penanggulangan pejabat didasarkan pada kualifikasi
kebakaran tenaga ahli, instruktur dan fasilitas
penunjang yang dimilikinya
BAB V : KETENTUAN
BAB IV : PENGAWASAN PERALIHAN
Pegawai pengawas Pengurus atau pengusaha yang
ketenagakerjaan melaksanakan telah membentuk unit
pengawasan terhadap ditaatinya penanggulangan kebakaran
Keputusan Menteri ini (Pasal 15) sebelum keputusan ini
ditetapkan, selambat-lambatnya
dalam waktu 1 (satu) tahun harus
menyesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan dalam
BAB VI : KETENTUAN PENUTUP Kepurusan Menteri ini (Pasal 16)
Ketentuan Menteri ini berlaku  
sejak tanggal ditetapkan
Tanggap Darurat Bahan Beracun dan Berbahaya

Keadaan Darurat akibat B3 adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan di dalam pabrik, kantor,
bengkel, fasilitas pendukung sekitarnya atau di jalan, dari suatu kondisi yang tidak normal
berdasarkan ketentuan yang ada, seperti kebocoran, tumpahan, kebakaran dan peledakan dari B3

Tahapan Utama Emergency Management :


1.Pencegahan (Prevention)
Tujuan utamanya adalah mencegah kecelakaan yang membahayakan kesehatan, lingkungan atau
properti dan (memastikan bahwa kecelakaan yang melibatkan B3 seminimal mungkin atau bahkan
tidak terjadi)
2. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Kesiapsiagaan, adalah proses pengembangan rencana untuk mengelola keadaan darurat dan
mempersiapkan sumber daya yang diperlukan saat keadaan darurat.
3. Penanggulangan kedaruratan(Emergency Response)
Merupakan tindakan yang harus dilakukan segera setelah atau saat terjadi keadaan darurat
sehingga dampak yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin.
Identifikasi Bahaya dan Pengelolaan B3

Untuk mengidentifikasi B3, secara umum diperlukan data-data berikut:


•Nama B3
•Sifat fisik & kimia (fasa, densitas, tekanan uap, titik beku, titik nyala, kelarutan, dll)
•Identifikasi hazard dan toksisitas (mudah meledak, menyebabkan iritasi, karsinogenik, LD50,
LC50, Nilai Ambang Batas, dll)
•Inkompatibilitas,ketidakcocokan atau ketidaksesuaian antara dua B3 atau lebih
•Identifikasi bahaya (hazard) dilakukan dengan memperhatikan simbol, label dan LDK yang
tertera pada B3
•Menerapkan Safety Culture di perusahaan
•Melakukan perencanaan kedaruratan sejak tahap rancang bangun, konstruksi serta pemilihan
B3 untuk proses produksi
•Melakukan pemeliharaan alat di pabrik secara berkala
•Senantiasa melakukan optimasi dan rekayasa untuk meminimalkan potensi kedaruratan
Pelatihan dan Gladi Kedaruratan

Melatih seluruh karyawan untuk:


•Melaksanakan rencana tanggap darurat perusahaan
•Waspada pada setiap lepasan B3
•Tahu bagaimana memilih dan menggunakan alat pelindung diri, mengontrol lepasan,
memperlambat penyebaran bahan berbahaya, dan mencegah paparan.
•Menghentikan lepasan bahan berbahaya dengan menambal, menyumbat, atau
memperbaiki kemasan atau wadah yang bocor
•Melakukan operasi pengurungan tingkat lanjut; dan
•Mampu mengidentifikasi personil yang menunjukkan gejala paparan
 
Tanggap Darurat Bencana Alam

Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan


segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan,
serta pemulihan prasarana dan sarana.

3. Tanah
1. Gempa Bumi 5. Kekeringan
Longsor

2. Letusan
4. Banjir
Gunung Api
Alokasi Dan Peran Pelaku Kegiatan
Penanggulangan Bencana

• Peran dan Fungsi Instansi Pemerintahan Terkait • Peran dan Potensi


1. Sektor Pemerintahan Masyarakat :
2. Sektor Kesehatan 1. Masyarakat
3. Sektor Sosial 2. Swasta
4. Sektor Pekerjaan Umum 3. Lembaga Non-Pemerintah
5. Sektor Perhubungan 4. Perguruan Tinggi/Lembaga
6. Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral Penelitian
7. Sektor Tenaga Kerja dan Transmigrasi 5. Media
8. Sektor Keuangan 6. Lembaga Internasional
9. Sektor Kehutanan
10.Sektor Lingkungan Hidup
11.Sektor Kelautan
12.Sektor Lembaga Peneliitian dan Pendidikan
Tinggi
13.TNI/POLRI
Pendanaan

• Kegiatan-kegiatan pemerintahan dan pembangunan dibiayai dari anggaran


pendapatan dan belanja nasional, provinsi atau kabupaten/kota.

• Kegiatan sektoral dibiayai dari anggaran masing-masing sektor yang bersangkutan.

• Bantuan dari masyarakat dan sektor non-pemerintah, termasuk badan-badan PBB


dan masyarakat internasional, dikelola secara transparan oleh unit-unit koordinasi.
 
Thank you

Anda mungkin juga menyukai