Referensi
Krause, T. R. (n.d.). A New Framework for Serious Injury and Fatality
Prevention . Pennsylvania , Indiana, United States of America.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heinrich, 98 persen kecelakaan disebabkan oleh tindakan
tidak aman. Maka dari itu, Heinrich menyatakan, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan
menghilangkan tindakan tidak aman sebagai penyebab kecelakaan.
Teori Domino Heinrich oleh H.W. Heinrich, salah satu teori ternama yang menjelaskan terjadinya
kecelakaan kerja. Dalam Teori Domino Heinrich terdapat lima penyebab kecelakaan, di antaranya:
1. Hereditas
Hereditas mencakup latar belakang seseorang, seperti pengetahuan yang kurang atau mencakup
sifat seseorang, seperti keras kepala.
2. Kesalahan manusia
Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang berkaitan dengan fisik
pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.
Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi prosedur kerja, tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak
mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan risiko tinggi, dan sebagainya.
Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai,
tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang lengkap.
4. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja terjadi karena
adanya kontak dengan sumber bahaya.
5. Dampak kerugian
Kelima faktor penyebab kecelakaan ini tersusun layaknya kartu domino yang di berdirikan. Hal ini
berarti, jika satu kartu jatuh, maka akan menimpa kartu lainnya.
Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan sikap dan kondisi
tidak aman (kartu ketiga). Sesuai dengan analogi efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi,
seandainya kartu kesatu dan kedua jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu.
Adanya Gap atau jarak dari kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu kedua jatuh, ini tidak akan
sampai meruntuhkan kartu keempat. Pada akhirnya, kecelakaan (kartu keempat) dan dampak
kerugian (kartu kelima) dapat dicegah.
Untuk menguatkan Teori Domino Heinrich, konsep Piramida Kecelakaan juga menjelaskan hal yang
sama.
Tercatat kontribusi terbesar penyebab kecelakaan kerja adalah berasal dari sikap dan kondisi tidak
aman. Maka dari itu, untuk mengurangi kecelakaan kerja dan risikonya bisa dilakukan pencegahan
dengan meminimalisasi tindakan dan kondisi tidak aman di tempat kerja, dengan cara:
Suatu perusahaan dengan tingkat kejadian hampir celaka (nearmiss) tinggi, akan
sangat berpotensi mengalami kecelakaan yang berakibat pada kerusakan alat (property
damage). Saat tingkat kerusakan alat akibat kecelakaan menunjukkan angka yang
tinggi, maka potensi karyawan/pekerja cidera sangat bisa terjadi. Dan begitu juga
dengan kejadian yang berakibat cidera ringan pada karyawan/pekerja, jika statistic
menunjukkan karyawan/pekerja banyak yang mengalami cidera ringan, maka
kecelakaan yang berakibat fatal/mati sangat mungkin bisa terjadi.
Dengan begitu, untuk meniadakan kecelakaan yang berakibat fatal/cidera serius, hal
yang bisa kita lakukan adalah dengan menekan atau belajar dari nearmiss.
Kita bisa belajar banyak dari kejadian nearmiss yaitu dengan melakukan pemeriksaan
kejadian (investigasi). Dengan melakukan investigasi terhadap kejadian nearmiss kita
bisa mengetahui penyebabnya tanpa harus mengalami kerugian. Berbeda dengan
investigasi pada kecelakaan yang berakibat kerusakan alat (property damage), kita
melakukan investigasi pada kejadian yang sudah mengakibatkan kerugian.
Sebagian orang menyebut investigasi nearmiss adalah ‘Gladi resik/gladi bersih’, kita
bisa mendapatkan root cause (akar masalah) tanpa harus mengalami kerugian.
Jadi, mana yang anda pilih ? membiarkan nearmiss tanpa diinvestigasi atau lebih suka
menginvestigasi property damage..?
Selain itu juga, teori piramida kecelakaan ini bisa menjadi dasar pertimbangan apabila
suatu perusahaan memiliki catatan kecelakaan baik, namun tiba-tiba terjadi kecelakaan
berakibat fatal/mati. maka perlu dicurigai, banyak kecelakaan yang tidak dilaporka
PIRAMIDA SAFETY, HAL DASAR YANG HARUS DI KETAHUI SAFETY
OFFICER DAN SUPERVISOR.
Piramida safety
Piramida Kecelakaan Kerja menggambarkan statistik urutan (rangkaian) kejadian yang terjadi
menuju 1 (satu) kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen). Lebih jelasnya dapat dijabarkan
dalam teori piramida kecelakaan kerja sebagai berikut :
Suatu perusahaan dengan tingkat kejadian hampir celaka (nearmiss) tinggi, akan sangat
berpotensi mengalami kecelakaan yang berakibat pada kerusakan alat (property damage). Saat
tingkat kerusakan alat akibat kecelakaan menunjukkan angka yang tinggi, maka potensi
karyawan/pekerja cidera sangat bisa terjadi. Dan begitu juga dengan kejadian yang berakibat
cidera ringan pada karyawan/pekerja, jika statistic menunjukkan karyawan/pekerja banyak yang
mengalami cidera ringan, maka kecelakaan yang berakibat fatal/mati sangat mungkin bisa
terjadi.
Setiap terdapat 1 (satu) kejadian kecelakaan fatal (kematian/cacat permanen) maka di dalam 1
(satu) kejadian fatal tersebut terdapat 10 (sepuluh) kejadian kecelakaan ringan dan 30 (tiga
puluh) kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan aset/properti/alat/bahan serta 600
(enam ratus) kejadian nearmiss (hampir celaka) sebelum terjadi 1 (satu) kejadian kecelakaan
fatal tersebut. Piramida kecelakaan kerja tersebut menggambarkan bahwa untuk (guna)
mencegah kecelakaan fatal di tempat kerja, maka harus terdapat upaya untuk menghilangkan
(mengurangi) kejadian-kejadian nearmiss di tempat kerja sehingga probabilitas menuju kejadian
kecelakaan fatal dan kejadian-kejadian lain sebelum menuju adanya 1 (satu) kejadian fatal
dapat dikurangi (tidak ada).
Kita bisa belajar banyak dari kejadian nearmiss yaitu dengan melakukan pemeriksaan kejadian
(investigasi). Dengan melakukan investigasi terhadap kejadian nearmiss kita bisa mengetahui
penyebabnya tanpa harus mengalami kerugian. Berbeda dengan investigasi pada kecelakaan
yang berakibat kerusakan alat (property damage), kita melakukan investigasi pada kejadian
yang sudah mengakibatkan kerugian.
Sebagian orang menyebut investigasi nearmiss adalah 'Gladi resik/gladi bersih', kita bisa
mendapatkan root cause (akar masalah) tanpa harus mengalami kerugian.
Jadi, mana yang anda pilih ? membiarkan nearmiss tanpa diinvestigasi atau lebih suka
menginvestigasi property damage..?
Selain itu juga, teori piramida kecelakaan ini bisa menjadi dasar pertimbangan apabila suatu
perusahaan memiliki catatan kecelakaan baik, namun tiba-tiba terjadi kecelakaan berakibat
fatal/mati. maka perlu dicurigai, banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan.
Peran aktif dari pekerja yang melaporkan setiap nearmiss yang ditemukan di lapangan sangat
membantu petugas safety untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi sumber bahaya. hal ini
sangat penting sekali karena dapat meminimalkan potensi bahaya di area kerja.